Claim Missing Document
Check
Articles

SEKTOR INFORMAL SEBAGAI KATUP PENGAMAN PENYERAPAN TENAGA KERJA TIDAK TERAMPIL (UNSKILLED WORKERS) (KASUS PEDAGANG ANGKRINGAN DI KOTA YOGYAKARTA) I Made Sarmita
Media Komunikasi Geografi Vol. 14 No. 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v14i2.2199

Abstract

This study focuses on angkringan trader profile relationship as a safety valveunskilled workers in the city of Yogyakarta. This study is a fundamental anddescriptive survey of 45 angkringan trader in Yogyakarta. The data were collectedthrough structured interviews and observation is further analyzed using adescriptive. The results showed that the majority of angkringan trader is a middleagedin labor force and dominated by men. The Highest level of education theyare able to accomplish is a elementary school, senior high school and junior highschools. Angkringan trader mostly local workers from Yogyakarta, some aremigrant workers who come from Klaten, and Gunung Kidul. Income that could beobtained ranged between Rp 600,000 - Rp 1,500,000 per month. A small part ofangkringan trader have side jobs as laborers and becak with additional incomebetween Rp 300,000-Rp 500,000 per month. The main reason they chose theseefforts are not require special skills. Angkringan is a safety valve in the absorptionof unskilled workers. This fact supported by the responses of respondents said anangkringan trader because required of skill is not too special. The positive impactof angkringan trader visible presence in the social and economic consequences offavorable economic growth and reduce the unemployment rate in the city ofYogyakarta. This Small businesses have proven to be invisible hand for economicdevelopment in the city of Yogyakarta.Keywords: Angkringan Trader, Safety Valve, Unskilled Workers
HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT PLANNING (LABOR) INDONESIA I Made Sarmita
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v16i2.8430

Abstract

Secara kuantitatif penduduk usia kerja di Indonesia adalah yang paling besar namun disertai dengan kualitas yang masih tergolong rendah. Untuk itu, pembahasan mengenai perencanaan sumber daya manusia khususnya tenaga kerja merupakan hal yang mendesak. Penulisan artikel ini memfokuskan pembahasan mengenai urgensi perencaanan tenaga kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan tenaga kerja, dan kebijakan dalam ketenagakerjaan yang dikaji menggunakan metode rasionalistik dengan pendekatan deskriptif kualititatif. Pentingnya perencanaan tenaga kerja karena merupakan fungsi manajemen SDM yang mengorientasi pada penyusunan langkah-langkah strategi menyiapkan tenaga kerja secara tepat dalam jumlah dan kualitas yang diperlukan, berangkat dari berbagai fakta dan data. Perencanaan tenaga kerja dipengaruhi faktor eksternal, internal dan persediaan tenaga kerja. Kebijakan tenaga kerja di Indonesia beranjak dari isu-isu ketenagakerjaan yang ada. Beberapa kebijakan yang sudah diterapkan seperti memperluas kesempatan kerja, menerapkan sistem padat karya, pembinaaan tenaga kerja mandiri, penerapan teknologi tepat guna, penciptaan wirausaha baru, penciptaan industri kreatif, serta pendayagunaan tenaga kerja penggerak perluasan kesempatan kerja.Kata Kunci: Perencanaan, Faktor-Faktor, Kebijakan, Tenaga Kerja
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH DESA SANGSIT SEBAGAI LABORATORIUM LAPANGAN GEOGRAFI UNTUK MENUNJANG MATA KULIAH KERJA LAPANGAN I Putu Ananda Citra; I Made Sarmita
Media Komunikasi Geografi Vol. 17 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v17i2.9030

Abstract

Identifikasi potensi wilayah merupakan hal pertama yang harus dilakukan dalam rangka mengetahui lebih dalam keadaan wilayah bersangkutan. Ketika potensi wilayah telah teridentifikasi, maka berbagai bidang studi bisa masuk kedalamnya untuk menerapkan segala teori, istilah, dalil, dan semacamnya yang telah diperoleh dalam buku-buku pelajaran. Salah satu ilmu yang berbasis pada potensi wilayah adalah geografi. Penerapan ilmu geografi di lapangan yang merupakan laboratorium sebenarnya dari ilmu ini akan lebih mudah dilakukan ketika potensi wilayah tersebut sudah diketahui. Untuk itu dalam penelitian ini akan dikaji terlebih dahulu potensi wilayah khususnya aspek fisik dan sosial Desa Sangsit, yang selanjutnya akan dianalisis mengenai kelayakan Desa tersebut sebagai laboratorium lapangan geografi guna kepentingan kuliah kerja lapangan (KKL) di masa yang akan datang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lokasi, dan wawancara terhadap Kepala Desa, dan Kelihan Banjar di Desa Sangsit. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa Potensi fisik wilayah Desa Sangsit batas dan luas wilayah, kondisi iklim, kondisi tanah, kondisi geologi, mineral dan bahan galian, sumberdaya air, dan sumberdaya pesisir.Potensi sosial wilayah Desa Sangsit meliputi keadaan penduduk, potensi pariwisata, dan tradisi masyarakat. Kelayakan Desa Sangsit sebagai laboratorium lapangan geografi dalam menunjang Kuliah Kerja Lapangan (KKL) berdasarkan perhitungan tingkat kelayakan secara umum kategori sedang atau cukup layak. Hal ini karena potensi fisik yang kategori rendah dan potensi sosial yang tinggi. Kata kunci: Potensi Wilayah, Laboratorium Lapangan, Geografi, KKL
LOKIKA SANGGRAHA : PENGARUHNYA TERHADAP ABORSI DAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PEREMPUAN BALI I Made Sarmita
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v16i1.10171

