Sudrajat Sudrajat
Fakltas Pertanian Universitas Galuh

Published : 40 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) Eni Edniyanti; Dedi Herdiansah Sujaya; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 2, No 3 (2016): Mei 2016
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v2i3.275

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Tingkat Peranan wanita dalam budidaya padi sawah, 2) Tingkat penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah dan 3) Hubungan peranan wanita dalam budidaya padi sawah dengan penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Subjek penelitian adalah wanita tani yang pernah mengikuti kegiatan SL-PTT Padi Sawah di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap yang berjumlah 35 orang. Untuk mengetahui peranan wanita dalam usahatani padi sawah dan tingkat penerapan teknologi PTT di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap dibagi kedalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah serta dilakukan analisis secara deskriptif. Sedangkan untuk menentukan interval masing-masing kategori dilakukan perhitungan menurut Sudjana (2003). Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan rumus koefisien Korelasi Rank Spearman. Hasil dari penelitian ini adalah: 1)Tingkat peranan wanita tanidalam budidaya padi sawah termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan dalam setiap kegiatan budidaya padi sawah yaitu pada kegiatan penanaman, panen dan pasca panen termasuk kategori tinggi, pada kegiatan penggunaan benih dan bibit, pengolahan tanah dan pemeliharaan termasuk 0dalam kategori tinggi dan sedang. 2)Tingkat penerapan teknologi PTT pada usahatani padi sawahyang dijalankannya termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan untuk masing-masing komponen teknologi yaitu penggunaan benih dan bibit termasuk kategori tinggi dan sedang , pada komponen penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk dalam kategori sedang. Tingkat penerapan teknologi PTT pada komponen panen dan pasca panen termasuk dalam kategori rendah. 3)Terdapathubungan positif yang nyata antara peranan wanita dalam budidaya padi sawah dengan penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).Kata kunci : Peranan Wanita, Budidaya Padi Sawah, PTT
TINGKAT PERSEPSI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN BUAH PEPAYA CALIFORNIA DI PASAR SWALAYAN (Studi Kasus di Toserba Yogya Ciamis) Sulistiani Mardiah; Soetoro Soetoro; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 2 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.766 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v3i2.707

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Tingkat persepsi konsumen dalam keputusan pembelian buah pepaya california di pasar swalayan (2) Kendala yang dihadapi dalam kegiatan pengambilan keputusan pembelian buah pepaya california. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik penarikan sampel menggunakan Non-probability sampling dengan cara judgement sampling pada 30 orang konsumen buah pepaya california di Toserba Yogya Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1. Tingkat persepsi konsumen dalam keputusan pembelian buah pepaya california di pasar swalayan yang dilakukan di Toserba Yogya Ciamis tergolong ke dalam kategori sedang. Tingkat persepsi jika dilihat per dimensi yaitu : a) Dimensi produk memiliki tingkat perseps baik. b) Dimensi harga memiliki tingkat persepsi sedang. c) Dimensi promosi memiliki tingkat persepsi sedang.2. Kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pengambilan keputusan pembelian pepaya california di pasar swalayan yaitu : a) Kendala internal ; pengalaman belajar dan memori dalam membeli buah pepaya california, dimana dimensi harga menjadi kendala. Selain itu kepribadian dan konsep diri, beberapa responden memiliki konsep dalam membeli buah pepaya california. Yang penting memiliki rasa buah pepaya california yang sama, responden tak perlu lagi membeli di pasar swalayan . b) Kendala Eksternal ; faktor sosial yaitu kelompokreferensi dan keluarga, perolehan informasi dan referensi tempat lain.Kata Kunci : Persepsi, Pepaya, California, Toserba,Yogya.
PROSES PRODUKSI DAN PEMASARAN AGROINDUSTRI TEH CELUP DAUN KELOR DI PT. LENTERA BUMI NUSANTARA (Studi Kasus di Desa Ciheras Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya) Nuneng Nuraeni; Trisna Insan Noor; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 6, No 3 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.8 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v6i3.2545

