Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Aplikasi Health Belief Model pada Perilaku Mahasiswi Kesehatan Masyarakat dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum; Nurlainiyah Kartika Sari
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 2 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v11i2.7595

Abstract

Jumlah kasus kanker payudara di Surakarta masih menjadi perhatian. SADARI perlu dilakukan pada wanita usia 20 tahun atau lebih (termasuk mahasiswi) untuk mendeteksi kanker payudara secara dini.  Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan persepsi keseriusan, kerentanan, manfaat, hambatan, self efficacy, dan isyarat bertindak dengan perilaku SADARI pada mahasiswi kesehatan masyarakat di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah 106 mahasiswi kesehatan masyarakat yang diambil dengan proportional random sampling. Hasil penelitian ini didapat bahwa ada hubungan antara persepsi manfaat (p value = 0,002), persepsi hambatan (p value = 0,003), dan self efficacy (p value = 0,000) dengan perilaku SADARI namun tidak ada hubungan persepsi keseriusan (p value =0,565),  persepsi kerentanan (p value = 0,148), dan isyarat bertindak (p value = 0,108) dengan perilaku SADARI. Mahasiswi kesehatan masyarakat akan melakukan SADARI jika merasa bahwa SADARI memiliki manfaat yang lebih dari hambatan serta memiliki rasa mampu untuk melakukan SADARI.Kata kunci : health belief model, persepsi, self efficacy, isyarat bertindak, Perilaku SADARI ABSTRACT The number of cases of breast cancer in Surakarta is still a concern. Breast Self Exam (BSE) needs to be done in women aged 20 years or older (including co-ed)  to detect breast cancer early.  The purpose of this research was to analyze the relationship of perception of the seriousness, the vulnerability, the benefits, barriers, self efficacy, and cues act with BSE on public health student at Muhammadiyah University of Surakarta. This type of research was observational cross sectional design. The research sample were 106 student public health were taken with proportional random sampling. The results of this research were obtained that there were relationship between the perception of benefits (p value = 0.002), barriers (p value = 0.003), and self efficacy (p value = 0.000) and BSE but no relationship perceptions of seriousness (p value = 0.565),  vulnerability (p value = 0.148), and cues Act (p value = 0.108) with BSE. Student public health will do BSE if it feels that it is aware of the benefits of having more than the barriers and have a sense of being able to do BSE.Keywords: health belief model, perception, self efficacy, cues to act, breast self exam
Faktor– Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Di Puskesmas Purwosarikota Surakarta Ratnasari Hasibuan; Izzatul Arifah; Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum
Jurnal Kesehatan Vol 14, No.1 (2021): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v14i1.9215

Abstract

MKJP merupakan metode kontrasepsi cost efficien untuk mencegah kehamilan dan secara program efektif dalam menurunkan TFR serta menekan laju pertumbuhan penduduk. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan jumlah anak yang diinginkan, dukungan suami, dan efek samping dengan pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada Akseptor KB di Puskesmas Purwosari KotaSurakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2019. Populasi penelitan 1.502 PUS usia 17-49 tahun akseptor KB di wilayah kerja Puskesmas Purwosari. Jumlah sampel penelitian sebanyak 282 responden yang dipilih dengan menggunakan teknik proportionate random sampling. Pengambilan data dengan cara wawancara terstruktur menggunakan kuesioner yang valid dan reliabel. Hasil analisis data berdasarkan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara jumlah anak yang diinginkan (p=0,012), dukungan suami (p=0,045), dan efek samping (p=0,001) dengan pemilihan MKJP. Kesimpulannya adalah responden dengan jumlah anak yang diinginkan terpenuhi, mendapatkan dukungan suami, dan tidak mengalami efek samping cenderung memilih menggunakan MKJP.Disarankan bagi Bidan untuk memberikan Informed Choice kepada calon akseptor KB, sehingga dapat memilih kontrasepsi karena tahu kelebihan dan kekurangan dalam hal ini efek samping dari setiap metode kontrasepsi. Kemudian apabila ada efek samping yang dirasakan, PUS paham tentang cara mengatasinya.
Hubungan Norma Sosial Dan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Niat Pantang Perilaku Seksual (Sexual Abstinence) Pada Remaja Muhammad Luthfi Abdul Ghaffar; Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Berkala (JIKeMB) - Mei 2021
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jikemb.v3i1.1615

