Claim Missing Document
Check
Articles

KEPUASAN KERJA TINGGI PADA MENTAL WORKLOAD YANG TINGGI: STUDI KORELASI DI HOTEL “X” Nainggolan, Ellen Violetta; Hartika, Listiyani Dewi
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.915 KB) | DOI: 10.24854/jpu12016-58

Abstract

Abstract — The increasing amount of hotels in Bali may cause tougher competition among existing hotels. Human resources as organization activator will have an extra workload, such as increasing customer service quality and being an informal marketer. This situation can cause high mental workload felt by the staff. High mental workload is not always balanced by low job satisfaction, as with high mental workload can urge the staff to achieve higher performance and feel work satisfaction. Therefore, researcher wanted to intensively find out the relationship between mental workload and job satisfaction measured with scales designed by the researcher, interview and observation with 52 staff as samples. The result shows that there is a positive relationship between mental workload and job satisfaction (r = .688; p = 0.000). In other words, whenever mental workload is high, job satisfaction will also be high. Abstrak — Pertambahan jumlah hotel di Bali menyebabkan persaingan antar hotel yang ada semakin berat. SDM (sumber daya manusia) sebagai penggerak perusahaan pun tidak jarang akan menerima beban kerja tambahan, seperti meningkatkan kualitas layanan kepada para konsumen dan menjadi pemasar informal. Hal tersebut dapat memicu tingginya beban kerja mental (mental workload) yang dirasakan oleh karyawan. Mental workload yang tinggi tidak selalu diimbangi dengan rendahnya kepuasan kerja, karena dengan mental workload yang tinggi dapat memacu karyawan untuk bekerja lebih baik dan merasakan kepuasan kerja. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti lebih intensif tentang hubungan mental workload dengan kepuasan kerja karyawan di hotel “X” Kerobokan, Bali. Mental workload dan kepuasan kerja diukur dengan skala yang disusun sendiri oleh peneliti, wawancara dan observasi dengan total sampel penelitian 52 orang karyawan. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang positif antara mental workload dengan kepuasan kerja (r = .688; p = 0.000). Artinya, saat mental workload karyawan tinggi, kepuasan kerja yang dirasakan juga tinggi.
Kepuasan kerja tinggi pada mental workload yang tinggi: Studi korelasi di hotel “X” Nainggolan, Ellen Violetta; Hartika, Listiyani Dewi
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu50

Abstract

The increasing amount of hotels in Bali may cause tougher competition among existing hotels. Human resources as organization activator will have an extra workload, such as increasing customer service quality and being an informal marketer. This situation can cause high mental workload felt by the staff. High mental workload is not always balanced by low job satisfaction, as with high mental workload can urge the staff to achieve higher performance and feel work satisfaction. Therefore, researcher wanted to intensively find out the relationship between mental workload and job satisfaction measured with scales designed by the researcher, interview and observation with 52 staff as samples. The result shows that there is a positive relationship between mental workload and job satisfaction (r = .688; p = 0.000). In other words, whenever mental workload is high, job satisfaction will also be high.
REVISITING REALISTIC JOB PREVIEW FOR RECRUITMENT: A THEORETICAL PERSPECTIVE Putu Chris Susanto; Listiyani Dewi Hartika
Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Volume 10 Nomor 2 Tahun 2016
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.209 KB) | DOI: 10.24843/MATRIK:JMBK.2016.v10.i02.p02

