Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Vehicle Routing Problem with Time Window dalam Menjadwalkan Armada Pengangkutan Sampah Dwi Iryaning Handayani
Energy - Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik Vol 2 No 2 (2012): Jurnal ENERGY Vol. 2 No. 2 Edisi Nopember 2012
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.242 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas masalah sampah di Kota X yang mana Kota X belum mengetahui jumlah armada yang dibutuhkan, serta menjadwalkan armada dalam pengangkutan sampah dan rute pengangkutan dari tempat pembuangan sampah sementara (TPS) ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Tujuan penelitian ini menentukan rute dan menjadwalkan armada pengakutan sampah yang dapat meminimumkan jarak tempuh serta jumlah armada pengangkutan sampah yang dapat meminimasi biaya transportasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah algoritma Vehicle Routing Problem With Time Window (VRPTW) dengan pendekatan Heuristic Nearest Neighbor. Hasil yang didapatkan yaitu mendapatkan jumlah armada sebanyak 5 kendaraan dan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 899.211 sehingga didapatkan biaya bahan bakar yang minimum.Kata kunci: Vehicle Routing Problem, Time Window , Biaya, Rute.
Peran Customer Relationship Management dalam Rantai Pasok Dwi Iryaning Handayani
Energy - Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik Vol 3 No 2 (2013): Jurnal ENERGY Vol. 3 No. 2 Edisi Nopember 2013
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.556 KB)

Abstract

Customer Relationship Management(CRM) yang bertujuan untuk menyatukan teknologi informasi dengan pemasaran dalam meningkatkan kepuasan konsumen. Sistem ini dapat merespon secara efisien terhadap adanya perubahan keinginan pelanggan sehingga memperkuat pendapatan dengan mengurangi biaya pemasaran. Yang perlu dihindari dalam menerapkan CRM yaitu : menerapkan crm sebelum membuat strategi pelanggan, rolling out CRM sebelum mengubah organisasi, dengan asumsi teknologi CRM apakah lebih baik, stalker, merayu pelanggan. Strategi CRM yang efektif, ada 4 langkah penting yang harus dilakukan yaitu : 1) Mengidentifikasi karakteristik dari setiap pelanggan. 2) Membuat model dari nilai setiap segmen pelanggan. 3) Menciptakan strategi yang proaktif dan rencana pelaksanannya atau metoda bisnisnya, yang dapat menjawab kebutuhan pelanggan, dimulai dengan segmen pelanggan yang paling potensial. 4) Mendesain ulang struktur perusahaan sepanjang diperlukan, proses kerja, teknologi dan sistem penghargaan untuk pelanggan dalam rangka mengimplementasikan strategi peningkatan hubungan dengan pelanggan. Untuk mengembangkan dan menerapkan CRM diperlukan rangkaian proses yang memungkinkan dilakukannya analisis pelanggan, sehingga perusahaan dapat mengenali pelanggan secara individual. Perusahaan tahu pelanggan mana yang berpotensi memberikan keuntungan besar - mana yang merugikan, treatment macam apa yang harus diberikan ke setiap pelanggan secara berbeda sehingga value yang diberikan lebih baik dari pesaing.Kata kunci: Customer,Relationship, Management,Supply Chain
Analisis Strategi Perusahaan Dalam Ekapansi Pasar Proses Produksi Fiber Cemen Dengan Metode SWOT (Studi Kasus: PT. Amak Firdaus Utomo Probolinggo) Siti Zumairoh; Tri Prihatiningsih; Dwi Iryaning Handayani
Energy - Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Energy Vol. 11 No. 2 Edisi November 2021
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51747/energy.v11i2.930

