Claim Missing Document
Check
Articles

PEMETAAN POTENSI WISATA UNTUK PENGEMBANGAN DESA WISATA MUNTIGUNUNG DI DESA TIANYAR BARAT Citra, I Putu Ananda; Sarmita, I Made
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v8i1.16606

Abstract

Program Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Penerapan IPTEKS akan dilaksanakan di Dusun Muntigunung Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu. Desa Tianyar Barat merupakan salah satu desa prioritas pengembangan desa wisata di Kabupaten Karangasem sebagai salah satu langkah mengganti image sebagai Desa sumner dari para Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) di Bali. Pengembangan desa wisata tersebut dapat terwujud dengan melakukan inventarisasi potensi desa melalui pemetaan partisipatif secara digital, mengingat keterbatasan informasi profil desa yang ada saat ini di Desa Tianyar Barat. Tujuan dan target khusus yang ingin dicapai dalam P2M ini adalah: (1) meningkatkan pengetahuan para pamong desa tentang peta dan penggunaannya untuk inventarisasi informasi potensi desa; (2) memberikan keterampilan kepada para pamong desa dalam pembuatan peta potensi desa secara digital; dan (3) menghasilkan produk berupa peta partisipatif potensi desa sesuai kaidah kartografis baik dalam bentuk permanent map maupun digital map. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan pendekatan pemberdayaan dengan menerapkan prinsip partisipati penuh kelompok sasaran. Metode pemberdayaan yang diterapkan bersifat variatif, yaitu: metode brainstorming, workshop, kerja praktek lapangan (tracking field), bimbingan penugasan dan tanya jawab berbasis modul, dan pelatihan.
Karakteristik Sosial Ekonomi Dan Tipologi Migrasi Migran Asal Jawa Di Kuta Selatan-Bali Sarmita, I Made; Simamora, Alexander Hamonangan
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.36 KB) | DOI: 10.23887/jiis.v4i2.16528

Abstract

Tujuan dan target khusus dilakukannya penelitian ini adalah untukmengungkap karakteristik sosial ekonomi migran asal Jawa, sertaberusaha mengembangkan konsep migrasi melalui analisis tipologimigrasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan denganmenggunakan metode survei. Analisis data menggunakan teknik statistikdeskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sosialekonomi migran asal Jawa di Kuta Selatan diantaranya adalah didominasimigran yang berumur sangat produktif dalam bekerja (20-34 tahun),berjenis kelamin laki-laki, berstatus kawin, berpendidikan SMA, memilikiskill yang terkategori setengah terampil, dan memiliki penghasilan yangterkategori tinggi dan sangat rendah. Tipe migrasi bisa dibedakan menjadiempat, yaitu permanen, potensial permanen, sirkuler, dan potensialsirkuler. Untuk migran asal Jawa di Kuta Selatan hampir setengahnyaterkategori migran potensial sirkuler. Pembagian tipe migrasi tersebutsangat bermanfaat dalam analisis migrasi. Hal itu ditunjukkan kenyataanbahwa ada kecenderungan karakteristik migran yang termasuk dalamkategori permanen dan potensial permanen mempunyai pola yang sama dilihat dari umur, jenis kelamin,pendidikan, skill, kondisi ekonomi maupun status kawin. Begitu pula migran kategori sirkuler danpotensial sirkuler memiliki kecenderungan yang sama dalam semua karakteristik.
STUDI TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN NUSA DUA-BALI Sarmita, Made -; Treman, I Wayan
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.502 KB) | DOI: 10.23887/jiis.v3i1.11470

