Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Play Therapy Untuk anak-anak Korban Bencana Alam Yang Mengalami Trauma (Post Traumatic Stress Disorder/PTSD) Endah Nawangsih
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 1, No 2 (2014): psympathic
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/psy.v1i2.475

Abstract

Anywhere in the world, natural disasters events cause loss of life, moreover a deep sorrow and fear for the victims. They were in a state of very uneasy, very scared, never-ending anxiety, and become prone to panic. These conditions called post-traumatic stress disorder (PTSD) as a continuous maladaptive reaction to a traumatic experience. In contrast to adults, children are in a state highly vulnerable to the impact caused by a traumatic event. Children with PTSD may show confusion or agitation. This condition brings suffering prolonged, if not given proper treatment. It required a specific intervention design for children with PTSD namely Play Therapy techniques. This intervention is one way that can be used to understand the world of children through playing, so that when used in the right circumstances can be meaningful as physical activity as well as therapy.
Studi Deskriptif Mengenai Happiness pada Mahasiswa Pengguna Media Sosial di Kota Bandung Dzar Nurul Halimah; Endah Nawangsih
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 1, Juli 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.868 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i1.87

Abstract

Abstract. Seligman explain that happiness is a measurement towards ourselves and life, those are including a positive emotions like a convenience and an overflowing happiness, or the positive activity that doesn’t fulfill with any emotions such an absorption and involvement (Seligman, 2005). In this research, there are so many positive effects that the students felt as make the interact with people easly, as an educational media, entertainment, and to fill their free time. Instead of that, so negative efects does, such as forget about the time cause of they want to keep connected, they was envy with people’s life in social media, and they feel hard to build a relations in real life. The result are 95% students feel positive emotion, engagement 95%, relationships 100%, meaning 96,7%, accomplishment 95%, negative emotion 18,3%, and health 96,7%. It shown conclude of this research that almost all of the students or 177 subjects have high level of happiness. Keywords: Happiness, Social Media, Collage Students. Abstrak. Seligman menjelaskan kebahagiaan merupakan suatu hasil penilaian terhadap diri dan hidup, yang memuat emosi positif seperti kenyamanan dan kegembiraan yang meluap-luap, maupun aktivitas positif yang tidak memenuhi komponen emosi apapun seperti absorbsi dan keterlibatan (Seligman, 2005). Pada penelitian ini banyak hal yang dihayati oleh subjek, antara lain dampak positif seperti memudahkan interaksi dengan orang lain, sebagai media edukasi, hiburan, dan untuk mengisi waktu luang. Ada pula dampak negatif yang dirasakan ketika mengakses media sosial, seperti lupa waktu karena ingin terus terkoneksi, timbul rasa iri karena membandingkan hidup mereka dengan orang lain, serta bentuk pelarian karena sulitnya membangun relasi dan interaksi di dunia nyata. Hasilnya sebanyak 95% subjek merasakan positive emotion, engagement sebanyak 95%, relationships sebanyak 100%, meaning sebanyak 96,7%, accomplishment sebanyak 95%, negative emotion sebanyak 18,3%, serta health sebanyak 96,7%. Maka secara keseluruhan mahasiswa yang menjadi subjek memiliki tingkat happiness yang tinggi, yaitu sebanyak 177 orang atau 98,3%. Kata Kunci: Happiness, Media Sosial, Mahasiswa.
Pengaruh Efikasi Diri Menyelesaikan Skripsi terhadap Kesejahteraan Psikologis pada Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi di Universitas Islam Bandung Alifa Nuraini; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.366 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3018

