Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Multidimensional Poverty, Social Networks: Spatial Neighbourhoods on Poverty Eradication in Tumpang District, Malang Regency Ismu Rini Dwi Ari; Budi Soegiarto Waloejo; Septiana Hariyani
TATALOKA Vol 23, No 1 (2021): Volume 23 No. 1, February 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.23.1.115-126

Abstract

Poverty is multidimensional problem of the development that cause human difficulties in accessing public facility and infrastructure. Along with target of SDGs regarding poverty alleviation, main aims of this research are i) measure poverty level through three dimensions – health, education and standard of living of the Multidimensional Poverty Index (MPI), and ii) scrutinize influential variables of the poverty through Spatial Regression Analysis whereby physical as well as social variables are put it together in the model. This research would like to propose a set of research approach on how dealing with poverty in a certain area.  Area of study is Tumpang district in Malang Regency, East Java Province consist of 15 villages, wherein at about 36,61% family are receiver of the Raskin (Beras Miskin – Poor Rice) program as one of the poverty alleviation programs in Indonesia. Both field observation as well as depth interview are conducted towards 274 head of households. Result study finds out that there are five villages which have high value of MPI in Tumpang District, namely Duwet Krajan, Duwet, Benjor, Tulusbesar and Kidal, and the two dimensions – education and living standard give significant contribution to the poverty. Next, poverty in the research area has influenced by both social relations among residents within a village as well as geographical location of the nearest neighbourhoods. Then, eradication poverty is necessary to put consideration on strengthening ‘constructive’ social relations among residents through their existence community groups.
MODEL TARIKAN PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP KINERJA JALAN KAWI ATAS, KOTA MALANG Septiana Hariyani; Imma Widyawati Agustin
Jurnal Pengembangan Kota Vol 9, No 1: Juli 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.275 KB) | DOI: 10.14710/jpk.9.1.72-84

Abstract

Berkembangnya kegiatan perekonomian suatu kota dapat menimbulkan dampak terhadap lalu lintas kota tersebut karena perekonomian berkaitan dengan transportasi. Jalan Kawi Atas merupakan koridor jalan yang penggunaan lahannya didominasi oleh perdagangan dan jasa, sehingga pergerakan akibat perdagangan dan jasa dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pergerakan kendaraan yang dapat berpengaruh terhadap penurunan kinerja jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model tarikan perdagangan dan jasa terhadap kinerja Jalan Kawi Atas Kota Malang. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi parsial dan analisis regresi linier berganda. Teknik sampling yang digunakan untuk melihat karakteristik pergerakan adalah disproportionate stratified random sampling. Model tarikan perdagangan dan jasa di Jalan Kawi Atas yang diperoleh yaitu Yperjas = 9,391 + 0,167 (X5)+ 0,068 (X1), dimana variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat yaitu jumlah pengunjung dan luas bangunan. Tarikan pergerakan yang berasal dari perdagangan dan jasa di Jalan Kawi Atas memberikan kontribusi sebanyak 3.174 skr/hari.
Health Disaster Preparedness Using Android Mobile Based Application Case Mount Bromo Eruption Mukhamad Fathoni; Fadly Usman; Septiana Hariyani; Eddi Basuki Kurniawan; Ah Yusuh; Christrijogo Soemartono Waloejo
Jurnal Ners Vol. 15 No. 1Sp (2020): Special Issue
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jn.v15i1Sp.19005

