Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Komunikasi Non Verbal Dalam Komunitas Tanah Aksara Ditha Prasanti; Nuryah Asri Sjafirah
J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung Vol 4, No 1 (2017): JURNAL J-IKA
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/kom.v4i1.1849

Abstract

ABSTRAKManusia mengalami proses komunikasi dalam setiap aspek kehidupannya. Disadari maupun tidak, proses komunikasi tersebut dapat terjadi kapanpun dan dimanapun. Begitupun halnya proses komunikasi dalam sebuah komunitas. Proses komunikasi yang seringkali tidak disadari adalah komunikasi non verbal. Dalam  komunitas, manusia juga belajar sesuatu mengenai fenomena melalui peristiwa komunikasi non verbal. Pada era modern ini, ketika budaya sudah semakin berkembang menjadi budaya populer yang tercampur oleh budaya barat, ternyata masih ada sebuah komunitas yang ingin mempertahankan tradisi warisan budaya lokal, dalam bidang aksara. Hal inilah yang akan peneliti angkat dalam penelitian kali ini. Komunitas tersebut bernama “Tanah Aksara”. Peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian tentang Komunikasi Non Verbal dalam komunitas Tanah Aksara. Adapun fokus penelitian ini adalah (1) mengetahui jenis-jenis komunikasi non verbal yang digunakan dalam komunitas Tanah Aksara. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah ketekunan pengamatan, trianggulasi data, dan kecukupan referensial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi non verbal dalam komunitas Tanah Aksara meliputi pesan gesture, pesan proksemik, dan pesan artifaktual. Kata Kunci: Komunikasi, Non Verbal, Komunitas, Tanah Aksara.  ABSTRACTHumans experience the process of communication in every aspect of life. Knowingly or not, the communication process can happen anytime and anywhere. So it is the case of communication process in a community. The communication process is often not realized is non-verbal communication. In the community, people also learn something about the phenomenon through non-verbal communication events. In this modern era, when the culture is growing into popular culture mixed by western culture, there are still a community that wants to maintain the tradition of the local cultural heritage, in the field of literacy. This is what will lift the researchers in the current study. The community was named "Tanah Aksara". Researchers are interested to raise the research on Non Verbal Communication in Tanah Aksara community. The focus of this study were (1) determine the types of non-verbal communication used in Tanah Aksara community. In this study, researchers used the constructivist paradigm with qualitative descriptive method. Data collection techniques used were interviews, observation and documentation. The data analysis technique used is perseverance observation, triangulation of data, and adequacy referential. The results of this study indicate that non-verbal communication in Tanah Aksara community includes messages gesture, proksemik message, and the message artifactual. Keywords: Communication, Non Verbal, Tanah Aksara Community.
Makna Jurnalisme Warga Bagi Jurnalis Warga Netcj.Co.Id Muhammad Iqbal; Nuryah Asri Sjafirah
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 2, No 2 (2019): Kajian Jurnalisme
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.917 KB) | DOI: 10.24198/jkj.v2i2.21364

Abstract

Jurnalisme warga memang bisa dikatakan baru jika dibandingkan dengan jurnalisme tradisional. Namun, yang disebut baru bukan berarti baru muncul satu atau dua tahun yang lalu. Setelah dikenal melalui radio, jurnalisme warga berkembang ke ranah televisi sejak dikenalkan oleh melalui video amatir yang ditayangkan pada program berita Metro TV. Saat ini NET TV melalui program NET10 dan platform Netcj.co.id juga mengusung konsep jurnalisme warga yang saling berintegrasi. Walaupun jurnalisme warga memang bukan sesuatu yang baru, tetapi platform netcj.co.id yang menampung hasil liputan jurnalis warga masih terbilang baru. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pandangan dari jurnalis warga netcj.co.id bagaimana mereka memaknai praktik jurnalisme warga dan peran dari seorang jurnalis warga. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui motif jurnalis warga dalam mengirimkan hasil liputan ke platform netcj.co.id dan bagaimana pengalaman serta cara mereka saat melaksanakan atau memaknai tugas layaknya seorang jurnalis profesional. Ketika menjalankan aktivitas jurnalisme warga secara rutin, para informan memperoleh pengalaman, motif, dan makna jurnalisme warga, sehingga mereka memahami perannya sebagai jurnalis warga.
Sensitivitas Gender Media Online Detik.com Rachma Mutia Bakhtiar; Nuryah Asri Sjafirah; Maimon Herawati
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 3, No 1 (2019): Kajian Jurnalisme
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.657 KB) | DOI: 10.24198/jkj.v3i1.22852

