Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM KIMIA N. K.A. Damayanti; S. Maryam; I. W. Subagia
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v3i2.21141

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan (1) topik/materi praktikum kimia yang dilaksanakan dalam pembelajaran kimia; (2) pelaksanaan praktikum kimia; dan (3) faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan praktikum kimia di SMA Negeri 3 Singaraja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah guru kimia, kepala laboratorium, dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini adalah (1) Topik/materi praktikum kimia yang direncanakan oleh guru kimia di SMA Negeri 3 Singaraja tidak semua dapat dilaksanakan. Pada kelas X dilaksanakan dua topik/materi praktikum kimia dari tiga topik/materi yang direncanakan. Pada kelas XI dilaksanakan lima topik/materi praktikum kimia dari sembilan topik yang direncanakan. Pada kelas XII dilaksanakan satu topik/materi praktikum kimia dari empat topik/materi praktikum kimia yang direncanakan. (2) Pelaksanaan praktikum kimia di SMA Negeri 3 Singaraja dilaksanakan secara berkelompok dan dibimbing oleh guru kimia. (3) Faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan praktikum kimia di SMA Negeri 3 Singaraja yaitu kesiapan guru dan siswa untuk melaksanakan praktikum kimia, laboratorium kimia, alat dan bahan praktikum, waktu pembelajaran, serta laboran. ABSTRACTThis research aimed to describe and explain (1) the practicum topic conducted in chemistry learning; (2) the implementation of chemistry practicum; and (3) factors that influence the implementation of chemistry practicum in SMA Negeri 3 Singaraja. The research was a qualitative research with a phenomenology approach. The subjects of this research were chemistry teachers, laboratory head, and students. The data collection techniques used in this research were document studies, observations, and interviews. The results of this research are (1) the chemistry practicum topic planned by four teachers’ chemistry in SMA Negeri 3 Singaraja is not all workable. In the tenth grade two chemistry practicum topics were hold out of three planned topics. In the eleventh grade five chemistry practicum topic were hold out of nine planned topics. In the twelfth grade hold one chemistry practicum topics of four planned topics. (2) Chemistry practicum in SMA Negeri 3 Singaraja was carried out by groups and guided by chemistry teacher. (3) Factors influencing the implementation of practicum chemistry in SMA Negeri 3 Singaraja were teachers and students’ readiness, chemistry laboratory, tools and practicum material, learning time, and laboratory assistant. 
ANALISIS KESAPAN BELAJAR SISWA KELAS X MIPA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA Ahmad Ferdian; Siti Maryam; I Nyoman Selamat
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v2i1.21177

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menjelaskan kesiapan belajar siswa kelas X MIPA ditinjau dari aspek kesiapan fisik, materiil, psikis, dan kognitif dalam pembelajaran kimia di SMA Negeri 4 Singaraja. Jenis penelitian ini adalah fenomenologi dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA SMA Negeri 4 Singaraja yang berjumlah 188 orang. Objek dalam penelitian ini adalah kesiapan belajar siswa yang ditinjau dari aspek kesiapan fisik, materiil, psikis, dan kognitif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini di antaranya observasi, pemberian angket, pemberian pretest, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan belajar siswa kelas X MIPA SMA Negeri 4 Singaraja tahun ajaran 2018/2019 secara umum dalam kategori cukup, yang mana untuk kesiapan belajar siswa dari aspek kesiapan fisik dan materiil termasuk dalam kategori baik, kesiapan belajar siswa dari aspek kesiapan psikis termasuk dalam kategori cukup, dan kesiapan belajar dari aspek kognitif termasuk dalam kategori cukup. Kata kunci: kesiapan belajar, pembelajaran kimia, SMA Negeri 4 Singaraja ABSTRACT This research aims to describe and explain students’ learning readiness of 10th grade mathematic and science in term of aspects physical, material, psychological, and cognitive readiness in learning chemistry at SMA Negeri 4 Singaraja. The type of research was phenomenology using a qualitative approach. The subjects in this reseach were all students’ of 10th grade matematic and science SMA Negeri 4 Singaraja which amounted to 188 people. The object in this reseach was student learning readiness in term of aspects physical, material, psychological, and cognitive readiness. Data collection methods used were observation, questionnaire, giving pretest, and interviews. Data obtained were analyzed using interpretative descriptive technique. The results of this reseach show that the students’ learning readiness of 10th grade mathematic and science SMA Negeri 4 Singaraja for academic year 2018/2019 in general is sufficient category, which for students’ learning readiness from aspects of physical and material readiness was included in the good category, student readiness from aspects of psychological readiness included in sufficient categories, and readiness to learn from cognitive aspects is included in the sufficient category. Keywords: chemistry learning, learning readiness, SMA Negeri 4 Singaraja
ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DALAM PROGRAM FULL DAY SCHOOL I Ketut Bandem Elyadi; I Wayan Subagia; Siti Maryam
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v2i1.21181

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pendekatan, metode, model pembelajaran, sumber belajar yang digunakan, dan distribusi waktu belajar siswa dalam program full day school di SMA Negeri Bali Mandara. Subjek dalam penelitian ini adalah RPP, penjadwalan pembelajaran kimia, guru, dan siswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, studi dokumen, dan wawancara. Data disajikan dengan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam program full day school di SMA Negeri Bali Mandara, yaitu pendekatan saintifik. (2)  Metode pembelajaran yang digunakan, yaitu tanya jawab, diskusi, presentasi, penugasan, dan praktikum. (3) Model pembelajaran yang digunakan, yaitu inkuiri terbimbing, discovery learning, dan problem based learning. (4) Sumber belajar yang digunakan, yaitu buku paket kimia, internet, video dan e-learning. (5) Waktu pembelajaran kimia dominan dialokasikan pada pagi hari. Implementasi pembelajaran kimia dalam program full day school belum berjalan sesuai dengan kurikulum 2013. Kata kunci: pembelajaran kimia, program full day school, SMA Negeri Bali Mandara.  ABSTRACT This research aimed to describe and explain the the approaches, methods, learning models, learning resources used, and the distribution of student learning time in the full day school program at Bali Mandara High School. The subjects in this study were lesson plans, scheduling of learning chemistry, teachers, and students. The methods used in data collection are observation, document study, and interview. Data presented with descriptive qualitative. The results of this study are as follows. (1) The learning approach used in the full day school program at Bali Mandara State High School is a scientific approach. (2) Learning methods used, namely question and answer, discussion, presentation, assignment, and practicum. (3) The learning model used, namely guided inquiry, discovery learning, and problem based learning. (4) Learning resources used, namely chemistry textbooks, the internet, video and e-learning. (5) The dominant chemical learning time is allocated in the morning. The implementation of chemistry learning in the full day school program has not run according to the 2013 curriculum. Keywords: chemistry learning, full day school program, Bali Mandara High School.
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMPELAJARI KIMIA KELAS XI Anggi Priliyanti; I Wayan Muderawan; Siti Maryam
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v5i1.32402

Abstract

Ilmu kimia menjadi salah satu ilmu yang dianggap sulit oleh siswa sekolah menengah atas.Masih terdapat banyak siswa yang tidak mampu memahami konsep kimia dengan baik, hanya saja permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa tersebut tidak sepenuhnya diketahui oleh tenaga pendidik.Sehingga tujuan dari penelitian ini yakni untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kesulitan belajar serta faktor-faktor kesulitan belajar kimia yang dialami siswa SMA.Subjek penelitian ini adalah 44 orang siswa dari seluruh kelas XII MIA dan 1 orang guru kimia.Jenis penelitian yang digunakan adalah fenomenologi dan pendekatan penelitian kualitatif.Pengambilan data dilakukan dengan cara studi dokumen, observasi, kuesioner, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesulitan belajar siswa tergolong sedikit sulit dengan persentase sebesar 43%, tergolong cukup sulit dengan persentase 48%, dan yang tergolong sulit dengan persentase sebesar 9%, dan faktor internal penyebab kesulitan belajar meliputi pemahaman terhadap materi kimia, kemampuan matematika rendah, dan kurangnya motivasi belajar kimia. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar meliputi metode mengajar yang diterapkan guru, pengaruh negatif teman sebaya, keadaan dan waktu pembelajaran yang kurang kondusif.