Abstract

This paper aims to revisit the theoretical concepts of Realistic Job Preview (RJP), as a human resource management approach to provide job candidates with information to better match the candidates’ expectations with therealities regarding the job. Further, the paper attempts to present several considerations and strategies in implementing RJP in the socialization, selection, and retention processes of recruitment. The theoretical reviewpresented shows that, when given properly and at the correct timing, RJP could increase job satisfaction, commitment, and performance while reducing turnover. This implies that the information shared through RJP could create a more realistic, deflated expectation about the job and the organization when presented using multiple formats
Persepsi Daya Tarik Seksual Penduduk Lokal Terhadap Wisatawan Asing Listiyani Dewi Hartika; Ni Nyoman Ari Indra Dewi; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Shafira P; Alexandra Auliffe; Assrid Assrid; Linda Sandy; Putri Vanezia
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 6, No 1 (2022): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Keberadaan wisatawan asing di Bali tentu saja akan menimbulkan persepsi tersendiri bagi penduduk setempat atau penduduk lokal. Persepsi seseorang mengenai sesuatu hal tentu akan sangat mempengaruhi sikap dan tindakan yang akan dilakukannya. Pada hal ini salah satu sikap yang dapat dipengaruhi oleh persepsi yang dimiliki orang lokal atau penduduk lokal terhadap wisatawan asing ialah daya tarik seksual. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memahami secara mendalam gambaran persepsi dan kemudian melihat bentuk-bentuk persepsi yang timbul dari penduduk lokal terhadap daya tarik seksual wisatawan asing. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif jenis Grounded Theory. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang bertempat tinggal di Kabupaten Badung, Bali dengan usia 20-40 tahun atau yang tergolong dalam dewasa muda dan memenuhi kriteria-kriteria penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan persepsi penduduk lokal yang dapat memunculkan daya tarik seksual pada wisatawan asing ialah faktor fisik, sifat, prestise, adaptif, pengalaman, bersenang-senang, pemenuhan kebutuhan seksual dan emosional, serta Bali sebagai daerah wisata.Kata kunci: persepsi daya tarik seksual, penduduk lokal, wisatawan asing
Pengujian Validitas dan Analisa Skala Work Family Conflict Listiyani Dewi Hartika; Ni Putu Nova Agustiari; Komang Rima Triani; Ida Ayu Putu Kirana Candra; Thresia Cindy Rikel Viodelfrillia
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 3, No 1 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.15 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan ingin mengetahuidari tiga skala Work-Family Conflict yang diuji, skala manakah yang akurat dan bebas dari Social Desirability Bias dalam mengukur konflik peran ganda. Pada penelitian ini peneliti ingin menguji tiga alat ukur konflik peran ganda, yaitu Work Family Conflict Scale, The Work-Family Conflict Scale, dan Work-Family and Family-Work Conflict Scale dengan satu alat ukur Social Desirability Bias yaitu skala SDS-17. Penelitian ini memiliki partisipan sebanyak 150 orang yang merupakan wanita yang telah menikah dan bekerja di sektor industri pariwisata dengan masa kerja satu sampai lima tahun bekerja. Penelitian ini mendapatkan bahwa alat ukur yang akurat dalam menggukur konflik peran ganda serta bebas dari Social Desirability Bias adalah skala WFCS dan WAFCS. Dilihat pada hasil korelasi antara WFCS dan WAFCS dengan SDS-17 didapat hasil nilai p= .218 dan p= .078 (p>0,05). Sedangkan WFC-FWC berkorelasi secara signifikan dengan SDS-17. Alat ukur WFCS dan WAFCS juga berkorelasi dengan alat ukur konflik peran ganda WFC-FWC yang dipakai dalam penelitian ini. Artinya, alat ukur WFCS, WAFCS serta WFC-FWC sama-sama mengukur konflik peran ganda.Kata kunci: Konflik kerja keluarga, skala psikologi, bias harapan socialAbstract. This research was conducted with the aim of knowing the accuracy of the Work-Family Conflict scale and being free from social desirability bias in order to measure multiple role conflict. This research is expected to determine the appropriate and accurate psychological scale in measuring multiple role conflicts. This study wants to examine three measuring tools for multiple role conflict, namely the Work Family Conflict Scale (WFCS) (Carlson, Kacmar, and Williams, 2000), The Work-Family Conflict Scale (WAFCS) (Haslam, Filus, Mowraska, Sanders and Fletchers, 2014), Work-Family and Family-Work Conflict Scale (WFC-FWC) (Gurcu Erdamar and Husne Demirel, 2013) and with one measure of Social Desirability Bias, namely SDS-17 scale (Stöber, 2001). The study had 150 participants who were married and worked in the tourism industry sector with a working period of one to five years. This study found that an accurate measurement tool in calculating multiple role conflicts and free from social desirability bias is the scale of WFCS and WAFCS. Judging from the results of the correlation between SDS-17 and WFCS and WAFCS, the results of p = .218 and p = .078 (p> 0.05) are obtained. While WFC-FWC correlates significantly with SDS-17. The WFCS and WAFCS measuring instruments also correlate with the WFC-FWC dual role conflict measurement tool used in this study. That is, the WFCS, WAFCS and WFC-FWC measuring instruments both measure multiple role conflict.Keywords: Work-family conflict, psychological scale, sosial desirability bias
Orientasi Social Desirability Pada Skala Psikologis di Industri Perhotelan Rian Ganggas Puspatara; Listiyani Dewi Hartika; Supriyadi Supriyadi
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 4, No 1 (2020): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.217 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan memahami orientasi social desirability pada skala psikologis di industri perhotelan. Penelitian dilakukan dengan mengkorelasikan variabel kepuasan komunikasi dan kepuasan kerja dengan social desirability. Variabel kepuasan komunikasi dan kepuasan kerja dianggap mampu mewakili variabel-variabel psikologis yang umumnya diukur dalam penelitian di industri perhotelan. Total sampel yang digunakan adalah sebanyak 349 responden, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling kuota. Teknik pengumpulan data menggunakan skala yang telah diadaptasi dari penelitian sebelumnya, yaitu skala Communication Satisfaction Questionnaire (CSQ), skala kepuasan kerja, dan skala Social Desirability (MC-SD) versi bahasa Indonesia. Hasil penelitian menemukan bahwa responden di industri perhotelan cenderung melakukan praktik social desirability dalam merespon skala psikologis. Katakunci: social desirability, kepuasan komunikasi, kepuasan kerjaAbstract.This study aims to comprehend social desirability orientation on psychological scale in the hospitality industry. The study was conducted by using correlation of communication satisfaction variables and job satisfaction with social desirability. Communication and Job Satisfaction Variables are considered to represented psychological variables which is measured in the Hotel Industry field. The participant of this study were 349 respondents which taken from Quota Sampling. The data were collected from the scale which had been adapted from previous research; Communication Satisfaction Questionnaire (CSQ) Scale, Job Satisfaction Scale, and Social Desirability (MC-SD) Scale in Bahasa. The findings of this research revealed that the respondents in hospitality industry tend to do social desirability in responding to psychological scale.Keywords: Social Desirability, Communication Satisfaction, Job Satisfaction
Hubungan Spiritual Tourism dan Coping dengan Kebahagiaan pada Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) di Bali Gusti Ayu Diliana Saraswati Devi; Agnes Utari Hanum Ayuningtias; Listiyani Dewi Hartika
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 3, No 2 (2019): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.861 KB)