Abstract

Introduction: In the last 10 years, Mount Bromo has erupted four times; 2004, 2010, 2015 and 2019. However, it is unique that people at Tengger are reluctant to evacuate even though Mount Bromo is erupting and releasing volcanic material such as stones and dust.Methods: This research is a quantitative study, using correlative analytic observational design and cross sectional approach with pourposife sample of 120 taken from online questionare results of bivariate analysis using gamma correlation test obtained the results of knowledge factors (p=0.005; r=0.27) attitude (p=0.000; r=0.45), means of infrastructure (p=0.000; r=0.58), and android application (p=0.000; r=0.59) for health preparedness. Results: Knowledge, attitude, infrastructure and android application factors can influence health preparedness in disaster risk reduction in Bromo area.Using the smartphone application as the Mount Bromo information facilities are one of an effort so that people and tourists can activate if an eruption occurs. There is important health preparedness about features made in the application such as distribution shelters, evacuation routes, health centres, photos, videos, and primary health care information.Conclusion: Assessment results to the application interface, the information conveyed, and the features offered showed that the application was very useful and gives a new perspective in conveying accurate information to the public and also tourists. The health preparedness community level is also quite good with the services provided by the Bromo alert application.
KESETARAAN GENDER DAN KETERKAITANNYA DENGAN MODAL SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI INDONESIA: STUDI KASUS KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU, JAWA TIMUR Ismu Rini Dwi Ari; Budi Soegiarto Waloejo; Septiana Hariyani
Jurnal Pengembangan Kota Vol 10, No 1: Juli 2022
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1475.887 KB) | DOI: 10.14710/jpk.10.1.23-35

Abstract

Kesetaraan gender masuk dalam pilar nomor 5 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, sebagai salah satu pendekatan komprehensif untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat di suatu wilayah. Tujuan utama penelitian ini untuk menyelidiki keterkaitan antara nilai kesetaraan gender dengan ikatan sosial dalam masyarakat, guna menyusun rekomendasi kebijakan publik dalam pengentasan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan metode analisis yaitu mengukur kesetaraan gender (Gender Inequality Index) dan mengukur dua indeks modal sosial (rate of participation dan kepadatan), dimana sampel penelitian dibedakan menjadi sampel rumah tangga miskin dan tidak miskin yang terbagi secara proporsional pada total 330 responden. Temuan hasil analisis menunjukan bahwa rumah tangga miskin memiliki indeks ketimpangan gender yang lebih tinggi daripada rumah tangga tidak miskin, dan rumah tangga miskin memiliki ikatan sosial yang lebih rendah dibandingkan rumah tangga tidak miskin. Hal Ini menyiratkan bahwa masyarakat dengan kesetaraan gender yang baik, dan ikatan sosial yang kuat melalui afiliasi anggota masyarakat dengan lembaga eksisting dapat memberikan peluang lebih besar untuk terwujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi. Kesimpulannya, penguatan ikatan sosial di antara anggota masyarakat dapat memperluas perspektif masyarakat tentang betapa pentingnya kesetaraan gender sebagai bagian dari tindakan mereka untuk mengatasi kemiskinan.
Penerapan “Transit Oriented Development” di Kawasan Tugu – Kertanegara, Kota Malang Imma Widyawati Agustin; Septiana Hariyani
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 18, No 1 (2022): JPWK Volume 18 No. 1 March 2022
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v18i1.33836

Abstract

Konsep Transit Oriented Development (TOD) bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mengurangi ketergantungan tinggi terhadap kendaraan pribadi serta meningkatkan penggunaan transportasi publik seperti bus, kereta api, dan angkutan umum melalui aksesibilitas yang baik menuju titik transit. Konsep ini berkaitan dengan upaya peruntukan lahan bercampur (mixed use) yang dipusatkan pada titik-titik transit atau simpul transportasi dengan kemudahan akses kendaraan tidak bermotor, serta tingkat kepadatan yang tinggi di sekitar titik transit. Koridor Jalan Tugu dan Jalan Kertanegara terletak di sebelah barat Stasiun Malang Kota Baru, Kecamatan Klojen yang merupakan pusat kegiatan di Kota Malang. Kedua koridor ini dikelilingi guna lahan strategis seperti SMA Kompleks, Balai Kota Malang, Gedung DPRD Kota Malang, serta beberapa fungsi perdagangan dan jasa. Salah satu standar yang dapat digunakan untuk menilai penerapan konsep TOD adalah TOD Standard 3.0 yang diterbitkan oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP). Terdapat 8 prinsip dan 25 matriks yang telah ditentukan oleh ITDP untuk menilai kawasan TOD. Dari hasil penilaian, Koridor Jalan Tugu dan Jalan Kertanegara mendapatkan total 51 poin. Selain itu, terdapat 3 prinsip yang mendapatkan poin 0, yaitu prinsip bersepeda, menghubungkan, dan memadatkan.
Pemanenan Air Hujan Sebagai Alternatif Pemenuhan Akses Air Baku Air Bersih di Kabupaten Trenggalek Mukti Imron Rosadi; Septiana Hariyani; Ismu Rini Dwi Ari
Jurnal Serambi Engineering Vol 8, No 3 (2023): Juli 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v8i3.6495

