Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Analysis of Flood Vulnerability Assessment in Urban Area (Case Study: North Semarang District) Undayani Cita Sari; Raden Harya Dananjaya
JACEE (Journal of Advanced Civil and Environmental Engineering) Vol 3, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jacee.3.1.36-43

Abstract

The disasters occurred in Semarang, as the capital city of Central Java, must be considered. This is because it can cause various impacts that can affect the wheels of government. One of the problems which continously occur in the Semarang city is flood. Flood can cause a variety of damage and losses both of material and non-material. This flood can be caused by various factors. In this study, analysed the causes of flooding that occurred in the Semarang City. The location in this study specifically was in the North Semarang District. Analysis was done using scoring analysis with approach method based on preview research. The scoring method performed by Haryani et al. (2012) was adopted in this study. This method used five variables. The variables were rainfall, land coverage, slope shape, land system, and elevation. According to analysis, it shows that four of five variables which are land coverage, slope shape, land system, and elevation, which related to topography and land use, have maximum score to influence the occurrence of flooding in North Semarang District. Accordingly, the North Semarang Subdistrict is categorized as prone to flood hazard. Moreover, with a lot of human activities as result of increasing the population growth, it influences the land use of North Semarang District which further increases the vulnerability of North Semarang District to flooding.
Studi Literatur: Kajian Geoteknik Daerah Perbatasan sebagai Salah Satu Faktor dalam Penguatan Infrastruktur Daerah Perbatasan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur Undayani Cita Sari; Boby Rahman
Jurnal Planologi Vol 16, No 1 (2019): April, 2019. Thema Lahan dan Perkotaan
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v16i1.4320

Abstract

Walaupun Indonesia sebagai negara maritime dengan sebagian besar berupa lautan, tetapi terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang berbatasan darat dengan negara tetangga, yaitu di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia, Papua berbatasan dengan Papua Nugini, dan Nusa Tenggara Timur dimana berbatasan dengan Timor Leste. Daerah perbatasan ini dapat dianggap sebagai tolak ukur pembangunan dari suatu negara. Hal ini dikarenakan karena secara geografis Kawasan perbatasan jauh dari pusat Pemerintahan, maka apabila kondisi Kawasan perbatasan maju jika ditinjau dari pembangunannya maka Pemerintah dapat dianggap secara umum telah berhasil meratakan pembangunan. Pembangunan infrastruktur adalah salah satu hal yang paling menonjol di daerah perbatasan. Dengan infrastruktur yang lengkap dan bermutu baik, maka Kawasan perbatasan sebagai cerminan diri dari suatu negara akan terasa semakin jelas. Namun demikian, sebagaimana konsep dasar pembangunan infrastruktur yang ada, pembangunan di daerah perbatasan pun perlu memperhitungkan karakteristik geoteknik wilayah tersebut. Posisi daerah perbatasan yang umumnya jauh dan sukar dijangkau pun membuat pembangunan infrastruktur menemui kendalanya sendiri. Oleh karena itu, pada tulisan ini melakukan tinjauan terhadap permasalahan geoteknik berdasarkan studi literatur yang ada di daerah perbatasan Indonesia yang berbatasan dengan Timor Leste, yaitu Kabupaten Belu. Sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu kontribusi dalam memberikan sumbangsih referensi mengenai keadaan di daerah perbatasan. Kondisi geoteknik daerah perbatasan yang ditinjau pada tulisan ini mencangkup kondisi tanah, batuan dan topografi, yang dapat digunakan sebagai dasar dari pembangunan infrastruktur.
Site Soil Classification Interpretation Based on Standard Penetration Test and Shear Wave Velocity Data Windu Partono; Muhammad Asrurifak; Edy Tonnizam; Frida Kistiani; Undayani Cita Sari; Kukuh Cahya Adi Putra
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol. 53 No. 2 (2021)
Publisher : Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2021.53.2.6