Abstract

Salah satu bentuk pergeseran perilaku yang ditimbulkan oleh berkembangnya pariwisata di Bali adalah munculnya perilaku lokika sanggraha. Istilah ini sangat kental dalam Agama Hindu yang menggambarkan perilaku seorang laki-laki ketika menghendaki layanan pemuas nafsu birahi seorang perempuan bebas, baik muda maupun janda hingga ia hamil, kemudian tidak mengawininya. Penulisan artikel ini meletakkan permasalahan tersebut pada efek bagi si wanita yang kehamilannya tidak diakui oleh si laki-laki yang menghamilinya. Perilaku lokika sanggraha akan membawa efek lanjutan utamanya bagi si wanita, salah satunya adalah tekanan psikologis yang tinggi, yang jika sudah tidak dapat ditoleransi lagi ia akan mengambil jalan pintas yaitu menggugurkan kandungannya (aborsi). Perilaku wanita seperti ini selain bertentangan dengan ajaran agama, juga sangat berbahaya bagi kesehatan reproduksinya apalagi tidak ditangani secara medis. Terlalu kompleks risiko yang akan dihadapi si wanita yang melakukan aborsi, secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan reproduksinya hingga mengalami kematian.
REFLEKSI KRITIS KONDISI DEMOGRAFI INDONESIA: ANTARA BONUS DAN BENCANA DEMOGRAFI I Made Sarmita
Media Komunikasi Geografi Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v18i1.10558

Abstract

Indonesia still has various demographic problems. Large population, low population quality, and uneven distribution of population. In quantity, Indonesia can be said will soon enjoy the demographic dividend because the large number of population is a productive age. But the large number of productive age population was not followed by a reliable quality and this can actually be a demographic disaster. This article presents the outlook as a critical reflection of Indonesia's current demographic condition derived from the review of demographic data and related writings. The results obtained are that the demographic conditions of Indonesia are in the "crossroads".  In terms of quantity, Indonesia will enjoy demographic dividend, but in terms of the quality of Indonesia will be faced with the demographic disaster. To avoid the negative impacts of the demographic conditions and to enjoy the momentum, extra effort needs to be done not only by the government, but by all components of the nation. Real, immediate and continuous efforts that can be done include improving the quality of human resources, especially through education and health, creating jobs by all parties, placing the elderly population as an asset, and consolidating the agricultural sector through the empowerment of local farmers as well as cutting wages between agriculture and non-agricultural sectors.
POTENSI KONFLIK DI DAERAH TUJUAN TRANSMIGRASI (KASUS SAMPIT DAN MESUJI) I Made Sarmita
Media Komunikasi Geografi Vol. 15 No. 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v15i1.11422

Abstract

Program transmigrasi yang digalakkan oleh pemerintah sebagai salah satu program kebijakan kependudukan tidak selamanya membawa berkah bagi kaum transmigran. Dibalik potensi kehidupan yang lebih terjamin, dalam program ini juga menyimpan potensi konflik yang setiap saat bisa meletus. Artikel ini menguraikan potensi konflik di daerah tujuan transmigrasi disertai dengan beberapa kasus yang telah terjadi. Potensi terjadinya konflik di daerah transmigrasi sangat besar, terjadi karena tidak adanya kesesuaian budaya pendatang dengan budaya lokal, fanatisme kedaerahan, kecemburuan terhadap keberhasilan penduduk pendatang, dan perilaku penduduk pendatang yang menyinggung kebiasaan atau adat-istiadat penduduk lokal. Konflik juga terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan utamanya berkaitan dengan teori ketamakan serta teori kemerosotan dan kelangkaan sumberdaya alam. Hasil studi empiris yang dipaparkan memperkuat teori yang sudah ada. Berbenturnya sifat-sifat negatif yang dimiliki masing-masing etnis menjadi akar konflik etnis Madura dengan etnis Sampit. Pada sisi lainnya teori ketamakan menjadi basis timbulnya konflik di Mesuji Lampung.
Wacana KB Krama Bali : Analisis Persepsi Warganet di Media Sosial Facebook I Made Sarmita
Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) Vol 9 No 2 (2019): DUNIA POLITIK DAN HOSPITALITI PEREMPUAN BALI
Publisher : Pusat Kajian Bali Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.199 KB) | DOI: 10.24843/JKB.2019.v09.i02.p03

