Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

IMPLEMENTASI PROGRAM AKSELERASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 1 SENEGKANG Andi Patria; Imam Suyitno
Jurnal Tomalebbi Volume 1, Nomor 1, Maret 2014
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.227 KB)

Abstract

Implementasi Program Akselarasi Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Sengkang Kabupaten Wajo. Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program akselarasi dalam proses pembelajaran pendidikan Kewarganegaraan dan faktor pendukung dan penghambat program akselarasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Sengkang Kabupaten Wajo. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif selanjutnya Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian populasi, dikarenakan jumlah yang diteliti hanya 25 anak dan cukup terjangkau, jadi tidak memungkinlkan untuk dilakukan penelitian sampel dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, angket dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriftif kualitatif. Dari hasil penelitian yang diperoleh hasil bahwa Implementasi program akselarasi dalam proses pembelajaran PKn antara lain : a) meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn, b) menunjang prestasi belajar siswa, dan meningkatakan minat serta bakat siswa dalam proses belajar mengajar. Faktor pendukung dan penghambat program percepatan belajar (akselarasi) terhadap proses pembelajaran PKn, antara lain :a)Faktor pendukung, seperti : sarana dan prasarana yang lengkap, ruang kelas yang kondusif, guru yang profesional,media pembelajaran serta kerjasama guru dan kepala sekolah. b)Faktor penghambat, seperti : manajemen waktu, factor ekonomi siswa dan lingkungan yang tidak kondosif. Kata Kunci: Implementasi, Program, Akselerasi
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DI KELURAHAN TIDUNG KOTA MAKASSAR RAHMANIAR .; IMAM SUYITNO; . RIFDAN
Jurnal Tomalebbi Volume IV, Nomor 3, September 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.804 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata cara pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan di Kelurahan Tidung sudah berjalan secara efektif dan untuk mengetahui penerapan sanksi administrasi bagi wajib retribusi yang melanggar ketentuan perda Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/kebersihan di Kelurahan tidung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Mengambil sampel sebanyak 12 orang. Prosedur pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan  komponen utama yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Tata cara pemungutan retribusi sampah di Kelurahan Tidung tidak berjalan secara efektif karena tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2011 tentang retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, tata cara pemungutan retribusi sampah di kelurahan Tidung pada umumnya melalui pihak ketiga dan tidak sesuai dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). 2) Penerapan sanksi administrasi dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kelurahan Tidung belum pernah di terapkan oleh kepala kelurahan Tidung. Sanksi yang diberikan hanya berupa tidak diangkutkan sampahnya bagi wajib retribusi yang melanggar perda tersebut.Kata Kunci : Implementasi, Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.  ABSTRACT: This study aims to find out the procedure of collecting levies for waste / cleaning service in Tidung Village has been run effectively and to know the implementation of administrative sanction for compulsory levies that violate the provisions of Local Regulation No. 11 of 2011 on Retribution of Service of Waste / Cleanliness in Tidung Village. This research uses qualitative approach. Taking a sample of 12 people. The data collection procedure used is observation, interview, and documentation. Using qualitative data analysis techniques with the main components of data reduction, data presentation, conclusion and verification. The results of this study indicate that, 1) The procedure of collecting the garbage levy in Tidung Village is not running effectively because it is not in accordance with Regional Regulation Number 11 of 2011 on the levy of garbage / cleaning service, the procedure of collecting the garbage levy in Tidung urban village generally through third party and not in accordance with the Local Levies (SKRD). 2) Implementation of administrative sanction in Regional Regulation Number 11 Year 2011 on Tariff Service / Garbage Service Levy in Tidung Village has not been applied by Tidung urban village head. Sanctions given only in the form of not garbage dikangkutkan for mandatory retribution in violation of the regulation.Keywords: Implementation, Garbage Service Levy / Cleanliness.