Abstract

Remaja berisiko tinggi untuk melakukan perilaku seksual berisiko sehingga perlu mengetahui adanya niat untuk melakukan pantang seksual / sexual abstinence. Niat untuk menerapkan sexual abstinence kemungkinan dapat dipengaruhi oleh norma sosial yang berlaku dan juga dukungan teman sebaya .Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan norma sosial dan dukungan teman sebaya terhadap niat sexual abstinence pada remaja di salah satu SMP Surakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah populasi sebanyak 574,dengan 264  siswa dari kelas 8 dan 9 sebagai sampel penelitian. Pengambilan responden menggunakan metode proportional  random sampling dan instrumen penelitian berupa kuesioner yang dibagikan secara daring. Hasil menunjukkan ada hubungan antara norma sosial (p=0,011), dan tidak ada hubungan antara dukungan teman sebaya  dengan niat pantang perilaku seksual/sexual abstinence (p=0,704). Disarankan perlunya pendidikan seksualitas  dan kesehatan reproduksi serta sexual abstinence pada remaja dan bagaimana cara negosiasi menolak ketika ada ajakan untuk melakukan perilaku seksual berisiko.
Relationship of Self-Confidence, Perception of Barriers, and Partner Support with Providing Reproductive Health and Sexuality Information from Parents to Adolescents Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum; Diah Laras Suci; Dini Wulandari
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 11, No 4: December 2022
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v11i4.21440

Abstract

Adolescence is a period of searching for identity that requires information on reproductive health and sexuality so as not to fall into premarital sexual behavior. Parents play an important role in providing reproductive health information to adolescents, but parents are often reluctant to provide this information due to lack of support, and lack of confidence in providing reproductive health information. The purpose of this study was to determine the most influential factors between partner support, perceived barriers, and self-confidence in adolescent reproductive health education. The research method used analytical observation with a cross sectional approach which was conducted online in June-August 2020 to 300 parents who have teenagers aged 15-19 years in Surakarta. The sampling technique is Double Sampling using a self-confidence, partner support, perceived barriers and behavior in providing reproductive health information questionnaire that has been tested for validity. Bivariate analysis was performed using chi square and multivariate analysis was performed using logistic regression test. The results showed that parents' self-confidence was the most influential factor in reproductive health education for adolescents (OR=3.052, CI=1.534-6.071). Parents who have low self-confidence tend not to provide comprehensive reproductive health information to adolescents. Lack of skills to explain the topic of sexuality to teenagers is one of the things that affects parents' self-confidence. The lack of knowledge of the material that will be given and the shame when conveying sexuality material also affects the self-confidence of the parents. Training efforts are needed for parents on how to provide information on reproductive health to adolescents.
IMPLEMENTASI PROGRAM TES INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI PUSKESMAS SUKOHARJO Ilmia Nur Maghfiroh; Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.446 KB)

Abstract

Tes IVA merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk deteksi dini kanker serviks. Pada tahun 2016 cakupan pemeriksaan tes IVA di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo merupakan yang terendah di Kabupaten Sukoharjo dan belum mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi program deteksi dini kanker serviks melalui tes IVA di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan content analysis. Subyek penelitian dipilih menggunakan purposive sampling yang terdiri dari 3 informan utama yaitu provider tes IVA dan 6 informan triangulasi yang terdiri dari 5 WUS dan Kepala Puskemas Sukoharjo. Hasil penelitian mengenai implementasi program deteksi dini kanker serviks melalui tes IVA di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo menunjukkan bahwa komponen input yang meliputi tenaga pelaksana, pendanaan, sarana prasarana sudah dilaksanakan sesuai dengan PERMENKES RI No. 34 Tahun 2015, sedangkan pada aspek metode belum dilaksanakan sesuai dengan peraturan. Pada komponen proses yang meliputi proses awal pelaksanaan, pencatatan pelaporan dan pengawasan program tes IVA belum dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN SELF EFFICACY DENGAN SEXUAL ABSTINENCE PADA REMAJA Nisariati Nisariati; Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum
Jurnal Kesehatan Vol 15, No 2 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v15i2.14985

