Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI AIR REBUSAN OLAHAN KEDELAI MENGGUNAKAN EFFECTIVE MIKROORGANISME Suwardiyono Suwardiyono; Farikha Maharani; Harianingsih Harianingsih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3024

Abstract

Penelitian pembuatan pupuk organik cair dari air rebusan olahan kedelai dengan penambahan effevtive mikroorganisme (EM4) sebagai bioaktivator bertujuan untuk menentukan pengaruh waktu fermentasi terhadap kandungan Nitrogen (N) dan Fospor (P) dalam pupuk organik cair. Metode pembuatan pupuk organic cair inimerupakan proses fermentasi 500 ml air rebusan kedelai dalam bak fermentor dengan penambahan EM4 sebanyak 15ml dan sukrosa dan variasi waktu fermentasi 4,6,8,10,12,14 hari. Variasi pengambilan sampel berikutnya dilakukan dengan penambahan EM4 sebanyak 5,10,15, 20 ml dan waktu fermentasi 14 hari. Parameter yang diuji adalah prosentase nitrogen dan Fosfor menggunakan uji Kjeldah dan dilanjutkan dengan uji kandungan Fosfor menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 650-750nm. Hasil dari penelitian ini dengan penambahan 15 ml EM4 diperoleh prosentase nitrogen dan phosphor pada hari ke-10 sebesar 0,302% dan 0,0068%. Semakin lama waktu fermentasi maka prosentase semakin turun antara lain pada waktu 14 hari kandungan nitrogen dan phosphor yang diperoleh 0,128 % dan 0,0014%.. Kata kunci : Air rebusan Kedelai, Effective Microorganisme, Pupuk Organik Cair
MODIFIKASI TEPUNG SUKUN (Artocarpus altilis) MENGGUNAKAN METODE HEAT MOISTURE TREATMENT (HMT) DENGAN VARIABEL SUHU DAN LAMA WAKTU PERLAKUAN Agustiani Agustiani; Indah Riwayati; Farikha Maharani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v5i2.3820

Abstract

EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN KERSEN (Muntinga calabura L) MENGGUNAKAN PELARUT ETANOL DENGAN METODE MAE (Microwave Assisted Extraction) DAN UAE (Ultrasonic Assisted Extraction) Siti Indana Isdiyanti; Laeli Kurniasari; Farikha Maharani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v6i2.5513

Abstract

Kersen (Muntinga calabura L) adalah pohon yang memiliki buah kecil dan manis. Tumbuhan ini dimanfaatkan antara lain sebagai  obat penurun panas, mengobati pembengkakan kelenjar prostat dan mengobati penyakit asam urat, selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai antiseptic, antioksidan, antimikroba, dan anti inflamasi. Berbagai macam metode ekstraksi telah dikembangkan dari yang konvensional ke metode modern, dimana salah satunya yaitu Microwave Assisted Extraction (MAE) dan Ultrasound Assisted Extraction (UAE). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh metode ekstraksi yang dilakukan terhadap rendemen, menganalisa pengaruh rasio solid berbanding liquid serta waktu terhadap rendemen, dan menguji kadar flavonoid yang dihasilkan dari kedua metode tersebut. Percobaan dilakukan dengan variabel rasio-pelarut 1:5 – 1:25, sedangkan variabel waktu 5 menit – 25 menit. Hasil percobaan menunjukan bahwa ke dua variabel berpengaruh terhadap konsentrasi flavonoid hasil ekstraksi. Secara umum meningkat seiring kenaikan variabel sampai maksimum di titik tertentu, kemudian turun. Konsentrasi maksimum diperoleh pada variabel umpan-pelarut MAE sebesar 1:25 dengan kadar flavonoid 132,41 mg/ml dan rendemen sebesar 39%. Adapun waktu terbaik adalah 5 menit dengan kadar flavonoid 91,669 mg/ml dan rendemen sebesar 22,7%. Sedangkan pada proses UAE (Ultrasonic Assisted Extraction) dengan rasio umpan-pelarut maksimal sebesar 1:10 dengan kadar flavonoid 47,5899 mg/ml dan rendemen 26%. Sedangkan waktu terbaik  10 menit dengan kadar flavonoid 56,7769 mg/ml dan rendemen sebesar 19,65%. AbstracKersen  (Muntinga calabura L) is a tree with small and sweet fruit. The fruit is used, among others, as a febrifuge, treating swelling of the prostate gland and treating gout. Besides the fruit, its leaves also has potential as an antiseptic, antioxidant, antimicrobial, and anti-inflammatory. Various extraction methods have been developed from conventional to modern methods, one of which is Microwave Assisted Extraction (MAE) and Ultrasound Assisted Extraction (UAE). The research will extract the kersen leaves and aim to analyze the effect of the extraction method on the yield, the effect of the solid to liquid ratio and time on the yield, and the flavonoid content produced by both methods. The experiment was carried out with a solvent-ratio variable of 1:5 – 1:25, while the time variable was 5 – 25 minutes. The results of the experiment showed that the two variables had an effect on the concentration of flavonoids extracted. In general, it increases as the variables increase to a maximum point, then decreases. The maximum concentration obtained in the feed-solvent variable MAE was 1:25 with a flavonoid content of 132.41 mg/ml, with a yield of 39% and the best time was 5 minutes with a flavonoid content of 91.669 mg/ml, with a yield of 22.7%. While in the UAE Ultrasonic Assisted Extraction process with a maximum feed-solvent ratio of 1:10 with a flavonoid content 47.5899 mg/ml and yield  26%, while the best time of process was 10 minutes with  flavonoid content 56.7769 mg/ml and yield 19, 65%.Kata kunci: Flavonoid, Ekstrak Kersen, MAE, UA
SINTESIS MEMBRAN SELULOSA ASETAT CASSAVA UNTUK MIKROFILTRASI Fe PADA LIMBAH BATIK ARTIFISIAL Harianingsih Harianingsih; Farikha Maharani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i2.2489