PELAKSANAAN FUNGSI DINAS SOSIAL DALAM PERLINDUNGAN ANAK JALANAN DI KOTA MAKASSAR HARSINAR .; . MUSTARING; IMAM SUYITNO
Jurnal Tomalebbi Volume IV, Nomor 3, September 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.616 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan Dinas Sosial dalam perlindungan anak jalanan di Kota Makassar, mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi Dinas Sosial dalam perlindungan anak jalanan di Kota Makassar dan mengetahui sejauh mana efektifitas kerjasama antara Dinas Sosial dengan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dalam perlindungan anak jalanan di Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Upaya Dinas Sosial dalam perlindungan anak jalanan di kota Makassar telah berjalan dengan baik dalam pembinaan pencegahan yang meliputi pendataan, pemantauan pengendalian dan pengawasan, Sosialisai dan Kampanye begitupun Pembinaan Lanjutan dengan cara perlindungan, pengendalian sewaktu-waktu, penampungan sementara, pendekatan awal, pengungkapan dan pemahaman masalah, pendampingan sosial dan rujukan; 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi Dinas Sosial dalam perlindungan anak jalanan di Kota Makassar adalah faktor pendukung Adanya Regulasi Peraturan Daerah No 2 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Anak Jalanan sebagai dasar hukum dalam mengurangi jumlah anak jalanan dengan baik, Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai dalam pembinaan anak jalanan di kota Makassar dan tersedianya layanan masyarakat. Faktor penghambat Belum adanya tempat Rehabiltasi Sosial dan Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat; 3) Efektifitas kerjasama antara Dinas Sosial dengan Lembaga terkait dalam perlindungan anak jalanan di Kota Makassar telah berjalan efektif dengan YKP2N dalam pembinaan lanjutan dengan melakukan rehabilitasi sosial.Keywords: Dinas Sosial, Pembinaan Anak Jalanan  ABSTRACT: This study aims to determine the efforts made by the Social Service in the protection of street children in the city of Makassar, knowing what factors affect the implementation of Social Service functions in the protection of street children in the city of Makassar and know the extent of the effectiveness of cooperation between the Office of Social Affairs (NGO) in the protection of street children in Makassar. The results of the research indicate that: 1) Social Service Efforts in street children protection in Makassar city have been running well in the guidance of prevention which includes data collection, monitoring control and supervision, Socialization and Campaign as well as Advanced Guidance by means of protection, control at any time, temporary shelter , initial approaches, disclosure and understanding of issues, social assistance and referrals; 2) Factors influencing the implementation of Social Service function in street children protection in Makassar City is a supporting factor The existence of Regulation of Regional Regulation No. 2 Year 2008 About The Development of Street Children as legal basis to reduce the number of street children properly, Availability of Human Resources (Human Resource ) that is adequate in the construction of street children in the city of Makassar and the availability of community services. Factors inhibiting the absence of Social Rehabilitation and Lack of socialization to the community; 3) The effectiveness of cooperation between the Social Service with the relevant Institution in the protection of street children in Makassar has been effective with YKP2N in the follow-up development by doing social rehabilitation.Keywords: Social Service, Child Development Street
UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI SOSIAL GURU PPKN DI SMP NEGERI 2 BARAKA KABUPATEN ENREKANG . SAHARA; . MUSTARI; IMAM SUYITNO
Jurnal Tomalebbi Vol 5, No 2 (2018): Volume V, Nomor 2, Juni 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.635 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data: (1) upaya yang dilakukan dalam peningkatan kompetensi sosial guru PPKn di SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang. (2) Kendala-kendala yang dihadapi guru PPKn dalam peningkatan kompetensi sosial di SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu guru PPKn di SMP Negeri 2 Baraka yang berjumlah satu orang Sedangkan data sekundernya berupa dokumen. Teknik pengumpulan data meliputi: Wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan kompetensi sosial guru PPKn di SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang, yaitu Mengikuti pelatihan berkomunikasi yang dilakukan dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); Melakukan kursus komputer yang dilakukan sendiri; Berinteraksi secara efektif dengan sesama pendidik, orang tua/wali peserta didik dan peserta didik, melalui