Abstract

Pemanfaatan tanaman kelor di Indonesia saat ini masih terbatas, selain pemanfaatan secara tradisional, daun kelor hingga saat ini dikembangkan menjadi produk pangan modern seperti teh daun kelor.Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Proses produksi, 2) Penyerapan tenaga kerja, 3) Pemasaran, 4) Biaya dan pendapatan pada agroindustri teh celup daun kelor di PT. Lentera Bumi Nusantara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penentuan informan ditentukan dengan sengaja yaitu responden yang merupakan komisioner di PT. Lentera Bumi Nusantara. Hasil peneitian menunjukan bahwa :1) Proses pengolahan dimulai dari pengambilan daun kelor dari petani sebagai bahan baku pembuatan teh, kemudian pengikatan daun yang masih melekat pada tangkai, pencucian daun kelor, selanjutnya pelayuan daun, pengeringan daun dengan oven, sortasi daun, penghancuran daun dengan blander menjadi bubuk kelor, pengayakan bubuk, penimbangan bubuk, pengemasan tahap satu pada tea bag, pengemasan tahap akhir, pengepressan, pelabelan, dan siap dipasarkan. Kegiatan produksi teh daun kelor dilakukan setiap dua minggu sekali dan penjualan teh daun kelor dilakukan secara langsung maupun online. 2) Kegiatan pemasaran pada agroindustri teh celup daun kelor hanya melibatkan satu saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran nol tingkat, karena dalam pemasaran teh celup daun kelor tidak melibatkan lembaga pemasaran.
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG Irma Setiawati; Dini Rochdiani; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 1 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v3i1.225

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan, faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan agroindustri keripik pisang, alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan agroindustri keripik pisang di Desa Hegarmanah Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Penarikan responden dalam penelitian ini dilakukan purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal, maka responden yang diambil satu orang pengusaha keripik pisang dan sebagai responden pendukung yaitu satu orang Pemerintah Desa Hegarmanah dan satu orang dari Dinas Pertanian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) Besarnya biaya total yang dikeluarkan oleh pengusaha keripik pisang dalam satu kali proses produksi sebesar Rp 1.369.385,67, penerimaannya sebesar Rp 2.500.000,00 dan pendapatannya sebesar Rp 1.130.614,33.2) Faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada pengembangan agroindustri keripik pisang di Desa Hegarmanah Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis terdiri dari kekuatan, kelemahan dan peluang, ancaman. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan yaitu tersedianya cukup jumlah tenaga kerja, produksi mudah dilakukan, produk keripik pisang yang tahan lama, harga produk yang terjangkau. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kelemahan yaitu keterbatasan permodalan, kualitas SDM yang masih kurang, pengemasan produk masih sederhana, dan promosi masih kurang. Faktor-faktor yang menjadi peluang yaitu tidak ada pesaing produk sejenis disatu daerah, pangsa pasar yang masih luas, permintaan semakin meningkat, cuaca tidak mempengaruhi produksi. Faktor-faktor yang menjadi ancaman yaitu kelangkaan bahan baku, fluktuasi harga bahan baku, kurang adanya peran dari pemerintah, dan kenaikan harga sarana produksi.3) Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan agroindustri keripik pisang di Desa Hegarmanah Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis yaitu mempertahankan kualitas produksi dan pengembangan pasar, mempertahankan kontinuitas produksi untuk memenuhi permintaan, optimalisasi kualitas SDM untuk memenuhi permintaan produk, diversifikasi produk untuk memenuhi pangsa pasar, pengelolaan tenaga kerja dan ketersediaan bahan baku, keseragaman harga jual dengan peran serta pengawasan pemerintah, penganekaragaman pengemasan untuk memaksimalkan produksi dan menjalin kerja sama dengan pihak terkait dalam menyikapi permodalan.Kata Kunci: agroindustri, keripik pisang
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG (Studi Kasus Pada Agroindustri Keripik Pisang Sari Rasa di Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Yanti Nuryanti; Yus Rusman; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 3, No 3 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1052.538 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v3i3.827