Abstract

Abstrak. Spiritual tourism merupakan perjalanan yang bermotif agama atau spiritual yang dapat menimbulkan rasa damai, harmonis, sehat, dan bahagia, sehingga bisa menjadi coping dalam mengurangi kondisi yang membebani individu agar tidak menimbulkan stres. Hal ini diduga mampu meningkatkan kebahagiaan individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan spiritual tourism dan coping dengan kebahagiaan pada perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) di Bali. Tipe penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan metode korelasional dan dianalisis menggunakan regresi berganda. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 133 partisipan (usia 20-65 tahun) yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampel kuota. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa spiritual tourism, coping dan kebahagiaan memiliki korelasi yang positif, selain itu hasil menunjukan spiritual tourism dan coping dapat memprediksikan kebahagiaan (r = 0.521). Karena spiritual tourism tidak terlepas dari kegiatan spiritual dan berwisata, dari kedua hal ini masing-masing memiliki manfaat tersendiri dalam meningkatkan kebahagiaan, sedangkan coping dilihat dari beberapa kegiatan spiritual tourism yang sering dilakukan oleh perkumpulan tersebut dapat meningkatkan hubungan sosial dan dukungan sosial bagi individu sehingga dapat menimbulkan kebahagiaan.Kata Kunci: spiritual tourism, coping, kebahagiaan, perkumpulan ISKCON.Abstract. Spiritual tourism is a pilgrimage with religious or spiritual motives that bring peace, harmony, health, and happiness. Based on that definition, Spiritual tourism may also be a coping for any situation that can make people stress. This study aims to define the relationship between spiritual tourism, coping and happiness among members of International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) in Bali. Participants of this study were consisted of 133 members of ISKCON in Bali with an age range of 20-65 years. This study used multiple regression analytic to test three variables: spiritual tourism, coping stress, and happiness. Results showed a significant positive correlation between spiritual tourism, coping stress and happiness (p<.05). Furthermore, spiritual tourism and coping may predict happiness (r=.521). The implications of this findings are further discussed.Keywords: spiritual tourism, coping, happiness, ISKCO
Virtual Gastronomy Tour: Sebuah Jalan Keluar Promosi Wisata Kuliner Masa Kini? Listiyani Dewi Hartika; Ayu Prabasari Dharmajayanti; Ni Putu Nadia Frismayanthy; I Putu Yoga Ari Wijaya; I Gusti Ayu Putu Prisintya Devi
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 5, No 1 (2021): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.548 KB)