kegiatan rapat dengan sesama pendidik; Mengikuti pertemuan dengan orang tua/wali siswa disekolah; Melakukan diskusi dengan siswa; Melakukan kunjungan ke rumah siswa (home visit); bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar, namun belum maksimal. (2) Kendala yang dihadapi guru PPKn dalam peningkatan kompetensi sosial di SMP Negeri 2 Baraka Kabupaten Enrekang yaitu guru merangkap sebagai petani kebun sehingga minimnya waktu untuk berbaur dengan masyarakat sekitar; Guru berperan sebagai sekertaris pembangunan masjid Madata sehingga kurangnya waktu untuk berinteraksi dengan masyarakat; Kurangnya pemahaman guru terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ITC) guna melancarkan pembelajaran dan memperluas komunikasi dalam hal ini leptop dan LCD. Kata Kunci : Upaya, Peningkatan, Kompetensi Sosial  ABSTRACT: This study aims to obtain data: (1) efforts made in improving the social competence of PPKn teachers in Baraka 2 Public Middle School in Enrekang Regency. (2) The constraints faced by PPKn teachers in improving social competence in Baraka 2 State Middle School in Enrekang Regency. This type of research is descriptive and uses a qualitative approach. Data sources used are primary data and secondary data. Primary data is the PPKn teacher in Baraka State Junior High School 2, amounting to one person, while the secondary data is in the form of documents. Data collection techniques include: Interviews, observation and documentation. Data analysis techniques used in this qualitative research are data reduction, data presentation and conclusion drawing. Based on the results of the study showed that: (1) efforts to improve the social competence of PPKn teachers in Baraka Middle School 2, Enrekang Regency, were following the communication training conducted in the Subject Teachers Meeting (MGMP); Conduct computer courses that are done alone; Interact effectively with fellow educators, parents / guardians of students and students, through meetings with fellow educators; Join meetings with parents / guardians of students at school; Conduct discussions with students; Make a visit to the student's home (home visit); get along politely with the surrounding community, but not maximal yet. (2) Constraints faced by PPKn teachers in improving social competence in Baraka State 2 Junior High School, Enrekang Regency, namely teachers concurrently as garden farmers so that there is little time to mingle with the surrounding community; The teacher acts as the secretary for the construction of the Madata mosque so that there is a lack of time to interact with the community; Lack of teacher understanding of the use of information and communication technology (ITC) to expedite learning and expand communication in this case leptop and LCD. Keywords: Efforts, Improvement, Social Competence
PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR TERONG KOTA MAKASSAR RISKAWATI SYAM; IMAM SUYITNO; MUHAMMAD AKBAL
Jurnal Tomalebbi Vol 5, No 2 (2018): Volume V, Nomor 2, Juni 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.279 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengelolaan sampah di Pasar Terong kota Makassar, upaya pemerintah dalam pengelolaan  sampah di Pasar Terong kota Makassar dan partisipasi masyarakat di Pasar Terong Kota Makassar dalam mengelolah sampahnya. Jenis penelitian ini adalah yaitu deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu Kepala pasar Terong Kota Makassar, Petugas Kebersihan 2 orang, dan pedagang di pasar Terong Kota Makassar Sedangkan data sekunder yaitu perundang-undangan dan dokumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti dan lembar pedoman wawancara, dan teknik pengumpulan data meliputi: Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa 1) Pengelolaan sampah di Pasar Terong tidak melakukan pemilahan sampah, sampah dikumpulkan oleh pedagang dan/atau petugas kebersihan dan diangkut oleh petugas kebersihan menggunakan gerobak celeng dan/atau gerobak motor ke armada truk dan/atau kontainer ataupun langsung diangkut menggunakan armada truk. 2) Upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah pasar yaitu melakukan pengangkutan sampah setiap hari agar tidak ada sampah yang menumpuk serta ikutnya petugas kebersihan kecamatan membantu mengangkut sampah di pasar Terong. 3) Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dipasar terong adalah dengan aktif membersihkan dan mengumpulkan sampahnya kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik atau karung untuk memudahkan petugas mengangkutnya serta taat membayar retribusi jasa jualan dan pelayanan harian Rp.5000 setiap harinya. Kata Kunci: Pengelolaan, Sampah  ABSTRACT: This study aims to find out how the waste management process in the Terong Market of Makassar city, the government's efforts in waste management in the Terong Market of Makassar city and community participation in Makassar City Eggplant Market in managing the garbage. This type of research is descriptive and uses a qualitative approach. The data sources used are primary data and secondary data. Primary data are the Head of Makassar City Terong market, 2 Cleaners Officers, and traders in Makassar City Eggplant market, while secondary data are legislation and documents. The instrument used in this study was the researcher and interview guide sheet, and data collection techniques included: Observation, Interview and Documentation. The results of the research show that 1) Waste management in Pasar Terong does not segregate waste, waste is collected by traders and / or janitors and transported by cleaning staff using boar carts and / or motorized carts to trucks and / or containers or directly transported using a truck fleet. 2) The government's effort in managing market waste is to carry out garbage every day so that there is no rubbish piling up and the sub-district cleaning officers help transport garbage in the Eggplant market. 3) Community participation in waste management in the eggplant market is to actively clean and collect waste and then put it in a plastic bag or sack to make it easier for officers to transport it and obey paying sales fees and daily services of Rp. 5,000 per day. Keywords: Management, Waste
PENERAPAN PERATURAN DISIPLIN PNS DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA DI KANTOR KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR ANDI RADENG PUTRI HERDIN; IMAM SUYITNO
Jurnal Tomalebbi Volume III, Nomor 1, Maret 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.562 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan peraturan disiplin dalam meningkatkan kinerja PNS pada Kantor kecamatan Biringknaya Kota Makassar. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan peraturan disiplin pada kantor Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Untuk itu penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif mengenai peranan peraturan disiplin dan kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan disiplin pada Kantor Kecamatan Biringkanya Kota Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil yang ada pada Kantor Kecamatan Biringkanya Kota Makassar  yang berjumlah 23 orang. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 11 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui Observasi dan wawancara sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Penerapan peraturan disiplin dalam lingkup kantor kecamatan biringkanaya kota Makassar pelaksanaannya tetap mengacu pada Peraturan yang berlaku namun pada kenyataannya ada beberapa hal yang belum terlaksana secara maksimal, masih adanya pegawai yang terlambat dan meninggalkan kantor pada jam kerja sikap pegawai yang seperti ini menghambat kinerja pelayanan untuk masyarakat. 2) Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam peraturan disiplin yaitu Masih Kurangnya kesadaran pegawai dalam menjalankan tugas serta tanggungjawab pekerjaan yang diberikan serta masih adanya sikap pegawai yang sering menunda dalam menyelesaikan pekerjaan. Kata Kunci : Disiplin PNS, Kinerja This study aims to determine how the application of disciplinary rules in improving the performance of civil servants in the sub-district office Biringknaya Makassar. To find out the constraints encountered in the application of disciplinary rules at the district office Biringkanaya Makassar. To the authors conducted research using descriptive method on the role of disciplinary rules and constraints faced in the implementation of the discipline at the District Office Biringkanya Makassar. The population in this study were all civil servants who were there at the District Office Biringkanya Makassar City amounting to 23 people. The sample in this study was 11 people. Data collected through observation and interviews, while data analysis is done by qualitative descriptive analysis. The results of this study show that: 1) The application of disciplinary rules within the scope of the district office Biringkanaya Makassar implementation is still referring to the regulation in force but in reality there are some things that have not been implemented to its full potential, there are still employees who are late and left the office during working hours employee attitudes like these hamper the performance of services to the community. 2) The constraints faced in disciplinary regulations are still lack of awareness of employees in carrying out the duties and responsibilities given job and is still the attitude of employees who often delay in completing the work.Keywords: PNS Discipline, Performance
ANALISIS PEMBERIAN REINFORCEMENT DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SMA NEGERI 1 LAMURU KECAMATAN LAMURU KABUPATEN BONE IHSAN AMIR; IMAM SUYITNO
