Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

DASAR HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH B3 Setiyono Setiyono
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2001): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.504 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v2i1.199

Abstract

Berbagai jenis limbah industri B3 yang tidak memenuhi baku mutu yang dibuang langsung ke lingkungan merupakan sumber pencemaran dan perusakan lingkungan. Untuk menghindari kerusakan tersebut perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Salah satu komponen penting agar program tersebut dapat berjalan adalah dengan diberlakukannya peraturan perundang-undangan lingkungan hidup sebagai dasar dalam menjaga kualitas lingkungan. Dengan diberlakukannya peraturan tersebut maka hak, kewajiban dan kewenangan dalam pengelolaan limbah oleh setiap orang, badan usaha maupun organisasi kemasyarakatan dijaga dan dilindungi oleh hukum.
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN BEKASI – JAWA BARAT Setiyono Setiyono
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 2 No. 2 (2001): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.098 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v2i2.213

Abstract

Recently, problems of municipal solid waste have appeared in the indonesianmetropolitan city, such as Jakarta and Surabaya. The bad of solid wastemanagement system in those city has affected the environmental quality especially in the final disposal site. The district of Bekasi, the one of big cities in Indonesia, has the same system of solid waste management with other cities in collecting, transporting and discarding of the wastes. To avoid arising the final disposal problems, Bekasi district government has improved the municipal solid waste management by upgrading of the open dumping system’s Burangkeng final disposal site into sanitary landfill system.
Karakterisasi protease Bacillus sp. UGM5 Titik Purwati Widowati; Soemitro Djojowidagdo; Setiyono Setiyono; Widya Asmara
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 14, No 26 (1999): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1359.555 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v14i26.297

Abstract

The objective of this experiment is to indentify the characters of proetease produced by Bacillus sp.UGM5.the protease secreted by Bacillus sp.UGM5 was first isolated,purified and then charactirezed.The crude enzyme has spesific actifity of 1.14 U/mg,however,the spesific activity of purified enzyme was increased by 23.8 times fold and recovery was 33.69%.The Page of nondenatured crude enzymes showes two type of proreases,however ,the SDS-Page of denatured purified enzyme showed four protein-bends with molecular weights of 55.5 kDa,18kDa respecetively.The optimum pH and temperature for the enzyme acrivity are 8.5 and 420C and belongs to serin protease type,with Km 3 X 10-3mM and Vmax 0.0890mM/30 minutes.The activity is not inhibited by Ca+2,Fe+2 and EDTA. INTISARITujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi  protease yang diproduksi  Bacillus sp. UGM5. Protease yang disekresi oleh Bacillus sp.UGM5 pertama-tama diisolasi,dipurifikasi kemudian dikarakterisasi.Enzim kasar mempunyai spesifik 1,14 U/mg.Aktivitas spesifik enzim yang dimurnikan meningkat 23,8 kali dengan recovery 33,69%.Elektroforesis gel poliakrilamid enzim yang dipurifikasi dan didenaturisasi menunjukan ada empat pita protein dengan berat protein masing-masing 55,5 kDa,51 kDa,18 kDa,dan 15,5 kDa .ph dan temperatur optimum aktivitas enzim adalah 8,5 dan 420C,termasuk tipe protease serin,dengan nilai Km 3 X10-3mM dan Vmax 0,0890mM/30menit.Aktivitas enzim tidak dihambat oleh adanya ion Ca2+,Fe+3 dan EDTA.
OPTIMASI ALUN-ALUN KOTA MALANG DALAM UPAYA PENERAPAN GREEN INFRASTRUCTURE Setiyono Setiyono
Sinteks : Jurnal Teknik Vol 7 No 1 (2018): Vol.7 No.1 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teknik Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/85

