Claim Missing Document
Check
Articles

Program Kemitraan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Bioslurry Plus di Desa Montongsari Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah Kusmiyati, Florentina; Herwibawa, B.; Yafizham, Yafizham
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2018: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal "Tantangan dan Solusi Pengembangan PAJALE dan Kel
Publisher : Seminar Nasional Lahan Suboptimal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.337 KB)

Abstract

Kusmiyati et al, 2019. Community Partnership Program Through Utilization of Bioslurry Plus at Montongsari Village, Kendal Regency, Central Java Province. 138-145.Montongsari Village, Kendal Regency, Central Java Province has a biogas installation. Biogas waste, namely bioslurry, has not been used optimally. The activity aim   was to increase  knowledge and skills of farmers in bioslurry plus processing for crop cultivation. The method used were training, mentoring and  demonstration plots.   The participation of farmers was very high, as indicated by the presence and number of questions about bioslury plus. Assistance in producing bioslurry plus was done using a reactor from a 60 L plastic barrel. The materials used were 12 L bioslurry, 10 kg of  rock phosphate, 4 kg of wood charcoal and 4 kg of rotten fruit. The contents of nitrogen,  P2O5, K2O, C and C/N ratio of bioslurry plus  were 0.03%; 0.003%; 0.35%; 0.17% and 7.3 respectively.  The  demonstration plot was carried out to evaluate the efffects of bioslurry plus on growth and production of paddy cv. Inpari 32.  The results of demonstration plot showed that growth and production of  paddy at application of 5 % and 10 % bioslurry plus  were not significantly different from anorganic fertilizing treatment. The conclusion of this activity was  bioslury plus from biogas waste can be used as  organic fertilizer for paddy.
SERAPAN UNSUR HARA NITROGEN DAN PHOSPOR BEBERAPA TANAMAN LEGUM PADA JENIS TANAH YANG BERBEDA Fajarditta, Fiona; Sumarsono, Sumarsono; Kusmiyati, Florentina
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 2 (2012): Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.852 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji serapan unsur hara nitrogen dan phospor pada tanaman legum pada jenis tanah yang berbeda. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah tanah alluvial yang di ambil dari daerah Kabupaten Rembang, tanah latosol yang di ambil dari daerah Kecamatan Tembalang, Semarang; benih legum, meliputi: kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn), calopo (Calopogonium mucunoides), turi (Sesbania grandifora), lamtoro (Leucaena leucocephala), dan orok-orok ( Crotalaria juncea L). Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (split plot) dengan 3 ulangan. Perlakuan jenis tanaman sebagai petak utama, yaitu turi, lamtoro, calopo, kaliandra, dan orok-orok. Perlakuan jenis tanah sebagai anak petak, yaitu tanah latosol dan tanah alluvial. Parameter yang diamati adalah serapan N dan P oleh akar dan tajuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa serapan nitrogen tajuk, nitrogen akar, dan phospor tajuk angka tertinggi terlihat pada tanaman kaliandra di tanah latosol berturut-turut yaitu 2,23; 0,41; dan 3,41; sedangkan phospor akar angka tertinggi terlihat pada tanaman lamtoro di tanah latosol (0,67). Pada angka nitrogen tajuk, nitrogen akar, phospor tajuk, dan phospor akar terendah secara berurutan pada tanah alluvial terlihat pada tanaman kaliandra, turi, dan calopo; kaliandra, lamtoro dan calopo; kaliandra, turi, dan calopo; kaliandra, turi, calopo, dan lamtoro. Sedangkan bila di lihat dari persentase laju penurunan nitrogen tajuk, nitrogen akar, phospor tajuk, dan phospor akar terlihat persentase tertinggi pada tanaman kaliandra (92,70%; 87,53%; 93,28%; dan 88,27%), sedangkan persentase laju penurunan terendah nitrogen tajuk, phospor tajuk, dan phospor akar terlihat pada