Claim Missing Document
Check
Articles

Induksi mutasi kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dengan sodium azida pada tanah salin Nurul Fajriyah; Karno Karno; Florentina Kusmiyati
Journal of Agro Complex Vol 3, No 1 (2019): Online
Publisher : Department of Agriculture, Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.249 KB) | DOI: 10.14710/joac.3.1.1-8

Abstract

ABSTRACT  Mutation is one of plant breeding ways to expand genetic diversity. The purpose of the research was to evaluate the effect of sodium azide mutagen on soybean variety Dering 1 at saline and non-saline soil. The research was arranged in Factorial Design based on Completely Randomized Design with 2 factors. The first factor was doses of Sodium Azide consisted of 0 mM, 0.05 mM, 0.1 mM, 0.2 mM, dan 0.4 mM, 0.8 mM, 1.6 mM, 3.2 mM, 6.4 mM, 12.8 mM, and 25.6 mM. The second factor was salinity levels consisted of 0 dS/m, 2 dS/m and 5 dS/m. Parameters measured were plant height, number of leaves, number of pods, weight of pod, number of seeds, and weight of seeds per plant on M1 generation. Result showed that lethal dosage (LD) 50 was obtained at 0,663 mM. Sodium azide mutagent caused diversity of plant height, number of leaves at saline and non-saline soil. There was 10 plants and 3 plants that was classified as tolerant and most tolerant at saline soil (2 dS/m) respectively. Keywords : soybean, sodium azide, saline soil ABSTRAK  Mutasi adalah salah satu cara pemuliaan tanaman untuk memperluas kergaman genetik. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi pengaruh mutagen sodium azida terhadap kedelai varietas Dering 1 pada tanah salin dan non-salin. Rancangan percobaan yang digunakan di greenhouse adalah Percobaan Faktorial dengan dasar Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah dosis mutagen kimia Sodium Azide (SA) yang terdiri dari 11 taraf perlakuan yaitu 0 mM, 0,05 mM, 0,1 mM, 0,2 mM, dan 0,4 mM, 0,8 mM, 1,6 mM, 3,2 mM, 6,4 mM, 12,8 mM, 25,6 mM. Faktor kedua adalah tingkat salinitas yaitu 0 dS/m, 2 dS/m dan 5 dS/m. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong, berat polong, jumlah biji, dan berat biji per tanaman pada generasi M1. Hasil penlitian menunjukkan bahwa dosis letal median (LD50) diperoleh pada 0,663 mM. Mutagen sodium azida menyebabkan keragaman tinggi tanaman, jumlah daun pada tanah salin dan non-salin. Terdapat 10 tanaman dan 3 tanaman yang masing-masing tergolong tahan dan sangat tahan pada tanah salin (2 dS/m). Kata kunci : kedelai, sodium azida, tanah salin
Heterosis, heterobeltiosis, dan aksi gen generasi F1 hasil persilangan kedelai (Glycine max (l.) Merrill) varietas Devon dan Dering Dwi Sulastri; Florentina Kusmiyati; Karno Karno
Journal of Agro Complex Vol 4, No 1 (2020): JOAC Online
Publisher : Department of Agriculture, Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/joac.4.1.1-6