Abstract

Disetiap perusahaan yang bergerak dibidang produk mempunyai tujuan untuk tetap hidup dan berkembang, tujuan dapat dicapai melalui upaya untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan atau laba oprasional perusahaan. PT. Amak Firdaus Utomo adalah salahsatu perusahaan industri fiber cemen (asbes gelombang) yang sangat mementingkan kualitas. Setiap perusahaan, baik yang bergerak dibidang produk ataupun jasa, mempunyai tujuan untuk tetap hidup dan berkembang. Dengan sebuah misi menawarkan yang terbaik bagi pelanggan, PT. Amak Firdaus Utomo untuk memberikan kualitas yang terbaik untuk produk yang mereka jual. Tidak hanya produk kualitas, PT. Amak Firdaus Utomo juga membangun kualitas dalam kelancaran proses produksi departemen produksi adalah salah satu bagian dalam struktur organisasi PT. Amak Firdaus Utomo yang paling utama untuk dilakukan kontrol serta perbaikan. Dikarenakan proses yang ada pada departemen produksi masih bersifat manual dan berhubungan dengan berjalanya usaha sehingga berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Strategi pemasaran adalah satu wujud rencana yang terurai dibidang pemasaran. Untuk memproleh hasil yang optimal.
Halal Supply Chain Traceability System Modeling in Maintaining the Integrity of Halal Food Products With Interpretive Structural Modeling (ISM) Approach Haryono Haryono; Dwi Iryaning Handayani
PROZIMA (Productivity, Optimization and Manufacturing System Engineering) Vol 2 No 2 (2018): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/prozima.v2i2.2196

Abstract

Fraud of fake halal label products does not open halal production processes about the supply chain from upstream to downstream. Therefore, in product integrity agreements, it is necessary to implement traceability in the food supply chain as an effective tool in ensuring product halalness and ensuring food products are safe. Therefore, this study tries to make a model of halal Supply Chain Traceability in the integrity agreement of halal food products. The method used in modeling the halal supply chain traceability system using Interpretive Structural Modeling (ISM). Elements of a halal supply chain tracking system, in addition to halal procurement, halal manufacturing, halal logistics, halal distribution, supplier traceability, producer traceability, logistics traceability, distribution traceability. ISM Modeling results in the integration of halal products are located in Quadran IV Driver Power with halal manufacturing, producer traceability, supplier traceability, Quadran III Strong-Very Driver Depends on Variables (Linkage), Traceability system elements of the halal supply chain that are in accordance with this Quadran will be sought integrity of halal products and has strong advantages as a driver, this quadrant contains halal procurement, traceability distribution, halal logistics. Whereas the halal supply chain traceability system that is not related to the integrity of halal products comes in. Quadran II Driver Power namely: halal logistics and distribution traceability.
TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA CHIPER AREA (Study Kasus di PT. Kutai Timber Indonesia Particle Board) Arik dwi Hariyanto; Dwi Iryaning Handayani
WAKTU Vol 13 No 2 (2015): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v13i2.57

Abstract

Mesin merupakan komponen utama dalam proses produksi, apabila salah satu mesin mengalami kerusakan maka proses produksi akan berpengaruh, target produksi berkurang, dana untuk perbaikan kerusakan tinggi dan pada akhirnya perusahaan mengalami kerugian. Oleh karena itu perlu dilakukan perawatan mesin secara berkelanjutan agar kerusakan mesin dapat diminimalkan dan fasilitas produksi dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan dapat mengetahui performance maintenance yang diterapkan di PT. Kutai Timber Indonesia Particle Board. Penelitian ini menggunakan konsep Total Productive Maintenance dalam menganalisa terjadinya breakdown mesin pada Chiper Area. Nilai Mean Time Between Failure (MTBF) semakin meningkat sejumlah 112.83 menit sehingga peningkatan keandalannya dikatakan baik sedangkan nilai Mean Time To Repair (MTTR) sebesar 13,88 menit hal ini menunjukkan bahwa kemampuan operator maintenance kurang baik. Nilai Availability mesin mengalami peningkatan sebesar 89%. Dengan demikian perlu dilakukan training skill kepada operator maintenance, dikarenakan hasil MTTR yang didapatkan masih tidak stabil,selain itu perlu menerapkan perawatan mandiri atau small repair pada setiap mesin yang di operasikan, Availability mesin perlu ditingkatkan lagi, dengan nilai availability mesin yang lebih tinggi sehingga meningkatkan produktivitas tanpa mengesampingkan faktor-faktor yang lain. Kata Kunci: Maintenance, Mesin, Produktivitas.
VEHICLE ROUTING UNTUK PICK UP PROBLEM DENGAN PENDEKATAN MOST VALUEABLE NEIGHBORHOOD DAN NEAREST NEIGHBOR PADA JASA PENGIRIMAN BARANG Sudiana Wirasambada; Dwi Iryaning Handayani
WAKTU Vol 14 No 2 (2016): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v14i2.138