Abstract

Remaja rentan terhadap perilaku seksual berisiko sehingga remaja perlu untuk berpikir untuk melakukan sexual abstinence. Sexual abstinence kemungkinan dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan self efficacy seseorang mengenai perilaku seks pranikah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap, dan self efficacy terhadap sexual abstinence pada remaja di salah satu SMP di Surakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP di Surakarta dengan sampel sebanyak 117 siswa dari kelas 8 dan 9  dan pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan google form. Hasil penelitian menggunakan fixer exact menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan (p0,327), sikap (p0,166), dan ada hubungan antara self efficacy (p0,001) dengan sexual abstinence. Disarankan perlunya pendidikan seksualitas  dan kesehatan reproduksi serta sexual abstinence pada remaja dan bagaimana cara negosiasi atau menolak ketika ada ajakan untuk melakukan perilaku seksual berisiko.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Niat Remaja untuk Berdiskusi Kesehatan Reproduksi dengan Orang Tua Aulia Putri Handriyani; Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum
Jurnal Kesehatan Global Vol 6, No 1 (2023): Edisi Januari
Publisher : Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatah Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jkg.v6i1.5427

Abstract

Salah satu masalah kesehatan reproduksi bagi remaja yakni masalah seks pranikah yang mengakibatkan remaja rentan terkena infeksi menular seksual (IMS) serta kehamilan tidak diinginkan, maupun aborsi. Salah satu sumber yang tepat bagi remaja untuk berbicara seputar kehidupan remaja termasuk tentang seksualitasnya adalah orang tua karena dianggap kredibel oleh remaja sehingga dapat memengaruhi niat remaja untuk berkomunikasi dengan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan niat remaja untuk berdiskusi kesehatan reproduksi dengan orang tua. Jenis penelitian observasional analitik menggunakan metode cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada pertengahan tahun 2022 di Kecamatan Grogol, Sukoharjo dengan populasi remaja usia 15-19 tahun sebanyak 9.167 jiwa. Sampel penelitian berjumlah 377 remaja berusia 15-19 tahun dengan teknik pengambilan sampel yaitu convenience sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diisi secara offline oleh responden dengan mematuhi protokol kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel pengetahuan (p 0,05 0,138), sikap (p 0,05 0,831), norma subyektif (p 0,05 0,947), perceived behavioral control (p 0,05 0,057) dan kedekatan remaja dengan orang tua (p 0,05 1,0) dengan niat remaja untuk berdiskusi kesehatan reproduksi dengan orang tua. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel pengetahuan, sikap, norma subyektif, perceived behavioral control dan kedekatan remaja dengan orang tua dengan niat remaja untuk berdiskusi kesehatan reproduksi dengan orang tua. Disarankan remaja perlu aktif membuka diri kepada orang tua untuk berkomunikasi terkait kesehatan reproduksi dan orang tua juga perlu memiliki waktu dan terbuka untuk diajak berdiskusi oleh remaja sehingga orang tua bisa lebih memahami pendapat remaja mengenai kesehatan reproduksinya.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Persepsi Orang Tua Mengenai Pendidikan Seksualitas Kepada Anak Usia Sekolah Dasar di Desa Karangnongko Retno Listyorini; Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 17, No 4 (2022): Volume 17. No. 4 Tahun 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkmi.17.4.2022.20-28

