Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pornografi dalam Iklan: Analisis Isi Iklan dalam Majalah dan Tabloid Remaja di Indonesia Fajar Syuderajat
PRofesi Humas Vol 1, No 1 (2016): PRofesi Humas
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.842 KB) | DOI: 10.24198/prh.v1i1.9484

Abstract

Judul penelitian ini adalah “Pornografi dalam Iklan: Analisis Isi Iklan dalam Majalah dan Tabloid Remaja di Indonesia.” Tujuan yang dirumuskan (1) mengetahui bagaimana bentuk-bentuk iklan-iklan yang dimuat dalam majalah dan tabloid remaja diIndonesiayang mengandung pornografi, (2) menggali makna di balik iklan-iklan tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika Roland Barthes. Bentuk Iklan dibagi tiga: wajah, tubuh dan bagian tubuh.Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis, Bentuk iklan yang dimuat masih berada pada garis abu-abu antara pornografi dengan karya seni. Makna yang eksplisit adalah persoalan gaya hidup global sedangkan yang implisit adanya kecenderungan tindakan seksual yang permisif. Saran penelitian ini adalah pemerintah agar membuat regulasi dengan melibatkan banyak pihak sehingga nantinya undang-undang yang dihasilkan mampu dengan jelas membedakan mana bentuk yang mengandung pornografi pornoraksi dengan yang tidak. Kemudian, undang-undang tersebut dapat diterapkan secara tegas dengan dukungan hukum positif yang ada. Selain itu sangat penting juga adanya pendidikan sex bagi remaja.
Evaluasi tenaga humas pemerintah oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Centurion Chandratama Priyatna; Fajar Syuderajat; Aang Koswara
PRofesi Humas Vol 5, No 1 (2020): PRofesi Humas Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 10/E/KPT/2019
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.937 KB) | DOI: 10.24198/prh.v5i1.23745

Abstract

Program Tenaga Humas Pemerintah (THP) yang dibuat oleh Kemkominfo adalah implementasi Inpres No 9 Tahun 2015. THP utamanya membantu lembaga pemerintah untuk menyampaikan informasi pada publik dengan menyerap aspirasi publik berdasarkan program Kementrian atau Lembaga. Pada akhirnya diharapkan kinerja Humas Pemerintah akan meningkat dan adanya perbaikan kinerja secara keseluruhan pada sebuah lembaga Pemerintahan. Namun pada pelaksanaan program THP masih terdapat berbagai kendala diantaranya kehadiran THP masih belum sepenuhnya dilibatkan dalam perencanaan maupun pelaksanaan program hingga birokrasi beberapa di lembaga Pemerintah belum bisa mengakomodasi tugas THP. Berdasarkan latar belakang tersebut, Maksud penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi Tenaga Humas Pemerintah dengan menggunakan standar indikator kinerja utama yang sudah disusun sebelumnya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Disamping itu, evaluasi Tenaga Humas Pemerintah juga dilihat dari perspektif pejabat humas Kementerian atau Lembaga mengenai (program) Tenaga Humas Pemerintah yang tersebar ke seluruh Kementerian/Lembaga. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik penentuan key informan adalah teknik sampling purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada 12 narasumber. Hasil dan pembahasan dari penelitian ini adalah kinerja THP sudah optimal salah satunya ditunjukan dengan melakukan diseminasi informasi menggunakan media online, media sosial dan berbagai group komunikasi lainnya. Harapan dari berbagai lembaga Pemerintah dengan adanya program THP adalah THP dapat mentransfer ilmu praktis mengenai aktivitas Humas yang efektif pada lembaga Pemerintah.
DAYA TARIK TVC SAMPOERNA HIJAU VERSI “MAKAN NASI GORENG” Fajar Syuderajat; Lilis Puspitasari
PRoMEDIA Vol 3, No 1 (2017): PROMEDIA
Publisher : UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.247 KB) | DOI: 10.52447/promedia.v3i1.633

