Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGEMBANGAN KETRAMPILAN MENULIS BAGI REMAJA-PEMUDA MASJID DI WILAYAH JATINOM KABUPATEN KLATEN Kurnia, Ermi Dyah; Fatehah, Nur; Lestari, Prembayun Miji
Jurnal Abdimas Vol 15, No 1 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketrampilan menulis merupakan salah satu ketrampilan berbahasadisamping menyimak, berbicara, dan membaca. Ketrampilan menulis tidaklahmudah untuk dilakukan. Ketrampilan menulis bisa diperoleh melalui prosesbelajar dan pembiasaan. Semakin sering berlatih dan membiasakan menulis,maka akan semakin baik dan terampil. Aktivitas menulis jika tidak dibiasakanakan sulit untuk dilakukan. Aktivitas menulis dapat dilakukan untuk mengisiwaktu luang. Dari ketrampilan menulis, orang dapat memperoleh penghasilan jikatulisannya dimuat. Artinya, hasil tulisan dapat jual untuk menambah penghasilan.Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan jurnalistik denganmemadukan pemberian teori-teori kepenulisan dan praktik menulis.
NILAI PENDIDIKAN DALAM UPACARA TRADISI HAUL SEMANGKIN DI DESA MAYONG LOR KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA Widagdo, Sungging; Dyah Kurnia, Ermi
Lingua Vol 10, No 1 (2014): January 2014
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap tradisi tentunya memiliki makna, nilai, dan unsur indigenous yang terkandung didalamnya.Haul Semangkin merupakan tradisi asli masyarakat Mayong, Jepara yangmemiliki aneka ragam ritual yakni pentas seni, arak-arakan, tahlil, sesaji, dan wayangan.Ragam dan kekayaan ritual yang ada dalam Haul Semangkin menjadikannya menarikuntuk dikaji.Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna, fungsi, dan nilai pendidikandari tradisi Haul Semangkin.Data dikumpulkan melalui eksplorasi lapangan denganmetode wawancara, observasi, dan dokumentasi.Data hasil lapangan disajikanmenggunakan tehnik analisis kualitatif deskriptif.Hasil penelitian menunjukan adanyamakna, fungsi, dan nilai pendidikan yang khas dari rangkaian ritual yang ada dalam HaulSemangkin.Makna tertuang melalui simbol fisik dan non-fisik yang ada dalam ritual HaulSemangkin. Haul Semangkin memiliki fungsi untuk mewujudkan integritas sosial,perbaikan sosial, perwarisan norma sosial, serta pelestarian budaya dan hiburan. Adatiga nilai pendidikan yang tergali dari tradisi Haul Semangkin yaitu nilai pendidikanketuhanan, nilai pendidikan sosial, dan nilai pendidikan budi pekerti. This study aimed to seek indigenous educational significance, function, and values from HaulSemankin tradition, which was originated from original tradition of Mayong society inJepara having various rituals such as art performances, marches, tahlil, offerings, andpuppet shows. Data were collected through field exploration by methods of interview,observation, and documentation. The field result data were presented by applyingdescriptive qualitative analysis technique. Result of the study showed that there werespecific educational significance, function, and values from series of rituals in HaulSemangkin. The significance was poured into physical and non-physical symbols existing onHaul Semangkin rituals. They had function to actualize social integrity, social improvement,social norm succession, as well as entertaining and cultural preservation. Three educationalvalues sought from this tradition were divine educational values, social educational values,and well-behaved educational values.
PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FBS UNNES -, Hardyanto; Kurnia, Ermi Dyah
Lingua Vol 6, No 2 (2010): July 2010
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam masa lima tahun terakhir (2004-2008) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa telahmeluluskan sebanyak 108 mahasiswa. Keberadaan lulusan program ini perlu diketahui untuk melihat apakahtelah sesuai dengan visi dan misi yang telah digariskan. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini akanberusaha mengetahui profil lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Di samping itu,kompetensi-kompetensi apa yang diperoleh selama perkuliahan yang bermanfaat dalam profesinya sertainstitusi apa sajakah yang dapat menampung lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa selainintitusi pendidikan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data penelitian ini adalah data kualitatif profillulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa yang tersebar di Jawa Tengah. Pengumpulan datamenggunakan teknik dokumentasi, angket, dan wawancara. Analisis data dilakukan melalui (1) reduksi data, (2)sajian data, (3) penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyelesaian studi lulusan ini berkisar antara 4,06 – 4,46 tahun.Masa tunggu untuk memperoleh pekerjaan yang pertama antara 1 – 6,96 bulan. Dari 108 lulusan tersebut yangberhasil dihubungi sejumlah 104 orang. Dari 104 lulusan tersebut 2 di antaranya sampai sekarang belumbekerja. Semua lulusan program studi ini bekerja sebagai guru. Adapun mata kuliah yang mendukung profesimereka yaitu mata kuliah keterampilan berbahasa dan pengajaran.Profil lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ini berdasarkan data yang diperoleh darilulusan program studi ini. Oleh karena itu, disarankan adanya penelitian lanjutan yang berfokus pada tanggapanpengguna dari lulusan program studi ini.
