Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PRAKTEK DAN PROBLEMATIK PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SMK Dewi Indrapangastuti
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.226 KB) | DOI: 10.21831/jppfa.v2i1.2614

Abstract

Pendidikan multikultural adalah sebuah konsep yang dibuat dengan tujuan untuk menciptakan persamaan peluang pendidikan bagi semua siswa yang berbeda-beda ras, etnis, kelas sosial dan kelompok budaya, dan untuk membantu semua siswa agar memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam menjalankan peran-peran seefektif mungkin pada masyarakat demokratik-pluralistik serta diperlukan untuk berinteraksi, negosiasi, dan komunikasi dengan warga dari kelompok beragam agar tercipta sebuah tatanan masyarakat bermoral yang berjalan untuk kebaikan bersama. Melalui pendidikan multikultural peserta didik diharapkan memiliki kompetensi yang baik, bersikap dan menerapkan nilai-nilai demokratis, humanisme dan pluralisme di sekolah dan di luar sekolah. Pendidikan multikultural diberikan kepada siswa SMK agar mereka memahami bahwa di dalam lingkungan mereka dan di lingkungan lain terdapat keragaman budaya yang berpengaruh terhadap tingkah laku, sikap, pola pikir manusia sehingga manusia tersebut memiliki cara-cara, kebiasaan, aturan-aturan bahkan adat istiadat yang berbeda satu sama lain. Bila perbedaan itu tidak dapat dipahami dengan baik dan diterima dengan bijaksana, maka konflik akan mudah terjadi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Penerapan konsep yang sistematis dalam mengatasi praktek dan problematik pembelajaran pendidikan multikultural yang bisa diterapkan di SMK, yaitu: a) meningkatkan peran seluruh warga sekolah, terutama guru dengan menggunakan panduan lima dimensi pendidikan multikultur dari Banks, b) mengintegrasikan materi pendidikan multikultural ke dalam kurikulum ataupun pembelajaran di sekolah dengan menggunakan panduan empat pendekatan pendidikan multikultural dari Banks, dan c) meningkatkan peran guru dalam pendidikan multikultural yaitu:1) membangun paradigma keberagamaan inklusif di lingkungan sekolah, 2) menghargai keragaman bahasa di sekolah, 3) membangun sikap sensitif gender di sekolah, 4) membangun pemahaman kritis dan empati terhadap ketidakadilan serta perbedaan sosial, 5) membangun sikap anti diskriminasi etnis, 6) menghargai perbedaan kemampuan, dan 7) menghargai perbedaan umur.Kata kunci: praktek dan problematik, pendidikan multikultural, SMK
The Role of Project Based Learning (PjBL) in Improving Elementary School Students Resyka Alifa Fathonah; Teni Okty Handayani; Dewi Indrapangastuti
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 6, No 1 (2023): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.644 KB) | DOI: 10.20961/shes.v6i1.71114

Abstract

Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang menjadikan yang menjadikan peserta didik sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan proses pembelajaran yang memiliki hasil akhir berupa produk. Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan aktivitas belajarnya sendiri, pembelajaran secara kolaboratif sampai diperoleh hasil berupa produk dengan pembelajaran yang berbasis produk siswa akan lebih aktif belajar dan mengeksplorasi dalam belajar. Kemampuan siswa dalam berpikir kritis yang akan membantu dalam tumbuh kembang siswa saat belajar. Tujuan artikel ini dilakukan untuk mengkaji peran model Project Based Learning dalam kemampuan belajar siswa di Sekolah Dasar. Penelitian ini termasuk kedalam metode yang mengkaji artikel ilmiah dari berbagai jurnal, teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik studi pustaka dengan mengkaji berbagai literatur. Hasil penelitian ini menunjukan dari berbagai jurnal dan artikel bahwa model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa dapat dipandang dari dua sisi, yaitu dari sisi siswanya itu sendiri dan dari sisi gurunya. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu peran model pembelajaran Project Based Learning mampu meningkatkan belajar siswa Sekolah Dasar.
The Importance of Problem Based Learning Electronics Teaching Materials in Class 5 Types of Business Materials Nurul Ariffudin; Puji Asih; Rosida Asna; Dewi Indrapangastuti
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 6, No 1 (2023): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.447 KB) | DOI: 10.20961/shes.v6i1.71196

Abstract

Rasa cepat bosan yang dialami siswa merupakan salah satu permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran materi jenis-jenis usaha dikarenakan kurang menariknya bahan ajar yang disajikan dalam pembelajaran oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi dari rasa cepat bosan pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan mengetahui hasil belajar setelah menggunakan bahan ajar elektronik berbasis PBL pada siswa kelas 5 materi jenis-jenis usaha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan bahan ajar elektronik berbasis PBL pada siswa kelas 5  IPS materi jenis-jenis usaha merupakan salah satu solusi dari permasalahan rasa cepat bosan pada siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar elektronik berbasis PBL juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pemahaman siswa kelas 5 terhadap materi jenis-jenis usaha. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahan ajar elektronik berbasis PBL pentinguntuk diterapkan pada pembelajaran kelas 5 materi jenis-jenis usaha.
Teacher Professionalism and Challenges in Facing an Independent Curriculum Ragil Anin Ditya; Sheila Yuliantono Putri; Tiara Salsabilla M. W.; Dewi Indrapangastuti
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 6, No 1 (2023): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.713 KB) | DOI: 10.20961/shes.v6i1.71179