Abstract

Akses air secara layak di Kabupaten Trenggalek masih belum seluruhnya dapat terpenuhi, salah satu penyebabnya adalah banyak daerah yang tidak bisa mengakses air bersih akibat mengalami kekeringan di musim kemarau. Pemanenan air hujan (PAH) menjadi salah satu alternatif sumber air baku mengingat curah hujan rata-rata di Kabupaten Trenggalek cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi PAH bisa menjadi alternatif sumber air baku untuk air bersih di Kabupaten Trenggalek. Metode penelitian yang digunakan dalam menentukan volume PAH adalah menggunakan analisis IDW dan overlay untuk menentukan curah hujan wilayah di desa kekeringan. Curah hujan terendah di desa kekeringan yang akan digunakan untuk perhitungan dalam PAH. Perhitungan intensitas hujan juga dilakukan untuk memperoleh dimensi komponen PAH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa curah hujan terendah di desa kekeringan adalah berada di Desa Wonoanti Kecamatan Gandusari. PAH dengan nilai curah hujan ini ternyata hanya mampu memenuhi kebutuhan air selama10 bulan, tetapi hal ini sudah dapat memenuhi kebutuhan selama musim kemarau.
How much parking space is needed for park and ride facilities to support sustainable infrastructure Agustin, Imma Widyawati; Dwi Ari, Ismu Rini; Waloejo, Budi Sugiarto; Hariyani, Septiana; Irawati, Sara
JOURNAL OF SOCIOECONOMICS AND DEVELOPMENT Vol 6, No 1 (2023): April
Publisher : Publisher of Widyagama University of Malang (UWG Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/jsed.v6i1.4146

Abstract

Park and ride (PR)is the right strategy to overcome transportation problems in metropolitan cities with high mobility levels to realize smart mobility. The three main goals of PR are to reduce congestion levels, increase public transportation use, and improve urban space quality. The provision of parking capacity is one of the success factors in the planning of the PR facility. Therefore it is necessary to calculate the parking space requirement in PR. The research was conducted at Sidoarjo Station, the most significant origin station in Sidoarjo Regency, and a recommended PR location. This study aims to calculate parking space requirements and facilities for the existing conditions and projections when PR operates. Data were collected through primary surveys in the form of observations on parking characteristics at Sidoarjo Station and secondary surveys in literature studies. The results of the study indicate that the existing condition of the parking facility at Sidoarjo Station has exceeded the parking capacity, so to accommodate the need for parking space, it is necessary to increase the parking area of 96 m2 in the existing condition up to 413 m2 or 5,923 m2 for the next ten years.JEL Classification L91; O18; R41
PERMODELAN SPASIAL WATER POVERTY INDEX DENGAN INFRASTRUKTUR DAN KONDISI SOSIAL KECAMATAN DONOMULYO Ryan Alfi Marcellino; Ismu Rini Dwi Ari; Septiana Hariyani
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol. 15 No. 2 (2023): Jurnal Tata Kota dan Daerah
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2023.015.02.4