Abstract

Dampak dari perkembangan kota sebagai konsekuensi atas kebutuhan ruang untuk menampung penduduk dan aktifitasnya, ruang terbuka hijau mengalami konversi guna lahan menjadi kawasan terbangun sehingga sebagian besar permukan tanah, terutama di pusat kota tertutup oleh jalan, bangunan dan fasilitas-fasilitas infrastruktur lain dengan karakter yang sangat kompleks. Kota harus didukung oleh sistem jaringan RTH yang terstruktur yang meliputi taman atau kebun rumah, taman lingkungan, taman kota, lapangan olah raga, jalur pejalan kaki dan jalur sepeda, hutan lindung, dan pengolahan sampah ramah lingkungan. Alun-alun Kota Malang sebagai ruang terbuka hijau dalam upaya penerapan green infrastruktur agar mampu mengakomodasi fungsi ruang publik maupun fungsi kelestarian lingkungan. Manfaat yang dapat diambil dari penerapan green infrastructure di Kota Malang yaitu; mengelola air permukaan, mengurangi suhu tinggi di Kota Malang, menyimpan karbon dalam tanah dan vegetasi, menyediakan penyimpanan air dan retensi daerah aliran sungai, mengurangi dan memperlambat debit puncak sehingga dapat mengantisipasi banjir sungai, menyediakan tempat rekreasi lokal dan rute hijau untuk mendorong masyarakat berjalan kaki dan bersepeda, membantu adaptasi berbagai spesies hewan dan tumbuhan, mengurangi erosi tanah, menggunakan vegetasi untuk menstabilkan tanah yang rentan terhadap peningkatan erosi. Kata kunci: ruang terbuka hijau, green infrastructure, alun-alun kota
DAMPAK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KOTA WISATA BATU Setiyono Setiyono; Akhmad Sidiq
Sinteks : Jurnal Teknik Vol 7 No 1 (2018): Vol.7 No.1 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teknik Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0001/94

Abstract

Pertambahan penduduk yang terus meningkat mengindikasikan bahwa perkembangan penduduk menyebar ke arah pinggiran kota sehingga sebagai konsekuensinya adalah terjadi perubahan penggunaan lahan di perkotaan. Keterbatasan lahan kosong di perkotaan menjadikan daerah pinggiran kota menjadi alternatif pemecahan masalah. Saat ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat sehingga muncul pergeseran fungsi-fungsi kekotaan ke daerah pinggiran kota yang disebut dengan proses perembetan kenampakan fisik kekotaan ke arah luar dari kota. Akibat selanjutnya adalah di daerah pinggiran kota akan mengalami proses transformasi spasial berupa proses densifikasi pemukiman dan transformasi sosial ekonomi sebagai dampak lebih lanjut dari transformasi sosial. Saat ini Kota Wisata Batu menjadi destinasi utama wisata Jawa Timur sehingga banyak turis lokal yang berkunjung ke Alun-Alun Kota Wisata Batu dan merupakan lahan penjualan bagi pedagang kaki lima. Hal ini berdampak baik karena membuka peluang bagi masyarakat Kota Batu untuk berjualan dan meraup keuntungan.Pembukaan lahan untuk perumahan di Kota Wisata Batu juga semakin marak.Namun pemerintah masih belum perhatian terhadap izin pendirian perumahan oleh pengembang. Hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah lebih lanjut karena berdampak ke depan pada hak kepemilikan tanah dan bangunan. Kata-kata kunci : dampak pembangunan, pembangunan berkelanjutan, kota wisata
PENGARUH KETEBALAN DAN KOMPOSISI MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG Setiyono Setiyono; Gatot Gatot; Roky Adem Arta
AGRITROP Vol 11, No 1 (2013): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v11i1.668

Abstract

Jamur merang dapat tumbuh pada media yang berasal dari limbah pertanian yaitu jerami padi, hal ini disebabkan karena jerami mempunyai kandungan selulosa yang tinggi, jerami juga dapat dikomposkan dengan mudah.Selain itu jamur merang dapat juga tumbuh pada media lainnya seperti kulit buah kopi, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, ampas tebu, kulit buah pala dan lain sebagainya. Dalam proses pertumbuhan jamur merang selain tergantung pada nutrisi yang tersedia dalam media juga dipengaruhi faktor lingkungan. Ketebalan dan cara penempatan media tumbuh akan menciptakan kondisi lingkungan terutama suhu, kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan dengan jenis media yang digunakan terhadap pertumbuhan dan hasil jamur merang,.Penelitiandilakukandalam "kumbung" (rumah jamur)di DesaMangaranKecamatanJenggawah, KabupatenJember. Penelitian ini disusun dengan pola dasar Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan, faktor pertama adalah ketebalan dan faktor kedua adalah komposisi media. Hasil penelitian menunjukkan(1) tidak terdapat interaksi antara perlakuan ketebalan dan komposisi media terhadap semua parameter pertumbuhan dan hasil jamur merang, (2) media kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap jumlah total seluruh tubuh buah, dimana media kotoran ayam memberikan hasil yang tertinggi, dan (3) perlakuan ketebalan media berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil jamur merang.. Kata Kunci : Jamur merang, komposisi media, ketebalan media.
Pengaruh Beberapa Sumber Auksin Terhadap Tingkat Keberhasilan Perbanyakan Kopi Dengan Metode Sambung-Stek Dwi Erwin Kusbianto; Mohammad Ghufron Rosyadi; Setiyono Setiyono; Gatot Subroto
AGRITROP Vol 19, No 2 (2021): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v19i2.6055