Abstract

Abstract. Students who are writing their thesis experience various kinds of psychological distress so that students are often not well-being. Thesis is a scientific work written to fulfill the final task. The abilities needed by students in writing thesis are to think scientifically, construct concepts, and think critically so that internal factors play a major role in the completion of the thesis. Self-efficacy is an internal predictor for the psychological well-being of students who are writing their thesis. This study aims to determine how much influence the self-efficacy of completing a thesis on the psychological well-being of students writing a thesis at the Bandung Islamic University. This research uses causality method with simple linear regression data analysis. The measuring instrument used in this study is the General Self-Efficacy Scale (GSES) by Novrianto, Marettih & Wahyudi (2019) which was later modified by the researcher with the results of Cronbach's Alpha 0.921 and the Psychological Well-Being Scale (PWBS) which has been adapted by Rachmayani & Ramadhani (2014). The final sample obtained in this study were students who were working on a thesis at the Bandung Islamic University with a total sample of 327 students. The results showed a significance level of .000 < .05, so that it is known that there is an influence of the variable self-efficacy in completing the thesis on the psychological well-being variable with a contribution of 46.6%. Abstrak. Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi mengalami berbagai macam distres psikologis sehingga mahasiswa seringkali tidak sejahtera secara psikologis. Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi tugas akhir. Kemampuan yang diperlukan mahasiswa dalam menulis skripsi adalah berpikir secara ilmiah, mengontruksi konsep, dan berpikir secara kritis sehingga faktor internal berperan besar terhadap penyelesaian skripsi. Efikasi diri menjadi prediktor internal bagi kesejahteraan psikologis mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efikasi diri menyelesaikan skripsi terhadap kesejahteraan psikologis pada mahasiswa sedang menyusun skripsi di Universitas Islam Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kausalitas dengan analisis data regresi linear sederhana. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah General Self-Efficacy Scale (GSES) oleh Novrianto, Marettih & Wahyudi (2019) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti dengan hasil Alpha Cronbach 0.921 dan Psychological Well-Being Scale (PWBS) yang telah diadaptasi oleh Rachmayani & Ramadhani (2014). Sampel akhir yang didapatkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas Islam bandung dengan jumlah sampel sebanyak 327 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan tingkat signifikansi sebesar .000 < .05, sehingga diketahui terdapat pengaruh variabel efikasi diri menyelesaikan skripsi terhadap variabel kesejahteraan psikologis dengan kontribusi sebesar 46.6%.
Pengaruh Body Image terhadap Self Confidence pada Remaja Putri Pengguna Tiktok Diani Auli Syalsadila; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.296 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3022

Abstract

Abstract. Adolescence is a period of developmental transition between childhood and adulthood, where physical and psychological development occurs. Because teenagers pay more attention and make judgments about their body appearance, especially in young women who have a stronger perception of body image which can affect self-confidence. In this era of globalization, technological developments are very rapid, social media can affect body image and self-confidence problems. Teenagers will compare their appearance with the standards generated on social media. One of the social media that has the most influence on this problem is Tiktok. This study aims to obtain the results of a study on the effect of body image on self-confidence in adolescent girls using tiktok in the city of Bandung. The hypothesis in this study is that there is an effect of body image on self-confidence in adolescent users of tiktok in Bandung. The subjects of this study were 384 young women using tiktok in the city of Bandung. This study uses the Multidimesional Body Self Relations Questionnaire-Appereance Scales (MBSRQ-AS) scale which was adapted by Khairani, Hannan, & Amalia (201 9) and the Self Confidence Scale which was adapted by Setiawan (2020). The analysis technique used is simple linear regression. The results of this study found that body image has a significant effect on self-confidence with a positive influence direction and a coefficient of 17.9%. Abstrak. Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis. Hal tersebut mengakibatkan para remaja lebih memperhatikan dan membuat penilaian terhadap penampilan tubuhnya, khususnya pada remaja putri yang memiliki persepsi lebih kuat terhadap body image yang dapat mempengaruhi self confidence. Pada era globalisasi ini perkembangan teknologi sangatlah pesat , media sosial dapat berpengaruh terhadap permasalahan body image dan self confidence. Remaja akan membandingkan penampilan dirinya dengan standar yang dihasilkan di media sosial. Media sosial yang paling berpengaruh terhadap permasalah ini salah satunya adalah Tiktok. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil kajian tentang pengaruh body image terhadap self confidence pada remaja putri pengguna tiktok di Kota Bandung. Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh body image terhadap self confidence pada remaja pengguna tiktok di Kota Bandung. Subjek penelitian ini adalah 384 remaja putri pengguna tiktok di Kota Bandung. Peneliti melakukan pengambilan data menggunakan skala Multidimesional Body Self Relations Questionnaire-Appereance Scales (MBSRQ-AS) yang telah diadaptasi oleh Khairani, Hannan, & Amalia (2019) dan skala Kepercayaan diri (Self Confidence Scale) yang telah diadaptasi oleh Setiawan (2020). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menemukan bahwa body image secara signifikan memiliki pengaruh terhadap self confidence dengan arah pengaruh positif dan koesifisien sebesar 17,9%.
Pengaruh Self-Compassion terhadap Psychological Well-Being pada Mahasiswa Etnis Minangkabau di Kota Bandung Tri Asi Sucikaputri; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.494 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3061