Abstract

Detik.com merupakan salah satu media online yang masih bias gender. Padahal detik.com merupakan media online yang paling sering diakses di Indonesia. Di sisi lain, kini detik.comdipimpin oleh seorang perempuan. Untuk itu perlu dikaji lebih jauh bagaimana sensitivitas gender dalam redaksinya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus intrinsik lalu digunakan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang sensitivitas gender di tingkat redaksional detik.com. Hasil penelitian menunjukkan para penentu kebijakan di tingkat redaksional detik.com masih kurang menerapkan sensitivitas gender dalam pelaksanaan kerja jurnalistiknya. Selain karena belum seragamnya pemahaman terkait pemberitaan yang sensitif gender, para penentu kebijakan ini terkadang belum mempraktikkan sensitivitas gender karena terhalang pola kerja dan pola bisnis media online. Detik.com juga masih belum berkomitmen secara penuh untuk menerapkan sensitivitas gender di dalam kebijakan lembaganya.
Wacana Budaya Suku Sasak di Desa Sade dalam Detik.com Regita Nada Yalatama; Nuryah Asri Sjafirah; Rinda Aunillah
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 5, No 1 (2021): KAJIAN JURNALISME
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkj.v5i1.31320

Abstract

Desa Sade dalam pemberitaan media seringkali diwacanakan sebagai desa yang memegang teguh adat dan istiadat setempat. Budaya Desa Sade dalam pemberitaan media dianggap sebagai budaya yang tidak tergerus modernisasi. Padahal, dua penelitian terkait etnografi budaya Suku Sasak menyatakan bahwa budaya Suku Sasak di Desa Sade dinilai telah tergerus modernisasi. Detik.com merupakan salah satu media online yang mempublikasikan berita terkait tempat wisata Desa Sade sebagai desa dengan budaya yang masih asli dan belum tergerus modernisasi. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis model Norman Fairclough untuk menganalisis wacana budaya Suku Sasak dalam pemberitaan Desa Sade, yang juga berkaitan dengan wacana detik.com dalam merepresentasikan budaya Suku Sasak. Analisis dilakukan dengan menguji tiga tahap, yaitu level teks, level praktik wacana dan level sosiokultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa detik.com dalam merepresentasikan budaya Suku Sasak hanya menampilkan citra positif dari Desa Sade. Pada level teks, detik.com memengaruhi pembaca terkait budaya Suku Sasak yang dianggap unik sebagai bagian dari wacana poskolonial. Pada level praktik wacana, produksi berita Desa Sade pada portal berita detik.com ditujukan untuk memajukan budaya Indonesia. Sementara pada level sosiokultural, aspek makro memengaruhi detik.com dalam merepresentasikan budaya Suku Sasak di Desa Sade. Maka, detik.com ketika mewacanakan budaya Suku Sasak dalam pemberitaan Desa Sade, merepresentasikan citra positif untuk mempromosikan Desa Sade yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Penggunaan Infografis pada Akun Instagramtirtoid sebagai Strategi Cross-media Retno Nurul Aisyah; Efi Fadilah; Nuryah Asri Sjafirah
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 3, No 2 (2020): KAJIAN JURNALISME
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkj.v3i2.22276