Abstract

Petani kopi Arabika umumnya menanam kopi menggunakan bibit cabutan sebagai bahan tanam. Teknik sambung stek merupakan teknik perbanyakan kopi yang daianggap lebih efisien oleh beberapa kebun komersial di Indonesia. Proses pembibitan hanya membutuhkan waktu 3-4 bulan sedangkan masa tunggu hingga panen pertama cukup menunggu 3 tahun masa TBM (tanaman belum menghasilkan). Pemanfaatan sumber auksin dalam hal proses stek tanaman umum dilakukan, namun untuk dibandingkan dengan beberapa sumber auksin alami masih belum banyak ditemui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa sumber auksin alami maupun sintetis dalam proses pembibitan kopi dengan metode sambung stek. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu perendaman bibit sambung stek pada larutan yang terdiri dari: Aquades (Kontrol/H1); ekstrak tauge (H2); IAA 100 ppm (H3); IAA 200 ppm (H4); Urin ternak segar (H5); Urin ternak terfermentasi (H6). Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan di uji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Parameter yang diamati adalah waktu awal muncul tunas, jumlah tunas harian, jumlah daun serta persentase keberhasilan proses pembibitan dilihat dari perkembangan batang atasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman bibit sambung stek dengan IAA 200 ppm dan urin ternak segar memiliki persentase kematian lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan yang paling baik adalah dengan cara perendaman dengan urin ternak terfermentasi dengan indikator pembentukan tunas lebih optimal.
ANALISIS YURIDIS ATAS PENETAPAN TERSANGKA APRIANTO OLEH PENYIDIK KEPOLISIAN DAERAH KOTA GORONTALO (STUDI PUTUSAN PRAPERADILAN PENGADILAN NEGERI GORONTALO NOMOR 4/PID.PRAP/2017/PN.GTO) Arif Ferdian Junaedi; Setiyono Setiyono
Reformasi Hukum Trisakti Vol. 1 No. 1 (2019): Reformasi Hukum Trisakti
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.711 KB) | DOI: 10.25105/refor.v1i1.7147

Abstract

Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014, Pasal 77 huruf A KUHAP tidak memiliki kedudukan hukum yang mengikat sepanjang tidak dimaknai, termasuk penetapan tersangka. Pokok permasalahan  adalah apakah penetapan tersangka atas nama Aprianto yang dilakukan oleh Penyidik Kepolisian Daerah Kota Gorontalo telah sesuai atau tidak dengan Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014, Pasal 1 angka 21 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 dan Pasal 1 butir 20 Peraturan Kabareskrim Nomor 3 Tahun 2014?  dan apakah pertimbangan hukum hakim dalam putusan Praperadilan Nomor 4/Pid.Prap/2017/PN.Gto telah sesuai atau tidak dengan Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014, Pasal 1 angka 21 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2012 dan Pasal 1 butir 20 Peraturan Kabareskrim Nomor 3 Tahun 2014?. Metode penelitian yuridis-normatif, menggunakan data sekunder, dan dianalisis secara kualitatif. Prosedur penetapan tersangka yang dilakukan oleh penyidik kepolisian Daerah Kota Gorontalo terhadap Aprianto dan Putusan Praperadilan Nomor 4/Pid.Prap/2017/PN.Gto  tidak sesuai dengan prosedur karena alat bukti surat tidak relevan dengan persangkaan yang disangkakan kepada Aprianto yaitu perkataan bohong yang dilakukan oleh Aprianto kepada Lumen Sukianto. Kata kunci: Hukum Acara Pidana, Praperadilan, Penetapan Tersangka.
Tinjauan Yuridis Mengenai Praperadilan Terhadap Perintah Penangkapan Tersangka Hendri Winata Oleh Kepolisian Republik Resort Metropolitan Jakarta Selatan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 108/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.sel.) Daniel Putra Insar; Setiyono Setiyono
Reformasi Hukum Trisakti Vol. 1 No. 1 (2019): Reformasi Hukum Trisakti
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.25 KB) | DOI: 10.25105/refor.v1i1.7149