Abstract

Donomulyo sub-district is one of the priority region to water scarce and clean water infrastructural priority programme, this area only has 23% coverage of piped clean water management. Reinforced by the water poverty index (WPI) which classified Donomulyo as unsafe to critical level for clean water availability. Water poverty value also influenced by other variabels such as social matter, according to social network analysis (SNA) showed area with lower value of WPI also has a lower value of SNA. Hence, this paper will explain the correlation between the water poverty index (Y) to social (X1) and infrastructure (X2) using spatial regression. Spatial regression used in this case to prove the correlation between dependent variable (WPI) and independent variables (infrastructure and social) with spatial aspect, thus obtained a close or significant correlation (α<0,05) among WPI value along with the well user ratio and households with septic tank in accordance with SNI ratio value. Depending on this model people of Donomulyo district should lessen the number of well user and improve the ratio of households with septic tank in accordance with SNI in order to improve WPI status.
IMPLEMENTASI BUS SEKOLAH DI KABUPATEN BLITAR UNTUK PERSIAPAN SEKOLAH LURING PASCA PANDEMI Septiana Hariyani; Fadly Usman; Fadhilatus Shoimah; Imma Widyawati Agustin
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol. 15 No. 2 (2023): Jurnal Tata Kota dan Daerah
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2023.015.02.7

Abstract

Banyaknya siswa yang diantar ke sekolah oleh kendaraan pribadi orang tuanya berdampak pada konsentrasi kendaraan di jalan. Jika masalah ini tidak segera diatasi, dapat menyebabkan penundaan perjalanan dan kemungkinan kemacetan lalu lintas. Tren yang terjadi adalah pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi, yang memiliki peningkatan dominan jika dibandingkan dengan transportasi umum. Masalah lainnya adalah tingginya angka kecelakaan di Kabupaten Blitar yang melibatkan pelajar. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan yang melibatkan siswa, perlu disediakan bus sekolah dan mengoptimalkan/mengaktifkan kembali transportasi umum yang ada sebagai bus sekolah. Penelitian ini dilakukan untuk: 1) menganalisis potensi permintaan bus sekolah; 2) memilih rute bus sekolah yang perlu dikembangkan berdasarkan zona asal dan titik transfer yang efektif; dan 3) menentukan jenis dan jumlah bus sekolah yang dibutuhkan. Tahapan penelitian mulai dari mengeksplorasi latar belakang dan permasalahan hingga merumuskan tujuan penelitian, kemudian melakukan survei dan pengumpulan data untuk analisis selanjutnya yang akan dilakukan, yang meliputi analisis potensi permintaan, pemilihan rute, serta penentuan jenis dan jumlah armada sehingga dapat dibuat kesimpulan dan rekomendasi.
PRIORITAS ALTERNATIF PENGEMBANGAN KONSEP OMOTENASHI DI KORIDOR JL. ZAINUL ARIFIN, KOTA MALANG Agustin, Imma Widyawati; JR, M. Rizal Galinato; Hariyani, Septiana
Jurnal Pengembangan Kota Vol 11, No 1: Juli 2023
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpk.10.2.141-154

Abstract

Koridor Jalan Zainul Arifin merupakan salah satu koridor yang menghubungkan Kawasan Alun-Alun sebagai pusat kota dengan Pasar Besar Kota Malang. Pasar Besar sebagai pusat perdagangan dan jasa, kuliner, pertokoan, dan wisata memiliki ciri khas dan daya Tarik tersendiri. Karakteristik tersebut mampu menarik aktivitas yang masif sehingga diperlukan pengendalian arus lalu lintas dan fasilitas penunjang aktifitas di koridor tersebut. Omotenashi memiliki makna keramahan, kehangatan, dan kekeluargaan. Keramahan yang dimaksud ialah ramah dalam hal desain jalan, jalur pejalan kaki dan layanan angkutan umum bagi para penggunanya, adapun kekeluargaan memiliki makna yang berlawanan dengan individualis. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat keramahan dalam konsep omotenashi dan merumuskan prioritas alternatif pengembangan keramahan. Penelitian ini menggunakan analisis aspek keramahan omotenashi, analisis parkir on-street berdasarkan aspek kekeluargaan, dan Quantitative Descriptive Analysis (QDA) berupa spiderweb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keramahan omotenashi pada Koridor Jalan Zainul Arifin memiliki nilai 10,64 yang masuk dalam klasifikasi ramah dan prioritas pengembangan berdasarkan hasil spiderweb meliputi pengembangan aspek geometri jalur pejalan kaki, geometri jalan, dan parkir on-street.