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya: (1) biaya, penerimaan, pendapatan usaha agroindustri keripik pisang yang diusahakan perusahaan Sari Rasa di Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi, (2) R/C usaha agroindustri keripik pisang yang diusahakan perusahaan Sari Rasa di Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada perajin keripik pisang Sari Rasa di Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis. Teknik penarikan sampel dilaksanakan secara sengaja pada agroindustri keripik pisang di Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku KabupatenCiamis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, Data yang dikumpulkan selanjutnya ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa : Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:1. Besarnya biaya total pada agroindustri keripik pisang pada Perusahaan Sari Rasa di Desa Buniseuri yaitu Rp. 6.377.494,00 per satu kali proses produksi, dan besarnya penerimaan Rp. 7.500.000,00 sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 1.122.506,00.2. Besarnya R/C agroindustri keripik pisang pada Perusahaan Sari Rasa di Desa Buniseuri per satu kali proses produksi 1,17, artinya dari setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan, menghasilkan penerimaan Rp. 1,17, sehingga perajin memperoleh keuntungan Rp. 0,17. Dengan demikian agroindustri keripik pisang pada Perusahaan Sari Rasa di Desa Buniseuri menguntungkan bagi perajin.Kata Kunci : Agroindustri,Keripik , Pisang, Cipaku, Ciamis
Saluran Dan Marjin Pemasaran Mentimun (Studi Kasus di Desa Sidamulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap)) Roni Vona Aghfian; Agus Yuniawan Isyanto; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 7, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.628 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v7i1.2621

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Saluran pemasaran mentimun di Desa Sidamulya (2) Besarnya marjin, biaya, dan keuntungan pemasaran mentimun di Desa Sidamulya (3) Bagian harga yang diterima petani mentimun (farrmer’s share). Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada usahatani mentimun di Desa Sidamulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Teknik pengambilan sampel petani responden ditentukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu petani mentimun di Desa Sidamulya yang mengkhususkan lahannya untuk usaha budidaya mentimun. Sedangkan penarikan sampel lembaga pemasaran dilakukan dengan cara snowball sampling method terhadap 2 orang pedagang pengumpul, 1 orang pedagang besar dan 5 orang pedagang pengecer. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Terdapat dua saluran pemasaran mentimun di Desa Sidamulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap yaitu (a) Saluran Pemasaran 1 : Petani – Pedagang besar – Pedagang pengecer – Konsumen, (b) Saluran Pemasaran 2 : Petani – Pedagang pengumpul – Pedagang besar – Pedagang pengecer – Konsumen. (2) Besarnya marjin pemasaran pada saluran pemasaran 1 sebesar Rp 6.000,- per kilogram dan pada saluran pemasaran 2 sebesar 7.000,- per kilogram. Biaya pemasaran pada saluran pemasaran 1 sebesar Rp 1.193,3,- per kilogram dan pada saluran pemasaran 2 sebesar Rp 1.310,1,- per kilogram.. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengumpul pada saluran pemasaran 2 sebesar Rp 1.635,- per kilogram. Keuntungan pedagang besar pada saluran pemasaran 1 sebesar Rp 2.892,- per kilogram dan pada saluran pemasaran 2 sebesar Rp 2.064,4,- per kilogram. Keuntungan pedagang pengecer pada saluran pemasaran 1 sebesar Rp 1.47,7,- per kilogram dan pada saluran pemasaran 2 sebesar Rp 1.990,5,- per kilogram. (3) Farmer’s share pada saluran pemasaran 1 sebesar 40 % dan pada saluran pemasaran 2 sebesar 30 %. Saluran pemasaran mentimun di Desa Sidamulya yang lebih efisien adalah saluran pemasaran 1, karena nilai farmer’s sharenya lebih besar dari saluran pemasaran 2.
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN ANTARA PETANI PADI DENGAN PETANI RAWA Sigit Pujar Prayitna; Trisna Insan Noor; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 7, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.119 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v7i2.2568