Abstract

Senyawa Fe merupakan logam berat yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berbahaya bagi tubuh jika terdapat berlebihan dalam air. Kandungan logam berat dan mineral dalam limbah batik terutama Fe yang nantinya terbuang di lingkungan harus sesuai dengan ambang batas yang ditentukan oleh peraturan pemerintah yaitu 0,3 mg/l dalam air. Perlu adanya inovasi pembuatan membrane mikrofiltrasi Fe dengan biaya yang murah serta efektif. Adanya penelitian ini bertujuan untuk mensintesis membrane mikrofiltrasi Fe yang berlebih dalam limbah batik. Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa membrane mempunyai ukuran pori 1mili micron sehingga selulosa asetat cassava dapat dikategorikan sebagai membrane mikrofiltrasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan massa membrane selulosa asetat cassava 500mg diperoleh prosentase reduksi Fe  yang sebesar 58,74%  dengan waktu kontak  yang diperlukan 15 menit, reduksi Fe mencapai 43,26 dengan waktu kontak 10 menit dan prosentase mencapai 31,09 dengan waktu kontak 5 menit. Kinerja membrane selulosa asetat cassava juga dapat dilihat dari prosentase rejeksi Fe optimum pada 32,86% dengan massa membrane selulosa asetat cassava 500 mg dan waktu kontak yang dibutuhkan 60 menit. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa membrane selulosa asetat cassava dapat dijadikan rekomendasi untuk mikrofilter Fe pada limbah batik. Kata kunci : limbah batik, membran, mikrofiltrasi, selulosa asetat cassava
PENGARUH SUHU DAN WAKTU PROSES MODIFIKASI HEAT MOISTURE TREATMENT (HMT) PADA TEPUNG KULIT SINGKONG TERHADAP SIFAT KELARUTAN DAN SWELLING POWER Indah Riwayati; Ahmad Choirul Anam; Farikha Maharani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v5i1.3402

Abstract

Kulit singkong merupakan limbah dari industri tepung tapioka yang belum dimanfaatkan dengan maksimal. Padahal kulit singkong ini mempunyai kandungan gizi yang tidak kalah dengan singkong nya, sehingga mempunyai potensi untuk dimanfaatkan dengan cara diolah menjadi tepung. Pemanfaatan tepung kulit singkong sebagai bahan pangan terkendala dengan karakteristik bahan yang tidak memenuhi kebutuhan untuk dibuat menjadi produk tertentu. Oleh karena itu diperlukan proses modifikasi sebelum dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan produk makanan. Salah satu metode modifikasi tepung adalah dengan Heat Moisture Treatment (HMT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh suhu dan lama waktu perlakuan HMT pada tepung kulit singkong terhadap sifat kelarutan dan swelling power. Teknik Heat Moisture Treatment dipakai untuk memodifikasi tepung kulit singkong ini agar tepung yang dihasilkan menjadi lebih baik lagi, dengan variable suhu 90oC ,100oC ,110oC dan lama pemanasan 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam, dengan kadar air awal 28%. Kemudian dilakukan analisa swelling power, sollubility dan analisa proksimat, dari hasil analisa didapatkan hasil swelling power dan sollubility nya menurun dari tepung kulit singkong alami. Hasil solubility dan swelling power terendah yang diperoleh pada penelitian ini diperoleh pada suhu 1000C waktu 5 jam dengan solubility sebesar 6% dan swelling power sebesar 9,4. Kata kunci: Kulit singkong,Tepung modifikasi, Heat Moisture Treatment
PEMANFAATAN LIDAH MERTUA (Sansiviera sp) SEBAGAI ADSORBENT Fe, Pb DAN Cr PADA LIMBAH BATIK Harianingsih Harianingsih; Farikha Maharani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2686