Abstract

ABSTRACT The objective of this research was to examine the value of heterosis, heterobeltiosis, and the degree of dominance of F1 generation as a result of crossing soybeans between Devon and Dering varieties. This research was conducted on January 2018 - April 2018 at the Plastic House of Randublatung District, Blora Regency and the Laboratory of Plant Breeding Physiology, Faculty of Animal Husbandry and Agriculture, Diponegoro University, Semarang. This study uses a experimental design single plant  without replication with the randomization method Augmented design. As many as 16 seeds were planted from the Devon x Dering variety, 20 seeds from the Dering x Devon variety, 12 seeds from the Dering variety and 12 seeds from Devon varieties. The results showed that the heterosis and heterobeltiosis values were positive for Devon x Dering crossing occurred in all characters, while Devon x Dering crossing only occurred in the character of the number of seeds and the age of harvest. Positive dominant gene over action occurs in all the characters from Devon x Dering and the character of harvest age at the Dering x Devon crossing.Keywords: dominant, heterosis, heterobeltiosis, soybeans ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengkaji nilai heterosis, heterobeltiosis, dan derajat dominansi generasi F1 hasil persilangan kedelai antara varietas Devon dengan Dering. Penelitian ini dilakukan pada tanggal Januari 2018 – April 2018 di Rumah Plastik Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora dan Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.Penelitianinimenggunakan rancangan percobaan single plant tanpa ulangan dengan metode pengacakan Augmented design. Kedelai yang ditanam sebanyak 16 benih hasil persilangan varietas Devon x Dering, 20 benih hasil persilangan varietas Dering x Devon, 12 benih varietas Dering dan 12 benih varietas Devon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heterosis dan heterobeltiosis positif persilangan Devon x Dering terjadi pada semua karakter, sedangkan persilangan Dering x Devon hanya terjadi pada karakter jumlah biji dan umur panen. Aksi gen over dominan positif terjadi pada semua karakter hasil persilangan Devon x Dering dan karakter umur panen pada hasil persilangan Dering x Devon.Kata kunci: dominan, heterosis, heterobeltiosis, kedelai 
Efektivitas pelapisan benih kelengkeng (Dimocarpus longan Lour.) menggunakan kombinasi jenis bahan pelapis dengan ekstrak biji selasih dan wadah simpan berbeda Anggih Noor Alamsyah; Widyati Slamet; Florentina Kusmiyati
Journal of Agro Complex Vol 1, No 3 (2017)
Publisher : Department of Agriculture, Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.869 KB) | DOI: 10.14710/joac.1.3.85-93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan kualitas viabilitas benih kelengkeng selama 30 hari penyimpanan dengan kombinasi jenis bahan pelapis yang ditambahkan ekstrak biji selasih dengan wadah simpan yang berbeda. Penelitian menggunakan rancangan rancangan acak lengkap pola faktorial 4x3 dengan 4 kali ulangan, faktor pertama yaitu pengaruh pelapisan (T) dengan perlakuan T1 (kontrol), T2 (Arabic gum + ekstrak biji selasih), T3 (Alginat + ekstrak biji selasih), T4 (Carboxyl Methyl cellulose + ekstrak biji selasih). Faktor kedua wadah simpan (P) yaitu kertas buram coklat (P1), plastik poripropilen (P2), dan aluminium foil (P3). Parameter pengamatan berupa kadar air benih, daya kecambah, indeks vigor, dan potensi tumbuh maksimum. Data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan formulasi pelapisan CMC dengan ekstrak biji selasih pada wadah simpan alumunium foil dapat mempertahankan viabilitas benih kelengkeng selama penyimpanan yang paling baik dengan hasil kadar air benih kelengkeng pada perlakuan tersebut yaitu sebesar 47,68 %, daya berkecambah 83,75 %, indeks vigor benih 53,75 % dan potensi tumbuh maksimum yaitu sebesar 90 %.
Efek xenia dan metaxenia pada persilangan tomat ranti dan tomat cherry Natalia Indah Widyasmara; Florentina Kusmiyati; Karno Karno
Journal of Agro Complex Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Department of Agriculture, Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.588 KB) | DOI: 10.14710/joac.2.2.128-136

Abstract

Cherry tomato have various colour, shape and nutritious fruit. The aim of this research was to make population for genetic selection and to know about xenia and metaxenia effect on tomato crossing. The crossing was assigned in dialel crossing combination with Ranti tomato, Cherry tomato var. Grape, Red Pear and Indigo Rose as a crossing parents. The crossing combination was Ranti x Grape, Ranti x Red Pear, Ranti x Indigo Rose, Grape x Ranti, Grape x Red Pear, Grape x Indigo Rose, Indigo Rose x Grape, Indigo Rose x Ranti, Indigo Rose x Red Pear. Parameter measured were crossing ability, fruit set ability, fruit ripening age, seed number and fruit shape. The result showed that Grape x Red Pear crossing combination had the highest crossing ability and Indigo Rose x Red Pear had the highest fruit set ability. Xenia and metaxenia effects were showed in fruit ripening age, seed number and fruit shape. Genotype of Red Pear x Indigo Rose was found as superior genotype candidate for ripening age, seed number and had highest percentage of fruit shape alteration. Keywords : Hybridization, xenia, metaxenia, tomato, cherry tomato.
Pengaruh sistem tanam dan pupuk organik terhadap karakter agronomi turi dan rumput benggala pada tanah salin Rokhimun Tolib; Florentina Kusmiyati; Dwi Retno Lukiwati
Journal of Agro Complex Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Department of Agriculture, Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.181 KB) | DOI: 10.14710/joac.1.2.57-64

