Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO Yassin, Mohamad Oktora; Kawet, Lingkan; Halim, Fuad; Jasin, Muhammad I.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 12 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem jaringan air bersih adalah suatu sistem suplai air bersih yang meliputi sistem transmisi dan reservoar. Sistem distribusi atau perpipaan dioperasikan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan air bersih.Zona pelayanan IPA Pilolodaa terletak di Kota Barat, Kota Gorontalo. Saat ini sebagian wilayah pelayanan tersebut telah mendapat pelayanan air bersih dari PDAM, namun sebagian wilayah pelayanan tidak mendapatkan air bersih. Penyebabnya adalah wilayah tersebut berada pada dataran yang lebih tinggi dari PDAM, sehingga tekanan air untuk distribusinya terbatas.Dengan menggunakan analisa eksponensial, hasil proyeksi jumlah penduduk zona pelayanan IPA Pilolodaa pada tahun 2032 yakni berjumlah 18.537 jiwa dengan total kebutuhan air bersih mencapai 40,164 liter/detik. Agar kebutuhan air bersih terpenuhi maka dibangun 2 reservoir, masing-masing bertipe ground reservoir dengan ukuran 11m x 11m x 3m dan 15m x 15m x 3m. Sistem distribusi menggunakan sistem kombinasi antara sistem pompa dan gravitasi, dengan hasil perhitungan diameter pipa transmisi ke masing-masing reservoar adalah 175 mm dan 200 mm, untuk pipa distribusi bervariasi antara 50 mm - 200 mm. Untuk mendesain sistem penyediaan air bersih digunakan software EPANET 2.0.Kata kunci : Air bersih, Perpipaan, Sistem Penyediaan.
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MALIAMBAO KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Kaunang, Chrisiansen Dirk; Kawet, Lingkan; Halim, Fuad
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 6 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Maliambao di Kec. Likupang Barat terdiri dari 5 jaga. Desa ini belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM Kabupaten Minahasa Utara dan selama ini mengandalkan jaringan pipa yang dibuat oleh PEMKAB Minahasa Utara dengan memanfaatkan sumber air yang ada. Desa Maliambao memiliki jaringan pipa dari sumber mata air yang dialirkan secara gravitasi ke 2 reservoir kemudian dialirkan ke 17 kran umum, namun hanya melayani sebagian wilayah desa, sehingga ada masyarakat yang tidak mendapat air. Perencanaan jaringan distribusi air bersih yang baru dibuat di desa Maliambao agar sebagian wilayah desa Maliambao yang belum terlayani air bersih dapat terlayani dengan baik. Air dari sumber mata air beroperasi dengan debit 0,33 l/d, pada mata air eksisting menghasilkan 28512 liter dalam satu hari. Dalam perencanaan ini, dibuat sistem jaringan yang baru dengan debit yang dipakai 1 liter/detik. Debit mata air tersebut masih mampu melayani kebutuhan air total Desa Maliambao sampai tahun 2022. Air dialirkan secara gravitasi dari mata air ke reservoir yang direncanakan terletak di desa Maliambao pada elevasi 56,285 m. Ukuran reservoir yang direncanakan adalah (3 x 3 x 2,1 m). Pipa distribusi dari reservoir ke hidran-hidran umum yang disebarkan di desa, menggunakan pipa HDPE SDR-11, S-5 dengan diameter bervariasi dari ½” – 2”. Kata kunci: DesaMaliambao, Mata Air, Reservoir
EVALUASI KINERJA BREAKWATER TERHADAP GELOMBANG DI KAWASAN PELABUHAN MANADO Samudra, Annisa Rimadantia; Jasin, M. Ihsan; Halim, Fuad
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 4 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado merupakan kota yang terletak ditepi pantai dan berada di jalur laut yang menghubungkan pulau-pulau disekitarnya dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia. Kondisi ini menyebabkan sarana transportasi laut sangat diperlukan sebagai sarana mobilitas orang dan barang sepanjang pantai, pesisir serta antar pulau-pulau kecil dalam rangka pemberdayaan potensi daerah serta distribusi bahan pokok dan hasil-hasil pertanian serta pemerataan hasil-hasil pembangunan. Dalam sistem transportasi, pelabuhan merupakan suatu simpul dari mata rantai kelancaran muatan angkutan laut. Pelabuhan Manado merupakan salah satu pelabuhan yang memiliki sarana transportasi laut dengan alur pelayaran dan kolam pelabuhan. Agar alur pelayaran dan kolam pelabuhan menjadi perairan yang tenang dan terlindung dari ombak biasanya dilndungi dengan pemecah gelombang (breakwater). Seiring dengan berjalannya waktu, perubahan kondisi alam serta terjadinya pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya kenaikkan elevasi muka air laut yang