Abstract

Site soil classification provides vital information for predicting the soil amplification or the site factor. The site factor is important for calculating the surface spectral acceleration in the seismic design of buildings. Based on the Indonesian seismic code, site soil classification can be conducted by calculating the average standard penetration (N-SPT) resistance, the average shear wave velocity (VS) and the average undrained soil strength (Su) of the upper 30 m of a subsoil layer. Different results may be obtained at the same location when the site soil classification is predicted using N-SPT than when using VS data. The restriction of N-SPT values until a maximum of 60 compared to a VS maximum of 750 m/sec can produce different soil classes and will directly impact the calculation of the surface spectral acceleration. This paper describes the different results of site soil classification prediction calculated using the average N-SPT and the average VS, conducted at Semarang City, Indonesia. Site soil classification maps developed based on both datasets are also presented, to evaluate the different site soil classification distributions. Only soil classes SD and SE were observed using N-SPT maximum 60, whereas soil classes SC, SD and SE were observed using N-SPT maximum 120.
ANALISIS KELONGSORAN DENGAN SOIL NAILS DAN VARIASI TRAP SEBAGAI PERKUATAN PADA LERENG Undayani Cita Sari; Moh. Nur Sholeh
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 23, No. 2, Juli 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.283 KB) | DOI: 10.24843/JITS.2019.v23.i02.p05

Abstract

Keberadaan bangunan pada suatu lereng perlu diwaspadai dikarenakan terjadinya kelongsoran yang kemungkinan dapat terjadi. Oleh karena itu diperlukan perkuatan tambahan karena kemungkinan adanya beban dan saturasi air pada tanah saat masa operasional. Pemilihan perkuatan tambahan yang dapat digunakan untuk lereng sempit adalah soil nailing. Lokasi Gedung Parkir RSUP Kariadi terletak pada lereng dengan sudut kemiringan 700 serta memiliki jenis tanah lempung pada permukaan tanahnya. Pada penelitian ini dilakukan analisis kelongsoran dengan menggunakan simulasi PLAXIS. Analisis awal menunjukkan bahwa terjadi kelongsoran dari permukaan tanah hingga kedalaman kurang lebih 11 meter dari permukaan tanah. Nail bars dengan diameter 22 mm, panjang 8 m dan jarak antar nails 2.0 meter digunakan sebagai rencana perkuatan lereng untuk mengatasi kelongsoran yang terjadi. Selain itu, juga diberikan variasi trap pada kemiringan lereng dengan satu dan dua trap. Hasil menunjukkan bahwa perkuatan dengan nail bars dengan kombinasi trap pada lereng dapat menurunkan displacement yang terjadi dan meningkatkan angka keamanan.
The Influence of Seismic Load to Deformation of Dam Undayani Cita Sari; Abdul Rochim; Windu Partono
International Conference on Coastal and Delta Areas Vol 3 (2017): The 3rd International Conference on Coastal and Delta Areas
Publisher : International Conference on Coastal and Delta Areas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Disaster mitigation due to seismic load (earthquake) needs to be considered. This is especially for dam structure used as a reservoir and water resource. Because of the main function, and building dimension is too large, thus if the dam collapse it will cause a significant catastrophe for the surrounding community and environment. One of the seismic damages to the dam is deformation. This paper presents the effect of seismic load on deformation of dam model simulation. This study took place on the Sermo Dam, Yogyakarta which is located close to Opak Fault –as the suspicious cause of the earthquake in Yogyakarta. Seismic loads used in this study in terms of acceleration time histories. Therefore model can be carried out using PLAXIS simulation. This selected seismic load variations are on the range 5.0-7.0 Mw and epicentrum distance is also restricted in 15-31 Km based on the nearest epicentrum distance between Sermo Dam and Opak Fault. Keywords: seismic load, deformation, dam, modeling
Analisis Nilai Kapasitas Daya Dukung Pada Jenis Tanah Pasir Dengan Studi Kasus Pada Wilayah Semarang Bagian Selatan Undayani Cita Sari; Moh Nur Sholeh; Mirza Pratama
Jurnal Fondasi Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/fondasi.v10i2.11473