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh sistem tanam serta dosis pupuk kandang terhadap karakter agronomi turi dan rumput benggala pada tanah salin. Salinitas tanah yang digunakan termasuk sedang, dengan daya hantar listrik 4,10 dS/m. Pupuk kandang (pukan) yang digunakan berasal dari ternak sapi. Rancangan percobaan yang digunakan, rancangan acak kelompok monofaktor terdiri dari 9 perlakuan dengan 3 kali ulangan, yaitu monokultur turi tanpa pukan (M1); monokultur turi + 10 ton pukan/ha (M2); monokultur turi + 20 ton pukan/ha (M3); tumpangsari turi dan rumput benggala + 0 ton pukan/ha (M4); tumpangsari turi dan rumput benggala + 10 ton pukan/ha (M5); tumpangsari turi dan rumput benggala + 20 ton pukan/ha (M6); monokultur rumput benggala tanpa pukan (M7); monokultur rumput benggala + 10 ton pukan/ha (M8); monokultur rumput benggala + 20 ton pukan/ha (M9). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang dengan dosis 10 ton/ha mampu meningkatkan jumlah daun, kadar klorofil a, kadar klorofil total, serta produksi bahan kering turi dan rumput benggala pada tanah salin. Sistem tanam tumpangsari mampu meningkatkan efisiensi penggunaan lahan. Kata kunci : Agronomi, sistem tanam, organik, turi, rumput benggala.
Ketahanan kedelai varietas Detam 3 hasil iradiasi sinar gamma di tanah salin Awang Ghosypea; Sutarno Sutarno; Florentina Kusmiyati
Journal of Agro Complex Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Department of Agriculture, Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/joac.2.3.261-268

Abstract

Mutation is one of a breeding technique to modify plant’s genetic. The purpose of study was to evalauate effect of gamma irradiation on M1 soybean variety Detam 3 based on agronomic characteristic at saline soil (2 dS/m). Gamma iradiation applied were 160, 208, 256, 304, 352, 400, 448, 496, 544, 592, 640 Gy. Parameters observed were plant height, number of leaves, number of pods, weight of pods, number of seeds, and seed weight per plant. The results showed that 10 plants classified as moderate, 4 plants classified as tolerant, and 2 plants classified as most tolerant at saline soil (2 dS/m).Keywords: Detam 3, gamma, irradiation, saline soil, soybean. 
Aplikasi ekstrak daun tapak dara (Catharanthus roseus l.) terhadap pertumbuhan dan morfologi tanaman bawang daun (Allium fistulosum l.) A'yuni Fatkhi Fajriyati; Syaiful Anwar; Florentina Kusmiyati
Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 19 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Pertanian
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jip.v19i1.9445

Abstract

Welsh onion (Allium fistulosum L.) is one of the horticultural commodity crops with high consumer value in Indonesia, but production remains low. Efforts to increase the production of Welsh onion can be performed by induction of anti-mitotic substances. Catharanthus roseus leaves contain anti-mitotic alkaloid compounds that promote growth and yield. This research aimed to analyze the effect of extract C. roseus leaf on the growth and morphology of Welsh onion. This research was conducted in Kejajar, Wonosobo, Central Java, followed by analysis in Plant Physiology and Breeding Laboratory, Diponegoro University. This research used a Randomized Block Design (RBD) factorial with three concentrations; 0.05%, 0.1%, and 0.2%, and three levels of soaking duration; 6, 9, and 12 hours. The data were analyzed statistically using ANOVA followed by Post-hoc Test using Honestly Significant Different (HSD) at 5%. The result showed that applying 0.05% C. roseus leaf extract significantly affected sprouting time, number of tillers per plant, number of leaves per plant, fresh weight, and stomatal density. In addition, the interaction between 0.1% C. roseus leaf extract treatment and 12 hours of soaking duration increased root length by 16.67 cm.
Komponen Produksi Kedelai Generasi M3 Akibat Mutasi Induksi di Tanah Salin Florentina Kusmiyati; Sutarno Sutarno; B. Herwibawa
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2019: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal “Smart Farming yang Berwawasan Lingkungan untuk Ke
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.38 KB)