Abstract

Berkembangnya bisnis jasa pengiriman barang mendorong perusahaan-perusahaan jasa pengiriman barang seperti PT. X memperluas jaringan bisnisnya. Sistem agen yang diterapkan menyebabkan lokasi pick up barang menjadi lebih banyak. Oleh karena itu, optimalisasi penjadwalan rute kendaraan adalah hal yang penting untuk menurunkan kemungkinan barang yang tidak terangkut, menurunkan biaya operasional, dan meningkatkan keuntungan. Tujuan penelitian yaitu melakukan optimalisasi rute pada operator jasa pengiriman barang PT. X dengan mengggunakan pendekatan heuristik. Dua metode heuristik akan digunakan, yaitu metode most valueable neighborhood (MVN-VRP) dan metode nearest neighbor (NN-VRP). Kedua metode tersebut dibandingkan berdasarkan total nilai kargo yang dikumpulkan dan jarak tempuh kendaraan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk memaksimalkan nilai kargo yang diangkut atau meminimalkan opportunity value yang hilang metode MVN-VRP lebih baik digunakan dibanding dengan metode NN-VRP. Meskipun memiliki jarak tempuh yang lebih panjang, rute MVN-VRP lebih optimal dalam optimalisasi nilai kargo.
Risk Management Of Supplier-Buyer In Procurement Of Raw Materials For Improving Supply Chain Performance Dwi Iryaning Handayani
Jurnal Manajemen Vol. 22 No. 3 (2018): October, 2018
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jm.v22i3.423

Abstract

This study discusses the relationship between Supplier and Buyer related to the procurement of raw materials. In the establishment of Supplier-Buyer relationship, there are considerable risks including coordination problems in supplying, demanding, and disruption of normal activities. Therefore, in overcoming the risks occurring in the Supplier-Buyer, it is necessary to have risk management approach of Supplier-Buyer relationship in Supply Chain activity, to know the occurrence of potential risks for improving Supply Chain performance. This study aims to analysis risk management on Supplier-Buyer relationship for improving company performance by identifying, assessing risks on raw material procurement and evaluating as well as mitigating potential risks that occur to improve Supply Chain performance. The methods of the study are SCOR, FMEA and TOPSIS, and Supplier performance matrix. As the results of SCOR performance, there are two risks of Internal Facing and four risks of Customer Facing. The risks that are categorized as customer facing are supplier risks with Continuity of supply, on time delivery, Knowledge resource and Quality risk categories. While, the Internal facing risks, risks which are associated to buyers including accident and knowledge resource risk categories. The proposed mitigation for improving Supplier performance, a) Coordination with suppliers in the form of sharing information between buyers and suppliers, b) Implementation of Supplier Relationship Management and e-SRM (Electronic-Supplier Relationship Management)
Analysis of Self-Estimated Pricing (HPS) in the Procurement Department Units 1&2 PT. PJB UP Paiton Abdur Rizki; Dwi Iryaning Handayani; Yustina Suhandini
PROZIMA (Productivity, Optimization and Manufacturing System Engineering) Vol 7 No 1 (2023): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/prozima.v7i1.1612