KESINAMBUNGAN TOPIK WACANA PRANATACARA JAWA -, Hardyanto; Kurnia, Ermi Dyah
Lingua Vol 7, No 2 (2011): July 2011
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses komunikasi, topik dalam wacana memiliki kedudukan yang sangat penting. Kedudukan yang sangat penting ini bersangkutan dengan peranannya dalam memperlancar proses komunikasi. Oleh karena kedudukannya itu, topik selalu diacu dan dipertahankan oleh kalimat-kalimat dalam wacana. Dalam wacana panacara terdapat (1) penciptaan kesinambungan topik yang meliputi pronominalisasi, pengulangan, ekuivalensi leksikal, dan pelesapan dan (2) kadar kesinambungan topik yang meliputi jarak penyebutan, kebertahanan, interferensi, pelesapan, dan susunan beruntun. Kata Kunci: wacana, pranatacara,
REGISTER KHOTBAH JUMAT BERBAHASA JAWA (STUDI KASUS DI MASJID AGENG KABUPATEN KLATEN) Miji Lestari, Prembayun; Dyah Kurnia, Ermi
Lingua Vol 10, No 1 (2014): January 2014
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah yang diangkat dalam tulisan ini berkaitan dengan register khotbah Jumatberbahasa Jawa khususnya yang dipergunakan para khotib di masjid Ageng, Jatinom,Kabupaten Klaten. Kajian yang dipergunakan yakni sosiolinguistik dengan jenis penelitiandeskriptif kualitatif. Bahasa Jawa dipergunakan oleh khotib sebagai bahasa pengantarmengingat mitra tutur –dalam konteks ini adalah jamaah sholat Jumat- sebagaimasyarakat tutur Jawa. Variasi bahasa lain yang dominan muncul adalah bahasa Arab danserpihan bahasa Indonesia sering dipergunakan khotib dalam penyampaian khotbahnya.Register atau kekhasan bahasa dalam ranah agama yakni khotbah Jumat berbahasa Jawaini selain adanya penggunaan variasi bahasa juga ditemukan adanya ajakan, larangan,perintah dan dominasi ungkapan-ungkapan tradisional Jawa. Karakteristik registerkhotbah Jumat bersifat terang dan jelas, singkat padat, meyakinkan dan standar This study aimed to describe problems related to registers of Javanese language Fridaysermon, especially delivered by the preachers of Ageng Mosque, Jatinom, Klaten Regency.This study applied sociolinguistics with descriptive qualitative research. The preachersdelivered their sermon in Javanese language since the speech-partner, which in thiscontext was Jumat prayers, was society of Javanese language speech. Other dominantvariations of other languages used were Arabic language and cuttings of Indonesianlanguage which were often used by the preachers in delivering their sermon. Thelanguage registers and special characteristic in religion field were the Javanese languageFriday sermon and the existence of applying language variation found in persuasion,prohibition, command, and Javanese dominant traditional expressions as well. Thespecial characteristics of Friday sermon registers were bright and clear, concise,convincing, and standard.
PENGGUNAAN LEKSEM BINATANG DALAM PERIBAHASA JAWA Kurnia, Ermi Dyah
Lingua Vol 9, No 1 (2013): January 2013
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan leksem binatang dalam peribahasa Jawa akan mempermudah pemahaman orang terhadap nilai simbolik leksem yang digunakan. Hal ini erat kaitannya dengan latar belakang budaya yang dimiliki oleh masyarakat Jawa. Dengan menganalisis kosakata suatu bahasa, lingkungan fisik dan sosial tempat penutur suatu bahasa akan terkuak. Ada keterkaitan antara bahasa dan cara pandang dunia penuturnya yang bisa terlihat dari pemakaian kosakata. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dan metode cakap dengan teknik simak libat cakap, teknik catat, dan teknik rekam. Metode dan teknik analisis data menggunakan teknik content analysis atau dinamakan kajian isi digunakan untuk memanfaatkan data dari proses pengumpulan data yang telah dilakukan. Hasil penelitian ini adalah ranah penggunaan leksem binatang dalam peribahasa Jawa terbagi ke dalam lima ranah penggunaan, antara lain digunakan dalam ranah keluarga, masyarakat, spiritual, kerja, dan  sindiran. Dalam peribahasa Jawa yang menggunakan leksem binatang ditemukan beberapa makna yang muncul yaitu 1) hukum alam, 2) penyangatan, 3) perumpamaan, 4) pedoman hidup, 5) larangan, 6) lukisan kasus khusus. The use of animal’s lexeme in proverbs Java will facilitate the understanding of the symbolic value. It is closely related to the cultural background of Javanese community. We can determine the relation between language and society perspective by analyzing the vocabulary, physical and social environment of speakers. Collecting data used  “simak” methods and “cakap” methods with the techniques “simak libas cakap”, noting and recording. Methods and techniques of data analysis used. The results of this research was the animal’s lexeme in Javanese proverbs classified in five domains of use: family, community, spiritual, work, and satire.  Javanese proverbs that use animal’s lexeme have several meanings: 1) the laws of nature, 2) hiperbole, 3) parables, 4) a way of life, 5) prohibition, 6) special case.