Abstract

Kusmiyati F, Sutarno S, Herbawa B. 2019. Production of soybean M3 generation affected by induced mutation at saline soil. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2019, Palembang 4-5 September 2019. pp. 392-399. Palembang: Unsri Press.Breeding for tolerance soybean at saline soil can be carried through induced mutation.  The present study was undertaken to evaluate the effect of induced mutation by gamma rays on soybean production at third generation (M3) in saline soil  The study was conducted at saline soil in Rembang Regency – Central Java.  The materials were soybean at control treatment (0 Gy) and thirteen genotypes of third generation (M3) induced mutation by gamma rays (208 Gy, 256 Gy, 352 Gy, 400 Gy, 448 Gy, 496 Gy, 592 Gy). Parameter measured were number of pod, pod weight and number of seed.  The result based on T-test showed that genotype of BSMG-02-208-8, BSMG-02-208-9, BSMG-02-352-2, BSMG-02-448-5, BSMG-02-448-7, BSMG-02-592-9 had number of pod significantly different than at control treatment. Pod number of BSMG-02-208-8 was higher than at control. Pod weight of BSMG-02-208-8, BSMG-02-352-2, BSMG-02-448-7, BSMG-02-448-10, BSMG-02-496-2, BSMG-02-592-9 were significantly different than at control treatment. Pod weight of BSMG-02-208-8 was heavier than at control.  Genotypes of BSMG-02-208-8, BSMG-02-256-7, BSMG-02-256-10, BSMG-02-352-2, BSMG-02-448-3, BSMG-02-448-5, BSMG-02-448-7, BSMG-02-448-9, BSMG-02-496-2 dan BSMG-02-592-9 were significantly different than at control treatment.  The conclusion was genotype BSMG-02-208-8 can be used for soybean tolerance breeding at saline soil for  next generation.Keywords: gamma rays, number of pod, pod weight, seed number, tolerance
KARAKTER PRODUKSI DAN HERITABILITAS BEBERAPA MUTAN KEDELAI HITAM PADA GENERASI M6 Riska Devita Aprianti; Florentina Kusmiyati; Karno
Jurnal Agrotech Vol 11 No 1 (2021)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/agrotech.v11i1.63

Abstract

Peningkatan produksi kedelai dengan induksi mutasi pada pemuliaan tanaman diharapkan dapat menghasilkan kedelai yang berdaya hasil tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji karakter produksi dan heritabilitas dari beberapa mutan tanaman kedelai hitam generasi M6. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial. Penelitian ini menggunakan 4 genotipe benih kedelai hitam generasi M5 hasil iradiasi sinar gamma dan 3 varietas pembanding yaitu Detam 1, Detam 3 Prida, dan Detam 4 Prida. Parameter yang diamati meliputi umur berbunga, umur panen, bobot polong, jumlah biji tanaman, bobot 100 biji dan bobot biji per tanaman. Data dianalisis dengan uji F dan uji lanjut DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan umur berbunga dan umur panen genotipe mutan 400/1-2-2-6 dan 256/1-2-9-29 lebih cepat dibandingkan genotipe lain. Bobot polong per tanaman, bobot 100 biji, bobot biji setiap tanaman, dan jumlah biji per tanaman pada genotipe mutan kedelai generasi M6 tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding. Nilai heritabilitas dalam arti luas pada karakter produksi meliputi bobot polong, jumlah biji, bobot 100 biji dan bobot biji per tanaman bernilai rendah, pada karakter umur berbunga dan umur panen memiliki nilai heritabilitas sedang.
Pertumbuhan Lili (Lilium longiflorum) Pada Berbagai Komposisi Media Tanam dan Zat Pengatur Tumbuh Naphthalene Acetic Acid (NAA) pada Tahap Aklimatisasi Lulu Fatikhatul Maryamah; Florentina Kusmiyati; Syaiful Anwar
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.416 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.144-151