Abstract

Nusa Dua merupakan salah satu wilayah di Bali Selatan yang telah mengalami kemajuan pesat di bidang pariwisata. Seiring kemajuan tersebut, wajah fisik Nusa Dua telah mengarah menuju sifat kekotaan yang didalamnya terselip pelaku-pelaku sektor informal seperti pedagang kaki lima (PKL). Fenomena PKL yang tumbuh subur di kawasan Nusa Dua seakan-akan menjadi fenomena yang terlupakan karena tidak menarik dan bahkan tidak dianggap memiliki kontribusi yang berarti bagi kemajuan wilayah Nusa Dua. Beranjak dari hal itu dilakukan penelitian tentang PKL di Nusa Dua yang bertujuan untuk mengetahui profil PKL sekaligus historisnya sebagai dasar dalam menilai pekerjaan tersebut apakah sebagai bentuk pelarian atau memang sebagai profesi yang menjanjikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan adalah survei terhadap 116 PKL di Nusa Dua yang merupakan sampel individu. Data survei dianalisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui profil PKL di Nusa Dua memiliki kemiripan dengan pelaku-pelaku sektor informal perkotaan lainnya dilihat dari karakteristik dan aktivitasnya. Perbedaannya adalah PKL di Nusa Dua memiliki omset yang terbilang cukup besar (Rp 100.000-Rp 500.000/hari), tidak seperti omset pelaku sektor informal perkotaan lainnya, yang rata-rata relatif kecil dan tidak menentu. PKL di Nusa Dua adalah profesi yang cukup menjanjikan. Faktor kenyamanan, kebebasan untuk mengelola usaha, sesuai dengan kemampuan, pendapatan, dan prediksi peluang di masa depan membuat profesi PKL menjadi profesi yang menjanjikan.Kata Kunci:PKL, Profil, Profesi Menjanjikan
DIVERSITAS PENGEMBANGAN DAERAH PANTAI DI BALI UTARA Wesnawa, I Gede Astra; Christiawan, Putu Indra; Sarmita, I Made
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.214 KB) | DOI: 10.23887/jiis.v3i2.16518

Abstract

Kajian ini dilaksanakan di Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Kajianini bertujuan untuk menganalisis diversitas pengembangan daerahpantai di Kabupaten Buleleng. Dipilih 10 pantai yang mewakilidaerah pantai di Kabupaten Buleleng secara purposive, yaitudengan memilih pantai yang paling banyak terdapat daerahterbangun. Data yang dikumpulkan dengan menggunakanobservasi, dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil kajianmenunjukkan bahwa terdapat 3 daerah pantai yang telahmengembangkan pariwisata dengan kategori baik, 2 daerah pantaimerupakan daerah khusus konservasi, dan 5 daerah pantaisisanya masih belum dikembangkan secara intensif. Diperlukanpengawasan, pemeliharaan dan pemeraatan pembangunansebagai kunci pengembangan daerah pantai di Bali Utara.
STUDI MOBILITAS PENDUDUK: ANALISIS MIKRO PERILAKU MOBILITAS MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Sarmita, I Made; Treman, I Wayan
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.385 KB) | DOI: 10.23887/jiis.v3i2.16519

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui frekuensimobilitas, mengetahui hubungan antara frekuensi mobilitas dengan jarakke daerah asal, dan mengetahui hubungan antara frekuensi mobilitasdengan lama tinggal mahasiswa jurusan pendidikan geografi Undiksha diSingaraja. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakanrancangan sensus dari seluruh mahasiswa jurusan pendidikan geografiyang saat penelitian dilakukan masih tercatat aktif sebagai mahasiswa.Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif dan korelasiproduct moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi mobilitasmahasiswa jurusan pendidikan geografi hampir setengahnya terkategorirendah (0-1 kali dalam sebulan). Hal ini sesuai dengan daerah asalmahasiswa yang lebih dari setengahnya adalah mahasiswa dari luarpulau Bali. Sementara mahasiswa yang daerah asalnya dari Bali memilikifrekuensi mobilitas yang terkategori sedang-tinggi (2 - >4 kali dalamsebulan). Hubungan antara jarak daerah asal-daerah tujuan denganfrekuensi mobilitas yang dilakukan mahasiswa adalah negatif dansignifikan. Semakin jauh jarak antara daerah asal-daerah tujuan,frekuensi mobilitas mahasiswa menjadi rendah, begitu sebaliknya. Lamatinggal di daerah tujuan dengan frekuensi mobilitas yang dilakukanmahasiswa tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Baikmahasiswa yang sudah lama tinggal di daerah tujuan maupun mahasiswamutakhir sama sekali tidak berhubungan dengan tinggi-rendahnyafrekuensi mobilitas.
SEKTOR INFORMAL SEBAGAI KATUP PENGAMAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TIDAK TERAMPIL (UNSKILLED WORKERS) (KASUS PEDAGANG ANGKRINGAN DI KOTA YOGYAKARTA) Sarmita, I Made
Media Komunikasi Geografi Vol 14, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v14i2.2199