Jurnal Tomalebbi Volume II, Nomor 3, Desember 2015
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.739 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:1) Pelaksanaan penguatan (reinforcement) guru dalam proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Lamuru Kec. Lamuru Kab. Bone. 2)Faktor yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan penguatan (reinforcement) dalam proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Lamuru Kec. Lamuru Kab. Bone. 3) Apresiasi peserta didik terhadap pemberian penguatan (Reinforcemen) dalam proses pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Lamuru Kec. Lamuru Kab. Bone. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang mana populasinya adalah seluruh guru Pkn Sma 1 Lamuru,  190 siswa kelas XI dan 207 siswa kelas X . Sedangkan sampelnya untuk siswa  adalah 10 % dari jumlah siswa kelas XI  yaitu 19 dan siswa kelas X yaitu 21, yang diambil dengan menggunakan teknik sampling acak sederhana (simple random sampling). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis persentase, dimana data diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa: 1)Pelaksanaan Penguata( Reinforcement )  dalam Proses Pembelajaran PKn guru menggunakan penguatan verbal dan nonverbal. Dimana penguatan verbal seperti memberikan pujian berupa kata – kata motivasi. Dan penguatan nonverbal itu lebih condong pada gerakan fisik seperti menganggukkan kepala dan menaikkan jempol kearah peserta didik.  2) Faktor Pendukung Pelaksanaan Penguatan ( Reinforcement ) dalam Proses Pembelajaran Pkn yaitu adanya rencana pembelajaran  yang memadai, adanya respon dari peserta didik dan kreativitas seorang guru dalam proses belajar mengajar. 3) Apresiasi peserta didik dalam pemberian penguatan atau reinforcement dalam proses pembelajaran oleh guru Pkn sudah cukup baik dikarenakan dalam pemberian penguatannya tersebut dapat menimbulkan motivasi belajar yang lebih giat terhadap para peserta didik.KATA KUNCI : Analisis, Reinforcement, Pembelajaran PKnABSTRACT : This study aims to determine: 1) Implementation of reinforcement (reinforcement) Civics teacher in the learning process in SMA Negeri 1 Lamuru district. Lamuru Kab. Bone. 2) Factors supporting the implementation of reinforcement (reinforcement) in civics learning process in SMA Negeri 1 Lamuru district. Lamuru Kab. Bone. 3) appreciation of learners towards reinforcement (Reinforcemen) in civics learning process in SMA Negeri 1 Lamuru district. Lamuru Kab. Bone. This research is a qualitative descriptive study, which population is around the Sma 1 Lamuru Civic Education teachers, 190 students of class XI and class X 207. While the sample for students is 10% of the number of students of class XI were 19 and students of class X is 21, which is taken by using simple random sampling (simple random sampling). Data was collected by using questionnaires, interviews, and documentation. While the analysis used data analysis techniques percentage, where the data is processed and presented in tabular form frekuensi.Berdasarkan results of the study showed that: 1) Implementation of Penguata (Reinforcement) in the Learning Process civics teacher uses verbal and nonverbal reinforcement. Where verbal reinforcement such as praise in the form of the word - the word motivation. And strengthening the nonverbal more inclined to physical movements like nodding his head and raised up towards learners. 2) Factors Supporting Implementation Strengthening (Reinforcement) in the Process of Learning Civic Education that is the lesson plans are adequate, the response from learners and a teacher creativity in the learning process. 3) Appreciation learners in reinforcement or reinforcement in the learning process by the Civic Education teacher is good enough because of the provision of such gains may give rise to the motivation to learn more aggressive towards the learners.KEYWORDS : Analysis, Reinforcement, Civic Education
EKSISTENSI NILAI TRADISI DARI IMAM LAPEO DI TANAH MANDAR KECAMATAN CAMPALAGIAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR RICKY REZKY; IMAM SUYITNO; MUHAMMAD AKBAL