TEMPE MENINGKATKAN KAPASITAS ANTIOKSIDAN TOTAL DAN MENURUNKAN KERUSAKAN JARINGAN KULIT PADA TIKUS YANG TERADIASI SINAR ULTRAVIOLET Siti Maryam
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2011: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2011
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tempe merupakan pangan fungsional dan dapat digunakan sebagai zat anti radikal bebas akibat radiasi sinar ultraviolet ditandai dengan  peningkatan kapasitas antioksidan total. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tempe dalam meningkatkan kapasitas antioksidan total dan juga menurunankan kerusakan jaringan kulit akibat radiasi sinar ultraviolet. Penelitian ini menggunakan rancangan the randomized post test only control group design dengan variabel bebas berupa tempe  0, 1, 2 dan 3 gr/kg BB/hari dan variabel terikat berupa kapasitas antioksidan total dan kerusakan jaringan kulit pada tikus. Analisis data menggunakan anova satu arah yang dilanjutkan dengan uji Tukey HSD. Hasil penelitian menyatakan adanya peningkatan kapasitas antioksidan total pada kelompok kontrol dibandingkan P1, P2 dan P3 berturut-turut sebesar 5,02 %, 11,16 % dan 14,09 % dan terjadi penurunan kerusakan jaringan kulit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tempe  dapat meningkatkan kapasitas antioksidan total darah dan menurunkan kerusakan jaringan kulit akibat radiasi sinar ultraviolet.
PENGARUH TEMPE KEDELAI TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT TIKUS DALAM KONDISI STRES OKSIDATIF Siti Maryam
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2012: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2012
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tempe kedelai yang mengandung antioksidan berupa isoflavon, SOD dan vitamin E terhadap kadar SGOT dan SGPT dan kerusakan hati tikus dalam kondisi stress oksidatif secara imunohistokimia. Penelitian ini dilakukan pada 24 ekor tikus putih strain Wistar . Tikus dibagi dalam tiga kelompok : kelompok kontrol (tanpa tempe dan tanpa disinar) kelompok perlakuan 1 (tanpa tempe dan dan disinar) dan perlakuan 2 (tempe 2 gram / kg BB/ hari dan disinar). Penyinaran (stress oksidatif) dilakukan selama 60 hari dengan lama penyinaran tiap hari sebanyak 5 jam. Data dianalisis menggunakan anova satu jalur dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tempe kedelai dapat menurunkan kadar SGOT sebesar 17 % dan kadar SGPT sebesar 16,64 %. Penurunan kerusakan hati tikus secara immunohistokimia sebesar 90,7 %.