Abstract

Praperadilan pada prinsipnya dibentuk sebagai lembaga yang bertugas mengawasi para aparat penegak hukum terutama terhadap tindakan upaya paksa yang dilakukan terhadap tersangka. Pada umumnya, sering sekali terjadi kesewenang-wenangan penegak hukum khususnya penyidik dalam melakukan upaya paksa seperti halnya penangkapan, tanpa memperhatikan tata cara serta prosedur. Sebagaimana dalam halnya dalam Putusan Praperadilan Nomor. 108/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Sel, terdapat permasalahan yang akan dibahas ialah, 1)Apakah penangkapan yang dilakukan terhadap tersangka Hendri Winata sudah sesuai atau tidak dengan Peraturan Kapolri No.14 Tahun 2012?, 2)Apakah pertimbangan hukum hakim dalam Putusan Praperadilan No. 108/ Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Sel mengenai tidak sahnya penangkapan telah sesuai atau tidak dengan Peraturan Kapolri No.14 Tahun 2012? Penelitian yang digunakan untuk menganalisis permasalahan diatas adalah penelitian yuridis normatif, dan dianalisis secara kualitatif menggunakan Data Sekunder. Kesimpulan yang dapat ditarik dengan metode deduktif, yaitu 1)Penangkapan yang dilakukan terhadap tersangka Hendri Winata tidak sesuai dengan Pasal 36 ayat (1) Perkap No 14 Tahun 2012 dan SOP Perkabareskrim No. 3 Tahun 2014 2) Pertimbangan hukum Hakim dalam Putusan Praperadilan No.108/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.Sel mengenai tidak sahnya penangkapan tidak memiliki dasar hukum yang kuat dan tidak sesuai dengan Peraturan Kapolri No. 14 Tahun 2012 khususnya pada Pasal 36 ayat (1). Kata kunci     : Hukum Acara Pidana, Praperadilan, Penangkapan, Tinjauan Yuridis Mengenai Praperadilan Terhadap Perintah Penangkapan Tersangka Hendri Winata Oleh Kepolisian Republik Resort Metropolitan Jakarta Selatan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 108/Pid.Pra/2017/PN.Jkt.sel.)
ANALISIS YURIDIS MENGENAI PEMBERIAN PUTUSAN PEMIDANAAN DI BAWAH BATAS MINIMUM KHUSUS DITINJAU DARI KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM (STUDI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KARAWANG NOMOR 485/PID.SUS/2017/PN.KWG) Fajar Pramusinto; Setiyono Setiyono
Reformasi Hukum Trisakti Vol. 1 No. 2 (2019): Reformasi Hukum Trisakti
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.454 KB) | DOI: 10.25105/refor.v1i2.10476

Abstract

Pemberian Putusan Pemidanaan Di Bawah Batas Minimum Khusus adalah putusan yang dijatuhkan oleh hakim yang lebih ringan dari batas minimum pemidanaan yaitu pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dengan studi putusan Nomor 485/Pid.Sus/2017/PN.Kwg. Kesimpulan hasil penelitian mengemukakan bahwa : 1) Alasan hukum yang diberikan oleh hakim terkait pemidanaan dibawah pidana minimum adalah kebebasan dan independensi kekuasaan kehakiman sebagaimana Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, namun, sebenarnya kebebasan tersebut tetap dibatasi oleh aturan hukum dan perundang-undangan. 2) Putusan Hakim Pengadilan Negeri Karawang pada Putusan Nomor 485/Pid.Sus/2017/PN.KWG yang telah menjatuhkan pidana di bawah minimum khusus Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 ini menunjukkan hakim tidak professional dan tidak sesuai dengan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.