tanaman orok-orok (40,33%; 28,07%; dan 51,98%), sedangkan nitrogen akar terlihat pada tanaman turi (58,28%). Simpulan penelitian adalah serapan nitrogen dan phospor oleh tajuk dan akar legum pada tanah latosol lebih baik dibandingkan tanah alluvial.Kata kunci : alluvial; latosol; legum; nitrogen; phosporABSTRACTThe purpose of this study was to assess the uptake of elements nitrogen and phosphorus of legume crops on different soil types. The material used in this study was alluvial soil taken from areas Rembang district, latosol soil taken from areas Tembalang district, Semarang; seed legumes, include: Calliandra calothyrsus Meissn (kaliandra), Calopogonium mucunoides (calopo), Sesbania grandifora (turi), Leucaena leucocephala (lamtoro), and Crotalaria juncea L (orok-orok). The design used was split plot design (split plot) with 3 replications. The main plot was legumes plants, there are Sesbania grandifora, Leucaena leucocephala, Calopogonium mucunoides, Calliandra calothyrsus Meissn, and Crotalaria juncea L. The sub plot was soil types latosol soil and alluvial soil. Parameters measured were N and P uptake by the roots and crown. The results showed that crown nitrogen uptake, root nitrogen and phosphorus highest editorial looks at the plants in the ground Calliandra calothyrsus Meissn latosol row is 2.23; 0.41; and 3.41, while the roots of the highest visible phosphorus in plants Leucaena leucocephala in latosol soil (0.67). In figures crown nitrogen, nitrogen root, crown phosphorus, and phosphorus lowest root sequentially on alluvial soil seen in plants Calliandra calothyrsus Meissn, Sesbania grandifora, and Calopogonium mucunoides; Calliandra calothyrsus Meissn, Leucaena leucocephala, and Calopogonium mucunoides; Calliandra calothyrsus Meissn, Sesbanian grandifora, and Calopogonium mucunoides; Calliandra calothyrsus Meissn, Sesbania grandifora, Calopogonium mucunoides, and Leucaena leucocephala. Meanwhile, when seen from the decline in the percentage of nitrogen crown, root nitrogen, phosphorous crown and root seen the highest percentage of phosphorus in plants Calliandra calothyrsus Meissn (92.70%, 87.53%, 93.28% and 88.27%), while the percentage of the lowest rate of decline in crown nitrogen, phosphorous crown and root phosphorous visible on the plant Crotalaria juncea L (40.33%; 28.07%; and 51.98%), while nitrogen seen in plant roots Sesbania grandifora (58.28%). Conclusions of research are nitrogen and phosphorus uptake by the crown and on the ground legume roots latosol better than alluvial soil.Key word : alluvial; latosol; legumes; nitrogen; phosphor
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) PADA BERBAGAI UPAYA PERBAIKAN TANAH SALIN Suswati, Suswati; Sumarsono, Sumarsono; Kusmiyati, Florentina
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.96 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi rumput benggala (Panicum maximum) pada berbagai upaya perbaikan tanah salin. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari : kontrol (P0), gypsum (P1), abu sekam padi (P2), pupuk kandang (P3), gypsum dan abu sekam padi (P4), gypsum dan pupuk kandang (P5) dan abu sekam padi dan pupuk kandang (P6). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, panjang akar, bahan kering akar, produksi bahan kering dan nisbah daun batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbaikan tanah salin berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun, pertambahan jumlah anakan, panjang akar, bahan kering akar dan produksi bahan kering tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nisbah daun batang.Kata kunci : tanah salin, pertumbuhan dan produksi, rumput benggala
PENGARUH METODE PERBAIKAN TANAH SALIN TERHADAP SERAPAN NITROGEN DAN FOSFOR RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) Suharyani, Suharyani; Kusmiyati, Florentina; Karno, Karno
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 2 (2012): Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.006 KB)