Abstract

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik yang dapat mengatur proses fisiologi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh komposisi media dan konsentrasi NAA serta kombinasi media dan NAA terhadap pertumbuhan lili pada tahap aklimatisasi. Penelitian dilakukan di rumah plastik di kecamatan Tembalang dan Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 3 x 5 dengan ulangan 3 kali. Faktor pertama adalah berbagai komposisi media tanam yaitu arang sekam dan kompos, yang terdiri dari M1 (1 : 1), M2 (2 : 1) dan M3 (3 : 1). Faktor kedua adalah konsentrasi NAA terdiri dari D0 (0 ppm), D1 (2,5 ppm), D2 (5 ppm), D3 (7,5 ppm), D4 (10 ppm). Analisis data menggunakan uji anova dengan taraf signifikan 5%, jika ada perbedaan akan diuji lanjut dengan uji Duncan Multiple Range-Test (DMRT) pada taraf α = 5%.  Hasil penelitian menunjukkan berbagai komposisi media menghasilkan umur bertunas, tinggi tanaman, panjang akar dan bobot segar yang berbeda nyata, tapi jumlah akar yang tidak berbeda nyata. Komposisi terbaik didapatkan pada arang sekam dan kompos pada perbandingan 3:1. Konsentrasi NAA menghasilkan umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan bobot segar yang tidak berbeda nyata. Kata kunci : lili, komposisi media, konsentrasi dan NAA
Co-Authors A'yuni Fatkhi Fajriyati Afni Harfina Afni Harfina Akbar, Sifron Alya Hasna Irbah Septiani Amalia Wulannanda Andariza, Isna Panca Anggih Noor Alamsyah Anto Budiharjo Awang Ghosypea Azka, Millati B. Herwibawa Bagus Herwibawa Bakhtiar, Ikrima Farishani Budi Kristanto Chelsea, Fiorentina Civic Julian Pradewa Deviyanti, Vania Mulya Dharmasika, Intan Dwi Retno Lukiwati Dwi Sulastri Dwitomo, Antonius Bagas Elfira, Yolanda Eny Fuskhah Fajrin Pramana Putra Fauziah, Rosita Husnun Febryan Taufiq Fiona Fajarditta Firda Lailatus Sa’adah Hakim Adil Herwibawa, B. Holyness Nurdin Singadimedja Intan Dharmasika K. Karno Karno Karno Khodijah Wafia Kristanto, Budi Adi Kristanto, Budi Adi Latifah Zulfaa Lika Alfariatna Lulu Fatikhatul Maryamah Maulana Azhar Adipraja Muhammad Akhlish Muhammad Akhlishil Ishlah Muhimmatul Ifadah Muhimmatul Ifadah Mumtahanah, Zulfa Naila Nabilatus Sunayya Nabilatus Sunayya Nanik Nurhana Natalia Indah Widyasmara Noor Fitriya Mirta Liana Nurhana, Nanik Nurmila Karimah Nurmufiidah, Rahma Nurul Anisa Nurul Fajriyah Nurul Shintawati Oktaviana Limbong pamungkas, wahyu widi kusuma Prameswari Permata Insani Purbajanti, Endang Purwoko, Agus R. Djoko Soetrisno Rafaella C. Megananda Rafaella Chandraseta Megananda Rahmatika, Wardah Naila Ramadan, Bimastyaji Surya Riska Devita Aprianti Rizal Try Nofiyanto Roessali, Wiludjeng Rokhimun Tolib Roselyn, Melfina Rulia Ervina Dewi Sari Noor Hidayah Sari, Yunita Mahda Sembiring Depari, Muhammad Mukhlis Sifron Akbar Solichah, Urip Jamiati Sri Sangkawati Sachro Sriyana, Ignatius Sudarman, Adriani Darmawati Suharyani Suharyani Sumarsono Sumarsono Susilo Budiyanto suswati suswati Sutarno Sutarno Syaiful Anwar Velly Dontor Nahampun Widiyarso, Salsabila Mumtaz Widyati Slamet Yafizham, Yafizham Yanuar Rizqiani