Abstract

Limbah batik mempunyai sifat karsinogenik karena pewarna sintetik yang digunakan masih banyak mengandung logam berat. Pencemaran oleh logam berat ini antara lain Fe, Pb, Cr mengakibatkan kerusakan lingkungan serta berbahaya untuk kesehatan. Dari permasalahan tersebut penelitian ini dilakukan untuk memperoleh solusi mengurangi pencemaran logam berat yang diakibatkan pada pewarnaan batik menggunakan adsorben lidah mertua. Lidah mertua dapat digunakan sebagai adsorbent logam berat karena glikosid mampu mereduksi limbah logam berat. Tanaman lidah mertua merupakan tanaman yang mudah diperoleh sehingga dapat direkomendasikan sebagai bahan baku pembuatan adsorben untuk mengadsorpsi Fe, Pb dan Cr pada limbah batik.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari waktu kontak dan pH optimum yang diperoleh, dengan indikator penurunan kadar dari logam Fe, Pb, Cr. Variasi dari waktu kontak pada penelitian ini adalah 30 menit,, 60 menit, 90 menit, 120 menit dan 150 menit dan variasi pH yang digunakan antara lain pH 2,3,4,5, dan 6.  Dari penelitian diperoleh hasil bahwa waktu kontak optimum pada 150 menit dengan penurunan kadar logam berat Fe sebesar 42,17%, penurunan kadar Pb sebesar 51,01 % dan penurunan logam Cr sebesar 45,57%. PH optimum pada pH 6 diperoleh prosentase penurunan kadar logam berat yaitu Fe sebesar 43,7%, Pb sebesar 51,11% dan Cr sebesar 47,23%. Kata kunci : batik, lidah mertua, logam berat
MODIFIKASI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita Moschata) MENGGUNAKAN METODE Heat Moisture Treatment (HMT) DENGAN VARIASI SUHU DAN LAMA PENGERINGAN Siti Sarifah; Indah Riwayati; Farikha Maharani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v6i1.4453

Abstract

PEMBUATAN BUBUK BAYAM DENGAN METODE FOAM MAT DRYING Widarti Widarti; Indah Hartati; Harianingsih Harianingsih; Farikha Maharani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v6i1.4454

Abstract

Karakteristik Pati Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) yang Berpotensi Sebagai Pengganti Gelatin pada Pembuatan Cangkang Kapsul Lunak Nida Amalia Aliyatunnaim; Ninuk Dina Luciani Septina; Diandra Fitry Angelin Ginting; Farikha Maharani
Prosiding Seminar Sains Nasional dan Teknologi Vol 12, No 1 (2022): VOL 12, NO 1 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v12i1.7184

Abstract

Pati merupakan karbohidrat polimer glukosa yang terdiri dari komponen utama yaitu amilosa dan amilopektin. Salah satu alternatif pengganti gelatin dari bahan non hewani dapat diperoleh dari polisakarida seperti pati. Pati dapat digunakan sebagai pengganti gelatin karena memiliki sifat yang elastis dan dapat membentuk gel. Sumber pati salah satunya berasal dari biji nangka. Berdasarkan proses produksi, karakteristik, maupun manfaat lainnya pati memiliki potensi cukup besar sebagai alternatif bahan pangan. Percobaan dilakukan dengan proses perendaman kemudian diambil filtratnya dan dikeringkan pada suhu 50°C dengan try dryer selama 12 jam. Tujuan dari riset ini adalah (i) mengetahui karakteristik pati sebagai pengganti gelatin. Hasil karakteristik analisis pati diperoleh warna ungu, kadar air 4,2%, kadar abu 0,99% dan 26% kadar amilosa, 74% amilopektin sedangkan uji FTIR diperoleh gugus fungsi hidroksil (O-H), gugus karbonil C=O, senyawa aromatik (C=C) dan eter (C-O).
SUBSTITUSI PATI BIJI NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPHYLLUS) DALAM FORMULASI CANGKANG KAPSUL LUNAK YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN KARAGENAN Ninuk Dina Luciani Septina; Nida Amalia Aliyatunnaim; Diandra Fitry Angelin Ginting; Farikha Maharani
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 13, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v13i1.9746

Abstract

AbstrakKapsul sangat penting dalam pengemasan sediaan obat. Cangkang kapsul lunak komersial umumnya berasal dari gelatin babi. Salah satu alternatif pengganti gelatin dari bahan non hewani dapat diperoleh dari polisakarida seperti pati. Sumber pati salah satunya berasal dari biji nangka. Pembuatan cangkang kapsul lunak menggunakan metode percetakan dengan media petri dish. Tujuan dari riset ini adalah (i) mengetahui formulasi cangkang kapsul lunak terbaik dan (ii) mengetahui karakteristik cangkang kapsul lunak. Hasil formulasi terbaik diperoleh pada formulasi 1:1 5% (5 gram karagenan, 5 gram pati dan 5% gliserin) dengan lama waktu kelarutan dalam air 15.30 menit dan kelarutan dalam asam 21.04 menit.