WUJUD FORMAL DAN WUJUD PRAGMATIK IMPERATIF DALAM BAHASA JAWA Kurnia, Ermi Dyah
Lingua Vol 6, No 1 (2010): January 2010
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jika membicarakan tuturan imperatif atau kalimat perintah, biasanya yang ada di dalam benak kita adalahtuturan yang menggunakan konstruksi imperatif. Artinya, sudut pandang yang dipakai dalam kajian ihwaltuturan imperatif hanya berfokus pada aspek struktural. Padahal, pernyataan yang demikian dalamperkembangan pemakaian bahasa secara fungsional dapat menimbulkan persoalan. Persoalannya adalahbahwa dalam kegiatan bertutur makna pragmatik imperatif ternyata tidak hanya dapat dinyatakan dengankonstruksi imperatif saja melainkan dapat pula dinyatakan dengan konstruksi-konstruksi lainnya.Berdasarkan hal itu, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah: (1) Bagaimanakah wujud formaltuturan imperatif dalam bahasa Jawa? (2) Bagaimanakah wujud pragmatik tuturan imperatif dalam bahasaJawa?Tujuan penelitian ini adalah (a) memaparkan wujud formal tuturan imperatif dalam bahasa Jawa, dan(b) memaparkan wujud formal tturan imperatif dalam bahasa Jawa. Data penelitian ini meliputi berbagaimacam tuturan dalam bahasa Jawa keseharian baik secara tertulis maupun secara lisan sejauh di dalamnyaterkandung maksud atau makna pragmatik imperatif. Data penelitian dapat berwujud tuturan yangmengandung tuturan imperatif langsung maupun tidak langsung. Data disediakan dengan mengunakanmetode simak dan cakap. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodekontekstual. Hasil analisis data disajikan secara informal, artinya hasil temuan penelitian disajikan dalambentuk kata-kata biasa yang sangat teknis sifatnya.Hasil penelitian ini adalah bahwa imperatif dalam bahasa Jawa memiliki dua macam perwujudan.Kedua jenis perwujudan itu mencakup (1) wujud formal imperatif dan (2) wujud pragmatik imperatif. Secaraformal, imperatif dalam bahasa Jawa meliputi (1) imperati aktif dan (2) imperatif pasif. Secara pragmatik,imperatif bahasa Jawa mencakup beberapa perwujudan, yakni imperatif yang mengandung maknapragmatik (a) desakan, (b) bujukan, (c) himbauan, (d) persilaan, (e) larangan, (f) perintah, (g) permintaan,dan (h) ngelulu. Dengan pelaksanaan kegiatan ang terencana dan hasil ang diperoleh, peneliti menyarankanagar penelitian yang berkenaan dengan pemakaian tuturan imperatif dalam bahasa Jawa perluditindaklanjuti dengan penelitian lain yang serupa, berancangan sama, namun memiliki ruang lingkup kajianyang lebih sempit, misalnya pemakaian tuturan imperatif bahasa Jawa pada ranah atau dialek tertentu,untuk mendapatkan analisis yang mendalam dan didapatkan kelengkapan pemerian pemakaian tuturanimperatif dalam masyarakat yang berbahasa Jawa.Kata kunci: wujud formal, wujud pragmatik, imperatif bahasa Jawa
NILAI PENDIDIKAN DALAM UPACARA TRADISI HAUL SEMANGKIN DI DESA MAYONG LOR KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA Widagdo, Sungging; Dyah Kurnia, Ermi
Lingua Vol 10, No 1 (2014): January 2014
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap tradisi tentunya memiliki makna, nilai, dan unsur indigenous yang terkandung didalamnya.Haul Semangkin merupakan tradisi asli masyarakat Mayong, Jepara yangmemiliki aneka ragam ritual yakni pentas seni, arak-arakan, tahlil, sesaji, dan wayangan.Ragam dan kekayaan ritual yang ada dalam Haul Semangkin menjadikannya menarikuntuk dikaji.Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna, fungsi, dan nilai pendidikandari tradisi Haul Semangkin.Data dikumpulkan melalui eksplorasi lapangan denganmetode wawancara, observasi, dan dokumentasi.Data hasil lapangan disajikanmenggunakan tehnik analisis kualitatif deskriptif.Hasil penelitian menunjukan adanyamakna, fungsi, dan nilai pendidikan yang khas dari rangkaian ritual yang ada dalam HaulSemangkin.Makna tertuang melalui simbol fisik dan non-fisik yang ada dalam ritual HaulSemangkin. Haul Semangkin memiliki fungsi untuk mewujudkan integritas sosial,perbaikan sosial, perwarisan norma sosial, serta pelestarian budaya dan hiburan. Adatiga nilai pendidikan yang tergali dari tradisi Haul Semangkin yaitu nilai pendidikanketuhanan, nilai pendidikan sosial, dan nilai pendidikan budi pekerti. This study aimed to seek indigenous educational significance, function, and values from HaulSemankin tradition, which was originated from original tradition of Mayong society inJepara having various rituals such as art performances, marches, tahlil, offerings, andpuppet shows. Data were collected through field exploration by methods of interview,observation, and documentation. The field result data were presented by applyingdescriptive qualitative analysis technique. Result of the study showed that there werespecific educational significance, function, and values from series of rituals in HaulSemangkin. The significance was poured into physical and non-physical symbols existing onHaul Semangkin rituals. They had function to actualize social integrity, social improvement,social norm succession, as well as entertaining and cultural preservation. Three educationalvalues sought from this tradition were divine educational values, social educational values,and well-behaved educational values.
PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FBS UNNES -, Hardyanto; Kurnia, Ermi Dyah
Lingua Vol 6, No 2 (2010): July 2010
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam masa lima tahun terakhir (2004-2008) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa telahmeluluskan sebanyak 108 mahasiswa. Keberadaan lulusan program ini perlu diketahui untuk melihat apakahtelah sesuai dengan visi dan misi yang telah digariskan. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini akanberusaha mengetahui profil lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Di samping itu,kompetensi-kompetensi apa yang diperoleh selama perkuliahan yang bermanfaat dalam profesinya sertainstitusi apa sajakah yang dapat menampung lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa selainintitusi pendidikan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data penelitian ini adalah data kualitatif profillulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa yang tersebar di Jawa Tengah. Pengumpulan datamenggunakan teknik dokumentasi, angket, dan wawancara. Analisis data dilakukan melalui (1) reduksi data, (2)sajian data, (3) penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyelesaian studi lulusan ini berkisar antara 4,06 – 4,46 tahun.Masa tunggu untuk memperoleh pekerjaan yang pertama antara 1 – 6,96 bulan. Dari 108 lulusan tersebut yangberhasil dihubungi sejumlah 104 orang. Dari 104 lulusan tersebut 2 di antaranya sampai sekarang belumbekerja. Semua lulusan program studi ini bekerja sebagai guru. Adapun mata kuliah yang mendukung profesimereka yaitu mata kuliah keterampilan berbahasa dan pengajaran.Profil lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ini berdasarkan data yang diperoleh darilulusan program studi ini. Oleh karena itu, disarankan adanya penelitian lanjutan yang berfokus pada tanggapanpengguna dari lulusan program studi ini.
KESINAMBUNGAN TOPIK WACANA PRANATACARA JAWA -, Hardyanto; Kurnia, Ermi Dyah
Lingua Vol 7, No 2 (2011): July 2011
Publisher : Lingua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses komunikasi, topik dalam wacana memiliki kedudukan yang sangat penting. Kedudukan yang sangat penting ini bersangkutan dengan peranannya dalam memperlancar proses komunikasi. Oleh karena kedudukannya itu, topik selalu diacu dan dipertahankan oleh kalimat-kalimat dalam wacana. Dalam wacana panacara terdapat (1) penciptaan kesinambungan topik yang meliputi pronominalisasi, pengulangan, ekuivalensi leksikal, dan pelesapan dan (2) kadar kesinambungan topik yang meliputi jarak penyebutan, kebertahanan, interferensi, pelesapan, dan susunan beruntun. Kata Kunci: wacana, pranatacara,