Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pendekatan Triple Helix dalam Membentuk City Branding Sri Dewi Setiawati; Asep Suryana; Dadang Sugiana; Centurion Chandratama Priyatna
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 2 No 2 (2020): Jurnal ALTASIA (Edisi Spesial Seminar Nasional Pariwisata)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v2i2.561

Abstract

City branding saat ini banyak digunakan sebagai strategi pemasaran pariwisata. Di Indonesia city branding masih hanya berbertuk jargon dari pemerintah saja. City branding bukan sebuah jargon, tetapi city branding adalah bagaimana menggali potensi daerah untuk membentuk positioning yang akan mudah diingat oleh para wisatawan. Untuk semakin memperkuat positioning tersebut, perlu peran aktif dari berbagai pihak dalam melakukan strategi branding dalam wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan sebuah konsep city branding dengan menggunakan pendekatan triple helix antara pemerintah, UKM dan pihak komunitas yang didalamnya banyak terdapat akademisi. Hasil dalam penelitian ini menjelaskan dalam membangun city branding penting membangun hubungan antara ketiga pilar pemerintah, UKM dan komunitas. Hal ini dikarenakan dalam membangun city branding, bukan hanya memberikan tagline atau jargon pada suatu wilayah. Tetapi perlu bukti fisik yang muncul, dapat dilihat dan dirasakan oleh para wisatawan. Peran aktif dari para pelaku UKM yang dibantu oleh komunitas kreatif dalam melahirkan produk-produk kreatif, menjadi peran penting dalam memberikan bukti fisik dari sebuah city branding. Peran pemerintah tentu menjadi yang utama, sebagai pemilik regulasi yang mendukung peran dari para UKM dan komunitas.
DIGITAL MARKETING UNTUK USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (Studi Kasus Pada Coffeestrip Bandung) Centurion Chandratama Priyatna; FX. Ari Agung Prastowo; Fajar Syuderajat
Dharmakarya Vol 9, No 4 (2020): Desember, 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v9i4.29478

Abstract

Sejak adanya pandemi COVID-19 pada saat ini, beberapa pengusaha mulai mencari jalan untuk menjual produk mereka dikarenakan beberapa lini bisnis tidak dapat beroperasi secara maksimal jika secara offline. Maka mereka melakukan bisnis digital, hal ini merupakan salah satu hal yang paling diminati di bidang ekonomi yang dilakukan untuk memperluas market share perusahaan dalam bisnis mereka secara online. Dari beberapa kategori bisnis di Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau (UMKM) merupakan salah satu kategori bisnis yang mendapatkan dampak paling besar dari pandemi COVID-19, dikarenakan keuangan dari pelaku bisnis kategori UMKM beberapa bahkan belum stabil sebelum adanya pandemi COVID-19 dan makin diperparah dengan adanya pandemi tersebut. Maka dari itu kami membantu salah satu UMKM di Bandung yaitu Coffeestrip, melalui pengurusan media sosial dengan merencanakan konten, foto produk, desain feeds Instagram, menulis caption, dan mengunggah konten. Semuanya dilakukan pada media sosial instagram Coffeestrip. Selain itu dilakukan juga pembuatan media platform marketplace (Shopee) dan on-demand multi-service platform (Gojek) untuk meningkatkan penjualan dari bisnis UMKM tersebut
Anticipating the Impact of Pornography through Dissemination of Negative Content Hanny Hafiar; Syauqy Lukman; Fajar Syuderajat; FX Ari Agung Prastowo; Centurion Chandratama Priyatna; Nuryah Asri Sjafirah
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 16 No. 2 (2019)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.064 KB) | DOI: 10.24002/jik.v16i2.1773

Abstract

Pornography through the internet has penetrated visually impaired teenagers.Socialization activities are needed to anticipate negative content. Pre-research was needed to map the problem before socialization. The study aims to examine the impact of pornography and its spread among visually impaired teenagers. The method used was a correlation with samples of teenagers at Wyata Guna, Bandung. The results show there is the impact of pornography and its spread including received, stored, accessed, and distributed through the internet. Proactive action was required from parents, and institutions to prevent a visually impaired teenager from the impact of pornography.
Public’s perception on government’s public communication in handling covid-19 FX Ari Agung Prastowo; Centurion Chandratama Priyatna; Marroli Jeni Indarto
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 9, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkk.v9i2.33257