KOMPONEN ISOFLAVON TEMPE KACANG MERAH (Phaseolus Vulgaris L) PADA BERBAGAI LAMA FERMENTASI Siti Maryam
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2016
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempe kacang merah (Phaseolus vulgaris L) merupakan hasil modifikasi kacang kedele (Glycine max) sebagai bahan dasar tempe dengan menggunakan kacang merah (Phaseolus vulgaris L). Tujuan penelitian ini menentukan komponen isoflavon tempe kacang merah (Phaseolus vulgaris L) yang dibuat dengan berbagai macam lama fermentasi, yaitu 36, 48 dan 60 jam. Metoda yang digunakan adalah memaserasi tepung tempe kacang merah dengan menggunakan pelarut etanol selanjutnya dipekatkan dan pada akhirnya komponen isoflavon diuji menggunakan alat HPLC. Hasil penelitian menyatakan bahwa komponen isoflavon pada tempe kacang merah yang difermentasi dengan lama fermentasi 36, 48 dan 60 jam berturut turut : 104,38 mg/100 gr ; 126, 33 mg/100 gr dan 135,76 mg/100 gr. Dari data penelitian ini, disarankan dalam proses pembuatan tempe kacang merah memperhatikan lama waktu fermentasi, untuk menghasilkan tempe yang mengandung isoflavon tinggi. Kata kata Kunci : tempe kacang merah, lama fermentasi, isoflavon AbstractTempe red beans (Phaseolus vulgaris) is one of tempe modified soybean (Glycine max) as the base material tempe with red beans (Phaseolus vulgaris). The purpose of this study determines component isoflavon of tempe red beans (Phaseolus vulgaris) are made with a wide variety of fermentation time are 36, 48 and 60 hours. The methods used are maceration tempe red beans poweder using ethanol solvent subsequently concentrated and eventually component isoflavone tested using HPLC instrument . The study states that the components of isoflavones in read beans fermented with 36 , 48 and 60 hours respectively : 104.38 mg / 100 g ; 126 , 33 mg / 100 g and 135,76 mg / 100 g . From these data suggested in the process of making tempe red beans attention to the length of time of fermentation , to produce tempe hight containing isoflavones . Keywords : tempe red beans , fermentation , isoflavones
UJI PEWARNAAN KAIN DAN BENANG MENGGUNAKAN PIGMEN MERAH DARI JAMUR YANG DIISOLASI DARI TANAH TERCEMAR LIMBAH SUSU Ni Putu Meira Indrawasih; I Dewa Ketut Sastrawidana; Siti Maryam
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2015: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

-
KADAR ANTIOKSIDAN DAN IC50 TEMPE KACANG MERAH (Phaseulus vulgaris L) YANG DIFERMENTASI DENGAN LAMA FERMENTASI BERBEDA Siti Maryam
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2015: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar antioksidan dan kekuatan antioksidan meredam radikal bebas (IC50) pada tempe kacang merah (Phaseulus vulgaris L) yang difermentasi dengan lama waktu fermentasi berbeda yaitu : 36 jam, 48 jam dan 60 jam. Uji aktivitas atioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan kadar antioksidan pada tempe kacang merah (Phaseulus vulgaris L) dengan lama fermentasi 36, 48 dan 60 jam berturut turut sebesar 37,17 ; 49,35 dan 47,03 sedangkan IC50 sebesar 90,84 ; 127,15 dan 124,99. Data kadar antioksidan dan aktivitas antioksidan dianalisis dengan uji anava satu jalur maka dapat dikatakan bahwa lama fermentasi akan mempengaruhi kadar antioksidan dan juga aktivitas antioksidan pada tempe kacang merah (Phaseulus vulgaris L). Disarankan untuk meneliti lebih lanjut tentang propil antioksidan yang terdapat pada tempe kacang merah (Phaseolus vulgaris L) yang difermentasi dengan berbagai lama fermentasi.Kata kunci : kacang merah, fermentasi , tempe, antioksidan, IC50.AbstractThis study aims to determine the levels of antioxidants and antioxidant powers reduce free radicals (IC50) in red beans (Phaseolus vulgaris L) fermented with different long fermentation time is: 36 hours, 48 hours and 60 hours. Test atioksidan activity using DPPH method. The results showed the levels of antioxidants in soybean red beans (Phaseolus vulgaris L) with a length of fermentation 36, 48 and 60 hours respectively at 37.17; 49.35 and 47.03, while IC50 is : 90.84; 127.15 and 124.99. Date levels of antioxidants and antioxidant activity was analyzed with ANOVA test, it can be said that the fermentation time will affect the levels of antioxidants and antioxidant activity in soybean red beans (Phaseolus vulgaris L). It is advisable to investigate more about characteristix antioxidants found in red beans (Phaseolus vulgaris L) fermented with various fermentation.Key word : red beans, fermentation, tempeh, antioxidant, IC50