Abstract

Latar Belakang: Banyaknya pandangan masyarakat yang menganggap pendidikan seksualitas adalah hal yang tabu, membuat orang tua tidak mengajarkan pendidikan seksualitas untuk anaknya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan pengalaman mendapat pendidikan seksualitas dengan persepsi orang tua mengenai pendidikan seksualitas pada anak usia sekolah dasar di Desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Klaten. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 109 responden yang dipilih dengan menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner dengan uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan (p = 0,032) dan pengetahuan (p = < 0,001) dengan dengan persepsi orang tua mengenai pendidikan seksualitas pada anak usia sekolah dasar. Tidak ada hubungan antara pengalaman mendapat pendidikan seksualitas (p = 0,205) dengan persepsi orang tua mengenai pendidikan seksualitas pada anak usia sekolah dasar di Desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Klaten. Kesimpulan: Orang tua harus menghilangkan persepsi negatif terhadap pendidikan seksualitas pada anak usia sekolah dasar yang mana dapat dijadikan sebagai pengetahuan, pengenalan, pembelajaran yang sehat dan anak mampu menjaga diri pada saat anak telah tumbuh remaja nanti.
PENCEGAHAN DIABETES MELLITUS MELALUI KAMPANYE KONSUMSI BUAH DAN SAYUR SETIAP HARI DI KELURAHAN WULUNG KABUPATEN BLORA Nike Indah Arodah; Lisetya Maya Nurcahyanti; Ardira Uswatun Khasanah; Anita Puspitasari; Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.14752

Abstract

ABSTRAKDiabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah). Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor risiko terjadinya obesitas dan gangguan metabolik yaitu DM. Kejadian DM di Kelurahan Wulung  cukup tinggi dan bertambah setiap tahunnya. Pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai konsumsi buah dan sayur sebagai salah satu upaya pencegahan DM serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur pada warga di Kelurahan Wulung. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan kampanye secara online dengan google meet dan WhatsApp Group pada masyarakat usia 15 tahun ke atas mengenai gerakan konsumsi buah dan sayur. Setelah diadakan kampanye ada peningkatan pengetahuan warga sebesar 13,6% mengenai manfaat buah dan sayur untuk pencegahan DM. Kampanye juga dapat meningkatkan perilaku konsumsi buah dan sayur tiap hari sebesar 19,3%. Kata kunci: pencegahan diabetes melitus; kampanye kesehatan; konsumsi buah dan sayur ABSTRACTDiabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease characterized by increased blood glucose (or blood sugar) levels. Unhealthy eating patterns and lack of physical activity are risk factors for obesity and metabolic disorders, namely DM. The incidence of DM in Wulung Village is quite high and increases every year. This community service is carried out to increase public knowledge about fruit and vegetable consumption as an effort to prevent DM and to increase fruit and vegetable consumption among residents in the Wulung Village. Community service is carried out through online campaigns with Google meet and WhatsApp Groups for people aged 15 years and over regarding the fruit and vegetable consumption movement. After the campaign was held, there was an increase in residents' knowledge of 13.6% regarding the benefits of fruits and vegetables for the prevention of DM. Campaigns can also increase fruit and vegetable consumption behavior every day by 19.3%. Keywords: diabetes mellitus prevention; health campaign; consumption of fruits and vegetables
IMPLEMENTASI PROGRAM TES INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI PUSKESMAS SUKOHARJO Ilmia Nur Maghfiroh; Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tes IVA merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk deteksi dini kanker serviks. Pada tahun 2016 cakupan pemeriksaan tes IVA di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo merupakan yang terendah di Kabupaten Sukoharjo dan belum mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi program deteksi dini kanker serviks melalui tes IVA di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan content analysis. Subyek penelitian dipilih menggunakan purposive sampling yang terdiri dari 3 informan utama yaitu provider tes IVA dan 6 informan triangulasi yang terdiri dari 5 WUS dan Kepala Puskemas Sukoharjo. Hasil penelitian mengenai implementasi program deteksi dini kanker serviks melalui tes IVA di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo menunjukkan bahwa komponen input yang meliputi tenaga pelaksana, pendanaan, sarana prasarana sudah dilaksanakan sesuai dengan PERMENKES RI No. 34 Tahun 2015, sedangkan pada aspek metode belum dilaksanakan sesuai dengan peraturan. Pada komponen proses yang meliputi proses awal pelaksanaan, pencatatan pelaporan dan pengawasan program tes IVA belum dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.