Abstract

Kota Semarang memiliki topografi yang berbeda untuk setiap wilayahnya. Pada bagian utara Semarang merupakan daerah pesisir dengan karakteristik tanah lunak. Sedangkan, pada wilayah bagian selatan secara umum merupakan pegunungan dengan karakteristik tanah keras. Berdasarkan hal tersebut, maka lokasi tanah keras di wilayah Semarang bagian utara lebih dalam dari pada di wilayah Semarang bagian selatan. Kondisi ini mempengaruhi penggunaan pondasi dalam untuk pembangunan infrastruktur di Kota Semarang. Studi ini bertujuan untuk mengetahui interval nilai kapasitas daya dukung pada wilayah Semarang bagian selatan yang dihitung berdasarkan metode empiris dengan menggunakan persamaan Metode Aoki De Alencar, Metode Philoponat, dan Metode Langsung (Direct Cone Method) yang dikemukakan oleh Meyerhoff. Sebagai batasan masalah, maka ditentukan pondasi dengan diameter 70 cm, 80 cm, 90 cm, dan 100 cm dengan kedalaman 7 meter dimana memiliki jenis tanah pasir untuk semua lokasi yang ditinjau. Dengan mengetahui interval nilai kapasitas daya dukung ini maka dapat sebagai salah satu alternatif yang memudahkan dalam analisis kapasitas daya dukung pada lokasi lain. Hasil menunjukkan pada perencanaan tiang tunggal, nilai kapasitas daya dukung dengan metode Langsung memberikan nilai lebih besar, yang disusul dengan Metode Philoponat dan Metode Aoki De Alencar. Semakin besar diameter tiang yang digunakan maka semakin besar pula nilai kapasitas daya dukung yang diperoleh. Dengan menggunakan diameter tiang 70 cm hingga 100 cm dapat memberikan nilai rata-rata kapasitas daya dukung 443 kN sampai 843 kN.
ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PADA RAGAM PONDASI BETON BULAT MENGGUNAKAN STANDARD PENETRATION TEST (SPT) Undayani Cita Sari; Moh. Nur Sholeh; M. Mirza Abdilah Pratama; Ivan James Aritonang; Febi Danu Prasetya
Pondasi Vol 26, No 1 (2021): Jurnal Pondasi
Publisher : UNISSULA Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/pondasi.v26i1.17461

Abstract

ABSTRACT One of the field investigations to determine the characteristics of the soil is Standard Penetration Test (SPT). In the SPT test, soil samples can also be obtained, then it can be used to determine the physical and mechanical properties of a soil. Meanwhile, the value of SPT (N-SPT) can be used to determine the bearing capacity of deep foundations. Deep foundations are usually used in high-rise buildings that have large loads with hard soil conditions that are relatively deep. This study analyzes the bearing capacity of spherical concrete pile with various diameters of 70 mm, 80 mm, 90 mm, and 100 mm. In this study, the pile depth was determined at 20 meters. The analysis was carried out using empirical methods and Allpile programming. The location of this study was in the northern part of Semarang. The results show that the diameter has an effect on increasing the bearing capacity. Mapping of the results of the bearing capacity was also presented using GIS. Based on the map, it is found that the lowest bearing capacity is located in the northern part (location of Tanjung Mas Semarang) with soft soil classification. Meanwhile, the highest carrying capacity is shown in Central Semarang with medium soil classification.Keywords: spherical pile, bearing capacity, N-SPT, empirical method, Allpile, GIS mapping  ABSTRAK Salah satu investigasi dilapangan untuk mengetahui karakteristik tanah adalah menggunakan Standard Penetration Test (SPT). Pada pengujian SPT juga dapat diperoleh sampel tanah yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui propertis fisik dan mekanis dari suatu tanah. Sementara itu, nilai SPT (N-SPT) dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas daya dukung pondasi dalam. Pondasi dalam ini biasanya digunakan pada bangunan bertingkat yang memiliki beban besar dengan kondisi tanah keras yang relatif cukup dalam. Pada studi ini menganalisis hasil kapasitas daya dukung pondasi bulat beton dengan berbagai variasi diameter dari 70 mm, 80 mm, 90 mm, dan 100 mm. Pada studi ini, kedalaman pondasi ditentukan pada 20 meter. Analisis dilakukan menggunakan metode empirik dan pemrograman Allpile. Lokasi tinjauan studi ini adalah pada wilayah Semarang bagian Utara. Hasil menunjukkan diameter pondasi berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas daya dukungnya. Pemetaan hasil dari kapasitas daya dukung juga ditampilkan dengan menggunakan GIS. Berdasarkan pemetaan yang dibuat, diperoleh bahwa kapasitas daya dukung terendah terletak di bagian utara (lokasi Tanjung Mas Semarang) dengan klasifikasi tanah lunak. Sedangkan, kapasitas daya dukung tertinggi ditunjukkan adalah di Semarang Tengah dengan klasifikasi tanah sedang. Kata kunci: pondasi bulat, kapasitas daya dukung, N-SPT, metode empirik, Allpile, pemetaan GIS 
Analisis Multi Kriteria Pos Hujan dan Pos Debit dengan Metode Stepwise pada DAS Bd. Katulampa Ratih Pujiastuti; Undayani Cita Sari
BANGUNAN Vol 25, No 1 (2020): BANGUNAN EDISI MARET
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um071v25i12020p1-8

