Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Karakteristik Lingkungan Penderita Malaria di Kabupaten Bulukumba Irawati, Irawati; Ishak, Hasanuddin ; Arsin, Arsunan
Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 3 (2107): Afiasi
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.075 KB)

Abstract

Kabupaten Bulukumba menjadi wilayah endemis malaria dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lingkungan dalam rumah penderita malaria di Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilaksanakan pada lima wilayah puskesmas dan satu rumah sakit di Kabupaten Bulukumba yang memiliki data kasus malaria tertinggi pada 2 tahun terakhir. Metode yang digunakan adalah observational dengan desain case control study. Pengambilan sampel diambil dari catatan rekam medik pemeriksaan sediaan darah di laboratorium yang dinyatakan positif mengandung Plasmodium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  Faktor lingkungan dalam rumah yang berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian malaria adalah pencahayaan dalam  rumah (p-value= 0,00, OR= 0,125, 95% CI= 0,020-0,7821) di wilayah kerja puskesmas Ujung Loe, dan pakaian tergantung (p-value= 0,05, OR= 6,000, 95% CI= 1,315-4,579) di wilayah kerja bonto tiro, sedangkan faktor lingkungan dalam rumah yang tidak memiliki risiko secara signifikan adalah kondisi dinding, pemasangan kawat kasa, dan keberadaan langit-langit. Diharapkan kepada masyarakat agar memperbaiki pola lingkungan hidup bersih dan sehat sehingga meminimalkan faktor risiko kejadian malaria.
ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN DEBU PM10 PADA RELAWAN LALU LINTAS DI JALAN URIP SUMOHARJO KOTA MAKASSAR Harnia, Harnia; Ishak, Hasanuddin; Ikhtiar, Muhammad; Bintara, Agus; Habo, Hasriwiani; Arman, Arman
Jurnal Mirai Management Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : STIE AMKOP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.258 KB) | DOI: 10.37531/mirai.v4i2.653

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, nilai konsentrasi minimum PM10 adalah 18,75 μg/Nm3, maksimum 41,27 μg/Nm3, dan rata-rata 33,49 µg/Nm3. Hasil perhitungan Intake dengan nilai minimum sebesar 0,00015 mg/kg/hari, maksimum 0,00341 mg/kg/hari dan Intake rata-rata sebesar 0,00027 mg/kg/hari. Perhitungan RQ menunjukkan bahwa RQ dalam konsentrasi minimum 0,01 mg/kg/hari konsentrasi maksimum 0,24 mg/kg/hari, dan konsentrasi rata-rata 0,01 mg/kg/hari. Nilai RQ pada konsentrasi minimum, maksimum dan rata-rata menunjukkan RQ< 1 dengan demikian, tingkat risiko bagi relawan lalu lintas atau pallimbang-limbang masih aman. Meskipun konsentrasi risiko ini masih berada di bawah baku mutu, tidak dapat membebaskan seluruh populasi dari risiko gangguan kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari keluhan responden berupa gangguan kesehatan seperti batuk, sakit kepala, sesak nafas dan iritasi pada mata. Hasil estimasi tingkat risiko pada relawan lalu lintas dengan konsentrasi maksimum menunjukkan bahwa dalam 10 tahun ke depan relawan lalu lintas sudah tidak aman lagi. Kata Kunci: Particulate Matter (PM10), Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan, Relawan Lalu Lintas, Jl. Urip Sumoharjo Kota Makassar.
Impact of early-life malaria exposure on childhood stunting: A case-control study in high endemic malaria area, Papua, Indonesia Sahiddin, Muhamad; Ishak, Hasanuddin; Arsin, Andi A.; Pramestiyani, Mustika
Narra J Vol. 4 No. 3 (2024): December 2024
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v4i3.1451

Abstract

Papua faces public health challenges as a region with high malaria endemicity and a very high prevalence of stunting. Infectious diseases are one of the risk factors for stunting. The aim of this study was to investigate the effect of early-life malaria exposure on stunting among children in Papua. The study was conducted in 14 public health centers (PHCs) in Papua in 2023. Six hundred eighty-one children (227 stunted and 454 non-stunted) were selected using simple random sampling. The study data were gathered from medical records, structured parent interviews, and direct anthropometric measurements of the children. Chi-square tests were performed to determine unadjusted OR, while adjusted OR was calculated using multivariate analysis. The height-for-age z-score was calculated using WHO Anthro version 3.2.2. The results showed that 45.1% of mothers who had malaria during pregnancy had stunted children. The average z-score height-for-age of children from mothers who experienced malaria during pregnancy vs those who did not was -1.69±1.23 vs -1.41±1.55. Among the 84 children who had malaria under one year old, 45.2% experienced stunting. The average z-score height-for-age of children who had malaria under one year old vs those who did not was -1.83±1.24 vs -1.38±1.6. In the unadjusted analysis, malaria during pregnancy (OR 1.74; 95%CI:  1.06–2.87), malaria in children under one year old (OR 1.78; 95%CI: 1.12–2.83), low birth weight status (OR 1.82; 95%CI: 1.08–3.05), family income (OR 1.75; 95%CI: 1.09–2.81), and mother’s ethnicity (OR 1.45; 95%CI: 1.05–2.01) were associated with stunting incidence in children. In the multivariate analysis, mother’s ethnicity (aOR 1.41; 95%CI: 1.00–1.97) and low birth weight status (aOR 1.72; 95%CI: 1.00–2.94) were the only risk factor for stunting. This study suggests a potential association between early-life malaria exposure and stunting in children. In malaria-endemic areas, health interventions targeting malaria prevention during pregnancy and early childhood are necessary to reduce the risk of stunting.
Resistance status of Aedes mosquitoes as dengue vectors and the potential of plant larvicides from Indonesia for biological control: A narrative review Kasman, Kasman; Ishak, Hasanuddin; Alam, Gemini; Amiruddin, Ridwan; Hastutiek, Poedji; Arsin, Andi A.; Nasir, Sudirman; Ridha, Muhammad R.; Wahid, Isra
Narra J Vol. 5 No. 1 (2025): April 2025
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v5i1.1819

Abstract

Dengue fever remains a major public health threat in Indonesia, exacerbated by rising insecticide resistance in Aedes aegypti. Strategies relying on chemical insecticides, while initially effective, have led to widespread resistance in mosquito populations. This resistance is particularly pronounced in areas such as Java, where the extensive use of insecticides, including organophosphates and pyrethroids, has been documented. To address this challenge, one promising alternative is the utilization of biolarvicides derived from local Indonesian plant materials. Biolarvicides are environmentally friendly, safe, and have the potential to mitigate the adverse impacts associated with chemical insecticides. Numerous studies have explored the larvicidal properties of indigenous plants native to Indonesia, demonstrating their efficacy against A. aegypti. The aim of this study was to examine insecticide resistance in Aedes mosquitoes across Indonesia, highlighting geographical variations and underexplored regions, and exploring plant-based biolarvicides as sustainable alternatives.  Biolarvicides derived from native Indonesian plants could be eco-friendly alternative for dengue vector management. Their integration into existing control strategies could significantly enhance efforts to control dengue while reducing the environmental and health risks posed by chemical insecticides.