Abstract

Self-Estimated Price (HPS) is an assumed cost for the procurement of goods and services in accordance with predetermined provisions and sourced from accountable data. In the field of procurement PT. PJB UP Paiton Unit 1&2 still has several errors in determining the HPS which can result in a failed auction. This study uses simple statistical techniques and also uses the Statistical Product and Service Solutions (SPSS) application so that the price intervals used are maximum HPS and minimum HPS. The price interval is the lowest and highest price limits used as the basis for determining the price of goods and services. In determining the HPS in the procurement of goods and services PT. PJB UP Paiton, calculates the HPS using an operational budget that uses five data sources in its determination. Data sources used in determining the HPS are market price data, previous contact prices, target price proposal prices and comparative study prices. The results of the HPS calculation for the procurement of 500 work vests, so that a minimum HPS of Rp. 52,250,000 and a maximum HPS of Rp. 56,080,200. In addition, the authors calculated the procurement of panel wall installation services with a size of 2.5 x 10 meters, so that a minimum HPS of Rp. 9,761,345 and a maximum HPS of Rp. 9,996,250.
MANAJEMEN RISIKO PADA BOILER PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DENGAN MENGGUNAKAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS DI PLTU PAITON UNIT 9 Buhari Muslim; Dwi Iryaning Handayani; Yustina Suhandini
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 2 (2023): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kjms.v1i2.103

Abstract

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) merupakan salah satu jenis pembangkit listrik yang sering digunakan di Indonesia. Biasanya, komponen utama dari sistem pembangkit listrik tenaga uap meliputi boiler, turbin, generator, dan kondensor. Boiler merupakan komponen utama yang sangat penting dalam sistem pembangkit listrik menggunakan tenaga uap. Boiler adalah bagian yang digunakan untuk mengkonversi air menjadi uap melalui pemanasan. Uap ini akan digunakan sebagai penggerak turbin dan dikonversi menjadi energi listrik sesuai dengan prinsip operasi PLTU. Namun, sering kali terjadi masalah di bagian boiler dengan tingkat kerusakan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bagian lainnya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengajukan strategi yang bisa mengurangi risiko kerusakan pada komponen penting boiler dengan memanfaatkan pendekatan analisis mode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Pemilihan komponen yang memiliki nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi akan menjadi prioritas dalam usulan pengurangan risiko kerusakan. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu metode penghitungan yang melibatkan penilaian terhadap tingkat keparahan (Severity/S), tingkat kemungkinan terjadinya (Occurrence/O) dan tingkat kemampuan deteksi (Detection/D). RPN terbesar pada Boiler di PLTU PAITON UNIT 9 adalah saat melakukan tindakan pencegahan pada Primary Air Fan dengan skor 140. Dalam hal penggunaan High Speed Diesel, nilai RPN yang terendah yaitu dengan nilai 16. Berdasarkan nilai RPN ini, penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat menggabungkan metode FMEA dengan metode pengurangan risiko yang sudah ada untuk mencapai hasil yang lebih efektif dalam mengurangi risiko di masa depan dan digunakan oleh perusahaan.
Analisa Dampak Disrupsi pada Permasalahan Spare Part Joint Replenishment Erly Ekayanti Rosyida; Erik Ricardo; Dwi Iryaning Handayani
SINTA Journal (Science, Technology, and Agricultural) Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muda (PDM) Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/sinta.4.1.129-138

Abstract

This study aims to minimize inventory costs by implementing a joint replenishment policy on the spare parts inventory system by considering disruption. Analysis was carried out on 11 spare parts related to the effect of disruption on the determination of T, kj and the total costs generated. The results showed that the implementation of joint replenishment policy can reduce inventory costs by up to 21.7%. The effect of disruption in the form of rising material prices affects the increase in total costs linearly. Based on this, companies can choose the right time to order spare parts inventory, so as to avoid excessive storage costs and ordering costs.