Abstract

Abstrak:Dalam suatu WS/DAS, pos pencatatan curah hujan biasanya lebih banyak ditemui dibandingkan dengan pos pencatatan debit. Banyaknya jumlah pos hujan menimbulkan permasalahan dalam biaya operasi dan pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pos hujan yang paling berpengaruh pada DAS Bd. Katulampa. Analisis dilakukan dengan metode Stepwise yang merupakan analisis multi correlation, dalam hal ini data hujan bulanan sebagai variabel bebas dan data debit bulanan sebagai variabel tidak bebas. DAS Bd. Katulampa dipengaruhi oleh 13 pos hujan. Akan tetapi karena keterbatasan data, analisis dilakukan pada 5 Pos Hujan yaitu Pos Perkeb. Gn. Mas, Pos Gunung Mas, Pos Panjang, Pos Pasir Muncang dan Pos Katulampa. Hasil analisa dengan multi correlation menunjukkan bahwa pertambahan nilai korelasi bertambah dari kombinasi 2,3 dan 4 pos hujan. Akan tetapi pada kombinasi 5 pos hujan, pertambahan nilai korelasi tidak lagi signifikan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa pada DAS Bd. Katulampa, pencatatan pos hujan cukup terwakili dengan kombinasi 4 pos hujan antara lain Pos Perkeb. Gn. Mas, Pos Panjang, Pos Pasir Muncang dan Pos Katulampa. Kombinasi 4 pos hujan ini kemudian di cek dengan standar WMO. Polygon thiessen yang dihasilkan 4 pos hujan hasil analisis, menghasilkan luas pengaruh pos hujan maksimum adalah 50.57 km2 yaitu Pos Pasir Muncang dan minimum 15.46 km2 Pos Katulampa. Artinya dengan 4 pos hujan tersebut, luas pengaruh pos hujan masih masuk dalam ketentuan yang disyaratkan oleh WMO.Kata-kata kunci: pos hujan, pos debit, multi correlation, stepwiseAbstract:In a WS / DAS, the rainfall recording post is usually more common than the debit recording post. The large number of rain stations has caused problems in operating and maintenance costs. This study aims to determine the most influential rainfall items in the watershed Bd. Katulampa. The analysis was carried out using the Stepwise method which is a multi correlation analysis, in this case monthly rainfall data as the independent variable and monthly discharge data as the dependent variable. DAS Bd. Katulampa is affected by 13 rain posts. However, due to data limitations, the analysis was carried out on 5 Rain Posts, namely Perk Perkeb. Mt. Mas, Gunung Mas Post, Pos Panjang, Muncang Sand Post and Katulampa Post. The results of the analysis with multi correlation show that the correlation value increases from the combination of 2.3 and 4 rain posts. However, in the combination of 5 rain posts, the correlation value is no longer significant. It can be concluded that in the watershed Bd. Katulampa, the recording of rain posts is adequately represented by a combination of 4 rain posts, including the Pos Perkeb. Mt. Mas, Long Post, Muncang Sand Post and Katulampa Post. The combination of the 4 rain posts is then checked with the WMO standard. Polygon Thiessen produced by 4 analysis results, the maximum area of influence is 50.57 km2, that is Pasir Muncang Post and minimum 15.46 km2 Katulampa Post. This means that with the 4 rain posts, the broad influence of the rain post is still included in the conditions required by the WMO.Keywords: rain post, debit post, multi correlation, stepwise.
Analisa Risiko Banjir untuk Mendukung Pembangunan Bekelanjutan di Kawasan Pesisir Pantai Kota Semarang Desyta Ulfiana; Undayani Cita Sari
Ruang Vol 6, No 2 (2020): Ruang
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ruang.6.2.102-111