Abstract

Covid Task Force was assigned to handle the spread of the covid-19 virus, which keeps increasing and has caused loss of life and materials in various sectors. The task force is required to act quickly and accurately and keep focused, integrated, and synergic with ministries and regional government institutions. In doing its duty, the task force made many efforts, including implementing medical approaches such as preparing reliable medical staff and hospital facilities, implementing legal approaches such as issuing regulations to limit people from gathering or doing activities that may attract many people, and implementing communicative approach by delivering persuasive messages to encourage people to participate in accelerating covid-19 alleviation efforts. Communication strategies are implemented through various media to disseminate persuasive messages. Communicators are also trained to be a source of information regarding handling covid-19. They have to disseminate information to the public concerning strategies that the government is implementing to support and trust the government’s efforts.  In addition, the government also has to compose persuasive communication to encourage people to follow regulations and recommendations to suppress the spread of covid-19.  The government’s public communication efforts can succeed when it involves all communication channels, both the conventional and the new media, such as online and social media. In a crisis, media should be used as a friendly platform; therefore, through the task force, the government should provide complete and comprehensive information in the media.
Optimalisasi teknologi informasi oleh lembaga pemerintah dalam aktivitas komunikasi publik Centurion Chandratama Priyatna; FX Ari Agung Prastowo; Fajar Syuderajat; Anwar Sani
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 8, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.306 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v8i1.26115

Abstract

Humas di lembaga pemerintahan berperan penting dalam pengelolaan komunikasi publik. Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan komunikasi publik saat ini adalah perkembangan teknologi komunikasi dan derasnya arus informasi yang ada di masyarakat. Lembaga-lembaga pemerintah pusat maupun daerah dituntut untuk mengoptimalkan berbagai bentuk kemajuan teknologi komunikasi dalam pengelolaan komunikasi publik agar kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai kebijakan dan program pemerintah bisa disampaikan dengan baik sehingga pada akhirnya dapat memperoleh dukungan yang positif dari masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengelolaan komunikasi publik pada lembaga pemerintah dengan mengoptimalkan teknologi komunikasi sesuai dengan standar yang tertulis pada Instruksi Presiden No 9 Tahun 2015 tentang pengelolaan komunikasi publik. Penelitian ini menggunakan mix method dengan memadukan data kuantitatif dan kualitatif. Penggunaan mix method dalam penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data yang diperlukan secara holistik agar diperoleh gambaran pengelolaan komunikasi publik di Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah. Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas responden yang terdiri dari tenaga humas Kementerian, Lembaga dan Dinas Kominfo tingkat Provinsi telah melakukan pengelolaan komunikasi publik dengan mengoptimalkan teknologi komunikasi dalam bentuk penyebaran narasi tunggal dan program prioritas pemerintah melalui media online dan media sosial serta melakukan media monitoring dan audit komunikasi sebagai bentuk controlling dan evaluasi. Selain itu, telah dilakukan koordinasi antarlembaga pemerintah dalam pengelolaan komunikasi publik. Rekomendasi yang diberikan oleh peneliti adalah ditingkatkannya kualitas dan kuantitas SDM, infrastuktur komunikasi, melakukan perencanaan strategik yang mengutamakan pada komunikasi interpersonal pada pengelolaan komunikasi publik serta perlu dilakukan penguatan kelembagaan di Lembaga, Kementerian, dan Dinas Komunikasi dan Informatika.
MODEL KOMUNIKASI PELAYANAN PUBLIK AKADEMIK DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG Amida Windari Fitria; Hanny Hafiar; Centurion C. Priyatna
Jurnal Nomosleca Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/nomosleca.v5i2.3442

Abstract

Abstract Public service is one of the activities that must be carried out by the institution properly. Every institution, including schools, has internal and external publics that need to be served. One of the external publics for SLBN A in Bandung City is the academic public who conducts research, service, and teaching practice for SLB teacher candidates. The intensity of academic public visits is quite high, so excellent public service communication is needed. The purpose of this study was to determine the communication model of academic public service in SLB Negeri A Bandung City. The method used is exploratory case study, with a single case. Data collected by interview, observation and literacy tracking. The informants were chosen purposively consisting of management at the school, teachers, students, parents of students, alumni, and also the academic public itself. The results show that: communicators or parties providing services to the academic public are Administrative, Public Relations, School Principals, RD Coordinators and Teachers. The message conveyed is about the communication procedures in academic public services which have seven stages. The media used are face-to-face communication (formal and informal) and media communication (Whatsapp, Telephone, Correspondence and Disposition). The communicant is an academic public including students, lecturers, researchers and observers who carry out the PPL / PPG / PKL program, final research (thesis, thesis and dissertation), non-final research (grants and projects). Academic public feedback is carried out by providing research reports to SLBN A Bandung. Keywords: communication model, public service, academic public, SLBN A Bandung.DOI: https://doi.org/10.26905/nomosleca.v5i2.3442
Kendala dalam pelayanan lembaga kepada publik akademik di SLB Negeri A Kota Bandung Amida Windari Fitria; Hanny Hafiar; Centurion C Priyatna
Widya Komunika Vol 9 No 2 (2019): Jurnal Komunikasi dan Pendidikan - WIDYA KOMUNIKA
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.393 KB) | DOI: 10.20884/1.wk.2019.9.2.2226