Abstract

Tanaman Padi (Oriza Sativa L) merupakan bahan makanan pokok sebagian besar penduduk indonesia dan mayoritas bekerja sebagai petani. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan antara petani padi sawah dengan petani padi rawa di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis yang memiliki dua Agroekosistem. Penelitian ini menggunkan desain Kuantitatif dalam menganalisis tingkat kesejahteraan rumah tangga petani berdasarkan agroekosistem dengan menggunakan parameter Kesejahteraan yaitu Struktur Pendapatan Rumah Tangga, Struktur Pengeluaran Rumah Tangga, Tingkat Subsistensi Pangan Rumah Tangga, Tingkat Daya Beli Rumah Tangga dan Nilai Tukar Pendapatan Petani serta menggunakan 11 Indikator Kesejahteraan menurut BPS. Teknik penelitian yaitu suatu kasus di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis. Metode yang digunakan adalah Survei dan teknik penarikan sampel menggunakan Simple Random Sampling, diperoleh 91 petani padi sawah dan 41 petani padi rawa dari total jumlah 1.085 petani padi yang berada di Desa Sukanagara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Kesjahteraan antara petani padi agroekosistem sawah dengan agroekosistem rawa lebih sejahtera untuk agroekosistem sawah. Dimana tingkat kesejahteraan pada agroekosistem sawah atau NTPRP >1 sebesar 97% sedangkan pada agroekosistem rawa NTPRP >1 sebesar 61%. Berdasarkan 11 indikator menurut BPS dalam SUSENAS 2007. Pada agroekosistem sawah tingkat kesejahteraan mencapai 98% sedangkan pada agroekosistem rawa sebesar 95%.
ANALISIS RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE Novalia Anggara; Soetoro Soetoro; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 1, No 1 (2014): September 2014
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v1i1.287

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan usaha agroindustri tempe dalam satu kali proses produksi, dan 2) Besarnya rentabilitas pada agroindustri tempe dalam satu kali proses produksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan mengambil kasus pada seorang perajin tempe di Desa Pawindan KecamatanCiamis Kabupaten Ciamis. Penarikan responden dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan tujuan tertentu yakni pada seorang perajin tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari perajin tempe yang dijadikan responden melalui wawancara, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur dan data dari instansi atau dinas terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Hasil Penelitian pada agroindustri tempe dalam satu kali proses produksi menunjukkan bahwa dari bahan baku kedelai sebanyak 350 kilogram pada harga kedelai Rp. 8.500 per kilogram, menghasilkan tempe sebanyak 3.000 bungkus, dan harga jual tempe jenis (a) Rp. 2.000,- dan tempejenis (b) Rp. 5.000,- per bungkus. Dengan hasil perhitungan setelah di analisis dari penelitian sebagai berikut (1) Perajin mengeluarkan biaya sebesar Rp. 4.123.992,50, menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 6.600.000,-, dan pendapatan sebesar Rp. 2.476.007,5, (2) Rentabilitas yang dihasilkan sebesar 60 persen dari total biaya yang dikeluarkan.Kata kunci :Rentabilitas, Agroindustri Tempe
EFISIENSI PEMASARAN KERIPIK KELAPA (Studi Kasus pada PT. Dinaya Sambiana Loemintoe di Dusun Cikoranji Desa Cimindi Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran) Dewi Permatasari; Budi Setia; Sudrajat Sudrajat
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 7, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.088 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v7i1.2594

