Yeniar Indriana
Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Published : 59 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 PANGKALAN KERINCI, RIAU Pramitasari, Amelia; Indriana, Yeniar; Ariati, Jati
Jurnal Psikologi Vol 9, No 1 (2011): April 2011
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.407 KB) | DOI: 10.14710/jpu.9.1.

Abstract

Biologi merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Biologi tumbuh seiring perkembangan zaman dan teknologi dan memiliki prosepek yang menjanjikan. Untuk dapat berhasil dan menghasilkan hasil yang optimal dalam pelajaran Biologi, guru perlu memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan sehingga motivasi siswa untuk belajar Biologi dapat meningkat. Motivasi belajar Biologi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan dan memberikan arah pada kegiatan belajar pada pelajaran Biologi, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat dicapai. Salah satu metode pembelajaran yang kemungkinan dapat meningkatkan motivasi belajar adalah metode pembelajaran kontekstual. Penerapan metode pembelajaran kontekstual ini pada pelajaran Biologi akan dinilai oleh siswa baik secara kognitif maupun afektif. Persepsi siswa terhadap metode pembelajaran kontekstual akan mempengaruhi perilaku belajar siswa. Siswa yang memiliki persepsi positif akan memiliki motivasi belajar Biologi yang tinggi sedangkan siswa yang memiliki persepsi yang negatif terhadap pembelajaran kontekstual memiliki motivasi belajar Biologi yang rendah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pangkalan Kerinci berjumlah 153 orang siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Alat ukur yang digunakan adalah skala persepsi terhadap pembelajaran kontekstual yang berjumlah 29 aitem (α = 0.919) dan skala motivasi belajar Biologi yang berjumlah 29 aitem (α = 0.914). Hasil analisis data dengan metode analisis regresi sederhana menunjukkan hasil rxy sebesar 0.804 dengan p = 0.000 (p<0.05). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap metode pembelajaran kontekstual dengan motivasi belajar Biologi. Efektifitas regresi dalam penelitian ini adalah sebesar 64.7%, artinya motivasi belajar Biologi siswa kelas XI IPA 64.7% ditentukan oleh persepsi terhadap pembelajaran kontekstual.Kata kunci: persepsi, pembelajaran kontekstual, motivasi belajar Biologi, siswa kelas XI IPA
DINAMIKA PSIKOLOGIS TAFAKUR PADA ANGGOTA THARIQAH QADIRIYYAH WA NAQSYABANDIYYAH DI PONDOK PESANTREN FUTUHIYYAH, MRANGGEN, DEMAK Mawarni, Nancy Indah; Indriana, Yeniar; Masykur, Achmad Mujab
Jurnal Psikologi Vol 3, No 2 (2006): Desember 2006
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.542 KB) | DOI: 10.14710/jpu.3.2.49 - 68

Abstract

Tafakur merupakan aktivitas perenungan pada alam semesta beserta isinya, yang melibatkan aspek kognisi, afeksi serta spiritualSeseorang yang bertafakur berarti memproses informasi yang didapatkan dari panca indera, melibatkan perasaan dalam memahami makhluk ciptaannya. Urgensi bertafakur adalah dalam rangka membiasakan aktivitasinternal manusia khususnya aspek kognisi dan afeksi sehingga memunculkan perilaku positif.             Penelitian dilakukan dalam latar belakang dunia tasawuf thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyyah yang erat kaitannya dengan usaha pembinaan diri serta peningkatan dimensi esoteris dalam dunia Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif fenomenologis, dimana peneliti berusaha memahami dinamika pengalaman subjek sebagaimana subjek memandang dunia pengalamannya.             Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika psikologis anggota thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyyah dalam bertafakur, yaitu suatu perenungan secarareflektif maupun kontemplatif tentang segala hal, meliputi segala fenomena dalam alam semesta maupun kehidupan pribadi dalam rangka menemukan hikmah, kemudian menimbulkan maupun memperkuat keimanan kepada Tuhan. Pola dinamika tafakur menunjukkan interaksi antara hati (aspek afeksi), akal (aspek kognisi) serta spiritual, kemudian menimbulkan pengalaman beragama.             Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah tafakur mendorong individu mengoptimalkan fungsi kognisi serta afeksi, kemudian akan membawa pengaruh yang positif bila ditransendensikan kepada Tuhan, sehingga banyak manfaatnya jika dilakukan secara intensif dan berkesinambungan.   Kata Kunci : tafakur, thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyyah
TINGKAT STRES LANSIA DI PANTI WREDHA “PUCANG GADING” SEMARANG Indriana, Yeniar; Kristiana, Ika Febrian; Sonda, Andrewinata A.; Intanirian, Annisa
Jurnal Psikologi Vol 8, No 2 (2010): Oktober 2010
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.437 KB) | DOI: 10.14710/jpu.8.2.87-96