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hakikat guru yang profesional serta tantangan guru dalam menghadapi kurikulum merdeka. Prosedur penelitian ini meliputi (1) Menganalisis masalah penelitian, (2) Menentukan kata kunci sesuai dengan topik penelitian, (3) Memilih literatur acuan yang digunakan dalam penelitian. (4) Memilih istilah yang sesuai dengan bidang kajian, dan (5) Melakukan pencarian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalitas guru merupakan tanggung jawab yang melekat pada guru, dan dapat direalisasikan untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Terdapat 16 pilar yang menekankan sikap dan perilaku pendidik untuk mengembangkan potensi dirinya, kurikulum merdeka menguatkan orientasi pengembangan karakter dan kompetensi melalui penyederhanaan konten dan pemberian fleksibilitas, dalam pelaksanaan kurikulum merdeka guru dituntut untuk melek akan teknologi, dan menjadi guru kreatif dan inovatif, tantangan yang harus dihadapi guru meliputi kesiapan pendidik dan kesiapan peserta didik. Kurikulum merdeka menguatkan orientasi pengembangan karakter dan kompetensi melalui penyederhanaan konten dan pemberian fleksibilitas. Terdapat 16 pilar yang menekankan sikap dan perilaku guru untuk mengembangkan potensi peserta didik. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan guru yang profesional, karena kurikulum merdeka menuntut guru untuk melek teknologi, mengajar sesuai dengan pencapaian dan perkembangan peserta didik, guru harus saling meningkatkan value dirinya, serta harus menjadi guru yang kreatif dan inovatif. Tantangan yang dihadapi guru meliputi kesiapan pendidik dan kesiapan peserta didik.
The Importance of Teacher Professionalism in Facing the Independent Curriculum Tira Sari Dewi; Wiwit Widiana; Ridha Assyifa Nisatulloh; Dewi Indrapangastuti
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 6, No 1 (2023): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.592 KB) | DOI: 10.20961/shes.v6i1.71181

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan peran penting profesionalisme guru dalam menguasai Kurikulum Merdeka dan hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk menjadi guru profesional. Tinjauan literatur dilakukan sebagai metode penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang berhubungan dengan pentingnya profesionalisme guru dalam menghadapi Kurikulum Merdeka dan hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk menjadi guru profesional. Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti berupa analisis permasalahan yang dihadapi sesuai topik, pengumpulan sumber-sumber yang sejalan dengan penelitian, serta penyaringan kembali seluruh informasi yang didapatkan. Selanjutnya data yang telah didapatkan di analisis melalui analis isi atau Conten Analyze. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keahlian guru merupakan faktor penting dalam mengoptimalkan efektivitas pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis, fleksibilitas, keterampilan menjelaskan, dan kemampuan untuk membuka dan menutup proses pembelajaran adalah solusi bagi guru untuk dapat memenuhi tuntutan Kurikulum Mandiri. Pelaksanaan Kurikulum Mandiri tidak dapat dipisahkan dari pengembangan profesional guru.
The effectiveness of the Cooperative Type Jigsaw Learning Models in Equal Materials Distribution and Time Efficiency at the Elementary School Learning Process Shofia Muna Adibah; Rifki Anggriawan; Widya Maharani Pramudita; Dewi Indrapangastuti
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 6, No 1 (2023): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.344 KB) | DOI: 10.20961/shes.v6i1.71199

Abstract

Model kooperatif adalah model pembelajaran yang dapat dikembangkan dalam melatih siswa aktif, kreatif dan bekerja sama dalam menguasai sebuah materi pembelajaran. Tujuan penulisan artikel ini adalah membahas tentang efektivitas penggunaan model kooperatif tipe Jigsaw dalam pemerataan materi di setiap kompetensi dan efisiensi waktu pada saat pembelajaran di kelas. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu menggunakan metode studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik karena dinilai dapat melatih siswa untuk lebih aktif dan berpikir kreatif sehingga tercipta pemerataan materi di setiap kompetensi. Model ini menerapkan konsep kelompok asal dan kelompok ahli sehingga waktu yang digunakan dalam pembelajaran lebih efisien. Kesimpulan dari penulisan artikel ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw cocok diterapkan pada pembelajaran sekolah dasar karena efektif dalam memeratakan materi dan mengefisiensikan waktu saat pembelajaran.
Studi Literatur Pemanfaatan Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran di Sekolah Dasar Putri Oktaviani; Rizal Talentiano; Yosua Adven Theo; Dewi Indrapangastuti
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 6, No 1 (2023): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.395 KB) | DOI: 10.20961/shes.v6i1.71182