Jurnal Tomalebbi Volume V, Nomor 1, Maret 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.658 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kondisi tradisi dari Imam Lapeo (2) Mengetahui nilai tradisi dari Imam Lapeo yang terdapat dalam berbagai kegiatan dalam masyarakat (3) Mengetahui upaya yang dilakukan masyarakat Kecamatan Campalagian dan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dalam melestarikan tradisi dari Imam Lapeo. Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian yaitu kondisi tradisi dari Imam Lapeo saat ini dan nilai yang terkandung dalam berbagai tradisi tersebut serta upaya dalam melestarikan tradisi tersebut. Sumber data yang digunakan yaitu data primer, sekunder dan tersier. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti dan lembar pedoman wawancara, prosedur pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Tradisi dari Imam Lapeo yang terdapat dalam berbagai acara dalam masyarakat di tanah Mandar pada umumnya masyarakat sangat menghargai keberadaan dari tradisi tersebut karena beberapa faktor, diantaranya nilai yang terkandung dalamnya, sehingga sampai hari ini tradisi tersebut masih ada dan dilaksanakan masyarakat di tanah Mandar 2) Nilai tradisi dari Imam Lapeo di berbagai acara dalam masyarakat mengandung banyak makna dan nilai diantaranya nilai religius, nilai rohani, nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya yang menjadi alasan masyarakat untuk melaksanakan dan menggunakan tradisi dari Imam Lapeo 3) Upaya yang dilakukan dalam melestarikan tradisi dari Imam Lapeo adalah a. saling mengingatkan untuk melaksanakan b. Mensosialisasikan ke para generasi pelanjut c. Melakukan promosi terkait keberadaan tradisi dari Imam Lapeo. Kata Kunci : Eksistensi, Nilai tradisi   ABSTRACT: This study aims to: (1) Determine the traditional conditions of Imam Lapeo (2) Knowing the traditional value of Imam Lapeo contained in various activities in the community (3) Knowing the efforts of the Campalagian District community and Polewali Mandar District Government in preserving the tradition from Imam Lapeo. Qualitative descriptive research type. The focus of the research is the current condition of Imam Lapeo's tradition and the values contained in these various traditions as well as efforts to preserve the tradition. Data sources used are primary, secondary and tertiary data. The instrument used in this study was the researcher and the interview guide sheet, the procedure of data collection, namely observation, interviews and documentation. The results showed that: 1) The tradition of Imam Lapeo contained in various events in the community in the land of Mandar in general the community really appreciated the existence of the tradition because of several factors, including the values contained in it, so that to this day the tradition still exists and is carried out community in Mandar land 2) The traditional value of Imam Lapeo at various events in the community contains many meanings and values including religious values, spiritual values, religious values, social values, and cultural values which are the reasons for the community to implement and use the tradition of Imam Lapeo 3 ) Efforts made to preserve the tradition of Imam Lapeo are a. remind each other to carry out b. Socialize to the next generation c. Promoting the existence of the tradition of Imam Lapeo. Keywords: Existence, Traditional Value
PROPOSISI BENTUK KOSONG DALAM WACANA SLOGAN: KAJIAN TINDAK TUTUR WACANA SLOGAN Imam Suyitno
Humaniora Vol 17, No 3 (2005)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.746 KB) | DOI: 10.22146/jh.850

Abstract

Slogan is a striking and easily remembered statement or sentence used to advertise something or to make clear the aim(s) of group, organization, campaign, etc. The discourse consists of some propositions, but most are not explicitly uttered, called zero form propositions. Thus, slogan is a discourse that different from common discourses. Analysts or readers need to know the entire propsitions that constitute the slogan to understand what it means. They must understand the speech context and speech event that create and support the slogan. Therefore, a speech act approach is relevant to the analysis.
KOMUNIKASI ANTARETNIK DALAM MASYARAKAT TUTUR DIGLOSIK: Kajian Etnografi Komunikasi Etnik Using Imam Suyitno
Humaniora Vol 18, No 3 (2006)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.542 KB) | DOI: 10.22146/jh.882

Abstract

People need communication in their daily activities. The term cross cultural communication is used to refer to communication conducted by people of different culture. This type of communication normally occurs in a diglosic community where two or more ethnic groups live together. In conducting communication, each of the ethnic group will apply and share their language and socio-cultural norms accepted by each other. All participants of communication are tied by rules that live in the speech community. Although they attempt to obey the norms, culturally the characteristic of each ethnic is still observed at the verbal attitude of their speech. In this case, we can observe the characteristic of speech act usage when speaking to other etnics, especially to Javanese and Madurese. Some factors which influence the etnic groups to choose the verbal attitude are a social distance, power, social variable, and cultural values.