PERBANDINGAN TAMPILAN PITA PENANDA DNA (DEOXYRIBONUCLEIC ACID) STANDAR DAN PENENTUAN PANJANG DNA KROMOSOM Y YANG DIISOLASI DARI DARAH MANUSIA PADA PEMISAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BERBEDA Ni Luh Putu Manik Widiyanti; Siti Maryam; I Putu Parwata; Sanusi Mulyadiharja
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebelum ahli biologi mengetahui struktur dari Deoxyribonucleic acid (DNA), mereka mengenal bahwa DNA diturunkan dan gen yang menentukan berasosiasi dengan kromosom. Sekarang diketahui bahwa DNA membawa informasi keturunan dari sel, dan fungsi sebagian besar komponen protein terkemas dan terkontrol sepanjang molekul DNA. Oleh karena itu, semua sel dari semua bagian tubuh akan memberikan profil DNA yang sama bila dilakukan analisis DNA untuk mengkaitkan hubungan kekerabatan seseorang dengan lainnya. Kromosom Y diturunkan dari ayah hanya ke anak laki-laki tidak ke anak perempuan, oleh karena itu pewarisan gen pada kromosom Y bersifat paternal, sedangkan DNA ekstra kromosomal yaitu DNA mitokondria diwariskan secara maternal yaitu dari ibu ke semua anaknya baik laki-laki maupun perempuan. Di dalam analisis DNA, media pemisahan sangat menentukan tampilan pita DNA marka dan pita DNA yang dianalisis. Media pemisahan DNA yang biasa digunakan adalah agarose. Dalam studi ini, menggunakan media pembanding yaitu Sodium Dedocyl Sulfate Poliacrylamid Gel Electroforesis (SDS PAGE) untuk membandingkan tampilan pita DNA penanda standar dan DNA kromosom Y yang diisolasi dari darah manusia. Hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa media SDS PAGE menampilkan pita DNA yang lebih jelas pada proses pemisahan untuk kedua DNA. Sedangkan pita DNA yang diisolasi dari darah sampel dengan panjang lebih dari 200 pasangan basa yaitu 225 pasangan basa, menggunakan agarose maupun SDS PAGE.Kata-kata kunci : pita DNA, penentuan panjang molekul DNA, sampel darah, media pemisahan agarose dan Sodium Dedocyl Sulfate Polyacrylamid Gel Electroforesis.Abstract: Before biologist understood the structure of DNA, they had recognized that DNA is inherited traits and the genes that determine them were associated with the chromosomes. Now, the DNA carries the heredity information of the cell, and that the protein components of chromosomes function largest to package and control the long DNA molecule. So that, all of cells from all of part of body will take the same DNA profil if DNA analyzing have done for relationship inherited one person and another. Y chromosome is inherited from father to boys not woman, so that the inherited of gen in Y cromosome is paternality, while extrachromosomal DNA is mitochondria DNA is maternal inherited from mother to all of her children both boys or woman. In DNA analyzing, agarose medium is usually used for separate of DNA. In this study, used another medium for compare the agarose medium is Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrylamid Gel Electroforesis (SDS PAGE) for appear bands of standar marker DNA (DYS-19) and chromosome Y DNA were isolated from human blood. The result showed the SDS PAGE medium had more clear of appear DNA bands in separated process for both of DNA. While band of DNA were isolated from human blood have long more than 200 bp is 225 bp, both using agarose and SDS PAGE.Keywords : bands of DNA, determine long of DNA molecule, human blood sample, separate medium are agarose and Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrylamid Gel Electroforesis