Abstract

Wilayah pesisir memiliki sumber daya alam yang berpotensi cukup besar untuk pengembangan ternak ruminansia. Hal ini didukung oleh banyaknya lahan marginal yang dapat digunakan untuk mendukung ketersediaan hijauan pakan. Namun ketersediaan hijauan pakan sering menjadi masalah karena sulitnya hijauan pakan untuk tumbuh di wilayah pesisir yang memiliki tanah dengan kadar garam (NaCl) yang tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh metode perbaikan tanah salin terhadap serapan nitrogen dan fosfor rumput benggala (Panicum maximum). Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP selama 5 bulan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 ulangan dan 7 perlakuan (T0 : Kontrol; T1 : gypsum (0,02 kg/pot);T2 : abu sekam padi (0,01 kg/pot); T3 : pupuk kandang (1,30 kg/pot); T4 : gypsum (0,02 kg/pot) dan abu sekam padi (0,01 kg/pot); T5 : gypsum (0,02 kg/pot) dan pupuk kandang (1,30 kg/pot); T6 : abu sekam padi (0,01 kg/pot) dan pupuk kandang (1,30 kg/pot). Parameter yang diamati adalah (1) serapan nitrogen, (2) serapan fosfor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode perbaikan tanah salin pada perlakuan gypsum dan pupuk kandang dapat meningkatkan serapan nitrogen dan fosfor pada tanah salin. Kesimpulan adalah penyerapan nitrogen dan fosfor oleh rumput benggala tertinggi dengan pemberian perlakuan gypsum dan pupuk kandang.Kata kunci : Rumput benggala, nitrogen, fosfor, tanah salin.Abstract The coastal area has a potential resource for livestock development. This is supported by large areas of marginal land that can be used for forage production. However, forage production in coastal areas is often limited by saline soil which has high sodium concentration. This study aimed to assess the effect of saline soil improvement methods on nitrogen and phosphorus uptake of Bengagala grass (Panicum maximum). The experiment was conducted for 5 months at the Greenhouse of Forage Science Laboratory, Department of Nutrition and Feed Science, Faculty of Animal Science and Agriculture, Diponegoro University. The experiment was arranged based on completely randomized Design (CRD) with 3 replications and 7 treatments (T0: Control; T1: gypsum (0.02 kg/pot), T2: rice husk ash (0.01 kg/pot); T3: animal manure (1.30 kg/pot); T4: gypsum (0.02 kg/pot) and rice husk ash (0.01 kg/pot), T5: gypsum (0.02 kg/pot) and animal manure (1.30 kg/pot); T6: rice husk ash (0.01 kg/pot) and animal manure (1.30 kg/pot). Parameters observed were (1) absorption of nitrogen, (2) absorption of phosphorus. The results showed that the treatment of gypsum and animal manure increased uptake of nitrogen and phosphorus in saline soil. It can be concluded that the treatment of gypsum and animal manure resulted in the highest nitrogen and phosphorus uptake by Benggala grass.Key word: Benggala grass, nitrogen, phosphorous, saline soil.
KARAKTERISTIK FISIOLOGI RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) PADA TANAH SALIN YANG DIPERBAIKI Pradewa, Civic Julian; Sumarsono, Sumarsono; Kusmiyati, Florentina
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 2 (2012): Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.696 KB)