berpengaruh terhadap efektifitas kinerja dari breakwater di Pelabuhan Manado.Evaluasi dilakukan dengan menganalisis data sekunder untuk kinerja bangunan pantai pemecah gelombang (breakwater) yang ada. Peramalan gelombang dianalisis dengan metode hindcasting gelombang menggunakan data angin selama 10 tahun dari BMKG Maritim Bitung untuk mendapatkan tinggi dan periode gelombang signifikan serta elevasi muka air laut yang terjadi di pelabuhan Manado, transformasi gelombang, run-up dan overtopping gelombang.Hasil analisis gelombang di perairan pelabuhan Manado didominasi oleh gelombang arah Barat dengan gelombang maksimum terjadi pada bulan Januari 2014 dengan  H = 1,483 m  dan T = 5,118 det, pada perhitungan run-up diperoleh tinggi run-up 1,398 m sampai 1,933 m. Untuk kala ulang(10,20,30,50, dan 100 tahun) tinggi run-up diperoleh 1,995 m  sampai 2,456 m . Berdasarkan hasil analisis tidak terjadi overtopping dan hasil penelitian terhadap breakwater eksisiting pada area  pengembangan yang berada di arah utara, menunjukkan bahwa breakwater dikatakan Aman terhadap gelombang yang ada  sekarang, maka efektifitas kinerja breakwater dikatakan masih efektif dalam melindungi ketenangan dalam kolam pelabuhan. Kata kunci: pelabuhan manado, karakteristik gelombang, transformasi gelombang, run-up gelombang, overtopping gelombang.
ANALISIS GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN KUWIL KABUPATEN MINAHASA UTARA MENGGUNAKAN METODE EMPIRIS Suma, Muayyad Feisal; Halim, Fuad; Hendratta, Liany A.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 11 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tentang analisis gerusan lokal pada pilar jembatan dengan menggunakan metode empiris dilakukan untuk mengetahui besarnya kedalaman gerusan, pola gerusan dan  kesesuaian formula yang digunakan dalam perhitungan gerusan lokal terhadap kondisi lapangan.Kedalaman gerusan dianalisa melalui 2 tahap yaitu analisa fisik dan analisa menggunakan metode empiris, untuk analisa fisik dilakukan dengan pengukuran secara langsung di lapangan dengan menggunakan alat theodolite. Pengukuran elevasi dilakukan dengan cara membagi sungai arah memanjang dalam bebarapa pias (P) dan setiap pias dibagi dalam beberapa titik (S) dengan jarak 2 m dan analisa dengan metode empiris, metode yang digunakan adalah metode Laursen dan Toch, Metode Froehlich, dan Colorado State University. Bentuk pilar yang dianalisis adalah pilar kumpulan silinder dengan jarak antar pilar 3,8 m dan lebar 1,2 m. Debit yang digunakan pada penelitian ini adalah debit puncak (peak discharge) yaitu  177,4 m3/det.Berdasarkan hasil analisa fisik dan analisa menggunakan metode empiris yang memliki kedalaman gerusan : metode Laursen dan Toch = 1,77 m, metode Froehlich = 1,471 m, dan metode Colorado State University (CSU) = 2.73 m, ke tiga metode tersebut memiliki kesesuaian namun perhitungan kedalaman gerusan menurut metode Froehlich memiliki hasil yang lebih mendekati hasil analisa fisik. Kata Kunci : Pilar Jembatan Kuwil, Metode Empiris, Gerusan Lokal
PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KELURAHAN PANGOLOMBIAN KECAMATAN TOMOHON SELATAN Kalensun, Hesti; Kawet, Lingkan; Halim, Fuad
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 2 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketersediaan air bersih sangatlah penting bagi kehidupan manusia, karena air bersih merupakan kebutuhan utama manusia. Untuk itu sangat penting direncanakan suatu sistem penyediaan air bersih yang dikelola dengan baik. Kelurahan Pangolombian belum memiliki sistem jaringan air bersih yang baik dan memadai sehingga perlu direncanakan sistem jaringan penyediaan air bersih yang baik dan bisa melayani masyarakat. Sumber air yang akan dimanfaatkan adalah mata air zuuna. Sistem jaringan air bersih yang direncanakan yaitu dengan menampung air dari mata air kemudian dialirkan menuju ke reservoir distribusi, selanjutnya air didistribusikan ke penduduk melalui Hidran Umum dengan sistem gravitasi. Sistem jaringan air bersih direncanakan dapat memenuhi kebutuhan air bersih sampai tahun 2034. Kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan analisa logaritma. Dari hasil perhitungan, kebutuhan air bersih di Kelurahan Pangolombian pada tahun 2034 dengan jumlah penduduk 2393 jiwa mencapai 1,003 lt/detik. Diameter pipa trasmisi adalah 4 inch dan pipa distribusi 3 inch. Untuk mendesain sistem jaringan air bersih digunakan software EPANET 2.0. Kata kunci : Sistem Jaringan Air Bersih, Kelurahan Pangolombian, Hidran Umum