Abstract

Sekolah Luar Biasa Negeri A (SLBN A) Kota Bandung, merupakan salah satu lembaga pendidikankhusus bagi siswa dengan hambatan penglihatan. Terdapat banyak publik akademis yangmelakukan berbagai aktivitas di lembaga ini, meliputi: penelitian, pengabdian maupun programPPL, PKL, dan PPG. Tingginya kualitas kegiatan yang dilakukan oleh publik akademismenimbulkan kendala tersendiri yang dihadapi pihak sekolah. Oleh karena itu penelitian iniberupaya untuk memetakan kendala yang dihadapi dalam pelayanan publik akademik oleh SLBNA Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif denganjenis metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasidan studi literatur. Adapun key informan dipilih dengan menggunakan teknik purposif. Hasilnyamenunjukkan bahwa kendala yang dihadapi pada komunikasi dalam pelayanan publik akademikterdiri dari: kendala pengaturan waktu; Pengadaan dan pensosialisasian materi;Pengkoordinasian; Pengkondisian Situasi. Oleh karena itu diharapkan lembaga dapat mulaimembuat panduan pelayanan teknis berupa pedoman pengenalan ketunanetraan yang dapatdipelajari publik akademis sebelum memulai aktivitasnya di lingkungan lembaga. Selain itu perlupula dirumuskan tentang tata tertib aktivitas di lingkungan SLBN A Kota Bandung, sebagaipanduan yang dapat dijadikan patokan oleh publik akademis dalam melakukan aktivitasnya agartidak menimbulkan masalah baru.
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU PETANI DENGAN KOHESIVITAS KELOMPOK TANI TANAMAN OBAT Iriana Bakti; Evi Novianti; Centurion Chandratama Priyatna; Heru Ryanto Budiana
PRofesi Humas Vol 1, No 2 (2017): PRofesi Humas
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.875 KB) | DOI: 10.24198/prh.v1i2.10294

Abstract

Petani merupakan salah satu elemen penting dalam proses pengelolaan tanaman obat di Jawa Barat. Mereka berusaha berinteraksi, baik dengan sesama anggota kelompoknya, maupun dengan kelompok lain, serta dengan para petugas yang membinanya, sehingga dari interaksi tersebut terbangun kohesivitas kelompok di antara mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) hubungan antara jenis kelamin petani dan kohesivitas kelompok tani, 2) hubungan lamanya bertani dengan kohesivitas kelompok tani, dan 3) hubungan antara luas lahan yang dimiliki dan kohesivitas kelompok tani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini survei eksplanatif. Teknik analisis menggunakan korelasional, dan rumus statistik untuk menguji hipotesis adalah rank order Spearmans. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, pedoman wawancara, dan studi kepustakaan. Populasi penelitian ini adalah kelompok tani tanaman obat di Jawa Barat. Teknik sampling yang digunakan adalah multy stage cluster sampling. Sampel penelitian berasal dari Kabupaten Bogor (K. T Lindung harapan dan K. L Tani Mekar), Kabupaten Sukabumi (Gapoktan Kamuningjaya), dan Kabupaten Majalengka (KT Melati, KT Dahlia, dan Cempaka Mukti). Seluruhnya ada 114 anggota. Hasil penelitian ini antara lain: 1) terdapat hubungan antara jenis kelamin petani dengan kohesivitas kelompok tani tanaman obat, 2) terdapat hubungan antara lamanya bertani dengan kohesivitas kelompok tani, dan 3) terdapat hubungan antara luas lahan yang dimiliki dengan kohesivitas kelompok tani. Secara umum karakteristik individu petani memiliki hubungan yang positif dengan kohesivitas kelompok tani. Petani mayoritas wanita pada umumnya memiliki kesamaan pandangan, senang pada kegiatan kelompok, menjadikan pertemuan kelompok sebagai wadah belajar untuk meningkatkan wawasan, pembagian tugas, dan kerja sama. Demikian pula dengan luas lahan yang dimiliki, relatif terbatas, menjadikan anggota kelompok tani tersebut merasa senasib dan tidak terdapat gap kepemilikan tanah, sehingga mereka bisa bekerja sama untuk mengelola tanaman obat disesuaikan dengan lahan yang ada. Lamanya bertani tidak ada hubungannya dengan kohesivitas, karena komoditas yang ditanam bukan komoditas unggulan.
Corporate social responsibility pada program Indonesia Digital Learning (IDL) PT. Telekomunikasi Indonesia Gina Andriana; Evi Novianti; Centurion Chandratama Priyatna; Diah Sri Rejeki
PRofesi Humas Vol 4, No 1 (2019): PRofesi Humas Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 10/E/KPT/2019
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.504 KB) | DOI: 10.24198/prh.v4i1.19506