Abstract

Strategi cross-media (penyilangan media) adalah strategi diversifikasi dan pengintegrasian yang dilakukan oleh media massa di platform media lainnya termasuk media sosial. Tirto.id merupakan salah satu media massa yang menerapkan strategi ini dengan menggunakan infografis di akun Instagram-nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan infografis pada akun Instagramtirtoid sebagai strategi cross-media melalui metode studi kasus.Hasil penelitian menunjukkan kebijakan Tirto.id menggunakan infografis di Instagram dilatarbelakangi empat pertimbangan; segmentasi khalayak, sifat dan karakter platform, kemudahan produksi, dan  karakter perusahaan. Keempat pertimbangan ini sesuai dengan konsep dasar strategi cross-media yang menekankan pada kesesuaian pilihan media dan konten yang disajikan. Dalam proses produksi konten infografis, ada enam tahapan yang dilaksanakan Tirto.id. Tirto.id memberikan karakter khas pada infografisnya yang dilandaskan pada prinsip dan etika jurnalistik. Tirto.id menggunakan prinsip reuse, repackaging, dan recreate dalam pendistribusian dan pengembangan konten infografis di Instagram yang pada dasarnya membangun praktik agenda setting.   Strategi cross-media menggunakan Instagram ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan sumber Daya Manusia (SDM) tim produksi, penguatan brand, dan terbukanya peluang baru pemasaran. 
Makna Jurnalistik Bagi Jurnalis Media Anak Cendekia Panggih Mulyani; Nuryah Asri Sjafirah; Pandan Yudhapramesti
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 1, No 2 (2018): Kajian Jurnalisme
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.96 KB) | DOI: 10.24198/jkj.v1i2.21337

Abstract

Majalah Bobo adalah majalah anak paling populer di Indonesia. Majalah in telah terbit sejak 1973 dan menyajikan cerita serta artikel pengetahuan. Tujuan penelitian adalah mengetahui makna jurnalistik bagi jurnalis majalah Bobo melalui motif jurnalis majalah Bobo dalam memilih pekerjaan di bidang jurnalistik, pengalaman para jurnalis majalah Bobo dalam melakoni pekerjaannya, dan konsep diri jurnalis majalah Bobo. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi terhadap empat jurnalis majalah Bobo. Hasil penelitian menunjukkan para informan dipengaruhi oleh motif sebab (because motive) dalam memilih pekerjaan di bidang jurnalistik. Pengalaman mereka berkisar pada tantangan untuk memenuhi kebutuhan pembaca anak-anak, memenuhi keinginan perusahaan dengan mengikuti aturan penulisan yang sesuai kriteria, dan memenuhi keinginan narasumber dengan menuliskan kembali perkataan narasumber tanpa menggeser maknanya. Konsep diri jurnalis majalah Bobo secara umum adalah sebagai sosok yang membantu membimbing anak-anak dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Penelitian ini menyimpulkan makna jurnalistik bagi jurnalis majalah Bobo adalah kegiatan yang dapat memberikan manfaat dan ilmu yang positif bagi pembacanya.
Media Convergence Welcomes Industry 4.0 Ichsan Adil Prayogi; Nuryah Asri Sjafirah; Evie Ariadne Shinta Dewi
Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Vol 5, No 2 (2020): December 2020 - Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia
Publisher : Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/jkiski.v5i2.346

Abstract

This article discusses how media convergence, as a new era of media in welcoming the industrial revolution, is not working properly. The purpose of this study is to explain how the media today still often create content with profit priority. By using Vincent Mosco's political economy theory and case studies on local media with national networks, the author tries to unravel how the media performs its functions. As a result, even though the media has developed more advanced with the era of digital media, the media is still often used for political interests or other interests through the titles or news content they make. To anticipate this, the general public should equip themselves with the capabilities of media literacy and digital literacy, so that they  cannot choose a media that is suitable for consumption in the era of industrial revolution 4.0 where the media has developed into digital domain.
REKONSTRUKSI STEREOTIP NEGATIF ETNIK MELAYU Alfarabi Alfarabi; Anter Venus; Nuryah Asri Syafirah; Noor Efni Salam
Manajemen Komunikasi Vol 3, No 2 (2019): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.831 KB) | DOI: 10.24198/jmk.v3i2.20505