ANALISIS EROSI DAN SEDIMENTASI LAHAN DI SUB DAS PANASEN KABUPATEN MINAHASA Rantung, Marizca Monica; Binilang, Alex; Wuisan, Eveline M.; Halim, Fuad
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 5 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sub DAS Panasen merupakan salah satu sub DAS andalan di Kabupaten Minahasa. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, pemanfaatan lahan di Sub DAS Panasen semakin meningkat. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai menyebabkan tanah mudah tererosi dan menyebabkan terjadinya sedimentasi di sungai atau danau Tondano. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis erosi dan sedimentasi lahan pada Sub DAS Panasen, mengingat begitu besarnya peran sub DAS Panasen di Danau Tondano. Perhitungan laju erosi dan sedimentasi pada penelitian ini menggunakan metode USLE dan MUSLE. Penelitian ini diawali dengan menganalisis beberapa faktor yang dapat menyebabkan erosi seperti curah hujan (R), jenis tanah untuk menentukan nilai erodibilitas tanah (KET), topografi untuk menghitung faktor kemiringan lereng (LS), pengelolaan lahan dan pengelolaan tanaman untuk memperoleh nilai CP. Pada analisis jumlah sedimentasi faktor erosivitas tanah diganti dengan memperhitungkan debit puncak dan total volume limpasan permukaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode USLE dan MUSLE maka diperoleh laju erosi di Sub DAS Panasen pada tahun 2011 sebesar 22,05 ton/ha/tahun atau sama dengan 2537,92ton/thn, dan jumlah sedimentasi sebesar 469,06 ton. Hasil analisis yang ada menunjukkan bahwa tidak semua tanah yang terangkat dari permukaan tanah melalui proses erosi, masuk ke danau dan menjadi sedimen. Kata kunci: erosi, MUSLE, sedimentasi, sub DAS Panasen, USLE.
PERENCANAAN HIDROLIS EMBUNG DESA TOULIANG KECAMATAN KAKAS BARAT KABUPATEN MINAHASA SULAWESI UTARA Karepowan, Reionaldo; Kawet, Lingkan; Halim, Fuad
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 6 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai di Desa Touliang, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, adalah salah satu sungai yang pada musim kemarau mengalami kekurangan air. Kondisi ini membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan air terutama untuk kebutuhan air baku. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan Embung di daerah tersebut. Perencanaan Debit aliran masuk dihitung menggunakan metode Mock. Volume tampungan didapat dengan membandingkan volume tampungan yang diperlukan (Va), volume yang tersedia selama musim hujan (Vh), daya tampung topografi (Vp) dan debit banjir. Debit banjir diambil debit maksimum hasil perhitungan metode Mock. Dari perhitungan diperoleh debit aliran masuk embung rata-rata berdasarkan metode Mock probabilitas 80% yaitu 11152,8 m³/bulan dan besarnya volume tampungan yang dibutuhkan adalah 17907,43 m³. Debit banjir diambil 27915,84 m³/bulan. Berdasarkan hasil perhitungan secara teknis, perencanaan embung Sungai Touliang di kecamatan Kakas Barat yang berlokasi di Desa Touliang dapat dilakukan ke tahapan perencanaan embung yang selanjutnya. Kata kunci: Desa Touliang, embung, air baku, metode Mock, debit banjir
ANALISIS SISTEM DRAINASE KOTA TONDANO (STUDI KASUS KOMPLEKS KANTOR BUPATI MINAHASA) Nurhamidin, Achmad Erwin; Jasin, Muh. I.; Halim, Fuad
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 9 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi sistem drainase kompleks kantor Bupati Minahasa yang mengalami penurunan dalam fungsi pelayanannya disebabkan oleh jaringan dan kapasitas saluran drainase yang tidak memadai, mutu operasi saluran drainase yang masih sub standar serta adanya degradasi kualitas catchment area di hulu dan di hilir. Permasalahan yang sering muncul adalah genangan di ruas jalan sebelah Selatan dan sebelah Barat kompleks kantor Bupati, yang terjadi pada saat curah hujan tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penyebab genangan serta memberikan solusi penanganan genangan yang terjadi. Metodologi yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data spasial, data sistem drainase eksisting, data hidrologi, data hidrolika serta data teknik lainnya. Analisis hidrologi dilakukan untuk mendapatkan debit rencana (Qrenc).  Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisa frekuensi terhadap data curah hujan dengan kala ulang 10 tahun menggunakan metode log Pearson III. Perhitungan intensitas hujan ditinjau dengan menggunakan rumus Mononobe. Debit rencana dihitung menggunakan metode rasional. Untuk menghitung debit kapasitas (Qkaps) dari saluran dan gorong-gorong, dilakukan analisis hidrolika. Dari perbandingan antara debit rencana dan debit kapasitas (Qrenc ≤ Qkaps), dapat diketahui kemampuan dari setiap saluran dan gorong-gorong dalam menampung debit rencana. Berdasarkan hasil analisis, dari 81 ruas saluran dan 32 gorong-gorong sistem drainase eksisting, 79 ruas memenuhi kapasitas, 2 ruas tidak memenuhi kapasitas sedangkan untuk gorong-gorong 31 memenuhi kapasitas dan 1 tidak memenuhi kapasitas. Genangan diatasi dengan mengalihkan sebagian pola aliran dari zona I (zona IA) ke zona II. Pada sistem drainase baru, 81 saluran eksisting tetap dipertahankan sedangkan 32 gorong-gorong eksisting memerluka penambahan 1 gorong-gorong baru, menjadi 33 gorong-gorong. Secara teknis, persoalan sampah dapat diatasi dengan membuat saringan sampah (trash rack) pada bagian inlet gorong-gorong dan secara non teknis diatasi dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan operasional dan pemeliharaan. Kata kunci : Genangan, Sistem Drainase, Debit Rencana, Debit Kapasitas
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA PANGU SATU KECAMATAN RATAHAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Siagian, Bamando Putra; Supit, Cindy J.; Halim, Fuad
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 8 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan primer manusia.. Di Desa Pangu Satu Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara belum ada sistem penyediaan air bersih, mengakibatkan masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih.Sistem penyediaan air bersih di Desa Pangu satu direncanakan untuk memenuhi kebutuhan hingga tahun 2027. Untuk memprediksi jumlah kebutuhan air bersih maka digunakan proyeksi degan analisis Regresi. Hasil survey dan analisis menunjukkan bahwa jumlah pertumbuhan penduduk Desa Pangu Satu hingga tahun rencana 2027 adalah 989 jiwa, dengan jumlah kebutuhan air bersih sebesar 0,8 liter/detik. Perpipaan dihitung dengan menggunakan persamaan Hazen-Williams dengan menggunakan pipa HDPE. Sumber air yang digunakan berasal dari mata air dengan debit sesaat sebesar ± 1,12 liter/detik, dan kebutuhan air jam puncak sebesar 0,995 liter/detik. Dalam perencanaan ini untuk menangkap air dari mata air dibuat bronkaptering dan kemudian air dialirkan melalu pipa transmisi ke Bak Pelepas Tekan. Untuk melayani kebutuhan air bersih penduduk Desa Pangu satu sampai tahun 2027, dibutuhkan 10 Keran Umum.  Kata Kunci: Desa Pangu Satu, Sistem Penyediaan, Kebutuhan Air
PERENCANAAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN BONKAWIR KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT Masombe, Novriyan; Halim, Fuad; Binilang, Alex
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 11 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pelayanan air bersih adalah suatu sistem suplai air bersih yang meliputi pengambilan air baku, unit pengolahan air bersih serta sistem distribusi air bersih ke daerah pelayanan, yang sangat dibutuhkan untuk dapat melayani masyarakat di Kelurahan Bonkawir Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat. Belum adanya Sistem Pelayanan air bersih dari PDAM untuk Kelurahan Bonkawir dikarenakan Kelurahan Bonkawir terpisah jauh dari daerah ibu kota kabupaten. Perencanaan sistem pelayanan air bersih yang dilakukan PDAM untuk saat ini baru mencakup daerah Ibu Kota Kabupaten sedangkan daerah yang di luar ibu kota kabupaten belum dilakukan. Dalam penelitian ini perencanaan sistem palayanan air bersih yang dilakukan di kelurahan bonkawir dibuat untuk pelayanan dari tahun 2015 sampai tahun 2025. Berdasarkan pada hasil proyeksi pertumbuhan penduduk dengan menggunakan analisa regresi exponensial didapat jumlah penduduk pada tahun 2025 sebesar 4001 jiwa, kemudian dengan Standar Perencanaan Sistem Air Bersih Pedesaan dimana kebutuhan 30 liter/orang/hari selanjutnya dapat dihitung Kebutuhan air bersih dikelurahan bonkawir  pada tahun 2025 yang  mencapai 2,936 liter/detik. Sistem distribusi ke daerah layanan menggunakan sistem gravitasi dimana terdapat reservoar dengan ukuran 3,5m x 4m x 5,2m. Hasil perhitungan diameter pipa dari unit pengolahan ke reservoar adalah 6 inchi dan pipa distribusi bervariasi antara 3 inchi, 2 inchi dan 1 inch, untuk mendesain dimensi pipa digunakan rumus Hazen-wiliam dan software EPANET 2.0.   Kata kunci : Air bersih, Perpipaan, Sistem Pelayanan.