Abstract

Abstract. Migrating is something that a person does to seek or find a better life from where he came from. Students who migrate aim to get a better education from their place of origin. During the overseas period, students often experience difficulties that can affect their psychological well-being. Self-compassion is said to be a predictor of psychological well-being. This study was conducted to determine how much influence self-compassion has on psychological well-being in Minangkabau ethnic overseas students in Bandung. Self-compassion is measured by the Self-Compassion Scale (Sugiyanto, 2020) and psychological well-being is measured by the Indonesian version of the psychological well-being (Rahmayandi & Ramadanty, 2014). The participants in this study were 350 ethnic Minangkabau immigrant students in the city of Bandung, consisting of 242 women (69%) and 108 men (31%). This research is a quantitative research with causality design and analyzed using simple regression analysis. The main results of this study indicate that self-compassion affects the psychological well-being of Minangkabau ethnic overseas students in Bandung City with a contribution of 39.7%. This study predicts that every increase in self-compassion, it can increase psychological well-being by 89.3%. Abstrak. Merantau merupakan suatu hal yang dilakukan seseorang untuk mencari atau menemukan kehidupan yang lebih baik dari tempat asalnya. Mahasiswa yang merantau bertujuan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik dari tempat asalnya. Selama masa perantauan, mahasiswa kerap kali mengalami kesulitan yang dapat mempengaruihi psychological well-being nya. Self-compassion dikatakan merupakan prediktor bagi psychological well-being. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh self-compassion terhadap psychological well-being pada mahasiswa rantau etnis Minangkabau di Kota Bandung. Self compassion diukur dengan alat ukur Skala Welas Diri (Sugiyanto, 2020) dan psychological well-being diukur dengan alat ukur psychological well-being versi Bahasa Indonesia (Rahmayandi & Ramadanty, 2014). Partisipan pada penelitian ini adalah 350 mahasiswa perantau etnis Minangkabau di kota Bandung, yang terdiri dari 242 perenpuan (69%) dan 108 laki-laki (31%). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design kausalitas dan dianalisis menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa self-compassion berpengaruh terhadap psychological well-being pada mahasiswa rantau etnis Minangkabau di Kota Bandung dengan sumbangan sebesar 39.7%. Penelitian ini memprediksi bahwa setiap kenaikan self-compassion, maka dapat meningkatkan psychological well-being sebesar 89,3%.
Pengaruh Strategi Coping terhadap Derajat Stres pada Perawat di Masa Pandemi Covid-19 Rias Fadhila Binurillah; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.461 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3071