Abstract

Stereotip negatif yang dilekatkan pada etnik Melayu dijadikan ukuran untuk menilai anggota etnik tersebut. Datangnya era reformasi yang memberi ruang pada etnik lokal untuk menduduki jabatan-jabatan strategis membuat etnik Melayu berkesempatan untuk merekonstruksi stereotip yang melekat pada diri mereka. Penelitian mengkaji bagaimana tokoh Melayu mengcounter stereotip negatif sekaligus merekonstruksi stereotip tersebut menjadi sesuatu yang positif bagi etnik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi fenomenologi. Pengumpulan data lapangan menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian ini memberitahukan bahwa stereotip negatif pada etnik Melayu merupakan bentuk ketidaktahuan pendatang terhadap Orang Melayu. Upaya meng-counter stereotip negatif yang dilekatkan pada etnik Melayu dilakukan untuk meningkatkan status etnik yang lebih positif. Kondisi tersebut menjadi penting karena pascareformasi etnik Melayu memiliki kesempatan yang besar untuk menduduki jabatan- jabatan strategis di Pekanbaru Riau.
Pemberdayaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) purna oleh BP3TKI provinsi Jawa Barat Nuryah Asri Sjafirah; Dian Wardiana Sjuchro; Husnun Nasriah Nasriah; Evi Nursanti Rukmana
Manajemen Komunikasi Vol 6, No 1 (2021): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v6i1.30918

Abstract

Kompleksnya permasalahan ketenagakerjaan khususnya tenaga kerja wanita yang muncul dan berkembang dewasa ini tentunya tidak dapat ditunda dan harus segera diatasi, dimulai dengan adanya komitmen dan kepedulian serta kesungguhan dari hati nurani yang paling dalam oleh semua pihak, yang didasari oleh pemikiran yang arif, bahwa “masalah ketenagakerjaan adalah masalah kemanusiaan yang mempunyai hak berkehidupan layak dan aman. Penelitian ini berjudul “Pemberdayaan Tenaga kerja Indonesia (TKI) purna oleh BP3TKI Provinsi Jawa Barat”. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) Bagaimana usaha pihak-pihak yang terlibat dalam pemberdayaan TKI purna? 2) Bagaimana bentuk pemberdayaan untuk TKI purna di Jawa Barat? 3) Mengapa diperlukan pemberdayaan pada TKI Purna? Bagaimana hambatan-hambatan dan upaya untuk mengatasi hambatan dalam pemberdayaan TKI purna oleh BP3TKI Jawa Barat ? Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pemberdayaan TKI purna oleh BP3TKI Jawa Barat. Untuk mendapat gambaran yang lengkap dan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah penelitian, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Secara umum TKI purna di Kabupaten Garut masih rendah dalam wawasan, pengetahuan, pendidikan, keterampilan, dan kompetensi. Peran pengusaha besar di Kabupaten Garut pun perlu ditingkatkan lagi keterpaduannya melalui program CSR dan sumber permodalan lainnya. Program pemberdayaan belum bersinergi dan masih berjalan masing-masing sehingga hasilnya tidak sesuai dengan program dan saran yang diharapkan. Perlu upaya mensinkronkan Program pemberdayaan agar diperoleh hasil yang optimal.
Anticipating the Impact of Pornography through Dissemination of Negative Content Hanny Hafiar; Syauqy Lukman; Fajar Syuderajat; FX Ari Agung Prastowo; Centurion Chandratama Priyatna; Nuryah Asri Sjafirah
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 16 No. 2 (2019)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.064 KB) | DOI: 10.24002/jik.v16i2.1773

Abstract

Pornography through the internet has penetrated visually impaired teenagers.Socialization activities are needed to anticipate negative content. Pre-research was needed to map the problem before socialization. The study aims to examine the impact of pornography and its spread among visually impaired teenagers. The method used was a correlation with samples of teenagers at Wyata Guna, Bandung. The results show there is the impact of pornography and its spread including received, stored, accessed, and distributed through the internet. Proactive action was required from parents, and institutions to prevent a visually impaired teenager from the impact of pornography.