Abstract

Research use saline soil from Kaliori, Rembang, Central Java, in green house and Plant and feed science Laboratorium, of animal husbandry and agricultural faculty, Diponegoro University. The research to evaluated Physiology Characteristic of Benggala grass that, wide leaf area, a chlorophyll, b chlorophyll, total chlorophyll, and nitrat reductase activty at repair of saline soil. Research use complete random progam, and duncan test with 3 rasio, and 7 treatment. Control (P0), gypsum (P1), ash hull of rice (P2), animal fertilizer (P3), gypsum and ash hull of rice combination (P4), gypsum and animal fertilizer combination (P5), ash hull of rice and animal fertilizer combination (P6). Repair of saline soil with gypsum and animal fertilizer combination (P5) have best effect, than other treatment. This effect give highest on the average at parameter of wide leaf area, and so of a chlorophyll, b chlorophyll, total chlorophyll, and nitrat reductase.Key word : Saline soil, Benggala grass, Leaf Area, chlorophyll, Nitract Reductase Activity.ABSTRACTPenelitian menggunakan tanah salin asal kecamatan Kaliori, Rembang Jawa Tengah dan dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, untuk mengkaji karakteristik fisiologi rumput benggala yaitu luas daun, klorofil a, b, dan total, serta aktivitas nitrat reduktase, pada tanah salin yang diperbaiki. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang di lanjutkan dengan uji jarak berganda duncan, yang terdiri 3 ulangan dan 7 perlakuan, yaitu kontrol (P0), gipsum (P1), abu sekam padi (P2), pupuk kandang (P3), kombinasi gipsum dan abu sekam padi (P4), kombinasi gipsum dan pupuk kandang (P5), kombinasi abu sekam padi dan pupuk kandang (P6). Perbaikan tanah salin menggunakan perlakuan kombinasi pupuk kandang gipsum (P5) memiliki pengaruh paling baik dibandingkan dengan perlakuan lain. Perlakuan kombinasi gipsum pupuk kandang, menunjukkan nilai rata-rata paling tinggi pada parameter luas daun, begitu pula pada klorofil a, klorofil b, klorofil total serta aktivitas nitrat reduktase.Kata kunci : Tanah Salin, Rumput Benggala, Luas Daun, Klorofil, Aktivitas Nitrat Reduktase.
PENGARUH FORMALIN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP VIABILITAS DAN PERTUMBUHAN AWAL BENIH KELENGKENG (DIMOCARPUS LONGAN) Akbar, Sifron; Lukiwati, Dwi Retno; Kusmiyati, Florentina
Buletin Anatomi dan Fisiologi (Bulletin of Anatomy and Physiology) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan formalin dan periode simpan terhadap viabilitas dan pertumbuhan awal benih kelengkeng. Rancangan percobaan berdasarkan rancangan acak lengkap faktorial dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah formalin (0%, 0,5%, 1% dan 2%). Faktor kedua adalah periode simpan dengan 3 taraf (tanpa penyimpanan, 15 dan 30 hari). Parameter yang diamati adalah daya kecambah, kecepatan berkecambah, Jumlah daun dan tinggi bibit kelengkeng. Data yang diperoleh dianalisis ragam taraf 5% dan apabila berpengaruh nyata (p<0,05), dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya kadar formalin, nyata menurunkan daya kecambah dan kecepatan berkecambah, sedangkan kadar formalin 0,5% dengan 30 hari periode simpan optimal meningkatkan jumlah daun dan tinggi tanaman. Kata Kunci : Kelengkeng, formalin, periode simpan, viabilitas
The Effect of Bacillus altitudinis P-10 Combination Treatments on the Plant Growth and Seed Quality of Corn (Zea mays L) Elfira, Yolanda; Kusmiyati, Florentina; Budiharjo, Anto
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 22, No 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/bioma.22.2.180-187