Abstract

This study focuses on angkringan trader profile relationship as a safety valveunskilled workers in the city of Yogyakarta. This study is a fundamental anddescriptive survey of 45 angkringan trader in Yogyakarta. The data were collectedthrough structured interviews and observation is further analyzed using adescriptive. The results showed that the majority of angkringan trader is a middleagedin labor force and dominated by men. The Highest level of education theyare able to accomplish is a elementary school, senior high school and junior highschools. Angkringan trader mostly local workers from Yogyakarta, some aremigrant workers who come from Klaten, and Gunung Kidul. Income that could beobtained ranged between Rp 600,000 - Rp 1,500,000 per month. A small part ofangkringan trader have side jobs as laborers and becak with additional incomebetween Rp 300,000-Rp 500,000 per month. The main reason they chose theseefforts are not require special skills. Angkringan is a safety valve in the absorptionof unskilled workers. This fact supported by the responses of respondents said anangkringan trader because required of skill is not too special. The positive impactof angkringan trader visible presence in the social and economic consequences offavorable economic growth and reduce the unemployment rate in the city ofYogyakarta. This Small businesses have proven to be invisible hand for economicdevelopment in the city of Yogyakarta.Keywords: Angkringan Trader, Safety Valve, Unskilled Workers
HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT PLANNING (LABOR) INDONESIA Sarmita, I Made
Media Komunikasi Geografi Vol 16, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.384 KB) | DOI: 10.23887/mkg.v16i2.8430

Abstract

Secara kuantitatif penduduk usia kerja di Indonesia adalah yang paling besar namun disertai dengan kualitas yang masih tergolong rendah. Untuk itu, pembahasan mengenai perencanaan sumber daya manusia khususnya tenaga kerja merupakan hal yang mendesak. Penulisan artikel ini memfokuskan pembahasan mengenai urgensi perencaanan tenaga kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan tenaga kerja, dan kebijakan dalam ketenagakerjaan yang dikaji menggunakan metode rasionalistik dengan pendekatan deskriptif kualititatif. Pentingnya perencanaan tenaga kerja karena merupakan fungsi manajemen SDM yang mengorientasi pada penyusunan langkah-langkah strategi menyiapkan tenaga kerja secara tepat dalam jumlah dan kualitas yang diperlukan, berangkat dari berbagai fakta dan data. Perencanaan tenaga kerja dipengaruhi faktor eksternal, internal dan persediaan tenaga kerja. Kebijakan tenaga kerja di Indonesia beranjak dari isu-isu ketenagakerjaan yang ada. Beberapa kebijakan yang sudah diterapkan seperti memperluas kesempatan kerja, menerapkan sistem padat karya, pembinaaan tenaga kerja mandiri, penerapan teknologi tepat guna, penciptaan wirausaha baru, penciptaan industri kreatif, serta pendayagunaan tenaga kerja penggerak perluasan kesempatan kerja.Kata Kunci: Perencanaan, Faktor-Faktor, Kebijakan, Tenaga Kerja
POTENSI KONFLIK DI DAERAH TUJUAN TRANSMIGRASI (KASUS SAMPIT DAN MESUJI) Sarmita, I Made
Media Komunikasi Geografi Vol 15, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.869 KB) | DOI: 10.23887/mkg.v15i1.11422

