Lucia Hendriati
Faculty Of Pharmacy, Widya Mandala Catholic University, Surabaya, Indonesia

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Rapid isolation and characterization of Wharton's jelly-derived mesenchymal stem cells maintained in fresh-prepared human AB-serum Tjahjono, Yudy; Dewi, Sianty; Novita, Bernadette Dian; Wijaya, Hendy; Putra, Brilliant Dwi; Kuncorojakti, Suryo; Hendriati, Lucia; Jong, FX Himawan Haryanto; Widodo, Teguh; Malonda, Franklin Vincentius
Universa Medicina Vol. 44 No. 1 (2025)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/UnivMed.2025.v44.65-72

Abstract

Background Mesenchymal stem cells (MSCs) are valued in regenerative medicine for their multipotency, proliferative capacity, and immunomodulatory properties. Wharton’s jelly-derived MSCs (WJ-MSCs) from the umbilical cord offer a non-invasive, promising source for clinical applications, because easy isolation, lack of ethical concerns, and the presence of both embryonic and adult stem cells have made them a valuable source for use in therapeutic applications and regenerative medicine. This study aimed to optimize WJ-MSC isolation and characterization methods. Methods Human umbilical cords from three healthy donors were collected post-cesarean under strict inclusion criteria. WJ-MSCs were isolated using the explant culture method, with cells adhering to T75 flasks pre-coated with 2% gelatin. Cultures were maintained in Dulbecco’s Modified Eagle Medium (DMEM) supplemented with 10% freshly prepared Human AB serum and monitored for 21 days. Flow cytometry (BD FACSAria) was performed at passages 1 and 5 to assess MSC markers CD105, CD73, CD90, and CD44, alongside the exclusion marker CD45. Results WJ-MSCs exhibited fibroblast-like morphology by passage 1 and showed robust proliferation. Flow cytometry revealed high CD44 expression (~60%) at passage 1, while CD105, CD73, and CD90 became prominent by passage 5. CD45 remained low, suggesting minimal hematopoietic contamination. Conclusion This study confirms the feasibility of isolating and expanding WJ-MSCs using DMEM with 10% human AB serum. While consistent cell growth was achieved, the 21-day culture period may require optimization for scalability, including serum concentration, substrate coatings, and oxygen levels. CPJ-MSCs may be preferable for applications demanding rapid expansion and early marker expression.
Pelatihan Wirausaha Pasta Tomat di Panti Asuhan Santa Anna Bojonegoro Lucia Hendriati; Teguh Widodo
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 15, No 4 (2024): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v15i4.18657

Abstract

Panti Asuhan Santa Anna Bojonegoro adalah panti asuhan khusus anak-anak perempuan. Setelah menyelesaikan bangku pendidikan, anak-anak harus meninggalkan panti asuhan. Agar mereka dapat bertahan hidup selepas dari panti asuhan, maka anak-anak ini perlu memiliki ketrampilan yang dapat dipergunakan sebagai bekal masa depan, salah satunya adalah kemampuan berwirausaha. Salah satu produk rumahan  yang dapat digunakan berwirausaha adalah pasta tomat. Keunggulan produk ini dibandingkan hasil produksi industri adalah pasta tomat rumahan mengandung 75% sari buah tomat. Sari buah tomat sendiri mengandung berbagai senyawa yang sangat berguna untuk tubuh. Tujuan pelatihan ini adalah memberikan dasar berwirausaha produksi pasta tomat. Pelatihan yang diberikan meliputi cara produksi yang baik, pembuatan standar prosedur operasi, merancang kontrol kualitas sederhana, menentukan masa kadaluarsa produk, cara penentuan harga produk, dan teknik pemasaran konvensional dan digital. Pelatihan teori dan praktik diikuti dengan antusias oleh anak-anak panti asuhan. Setelah mengikuti pelatihan teori dan praktik, anak-anak mendapat pengetahuan mengenai pembuatan dan pemasaran produk pasta tomat. Produk pasta tomat akan dipasarkan baik secara online maupun offline.
Efek Hipoglikemik dan Uji Hipersensitivitas Sediaan Transdermal Ekstrak Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) Hendriati, Lucia; Kresnamurti, Angelica; Widodo, Teguh; Ivani, Elizabeth Natania; Anrika, Merry Yulia
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol. 2 No. 2 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Widya Mandala Surabaya Catholic University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v2i2.717