Abstract

Abstract. As one of the health workers, nurses have roles and duties in providing health services for the community, namely as nurses, administrators, educators, and researchers. These roles and duties make the intensity of meeting patients with nurses more frequent when compared to other health workers, even in the Covid-19 pandemic situation. Covid-19 causes several psychological problems for nurses such as anxiety, stress, and depression because nurses are afraid of getting infected and making people around them infected, also afraid of dying because they often witness cases of death of Covid-19 patients in large numbers. Therefore, nurses need to have the right coping strategies in order to deal with stress effectively. The purpose of this study was to describe the degree of stress and coping strategies, as well as to determine the effect of coping strategies on the degree of stress in nurses at the Edelweiss Hospital in Bandung during the Covid-19 pandemic. This study uses a causal quantitative method and data analysis using simple linear regression, with 20 nurses who treat patients with Covid-19 cases as respondents. Research data was taken using a stress measuring instrument constructed by Rizka Hadian Permana and Lilim Halimah which refers to the theory of Sarafino (2011) and the Ways of Coping Questionnaire (Lazarus & Folkman, 1984). The results of this study indicate that there is an effect of coping strategies on the degree of stress with a significance value of 0.019 <0.05, and the regression coefficient is negative. Abstrak. Sebagai salah satu tenaga kesehatan, perawat memiliki peran dan tugasnya dalam memberikan layanan kesehatan untuk masyarakat, yaitu sebagai pelaksana keperawatan, pengelola (administrator), pendidik, dan peneliti. Peran dan tugas tersebut membuat intensitas bertemu pasien pada perawat menjadi lebih sering jika dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya, bahkan dalam situasi pandemi Covid-19. Covid-19 menyebabkan munculnya beberapa masalah psikologis pada perawat seperti cemas, stres, dan depresi dikarenakan perawat takut terinfeksi dan membuat orang disekitarnya ikut terinfeksi, juga takut meninggal karena sering menyaksikan kasus kematian pasien Covid-19 dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, perawat perlu memiliki strategi coping yang tepat agar dapat mengatasi stresnya dengan efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran derajat stres dan strategi coping, juga untuk mengetahui pengaruh strategi coping terhadap derajat stres pada perawat Rumah Sakit Edelweiss Bandung di masa pandemic Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kausalitas dan analisis data menggunakan regresi linear sederhana, dengan 20 orang perawat yang menangani pasien kasus Covid-19 sebagai responden. Data penelitian diambil menggunakan alat ukur stres yang di konstruksikan oleh Rizka Hadian Permana dan Lilim Halimah yang mengacu pada teori Sarafino (2011) dan Ways of Coping Questionaire (Lazarus & Folkman, 1984). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh strategi coping terhadap derajat stres dengan nilai signifikansi sebesar 0.019 < 0.05, dan koefisien regresi yang bernilai negatif.
Pengaruh Konsep Diri terhadap Resiliensi pada Remaja Korban Cyberbullying Frisca Desi Arisandi; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v3i1.5389

Abstract

Abstract. Many news articles have been concerned with the social phenomenon of cyberbullying in this digital era, especially among teenagers. Teenagers in an unstable phase, wanting to do new things, often become perpetrators and victims of cyberbullying. Cyberbullying can harm victims and often leads to death. Therefore, resilience is required to protect victims who experience cyberbullying. Various factors influence individual resilience, one of which is self-concept. This study aims to determine the influence of self-concept on resilience in teenage victims of cyberbullying. The respondents were 305 people from various regions in Indonesia, and the respondent data was obtained using Convience Sampling. Self-concept was measured using Fitts’s Tennessee Self-Concept Scale (TSCS), modified by Zannatunissa BR. Batubara (2020) and resilience were measured using Connor and Davidson’s Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC), modified by Destalya Anggrainy (2013). The results found a significant value of 0.000 < 0.05, a correlation of 0.545, and a contributory value of 76,6%. Based on the results, the self-concept level of teenage victims of cyberbullying was in the medium category. In this study, there was a significant influence of Self-Concept on Resilience.Keywords: Self-Concept, Resilience, Teenagers, Cyberbullying.Abstrak. Berdasarkan fenomena, artikel, dan juga media sosial, perilaku cyberbullying banyak terjadi pada era digital ini terutama pada remaja. Remaja yang sedang dalam fase labil, ingin melakukan hal baru pun tidak jarang menjadi pelaku dan korban dari tindak cyberbullying. Fenomena cyberbullying memberikan dampak buruk pada korbannya dan tidak jarang berujung pada kematian. Oleh sebab itu, diperlukan resiliensi yang berperan sebagai pelindung untuk korban yang mengalami cyberbullying. Terdapat berbagai faktor yang berpengaruh pada resiliensi individu salah satunya adalah konsep diri. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh konsep diri terhadap resiliensi pada remaja korban cyberbullying. Responden dalam penelitian ini berjumlah 305 orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Data responden diperoleh menggunakan Convience Sampling. Konsep diri diukur dengan alat ukur Tennessee Self Concept Scale (TSCS) milik Fitts yang dimodifikasi oleh Zannatunissa BR. Batubara (2020). Resiliensi diukur dengan alat ukur The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) milik Connor dan Davidson yang dimodifikasi oleh Destalya Anggrainy (2013). Hasil nilai signifikansi dalam penelitian sebesar 0.000 < 0.05. Untuk nilai korelasi sebesar 0.545 dengan nilai kontribusi sebesar 76,6%. Berdasarkan hasil penelitian tingkat konsep diri remaja korban cyberbullying ini tergolong dalam kategori sedang. Dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan antara Konsep Diri terhadap Resiliensi. Kata Kunci: Konsep Diri, Resiliensi, Remaja, Cyberbullying.
Rancangan Intervensi Berbasis Positive Psychotherapy untuk Menanggulangi Penurunan Harga Diri Pasien Perempuan Acne Vulgaris Endah Nawangsih; Rizki Aulia
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 5 No. 2 November 2019
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.674 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.4597