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi programI ndonesia Digital Learning yang dijalankan oleh PT Telekomuniasi Indonesia Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan paradigma positivistik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan melaksanakan program Indonesia Digital Learning sesuai dengan tahapan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Hohnen yaitu perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada tahap perencanaan terdiri atas merumuskan konsep, menilai CSR dan pemetaan berdasarkan fact finding. Pada pelaksanaan perusahaan melakukan kerjasama dengan para kelompok kepentingan dan pemberian seminar pelatihan mengenai panduan pemanfaatan TIK, metode pembelajaran,workshop, dan kompetisi “My Teacher My Hero”.Untuk tahap evaluasi dilakukan dengan cara rapat tatap muka, kuesioner, laporan ke pihak pimpinan. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan program Indonesia digital learning, PT Telkom antara lain menyelaraskan dengan berbagai aspek dalam organisasinya. Tahap pelaksanaan pada program Indonesia Digital Learning yaitu PT. Telkom mengembangkan komitmen CSR Indonesia Digital Learning yang diimplementasikan melalui berbagai kegiatan yang terkait dengan pendidikan. Untuk tahap evaluasi program yang dilakukan oleh PT. Telkom setiap selesai kegiatan mengadakan rapat evaluasi secara tatap muka terbatas. Adapun saran dari penelitian ini yaitu sebaiknya perusahaan mengevaluasi lagi secara berkala terkait tidak adanya struktur organisasi CSR, sebab CSR dalam kegiatan ini hanya merupakan bagian dari kegiatan corporate communicationyang mempunyai kewenangan yang terbatas dalam pengelolaan kegiatannya.
Model Kemitraan PT. Holcim Indonesia Tbk. Efrin Umma Nassaluka; Hanny Hafiar; Centurion Chandratama Priyatna
PRofesi Humas Vol 1, No 1 (2016): PRofesi Humas
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.994 KB) | DOI: 10.24198/prh.v1i1.9468

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk tahap perumusan kebutuhan bersama, pembentukan landasan bersama dan vis misi, penyusunan agenda kegiatan, penyampaian rencana aksi dan evaluasi kemitraan, dan penyusunan strategi penghentian kemitraan. Metode yang digunakan adalah deskiptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Teknik validitas data menggunakan triangulasi sumber data.Berdasarkan penelitian, proses awal adalah dengan merumuskan kebutuhan bersama melalui social mapping, mengatasi perbedaan latar belakang kedua pihak dan mengadakan pelatihan. Tahap kedua adalah mengadakan pertemuan tertutup membahas landasan bersama, visi misi, kemudian menyatukan informasi tentang kebutuhan dengan visi misi untuk merencanakan agenda kegiatan. Selanjutnya, kedua pihak menyusun agenda kegiatan lewat road map dan Balanced BussinesPlan, serta merencanakan struktur kerja formal. Tahap selanjutnya adalah penyampaian rencana aksi berupa pemberian layanan atau jasa pada implentasi program CSR, menjaga keterlibatan pihak bermitra, serta evaluasi kemitraan. Tahap penyusunan exit strategy dilakukan dengan langkah perencanaan dan persiapan, perencanaan tindakan lanjut, serta persiapan generasi selanjutnya.Saran pada penelitian ini adalah agar pihak perusahaan banyak mengadakan pelatihan khususnya mengenai pengelolaan CSR. Perusahaan sebaiknya menggunakan metode audit komunikasi sebagai salah saru cara mengevaluasi kemitraan ini. PKM sebaiknya mengkuantifikasikan ukuran tindakan yang mereka usulkan untuk di lakukan dengan tabel kuantifikasi kebutuha. PKM sebaiknya lebih ulet merencanakan program CSR walau sederhana. Pemerintah sebaiknya mendukung praktik comdev seperti ini dengan memberikan kemudahan birokrasi saat pelaksanaan CSR