Abstract

Abstrak: Media sosial kini tidak hanya berfungsi sebagai penghubung komunikasi jarak jauh, namun dapat juga dijadikan suatu media untuk mempromosikan dan menarik minat beli konsumen terhadap sebuah produk. Saat ini belum terdapat penelitian yang menggali intensi pembelian ulang serta endurance metode promosi melalui tayangan virtual gastronomy tour jika dilihat dari sisi penjual karena efektifitas suatu metode promosi tidak hanya dilihat dari kemampuannya mengarahkan dan mendatangkan pembeli, namun juga terlihat dari keberlanjutan bisnis setelah adanya upaya promosi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah virtual gastronomy tour dapat menjadi sebuah jalan keluar promosi wisata kuliner di masa sekarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi dengan jumlah narasumber 3 orang dan informan 3 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Adapun hasil yang diperoleh adalah endurance atau daya tahan euphoria yang dihasilkan oleh tayangan virtual gastronomy tour terhadap destinasi wisata kuliner bertahan cukup lama, dari sebulan hingga lebih dari tiga bulan. Hal ini juga diikuti dengan pembelian ulang atau komitmen yang akhirnya timbul setelah pembelian pertama, karena didasari oleh faktor besarnya massa yang dimiliki oleh food-vlogger tersebut.Kata Kunci: virtual gastronomy tour, content creator, promosi wisata kuliner
Hubungan Work Engagement dengan Turnover Intention: Studi Pada Karyawan PT. X I Putu Dedik Hermawan; Listiyani Dewi Hartika; Nicholas Simarmata
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 1, No 2 (2017): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.17 KB)

Abstract

Intisari. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus turnover yang selama ini terjadi di beberapa perusahaan di Bali. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan negatif antara work engagement dengan turnover intention serta melihat aspek dari work engagement yang memiliki hubungan negatif paling tinggi terhadap turnover intention. Penelitian ini dilakukan di PT. X Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Metode pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, serta pengisian angket yang terdiri dari dua skala terhadap responden. Work engagement diukur dengan menggunakan skala yang diadopsi dari skala pengukuran work engagement bernama Utrecht Work Engagement Scale (UWES). Turnover intention diukur dengan skala. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. X dengan status kontrak serta memiliki masa kerja di bawah tiga tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara work engagement dengan turnover intention. Sementara aspek dari work engagement yang memiliki hubungan negatif paling dekat dengan turnover intention adalah dedication (dedikasi).Kata Kunci: Work Engagement, Turnover Intention, Karyawan.
Studi Korelasi pada Industri Perhotelan di Bali: Tingkat Work-Family Conflict dan Work Engagement Pekerja Wanita dengan Status Menikah Listiyani Dewi Hartika; Diah Widiawati
JURNAL PSIKOLOGI MANDALA Vol 2, No 1 (2018): JURNAL PSIKOLOGI MANDALA
Publisher : Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.608 KB)

Abstract

Abstrak. Work-family conflict (WFC) adalah suatu bentuk dari interrole-conflict, yang mana tekanan peran dari area pekerjaan dan keluarga sama kuatnya. Kondisi ini akan menyulitkan individu, khususnya kaum perempuan untuk bisa menunjukkan performa yang sama baiknya dalam pemenuhan tuntutan tiap peran yang dimiliki. Penelitian ini mengambil subjek wanita yang sudah menikah dan bekerja pada industry perhotelan, dengan model penelitian korelasional. Variabel yang diangkat adalah work-family conflict (WFC) dan work engagement (WE) pada wanita yang sudah menikah dan bekerja di industri perhotelan. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah teknik kuota sampling dengan melibatkan 272 partisipan. Hipotesa penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat work-family conflict wanita pekerja di industri perhotelan dengan tingkat work engagement. Teknik analisa statistik yang digunakan adalah Pearson Corelation dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.124 dan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0.041 (p < 0.05) yang artinya Work-family conflict memiliki korelasi yang signifikan dengan Work Engagement, dengan arah korelasi positif.Kata Kunci: work-family conflict , work engagement, wanita bekerja, wanita menikah, industri perhotelan.