Abstract

Penelitian ini berjudul, “Daya Tarik TVC Sampoerna Hijau Versi “Makan Nasi Goreng.” Bertujuan untuk mengetahui bagaimana daya tarik iklan tersebut bagi Warga Kotamadya Bandung. Menggunakan metode deskriptif kuantitatif serta pengumpulan data dilakukan dengan survai melalui kuisioner, wawancara dan studi pustaka. Teknik sampling yang digunakan yaitu sampling klaster banyak tahap. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar responden menyukai tayangan iklan di televisi dikarenakan (1) tertarik dengan konsep iklan yang berbeda dengan iklan rokok lainnya, (2) tokoh-tokoh dalam iklan yang bukan selebriti gagah dan cantik justru dapat merepresentasikan tag-line “asyiknya rame-rame” dengan kuat, (3) alur cerita dengan pendekatan humor dirasa membuat iklan ini berkesan dan mudah diingat. Sehingga dapat disimpulkan, iklan Sampoerna Hijau versi “Makan Nasi Goreng” adalah iklan yang membuat penonton tertarik dengan saran-saran agar mempertahankan tokoh-tokoh dalam iklan untuk versi-versi selanjutnya.
Pengelolaan Akun Instagram @Shiftmedia.id oleh Kelompok Shift Pemuda Hijrah di Kota Bandung Raden A. Abdul Rasyiid; Susie Perbawasari; Fajar Syuderajat
PETANDA: Jurnal Ilmu Komunikasi dan Humaniora Vol 2, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.081 KB) | DOI: 10.32509/jhm.v2i1.988

Abstract

Instagram merupakan salah satu media sosial yang sering digunakan untuk berbagai kepentingan, termasuk kepentingan kelompok komunitas. Salah satu pengguna Instagram dalam aktivitas kelompok adalah Kelompok Shift Pemuda Hijrah di Kota Bandung. Kelompok itu menyebarluaskan konten mengenai jadwal dan rangkuman ceramah dengan menyisipkan komedi dan aksi dengan sudut pandang komedi dan nilai keagamaan. Akun @shiftmedia.id belum optimal dalam mengelola konten, karena hanya menggunakan cara manual dalam melihat interaksi yang terjadi. Dalam pengelolaannya, kelompok shift pemuda hijrah kurang memanfaatkan beberapa sektor, salah satunya tidak melakukan media monitoring dan tidak melakukan respon dengan cepat. Hal yang sudah mereka lakukan dalam tahap ini adalah menggunakan fitur live instagram untuk berinteraksi secara real time. Pada tahap engage, kelompok shift pemuda hijrah hanya memiliki influencer dari internal kepengurusannya. Untuk menentukan audience mereka menggunakan acuan dari segmentasi market dakwah yang sudah dibuat, sedangkan untuk menarik audience mereka hanya memperhatikan aspek aksi, komedi, dan nilai di dalam konten yang dibuat.
LITERASI INFORMASI DALAM PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL Suwandi Sumartias; Priyo Subekti; Fajar Syuderajat
Dharmakarya : Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat Vol 11, No 4 (2022): Desember, 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v11i4.30709

Abstract

Pesatnya perkembangan medsos ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, yang mengalami evolusi semakin kesini semakin cepat. Saat ini penggunaan media sosial tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. setiap aktivitas   mereka selalu melibatkan media sosia apakah itu untuk mencari informasi seputar pekerjaan, hobi, hiburan dan fenomena yang trend pada saat ini. Dalam penggunaannya terkadang masyarakat lebih mudah percaya terhadap pemberitaan atau informasi yang beredar melalui media sosial meskipun belum diketahui kebenaran informasi tersebut. Tujuan dari pelatihan ini adalah memberikan edukasi pada masyarakat bagaimana menyikapi dan menggunakan media sosial secara sehat dan bertanggungjawab. Metode yang digunakan adalah metode ceramah disertai contoh contoh informasi di media sosial yang sifatnya hoax, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Selian itu di berikan juga materi mengenai bagaimana membedakan informasi di media sosial antara informasi yang benar dan yang kredibel. Pemanfaatan medsos saat ini makin bervariatif, medsos tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi atau bersosialisasi, namun medsos seringkali juga digunakan sarana pendidikan, sarana promosi (baik promosi yang sifatnya komersial maupun yang social), dan lainnya. Setidaknya ada dua langkah atau cara yang bisa dilakukan untuk membendung tumbuh dan berkembangnya medsos. Pertama, melakukan kegiatan penyadaran pada masyarakat (literacy media/digital) agar bijak dan cerdas dalam bermedia. Langkah kedua adalah membudayakan sikap tabayun (klarifikasi) untuk melihat pakah berita yang didapat benar atau tidak.The rapid development of social media is influenced by technological developments, which are evolving more and more here and faster. Currently the use of social media is inseparable from people's lives. their every activity always involves social media whether it's to find information about work, hobbies, entertainment and phenomena that are currently trending. In its use, it is sometimes easier for people to believe news or information circulating through social media, even though the truth of the information is not yet known. The purpose of this training is to educate the public on how to respond and use social media in a healthy and responsible manner. The method used is the lecture method accompanied by examples of information on social media that is hoax, credible and accountable. Besides that, material was also given on how to distinguish information on social media between true and credible information. Currently, the use of social media is increasingly varied, social media is no longer only used as a means to communicate or socialize, but social media is often used as educational facilities, promotional tools (both commercial and social promotions), and others. There are at least two steps or methods that can be taken to stem the growth and development of social media. First, conduct awareness raising activities in the community (media/digital literacy) so that they are wise and intelligent in media. The second step is to cultivate an attitude of clarification to see whether the news received is true or not.
Perilaku Seksual Mahasiswa: Studi Deskriptif pada Salah Satu Perguruan Tinggi di Jatinangor Fajar Syuderajat
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 2, No 1 (2014): June 2014
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.779 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v2i1.6052

