Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi terhadap keberlangsungan UMKM di Kraksaan. Pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan distribusi barang, namun juga membawa tantangan bagi UMKM yang bergantung pada akses jalan konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari pelaku UMKM terdampak, pemerintah daerah, serta pihak pengelola jalan tol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan jalan tol memiliki dampak yang beragam terhadap UMKM. Beberapa pelaku usaha mengalami penurunan jumlah pelanggan dan omzet akibat perubahan aksesibilitas dan pengalihan arus lalu lintas. Di sisi lain, terdapat UMKM yang memperoleh manfaat sementara dari meningkatnya permintaan selama masa konstruksi. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kebijakan ini cenderung terbatas, dengan fokus utama pada aspek pembebasan lahan tanpa keterlibatan aktif dalam perencanaan dan sosialisasi. Meskipun pihak pengelola tol menyediakan mekanisme kompensasi, bantuan yang diberikan masih belum mencakup seluruh UMKM yang terdampak secara tidak langsung. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa kebijakan pembangunan jalan tol belum sepenuhnya mempertimbangkan keberlanjutan UMKM dalam jangka panjang. Untuk mengurangi dampak negatif dan memastikan manfaat yang lebih merata, diperlukan kebijakan yang lebih inklusif, seperti program pendampingan, fasilitasi pemasaran, serta kompensasi yang lebih komprehensif bagi UMKM terdampak. Dengan adanya kebijakan yang lebih adaptif dan partisipatif, diharapkan pembangunan infrastruktur dapat berjalan selaras dengan pertumbuhan ekonomi lokal tanpa mengorbankan pelaku usaha kecil dan menengah..