Abstract

Increasing production of Corn in recent years must be supported with the supply of good quality of seeds. Bacillus altitudinis P -10 is a plant growth promoting rhizobacteria that has biofetilizer and biopesticide activities. The aim of this research was to find out the effect of combination treatments of B. altitudinis P -10 on the growth pf the plant and seed quality of Corn (Zea mays L). The research design used was randomized group design with monofactor pattern of 4 combination treatments with 6 groups. The corn seed used was Lamuru varieties. The treatments consisted of D1 (manure), D2 (manure and B. altitudinis P-10), D3 (manure and chemical fertilizer), and D4 (manure, chemical fertilizer, and B. altitudinis P-10). The parameters observed included the height of the plant, the length of the root, the root dry matter, the crown dry matter, the total dry matter, the emergence time of male flower, the emergence time of female flower, the time of physiological ripening, the length of the cob, the diameter of the cob, the number of seeds per cob, the number of seeds per row per cob, the weight of 100 seeds, the production of the seed, the moisture content, the germination percentage, the purity and the impurity of seed. The results showed that the combination treatments of D4 gave the best parameter for the emergence time of flowers, the time of physiological ripening, the length of the cob, the diameter of the cob, the number of seeds per cob, the number of cobs per row, the weight of 100 seeds, and the production of the seed.
EVALUASI KERAGAMAN DAN STABILITAS KARAKTER PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI 12 GALUR CALON VARIETAS JAGUNG HIBRIDA Nurhana, Nanik; Kusmiyati, Florentina; Anwar, Syaiful
AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/agrotek.v5i2.184

Abstract

Corn is the number two stable crop in the world with increasing demand in line with population growth. The use of superior hybrid corn varieties is one of the solution in meeting the needs of corn throught plant breeding activities. The experimental design used was a monofactor randomized block design (RAK), with the object is 12 prosprective line of hybrid corn varieties from PT Tunas Widji Inti Nayottama (RD 422, RD 471, RD 491, RD 496, RD 551, RD 519, RD 523, RD 536, RD 586, RD 591, RD 602, RD 60), and control varieties is Bisi-18 and P31. The parameters observed included number of plants grown, high of plant, high of ear, lenght of ear, diameter of ear, weight of ear, weight of cob, number of seed rows pear earm number of seed per row, weight of 100 seeds, yield, seed moisture content, physiological maturity, and potential harvest. Variance analysis data and continued with the independent T test. The result showed that 7 corn lines which have the desired properties are RD 422, RD 471, RD 551, RD 519, and RD 603. The level of stability according to the coefficient of diversity, all of the test lines had low stability (uniform), except for RD 491 on the character of anxious weight (29.23%) and RD 602 on the character of the number of seeds per row (39.36%).
PENGARUH DOSIS ARANG SEKAM PADI DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) PADA SALINITAS TANAH Intan Dharmasika; Susilo Budiyanto; Florentina Kusmiyati
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 17 No 2 (2019): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v17i2.799

Abstract

Penelitian ini dilakukan akibat kebutuhan jagung di Indonesia dan kegiatan impor jagung yang terus meningkat sehingga perlu adanya perluasan area budidaya dengan memanfaatkan lahan marginal sebagai lahan budidaya dan memperbaiki kondisi lahan agar tanaman jagung mampu tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian arang sekam padi dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung hibrida pada tanah salin. Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2018 s/d Februari 2019 di Lahan Pertanian Desa Dresi Wetan, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama, dosis arang sekam padi (0 ton/ha, 4 ton/ha dan 6 ton/ha). Faktor kedua, dosis pupuk kandang sapi (0 ton/ha, 7,5 ton/ha dan 15 ton/ha). Data dianalisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman; jumlah daun; jumlah baris biji per tongkol; bobot jagung pipilan; rendemen dan daya hantar listrik tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pemberian arang sekam padi dan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap jumlah baris biji per tongkol; bobot jagung pipilan; rendemen dan nilai daya hantar listrik tanah. Aplikasi arang sekam padi 6 ton/ha dan pupuk kandang sapi 15 ton/ha menghasilkan pertumbuhan dan produksi lebih tinggi. Tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot pipilan jagung masih dibawah potensial genetik tanaman jagung hibrida.
Potensi Kombinasi Teknologi Mutan Padi Toleran Kekeringan dan Polimer Superabsorben: Peran IPTEK Nuklir dalam Peningkatan Produksi Padi Lahan Kering Bagus Herwibawa; Florentina Kusmiyati
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 13, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2017.13.2.4012