Abstract

Penelitian tentang perilaku seksual mahasiswa yang dilaksanakan pada tahun 2013 ini, bertujuan untuk mengetahui: (1) seberapa banyak mahasiswa yang melakukan aktivitas seksual; (2) bentuk-bentuk aktivitas seksual yang dilakukan; (3) siapa yang terlibat dalam aktivitas seksual; (4) lokasi melakukan aktivitas seksual dan (5) kuantitas melakukan aktivitas seksual. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan; sedangkan populasi mahasiswa tingkat pertama hingga keempat dengan rentang umur 18 hingga 24 tahun; penelitian dilakukan pada salah satu perguruan tinggi di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Melalui teknik stratified random sampling kemudian didapatkan responden berjumlah 100 mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan melalui angket, wawancara dan observasi. Fakta penting yang muncul dalam penelitian, yaitu: (1) pada umumnya mahasiswa menyatakan pernah melakukan aktivitas seksual; (2) bentuk aktivitas seksual yang dilakukan secara berurut berdasarkan jumlah ialah kissing, necking, petting, intercourse dan masturbasi; (3) sebagian besar melakukan aktivitas seksual melibatkan pacar, sebagian kecil melibatkan teman, PSK, dan lainnya yaitu “pecun” (perempuan cuma-cuma) serta tetangga atau anak tetangga rumah maupun kos/kontrakan; (4) rumah menjadi salah satu tempat dimana biasanya aktivitas seks dilakukan, menyusul tempat kos/kontrakan, kampus, hotel/penginapan, mobil, bioskop, dan pantai atau tempat-tempat rekreasi lainnya; (5) aktivitas seksual dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu (hampir setengahnya) bahkan ada yang melakukan setiap hari (sebagian kecil).
Pelatihan Komunikasi Publik Dengan Pendekatan Kehumasan Bagi Aparatur Pemerintah di Wilayah Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran Heru Ryanto Budiana; Aang Koswara; Fajar Syuderajat
ABDI MOESTOPO: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/abdimoestopo.v6i1.2455

Abstract

Menurut Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), salah satu kompetensi esensial Aparatur Sipil Negara (ASN) profesional adalah keterampilan komunikasi publik. Hal ini mendasar bagi semua ASN di berbagai tingkat pemerintahan, termasuk staf di pemerintahan kecamatan dan desa. Keterampilan komunikasi publik merupakan salah satu aspek penting untuk mendukung tugas dan fungsi sehari-hari ASN dalam melaksanakan kebijakan publik, pelayan publik, sebagai perekat, dan pemersatu bangsa. Kecamatan Cigugur merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Merupakan salah satu lokasi kegiatan KKNM yang terintegrasi dengan kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPMD) Dosen di Universitas Padjadjaran. Survei pendahuluan melaporkan bahwa ASN di daerah telah melakukan komunikasi publik untuk mendukung tugas dan fungsinya. Namun, pengetahuan dan keterampilan mereka dalam kompetensi komunikasi publik harus ditingkatkan untuk membangun reputasi pemerintah. Pelatihan komunikasi publik ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan memperkaya keterampilan ASN. Dengan menggunakan metode diskusi yang interaktif, partisipatif, dan terbuka, 33 peserta perwakilan dari Kecamatan dan Desa Cigugur secara aktif dan antusias mengikuti proses pelatihan. Berdasarkan hasil evaluasi, peserta menjadi lebih sadar, mengerti, dan memiliki keterampilan komunikasi publik. Selain itu, pemerintah daerah mendukung penuh proses pelatihan. Beberapa peserta tidak dapat hadir karena jarak dari lokasi pelatihan.
Communicating organisational culture of higher education: a website analysis of three universities Heru Ryanto Budiana; Aang Koswara; Fajar Syuderajat; Maudy Poedjadi
Jurnal Studi Komunikasi Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Faculty of Communications Science, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jsk.v7i2.5695