Abstract

Fenomena degradasi lingkungan menyebabkan meningkatnya frekuensi banjir di beberapa wilayah, salah satunya adalah kawasan pesisir pantai Kota Semarang. Kecamatan Genuk, Kecamatan Tugu, Kecamatan Semarang Utara, dan Kecamatan Semarang Barat merupakan empat wilayah yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Kondisi topografi dan karakteristik wilayah empat kecamatan tersebut menyebabkan empat kecamatan tersebut rawan mengalami bencana banjir. Untuk mengatasi fenomena tersebut perlu adanya penyesuaian perencanaan pembangunan berkelanjutan. Agar perencanaan tersebut efektif maka diperlukan analisa untuk menentukan faktor utama penyebab permasalahan banjir di wilayah tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan analisa tingkat risiko banjir menggunakan metode AHP TOPSIS untuk menentukan faktor utama penyebab banjir di masing-masing kecamatan. Kriteria yang digunakan dalam analisa terdiri dari curah hujan, tata guna lahan, kemiringan lahan, dan ketinggian. Berdasarkan hasil analisa, didapatkan bahwa Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Barat memiliki tingkat risiko paling tinggi terhadap bencana banjir. Faktor dominan penyebab tingginya risiko banjir di dua kecamatan tersebut dibanding dua kecamatan lainnya adalah curah hujan. Sedangkan faktor utama penyebab banjir di kawasan pesisir pantai Kota Semarang adalah ketinggian
Studi Kepuasan Kerja untuk Pekerja Konstruksi Lulusan Baru di Indonesia Moh Nur Sholeh; Undayani Cita Sari
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.911 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v17i1.4492

Abstract

Pekerja konstruksi fresh graduate atau generasi milenial saat ini semakin mendominasi sumber daya manusia perusahaan konstruksi. Fresh graduate yang sangat potensial juga memiliki banyak tantangan untuk dikelola. Sebagai sumber daya manusia baru dengan jumlah banyak, sangat diperlukan kajian tentang bagaimana kinerja dan kepuasan kerja mereka. Penelitian ini fokus pada kajian kepuasan kinerja pekerja konstruksi fresh graduate dari sudut pandang mereka sendiri dengan mengadopsi beberapa indikator dari The Toyota Way. Metode analisa perhitungan dilakukan dengan merangking hasil perhitungan antara skala penerapan dan pengembangan individu & teamwork. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator yang paling memuaskan yang dirasakan oleh pekerja konstruksi fresh graduate adalah pemimpin harus memiliki pengetahuan kerja yang mendalam dengan skor 18.574, sedangkan indikator kepuasan yang menunjukkan ketidakpuasan adalah materi pelatihan dibakukan dengan skor 13.468. Selanjutnya, sebagai rekomendasi adalah perlu adanya inovasi gaya kepemimpinan dari para pemimpin perusahaan konstruksi.