Abstract

This study aims to determine the netizen perceptions related to Balinese family planning (KB Krama Bali) discourse on Facebook. Unlike general principle of family planning in Indonesia which limit family to have two children, in Bali the allowing number is four. To achieve the study objective, the method used is qualitative. The study show that: 1) There are variations in the coverage of the KB Krama Bali discourse on Facebook by several online media, seen from the title and intensity of the news. The variety of news coverage is inseparable from the internal policies and external influences of the media; 2) Most of the attitude of netizens towards the KB Krama Bali discourse is agree (47%). This shows that some of the netizens were enthusiastic about the existence of the KB Krama Bali, indicating that Balinese cultural values ??have a more important role than other values ??related to child ownership; 3) Netizens expectations of the KB Krama Bali discourse vary, but only 3 things stand out, namely no further expectations, incentives, and priorities in other programs. From this expectation, it is identified that economic and cultural values ??have a vital role in children's values. Keywords: KB krama Bali, perception, social media, facebook
HUBUNGAN PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN PERSEPSI DAN SIKAP KEMULTIKULTURAN SISWA (Studi Kasus: SMA Laboratorium Undiksha Singaraja, Bali) Wayan Pina Nangraini; I Ketut Margi; I Made Sarmita
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v2i2.28056

Abstract

AbstrakIndonesia memiliki masyarakat yang sangat multikultur, sehingga peluang terjadinya konflik sangat besar. Salah satu upaya pemeritah untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan memperbaiki kurikulum yang didalamnya terdapat pengintegrasian pendidikan multikultural.Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Menganalisis hubungan pengintegrasian pendidikan multikultural dengan persepsi siswa, 2) Menganalisis hubungan pengintegrasian pendidikan multikultural dengan sikap kemultikulturan siswa dan 3) Menganalisis bentuk nyata pengintegrasian pendidikan multikultural di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode mix dan jenis data yang digunakan data primer dan data skunder. Hasil penelitian menunjukan : 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pengintegrasian pendidikan multikultural pada mata pelajaran sosiologi dengan persepsi siswa, 2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pengintegrasian pendidikan multikultural pada mata pelajaran sosiologi dengan sikap kemultikulturan siswa, 3) Bentuk nyata pengintegrasian pendidikan multikultural di sekolah dilakukandengan pengintegrasian pendidikan multikultural di kelas dan di luar kelas.Kata kunci: Pendidikan Multikultural, Persepsi, Sikap Multikultural.
DIVERSITAS PENGEMBANGAN DAERAH PANTAI DI BALI UTARA I Gede Astra Wesnawa; Putu Indra Christiawan; I Made Sarmita
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v3i2.16518

Abstract

Kajian ini dilaksanakan di Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Kajianini bertujuan untuk menganalisis diversitas pengembangan daerahpantai di Kabupaten Buleleng. Dipilih 10 pantai yang mewakilidaerah pantai di Kabupaten Buleleng secara purposive, yaitudengan memilih pantai yang paling banyak terdapat daerahterbangun. Data yang dikumpulkan dengan menggunakanobservasi, dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil kajianmenunjukkan bahwa terdapat 3 daerah pantai yang telahmengembangkan pariwisata dengan kategori baik, 2 daerah pantaimerupakan daerah khusus konservasi, dan 5 daerah pantaisisanya masih belum dikembangkan secara intensif. Diperlukanpengawasan, pemeliharaan dan pemeraatan pembangunansebagai kunci pengembangan daerah pantai di Bali Utara.
STUDI MOBILITAS PENDUDUK: ANALISIS MIKRO PERILAKU MOBILITAS MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA I Made Sarmita; I Wayan Treman
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v3i2.16519

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui frekuensimobilitas, mengetahui hubungan antara frekuensi mobilitas dengan jarakke daerah asal, dan mengetahui hubungan antara frekuensi mobilitasdengan lama tinggal mahasiswa jurusan pendidikan geografi Undiksha diSingaraja. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakanrancangan sensus dari seluruh mahasiswa jurusan pendidikan geografiyang saat penelitian dilakukan masih tercatat aktif sebagai mahasiswa.Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif dan korelasiproduct moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi mobilitasmahasiswa jurusan pendidikan geografi hampir setengahnya terkategorirendah (0-1 kali dalam sebulan). Hal ini sesuai dengan daerah asalmahasiswa yang lebih dari setengahnya adalah mahasiswa dari luarpulau Bali. Sementara mahasiswa yang daerah asalnya dari Bali memilikifrekuensi mobilitas yang terkategori sedang-tinggi (2 - >4 kali dalamsebulan). Hubungan antara jarak daerah asal-daerah tujuan denganfrekuensi mobilitas yang dilakukan mahasiswa adalah negatif dansignifikan. Semakin jauh jarak antara daerah asal-daerah tujuan,frekuensi mobilitas mahasiswa menjadi rendah, begitu sebaliknya. Lamatinggal di daerah tujuan dengan frekuensi mobilitas yang dilakukanmahasiswa tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Baikmahasiswa yang sudah lama tinggal di daerah tujuan maupun mahasiswamutakhir sama sekali tidak berhubungan dengan tinggi-rendahnyafrekuensi mobilitas.