Abstract

Understanding culture in the life of higher education organisations is a challenge. Information science and other higher-level organisational products present scientific facts, research knowledge, and the organisational culture that produces those products. This study analyses the organisational culture of higher education communication on the website as one of the organisational artefacts that can be seen and accessed by the public. This study uses quantitative content analysis that refers to the dimensions and sub-dimensions of organisational culture developed by Overbeeke and Snizek. The universities were selected based on their Public Relations Indonesia Award 2022 awards in the Digital Channel category with website subcategories: the University of Indonesia, Gadjah Mada University, and IPB University. Based on the findings, these universities convey almost all dimensions of organisational culture through their websites. This study identifies five main dimensions of organisational culture and 23 sub-dimensions that serve as measurement tools. These 23 sub-dimension measures of organisational culture were then used to analyse visually and textually the organisational culture of the three universities studied. The research found that out of the 23 measures, only two were not found on the three university websites studied, namely the mention of the founder of the Institute and the presence of advertisements on the website. The lack of those two measures is understandable because the three universities were historically founded by the Government of Indonesia, not individuals. Furthermore, as educational institutions, those three are not commercial companies that sell products, so there is no display of product advertisements on their websites.
PREFERENSI FOLLOWERS TERHADAP JENIS POSTINGAN AKUN INSTAGRAM @SUKABASKET_ID Subagyo, Razaqa; Hafiar, Hanny; Syuderajat, Fajar
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi Vol. 9 No. 1 (2024): EDISI JANUARI
Publisher : Laboratorium Ilmu Komunikasi Fisip UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/jikuho.v9i1.116

Abstract

Sukabasket_id merupakan salah satu fanpage olahraga basket terbesar di Instagram yang kini telah memiliki lebih dari 100 ribu followers. Followers dalam suatu akun tentunya memiliki preferensi berbeda mengenai jenis konten yang disukainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana jumlah postingan perbulan, jenis postingan, preferensi followers terhadap jenis postingan berdasarkan engagement rate dalam akun @sukabasket_id, serta jumlah mention dan sentimen followers terhadap akun Instagram @sukabasket_id. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akun Instagram @sukabasket_id mengunggah postingan dengan frekuensi yang bervariasi pada setiap bulannya. Dengan jumlah postingan sebanyak dua hingga tiga unggahan per hari, yang diunggah pada waktu pagi, sore, dan malam. Berdasarkan jenis postingan, ditemukan bahwa jenis postingan educational brand post memiliki tingkat frekuensi postingan paling rendah jika dibandingkan dengan jenis postingan emotional brand post dan personal brand post. Followers akun Instagram @sukabasket_id memiliki tingkat preferensi berdasarkan engagement rate tertinggi pada postingan berjenis emotional brand post diikuti oleh personal brand post serta jenis postingan dengan tingkat preferensi terendah, yaitu educational brand post. Menggunakan social media analytic tool Brand24, ditemukan mention kata kunci paling tinggi terjadi pada tanggal 13 April 2023 serta terendah pada tanggal 21 dan 22 April 2023. Didapatkan pula sentimen konsumen/audiens terhadap postingan yang memiliki mention kata kunci didominasi dengan sentimen positif, sedikit negatif, dan tidak ada sentimen netral. Diketahui bahwa postingan dengan sentimen negatif disebabkan oleh berbagai faktor seperti jenis emosi yang diekspresikan, kekuatan emosi tersebut, dan konteks penggunaannya
The representation of Reog Ponorogo’s character construction in Marjan’s beverage product advertisement Wijaya, Rizki Ardiatama; Suryana, Asep; Syuderajat, Fajar
ProTVF Vol 9, No 1 (2025): March 2025
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ptvf.v9i1.48204

Abstract

Background: This research was motivated by the different approaches taken in Marjan’s advertisement for Ramadan 2021 compared to previous years. Marjan is known for always showcasing local Indonesian culture explicitly in its advertisements so that the culture presented is identical to the original. In 2021, Marjan presented Reog Ponorogo with a superhero fantasy story, so Reog Ponorogo was implicitly displayed in the advertisement. Purpose: This research aims to determine the representation of the Reog Ponorogo character construction in Marjan’s Ramadan 2021 advertisement. Methods: This research uses a qualitative method with Peirce’s triadic semiotic analytic approach. Results: The representation of Reog Ponorogo construction characters in the Marjan advertisement for Ramadan 2021 was evident in the signs that represent Reog Ponorogo. Marjan’s advertisement constructs the concept of fusing traditional culture with modern popular culture. Conclusions: The resulting fusion creates an advertisement that tells a superhero fantasy story but still carries the identity of Reog Ponorogo. The media construction is built to keep Marjan’s advertisement relevant to the product’s target market, with a message of unity and heroism that differs from its traditional counterpart. Implication: The presentation of traditional culture in media should be done with the utmost care so as not to conflict with the culture’s traditional origin. Consumers are expected to start by getting to know the local culture inherent in themselves so that when this culture is presented in media, consumers can evaluate the media’s presentation of culture in the created content.