Abstract

Tingkat stres lansia penghuni panti merupakan menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Gambaran mengenai tingkat stres dan faktor-faktor penyebab atau sumber stres bagi lansia di panti akan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan pihak-pihak di sekitar lansia untuk membantu mereka menjalani masa tua dengan sukses. Tingkat stres lansia panti diukur dengan asesmen stress yang diadaptasi dari sub bagian asesmen stres yang sudah tervalidasi yaitu Stress Assessment Tools : A self assessment Health Promotion Program Work Life staff Alameda-USA, sub bagian asesmen ke-2 dan ke-3 tentang sumber-sumber stres dan perubahan hidup. Subjek penelitian sejumlah 32 lansia Panti Wredha Pucang Gading Semarang menunjukkan tingkat stres yang tinggi dengan skor di atas 150 dengan 81,25% menunjukkan keluhan berat dan 18,75% menunjukkan keluhan sedang. Faktor-faktor yang menyebabkan stres bagi para lansia Panti Wredha ini dalam urutan 5 besar antara lain : perubahan dalam aktivitas sehari-hari, perubahan dalam perkumpulan keluarga, kematian pasangan, kematian anggota keluarga, dan perubahan dalam pilihan maupun kuantitas olahraga maupun rekreasi, dan perubahan dalam pekerjaan.Kata kunci: lansia, tingkat stress, Stress Assessment ToolsPermalink :
RELIGIOSITAS, KEBERADAAN PASANGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (SOCIAL WELL BEING) PADA LANSIA BINAAN PMI CABANG SEMARANG Indriana, Yeniar; Desiningrum, Dinie Ratri; Kristiana, Ika Febrian
Jurnal Psikologi Vol 10, No 2 (2011): Oktober 2011
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.877 KB) | DOI: 10.14710/jpu.10.2.184-193

Abstract

Succesfull aging atau memasuki masa tua dengan sukses tentu menjadi dambaan bagi semua individu yang memasuki usia dewasa akhir. Bagaimanapun tua tetap sebagai bagian dari rentang kehidupan individu sehingga tidak ubahnya seperti masa-masa sebelumnya bahwa kesejahteraan juga menjadi impian bagi yang menjalani masa ini. Memasuki masa lansia yang bahagia identik dengan kesiapan untuk menerima segala perubahan dalam aspek-aspek kehidupan. Sosial merupakan salah satu aspek yang mengalami perubahan cukup signifikan pada masa lansia. Banyak lansia yang mampu tetap optimal dalam bidang-bidang sosial dan mencapai kondisi yang dikatakan sejahtera atau dengan kata lain lansia tersebut mencapai kesejahteraan sosial. Kesejahteraan yang dicapai lansia ditengarai dipengaruhi oleh kondisi religiositas dan keberadaan pasangan. Penelitian merupakan penelitian korelasional dan komparasi dengan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan metode statistika. Dalam hal ini adalah hubungan antara religiositas dan kesejahteraan sosial pada lansia binaan PMI Semarang dengan mengkomparasi kelompok lansia yang masih memiliki pasangan hidup dan tidak memiliki pasangan hidup. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis korelasi bivariate Kendal dan diperoleh hasil dengan taraf signifikansi 5% keberadaan pasangan hidup berkorelasi negative dengan kesejahteraan sosial sebesar -0,153 dan dengan religiositas sebesar -0,052. Hal ini berarti bahwa keberadaan pasangan tidak meningkatkan kesejahteraan sosial maupun religiositas pada lansia. Hasil lain yang diperoleh dari uji statistic di atas adalah adanya korelasi positif antara religiositas dengan kesejahteraan sosial pada lansia dengan koefisien korelasi sebesar 0,434.Kata kunci : keberadaan pasangan hidup, religiositas, sosial well-beingPermalink : http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/view/2900