Abstract

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat penerapan Augmented Reality terhadap motivasi dan pemahaman belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan membaca berbagai jurnal yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi  Augmented Reality  sebagai media pembelajaran di Sekolah Dasar. Prosedur penelitian yaitu dengan menentukan topik bahasan berupa manfaat penerapan teknolohi Augmented Reality terhadap motivasi dan pemahaman belajar siswa, setelah itu mencari berbagai referensi jurnal atau hasil penelitian yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi Augmented Reality terhadap motivasi belajar dan pemahman belajar siswa, dan mengambil kesimpulan dari berbagai referesni yang sudah dibaca dan dipahami. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa pemanfaatan media pendidikan menggunakan  Augmented Reality  dapat merangsang pola pikir peserta didik dalam berpikiran kritis pada suatu masalah dan kejadian yang ada pada keseharian, karena sifat dari media pendidikan yaitu membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan ada atau tidak adanya pendidik dalam proses pendidikan, sehingga pemanfaatan media pendidikan dengan Augmented Reality dapat secara langsung memberikan pembelajaran dimanapun dan kapanpun peserta didik ingin melaksanakan proses pembelajaran. Kesimpulan penelitian, Augmented Reality menunjukkan hasil yang sangat baik dan layak digunakan sebagai media pembelajaran baik di kelas maupun secara mandiri.
Pendampingan Penyusunan Bestpractice Untuk Guru Sekolah Dasar Achmad Basari Eko Wahyudi; Dewi Indrapangastuti; Murwani Dewi Wijayanti; Wahyono Wahyono
Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 11, No 1 (2023): Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkc.v11i1.64909

Abstract

Di kecamatan Mirit masih dijumpai guru yang mengalami kesulitan dalam melakukan praktik terbaik pembelajaran, sehingga diperlukan upaya untuk menumbuhkan sikap dan ketrampilan menulis untuk guru. Untuk keperluan tersebut, tim pelaksana melakukan kegiatan PKM yang bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas bestpractice yang disusun oleh guru-guru SD di Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen, dan respon peserta sebagai khalayak sasaran adalah 33 orang kepala sekolah dan guru SD. Materi tentang konsep bestpractice disampaikan dengan setting lecture dan whole class discussion, kemudian dilanjutkan dengan workshop penyusunan bestpractice. Secara umum peserta merespon positif karena 33 peserta (100%) menyatakan bahwa kegiatan pendampingan ini sangat bermanfaat, meskipun waktunya terlalu singkat.
Penerapan Model Problem Based Learning Moda Blended Learning Pada Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Dewi Indrapangastuti; Achmad Basari Eko Wahyudi; Wahyono Wahyono
Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 11, No 2 (2023): Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkc.v11i2.67039

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar pada pembelajaran tematik melalui penerapan model problem based learning moda blended learning pada siswa kelas VI SDN Wirogaten Kebumen tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian berjumlah 37 siswa. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi, lembar angket, dan tes. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik; hal ini dibuktikan dengan data hasil pengamatan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 bernilai baik, yaitu modus 4 (baik) dan data hasil tanggapan siswa pada siklus 1 dengan 67,6% setuju, menjadi 81,1% setuju pada siklus 2; dan (2) hasil belajar siswa meningkat dapat dilihat dari rata-rata nilai pos tes siswa pada siklus 1 sebesar 69,05, menjadi 81,24 pada siklus 2.
Analisis Gaya Belajar terhadap Keterampilan Proses Sains Berbasis HOTS dalam Pembelajaran IPA SD Murwani Dewi Wijayanti; Kartika Chrysti Suryandari; Dewi Indrapangastuti
Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 11, No 3 (2023): Kalam Cendekia: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkc.v11i3.80455

Abstract

Gaya belajar merupakan suatu metode peserta didik menerima informasi dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan antara macam-macam gaya belajar berdasarkan ciri-cirinya terhadap keterampilan proses sains berbasis HOTS. Penelitian ini merupakan penelitian mix method kuantitatif dan kualitatif. Design penelitian yang diterapkan adalah pre-experimental dengan Populasi sampel mahasiswa PGSD UNS semester V. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan keterampilan proses sains peserta didik terhadap gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik dengan nilai signifikansi pretest keterampilan proses sains sebesar 32%dan nilai signifikansi posttest keterampilan proses sains sebesar 24%. Kesimpulan terdapat perbedaan gaya belajar terhadap keterampilan proses sains berbasis HOTS. Gaya belajar visual lebih menonjol dibandingkan dengan gaya belajar kinestetik dan audio. Berdasarkan Uji Kruskal Willis diperoleh nilai chi-square sebesar 6,34 dan nilai p-value 0,48. Data yang diperoleh menunjukkan p-value lebih besar dari nilai kritis pada penelitian yang besarnya 0,05. Dengan demikian tidak ada pengaruh yang berbeda secara signifikan antara gaya belajar dan hasil belajar mahasiswa PGSD.