Abstract

Bagi perempuan bila menderita acne vulgaris pada wajahnya merupakan suatu permasalahan yang sangat mengganggu. Dampak negatif yang paling umum dirasakan akibat menderita acne vulgaris adalah penurunan harga diri. Ketika harga diri rendah ketahanan dan fleksibilitas dalam menghadapi masalah menjadi berkurang. Menanggulangi dampak negatif dari acne vulgaris pada harga diri perlu dirancang suatu intervensi diantaranya berbasis positive psychotherapy. Melalui positive psychotherapy tidak hanya memperbaiki suatu permasalahan namun juga mengembangkan potensi secara optimal untuk menghadapi permasalahan kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran harga diri perempuan yang menderita acne vulgaris dan merancang intervensi berbasis positive psychotherapy untuk menanggulangi harga diri tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif; dengan pengambilan sampel secara purposive. Pengumpulan data menggunakan skala harga diri. Hasil pengukuran diperoleh sebanyak 40% dari 35 perempuan memiliki derajat harga diri rendah dan sisanya 60% perempuan memiliki derajat harga diri sedang. Rendahnya harga diri pada perempuan yang menderita acne vulgaris disebabkan oleh derajat self-efficacy yang sedang sebanyak 71,43% dan derajat self-respect yang rendah sebanyak 42,86%. Intervensi positive psychotherapy dirancang sedemikian rupa disesuaikan dengan analisis kondisi harga diri pada perempuan penderita acne vulgaris kedalam 8 sesi terapi.Key Words : harga diri, positive psychotherapy, acne vulgaris
Peran Konseling Logo dalam Meningkatkan Hidup Bermakna (Meaning Life) pada Wanita Single Mother Di Bandung endah nawangsih; Dwi Edriyanti
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 2 No.1 Januari 2011
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4935.896 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.2474

Abstract

The Purpose of this study is to increase understanding of the meaning of life at single mother women. This study uses a cognitive approach. Through this cognitive approach obtained a negative self-image of how the subject thinks of himself. This negative self-assessment will be changed in the intervention, i.e by growing new understanding (insight) on the subjects themselves through restructuring the way of their thinking. This is being the basis of considerations that a change in the pattern of thinking will be followed by changes in behavior. The results obtained in this study carried out, it is understood in the sense that if the subjects of this study demonstrated a new perspective in assessing themselves, as well as the existence of self-conciousness, so that they have wrong perception about meanings of life, then at this stage means they have insight experienced. When insight is achieved, the subjects were invited to organize the necessary steps to achieve meaningful life. Subjects will get a new self-image, which they think themselves more valuable, and meaningful. In other words, the steps can be taken to find meaning in life is to create positive thinking on the subjects themselves.
PERAN TEKNIK AVERSI DALAM MENANGANI KASUS REMAJA YANG MENGALAMI GANGGUAN IDENTITAS GENDER Endah Nawangsih
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 3 No.1 Mei 2017
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.013 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.1800

Abstract

 Seksualitas merupakan salah satu ranah yang paling pribadi dalam kehidupan seseorang. Setiap orang adalah mahluk seksual dengan minat dan fantasi yang merupakan fungsi seksual yang normal. Namun, ketika fantasi atau hasrat seksual membahayakan diri dan orang lain, maka fantasi dan hasrat tersebut dapat digolongkan abnormal. Individu yang mengalami Gangguan Identitas Gender (GIG), yang juga disebut sebagai transeksual, merasa bahwa jauh didalam dirinya, mereka adalah orang yang berjenis kelamin berbeda dengan dirinya saat ini. Data tentang perilaku GIG diambil dari seorang subyek penelitian. Hasil penelitian dipaparkan dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Dalam menangani kasus ini  menggunakan model pendekatan behavioristik. Sedangkan terapi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan identitas diri dengan menggunakan teknik Aversi. Tujuan yang ingin dicapai dari terapi ini  untuk menguatkan identitas gendernya. Pada  aspek kognitif hasil pemberian teknik aversi dapat dikatakan berperan didalam memperbaiki pemahaman tentang identitas gendernya.