Abstract

Daun Angsana memiliki khasiat sebagai antidiabetes, akan tetapi pemberian melalui rute per oral akan menyebabkan epikatekin sebagai senyawa aktif mengalami hidrolisis dalam suasana asam di lambung. Sebagai rute alternatif adalah pemberian secara transdermal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek hipoglikemik dan uji hipersensitivitas sediaan transdermal ekstrak etanol daun Angsana. Komposisi patch transdermal yang digunakan adalah HPMC, gliserol, asam oleat dan ekstrak daun Angsana masing-masing dengan dosis 19,89 mg/cm2 dan 39,78 mg/cm2. Hewan yang digunakan pada uji efek hipoglikemik adalah tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi aloksan monohidrat 150 mg/kgBB secara intramuscular (i.m.). Tikus diukur kadar glukosa darahnya setelah 6 jam pemberian patch transdermal pada hari ke-2 sampai dengan hari ke-7. Sedangkan hewan coba untuk uji hipersensitivitas adalah marmut jantan. Sensitisasi marmut dilakukan dengan cara perlukaan dan pemberian suspensi Staphylococcus aureus kemudian dibiarkan kembali selama 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun Pterocarpus indicus Willd. dalam dosis 35,36 mg/cm2 dan 70,72 mg/cm2 secara transdermal dengan enhancer asam oleat, dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang dibuat hiperglikemik. Aplikasi sediaan patch transdermal daun Angsana dosis 2,88 mg/cm2 dan 5,77 mg/cm2 tidak menyebabkan hipersensitivitas terhadap kulit marmut yang telah disensitisasi dalam perlakuan selama 14 hari. Kata kunci: hipoglikemik, hipersensitivitas, Pterocarpus indicus Will., transdermal.
Formulasi Sediaan Gel Rektal Ketoprofen dengan Peningkat Kelarutan Tween 80 Imami, Sulfia; Hendriati, Lucia; Widodo, Teguh
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol. 6 No. 1 (2019)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Widya Mandala Surabaya Catholic University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v6i1.2012

Abstract

Ketoprofen is a non steroidal anti-inflammatory drugs,often used as a post operative analgesic for the patient which is oral drug delivery, so ketoprofen should be formulated in rectal gel dosage forms that their therapeutic effect can be achieved quickly and has a low solubility. Tween 80 is a surfactant that is used to improve the solubility of ketoprofen. The purposes of this study were to determine the effect of Tween 80 on the release of ketoprofen and the physical quality of rectal gel. Evaluation of physical quality of the preparation includes organoleptic test, homogeneity test, spreadability test, viscosity test and pH test. The release of ketoprofen determined by Franz diffusion cell using whatman membrane 0.45μm and a solution of pH 7.4 phosphate buffer as receptor media. The amount of ketoprofen pass in through the membrane was determined by UV-VIS spectrophotometer. The results showed that the release profile of ketoprofen was affected by the concentration of Tween 80, the greater the concentration of Tween 80 the greater the value of flux release. Tween 80 at the concentration 1%, 2.5%, 5%, 7.5% to produce release flux values of 111.660; 155.465; 449.648; 644.853μg/cm2/hour1/2. Statistical analysis by Anova of difference release flux values of each formula were significantly different (p
Studi Korelasi Gaya Hidup terhadap Efektivitas Obat Antihipertensi pada Pasien di Salah Satu Puskesmas di Wilayah Surabaya Selatan Pratiwi, Della Novita Dewi; Hendriati, Lucia; Pragi, Westy
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol. 8 No. 1 (2021): Februari
Publisher : Faculty of Pharmacy, Widya Mandala Surabaya Catholic University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v8i1.3089

Abstract

Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Penyakit hipertensi juga disebut sebagai “the silent diseases” karena karakter dari penyakit hipertensi tidak menampakkan tanda dan gejala yang jelas. Gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya memelihara kondisi fisik, mental dan sosial berada dalam keadaan positif. Modifikasi gaya hidup dapat menurunkan tekanan darah serta meningkatkan efektivitas terapi farmakologik. Tujuan penelitian ini adalah pengetahui pengaruh gaya hidup terhadap efektivitas terapi antihipertensi pada pasien di Puskesmas “X” Wilayah Surabaya Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan rancangan penelitian cross sectional dan dilakukan pengambilan data secara retrospektif. Gaya hidup diukur dengan menggunakan kuesioner dan tekanan darah diambil dari rekam medis. Sampel penelitian adalah pasien dengan diagnosis penyakit hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas “X” Wilayah Surabaya Selatan pada periode bulan Februari-Maret 2020 sebanyak 67 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan atau korelasi antara gaya hidup saat menggunakan obat antihipertensi dengan efektivitas terapi