Abstract

Program transmigrasi yang digalakkan oleh pemerintah sebagai salah satu program kebijakan kependudukan tidak selamanya membawa berkah bagi kaum transmigran. Dibalik potensi kehidupan yang lebih terjamin, dalam program ini juga menyimpan potensi konflik yang setiap saat bisa meletus. Artikel ini menguraikan potensi konflik di daerah tujuan transmigrasi disertai dengan beberapa kasus yang telah terjadi. Potensi terjadinya konflik di daerah transmigrasi sangat besar, terjadi karena tidak adanya kesesuaian budaya pendatang dengan budaya lokal, fanatisme kedaerahan, kecemburuan terhadap keberhasilan penduduk pendatang, dan perilaku penduduk pendatang yang menyinggung kebiasaan atau adat-istiadat penduduk lokal. Konflik juga terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan utamanya berkaitan dengan teori ketamakan serta teori kemerosotan dan kelangkaan sumberdaya alam. Hasil studi empiris yang dipaparkan memperkuat teori yang sudah ada. Berbenturnya sifat-sifat negatif yang dimiliki masing-masing etnis menjadi akar konflik etnis Madura dengan etnis Sampit. Pada sisi lainnya teori ketamakan menjadi basis timbulnya konflik di Mesuji Lampung.
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH DESA SANGSIT SEBAGAI LABORATORIUM LAPANGAN GEOGRAFI UNTUK MENUNJANG MATA KULIAH KERJA LAPANGAN Citra, I Putu Ananda; Sarmita, I Made
Media Komunikasi Geografi Vol 17, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.224 KB) | DOI: 10.23887/mkg.v17i2.9030

Abstract

Identifikasi potensi wilayah merupakan hal pertama yang harus dilakukan dalam rangka mengetahui lebih dalam keadaan wilayah bersangkutan. Ketika potensi wilayah telah teridentifikasi, maka berbagai bidang studi bisa masuk kedalamnya untuk menerapkan segala teori, istilah, dalil, dan semacamnya yang telah diperoleh dalam buku-buku pelajaran. Salah satu ilmu yang berbasis pada potensi wilayah adalah geografi. Penerapan ilmu geografi di lapangan yang merupakan laboratorium sebenarnya dari ilmu ini akan lebih mudah dilakukan ketika potensi wilayah tersebut sudah diketahui. Untuk itu dalam penelitian ini akan dikaji terlebih dahulu potensi wilayah khususnya aspek fisik dan sosial Desa Sangsit, yang selanjutnya akan dianalisis mengenai kelayakan Desa tersebut sebagai laboratorium lapangan geografi guna kepentingan kuliah kerja lapangan (KKL) di masa yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lokasi, dan wawancara terhadap Kepala Desa, dan Kelihan Banjar di Desa Sangsit. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa Potensi fisik wilayah Desa Sangsit batas dan luas wilayah, kondisi iklim, kondisi tanah, kondisi geologi, mineral dan bahan galian, sumberdaya air, dan sumberdaya pesisir.Potensi sosial wilayah Desa Sangsit meliputi keadaan penduduk, potensi pariwisata, dan tradisi masyarakat. Kelayakan Desa Sangsit sebagai laboratorium lapangan geografi dalam menunjang Kuliah Kerja Lapangan (KKL) berdasarkan perhitungan tingkat kelayakan secara umum kategori sedang atau cukup layak. Hal ini karena potensi fisik yang kategori rendah dan potensi sosial yang tinggi. Kata kunci: Potensi Wilayah, Laboratorium Lapangan, Geografi, KKL
LOKIKA SANGGRAHA : PENGARUHNYA TERHADAP ABORSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PEREMPUAN BALI Sarmita, I Made
Media Komunikasi Geografi Vol 16, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.112 KB) | DOI: 10.23887/mkg.v16i1.10171

Abstract

Salah satu bentuk pergeseran perilaku yang ditimbulkan oleh berkembangnya pariwisata di Bali adalah munculnya perilaku lokika sanggraha. Istilah ini sangat kental dalam Agama Hindu yang menggambarkan perilaku seorang laki-laki ketika menghendaki layanan pemuas nafsu birahi seorang perempuan bebas, baik muda maupun janda hingga ia hamil, kemudian tidak mengawininya. Penulisan artikel ini meletakkan permasalahan tersebut pada efek bagi si wanita yang kehamilannya tidak diakui oleh si laki-laki yang menghamilinya. Perilaku lokika sanggraha akan membawa efek lanjutan utamanya bagi si wanita, salah satunya adalah tekanan psikologis yang tinggi, yang jika sudah tidak dapat ditoleransi lagi ia akan mengambil jalan pintas yaitu menggugurkan kandungannya (aborsi). Perilaku wanita seperti ini selain bertentangan dengan ajaran agama, juga sangat berbahaya bagi kesehatan reproduksinya apalagi tidak ditangani secara medis. Terlalu kompleks risiko yang akan dihadapi si wanita yang melakukan aborsi, secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan reproduksinya hingga mengalami kematian.