Abstract

Padi merupakan sumber bahan pangan pokok, yang dikonsumsi lebih dari 95% penduduk Indonesia. Kebutuhannya terus meningkat tiap tahun, namun belum berhasil dicukupi dari produksi sendiri, sehingga masih bergantung impor hingga 1.347.856 ton per tahun. Upaya yang dapat dilakukan selain impor, adalah peningkatan produksi padi melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. Namun 72,98% daratan Indonesia yang sesuai untuk pertanian merupakan lahan kering, tentu akan menghambat peningkatan produksi padi. IPTEK Nuklir dapat berperan dalam optimalisasi pemanfaatan lahan kering, dimana keterbatasan keragaman alami dalam pemuliaan tanaman padi toleran kekeringan, dan polimerasi serta grafting polimer superabsorben, keduanya dapat diperbaiki melalui radiasi pengion. Kombinasi teknologi mutan padi toleran kekeringan dan polimer superabsorben sangat potensial sebagai satu diantara upaya-upaya untuk meningkatkan produksi padi. Namun, upaya penerapan teknologi tersebut tentu akan menimbukan masalah karena lemahnya diseminasi teknologi inovatif, dan lambatnya adopsi teknologi. Diperlukan  perhatian yang lebih besar dari peneliti, pengambil kebijakan, dan masyarakat pengguna.
Co-Authors A'yuni Fatkhi Fajriyati Afni Harfina Afni Harfina Akbar, Sifron Alya Hasna Irbah Septiani Amalia Wulannanda Andariza, Isna Panca Anggih Noor Alamsyah Anto Budiharjo Awang Ghosypea Azka, Millati B. Herwibawa Bagus Herwibawa Bakhtiar, Ikrima Farishani Budi Kristanto Chelsea, Fiorentina Civic Julian Pradewa Deviyanti, Vania Mulya Dharmasika, Intan Dwi Retno Lukiwati Dwi Sulastri Dwitomo, Antonius Bagas Elfira, Yolanda Eny Fuskhah Fajrin Pramana Putra Fauziah, Rosita Husnun Febryan Taufiq Fiona Fajarditta Firda Lailatus Sa’adah Hakim Adil Herwibawa, B. Holyness Nurdin Singadimedja Intan Dharmasika K. Karno Karno Karno Khodijah Wafia Kristanto, Budi Adi Kristanto, Budi Adi Latifah Zulfaa Lika Alfariatna Lulu Fatikhatul Maryamah Maulana Azhar Adipraja Muhammad Akhlish Muhammad Akhlishil Ishlah Muhimmatul Ifadah Muhimmatul Ifadah Mumtahanah, Zulfa Naila Nabilatus Sunayya Nabilatus Sunayya Nanik Nurhana Natalia Indah Widyasmara Noor Fitriya Mirta Liana Nurhana, Nanik Nurmila Karimah Nurmufiidah, Rahma Nurul Anisa Nurul Fajriyah Nurul Shintawati Oktaviana Limbong pamungkas, wahyu widi kusuma Prameswari Permata Insani Purbajanti, Endang Purwoko, Agus R. Djoko Soetrisno Rafaella C. Megananda Rafaella Chandraseta Megananda Rahmatika, Wardah Naila Ramadan, Bimastyaji Surya Riska Devita Aprianti Rizal Try Nofiyanto Roessali, Wiludjeng Rokhimun Tolib Roselyn, Melfina Rulia Ervina Dewi Sari Noor Hidayah Sari, Yunita Mahda Sembiring Depari, Muhammad Mukhlis Sifron Akbar Solichah, Urip Jamiati Sri Sangkawati Sachro Sriyana, Ignatius Sudarman, Adriani Darmawati Suharyani Suharyani Sumarsono Sumarsono Susilo Budiyanto suswati suswati Sutarno Sutarno Syaiful Anwar Velly Dontor Nahampun Widiyarso, Salsabila Mumtaz Widyati Slamet Yafizham, Yafizham Yanuar Rizqiani