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) saluran pemasaran keripik kelapa pada PT. Dinaya Sambiana Loemintoe di Dusun Cikoranji Desa Cimindi Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran. 2) besarnya biaya di tiap saluran pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran. 3) besarnya marjin dan keuntungan pemasaran di tiap saluran pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran. 4) efisiensi saluran pemasaran keripik kelapa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode studi kasus data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel untuk lokasi penelitian adalah purposive sampling, sedangkan lembaga pemasaran dengan cara snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan :1) Pemasaran keripik kelapa pada PT. Dinaya Sambiana Loemintoe yang berada di Dusun Cikoranji Desa Cimindi Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran memiliki dua jenis saluran pemasaran meliputi agen dan pedagang pengecer,. 2) Biaya Pemasaran di Tiap Saluran Pemasaran pada saluran I untuk agen meliputi biaya bongkar muat, transportasi dan retribusi yaitu Rp 2.250,00/kg, sedangkan pada saluran II untuk agen yaitu Rp 550,75/kg. sedangkan untuk pedagang pengecer meliputi biaya kemasan dan biaya angkut Rp 1.023,648/kg. 3) Marjin Pemasaran di Tiap Saluran Pemasaran pada saluran I untuk agen sebesar Rp 17.000,00/kg majin pemasaran pada saluran II untuk agen sebesar Rp 12.000,00/kg dan pedagang pengecer sebesar Rp 13.500,00/kg. Sedangkan keuntungan pemasaran di tiap saluran pemasaran pada saluran I untuk agen sebesar Rp 14.750,00/kg, keuntungan pada saluran II untuk agen sebesar Rp 11.449,25/kg dan pedagang pengecer sebesar 11.263,420/kg. 4) Secara menyeluruh dapat dikatakan bahwa pemasaran keripik kelapa pada PT. Dinaya Sambiana Loemintoe yang berada di Dusun Cikoranji Desa Cimindi Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran tergolong dalam kategori efisien.
STRATEGI PENGEMBANGAN PADI ORGANIK (Studi Kasus pada Kelompok Tani Putra Mandiri di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya) Virga Gumilar; Sudrajat Sudrajat; Budi Setia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 7, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.466 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v7i1.2570

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan padi organik pada Kelompok Tani “Putra Mandiri” di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya, (2) Alternatif strategi yang diterapkan dalam pengembangan padi organik pada kelompok tani “Putra Mandiri” di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, dengan mengambil kasus pada Kelompok Tani Putra Mandiri di Desa Linggaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan, (1) Faktor internal dan eksternal : (a) Faktor-faktor yang menjadi kekuatan dalam pengembangan padi organik yaitu tersedianya cukup jumlah tenaga kerja, kualitas aman, harga menjanjikan, luas lahan budidaya dan memiliki pelanggan atau pembeli tetap,  (b) Faktor-faktor yang menjadi kelemahan dalam padi organik yaitu permodalan terbatas, menggunakan teknologi sederhana, kualitas SDM yang masih kurang, promosi masih kurang, Rendahnya Pemasaran di Lingkungan Masyarakat Lokal dan Kurang informasi dari instansi terkait, (c) Faktor-faktor yang menjadi peluang dalam pengembangan padi organik yaitu pangsa pasar luas, permintaan meningkat, harga yang baik di pasaran, pemasaran bisa dilakukan secara online dan kemajuan dan inovasi teknologi, (d.) Faktor-faktor yang menjadi ancaman dalam pengembangan padi organik yaitu pesaing produk sejenis di satu daerah, hama, penyakit dan di pengaruhi cuaca dan iklim. (2) Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan padi organik di Desa Linggaraja Kecamatan  Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya, (a) Mempertahankan kualitas produksi dan pengembangan pasar, (b) Mempertahankan kontinyuitas produksi untuk memenuhi permintaan, (c) Meningkatkan pemasaran di bagian online, (d) Perluas jaringan pasar, (e)perluas jaringan pasar, (f) Optimalisasi penggunaan sarana produksi dengan modal tersedia, (g) Pelatihan bagi SDM untuk meningkatkan keterampilan serta memiliki kemampuan kinerja yang berkualitas (h) pemberantasan hama dan penyakit secara kontinyu, (i) keseragaman harga jual dengan peran serta pengawasan pemerintah (j) menjalin kerja sama dengan pihak terkait dalam menyikapi permodalan, (k) membuat hama dan penyakit tidak menyerang.