Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Penanda DNA: Uji Halal pada Makanan Olahan Daging Menggunakan Primer Multiplex PCR (Polymerase Chain Reaction) Hanina Dzikrina; Diah Puspita Sari; Nurul Faridah; Salsabila Shafa Saidah; Salma Annisa Nur Alifah; Diah Kusumawaty
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 12 No. 1 (2022): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v12i1.36437

Abstract

Multiplex-PCR (mPCR) is a technique that is gaining popularity due to its ability to detect multiple species in a single tube, resulting in faster results with more efficient and cost-effective resources than the conventional PCR method. This study aimed to design mPCR genetic markers for the detection of bovine/rat/chicken/pork organisms in processed foods. The procedure was divided into two stages: in silico and in vitro. The primers were designed based on mitochondrial cytochrome genes obtained from the NCBI GeneBank. Following alignment, the selected DNA fragments were used as the target sequence for the primer design. The sequences of all primer pairs were aligned on the Oli2go primary pooler to determine whether there was a possibility of cross reaction. The results of this study indicated that primers designed for the COX1 gene in rats and bovine, the KEF22 r01 gene in pork, and the ND6 gene in chicken produced amplicons with sizes of 622 bp, 552 bp, 588 bp, and 272 bp, respectively.  However, the amplicons generated from pork, bovine and mouse marker primers were difficult to distinguish when electrophoresed in the same 2% agarose gel. Meanwhile, the amplicons of the primer markers of chickens can be distinguished when electrophoresed with pork/cows/rat. The study concludes that the designed primer pairs can be used together in mPCR if the difference in amplicon size is greater than 200 bp.Key words: Multiplex PCR; DNA markers; Halal meat test.ABSTRAKMultiplex-PCR merupakan metode yang saat ini sedang populer untuk digunakan karena dapat melakukan pendeteksian lebih dari satu spesies dalam satu tabung, sehingga hasil yang diperoleh lebih cepat, efisien, dan murah dibanding metode PCR biasa. Penelitian ini bertujuan untuk merancang penanda genetik multipleks-PCR untuk deteksi adanya organisme sapi/tikus/ayam/babi pada makanan olahan. Metode yang digunakan terdiri dari dua tahap, yaitu secara in silico dan in vitro. Primer dirancang dengan menggunakan gen sitokrom mitokondria yang didapat dari GeneBank NCBI. Setelah dilakukan alignment, fragmen DNA yang terpilih dijadikan sebagai target sekuen untuk desain primer. Semua sikuen pasangan primer di-alignment pada Oli2go primer pooler untuk melihat kemungkinan adanya cross reaction.  Hasil dari penelitian ini yaitu primer tikus dan sapi dirancang dengan menggunakan gen COX1, primer babi menggunakan gen KEF22_r01, dan primer ayam menggunakan gen ND6 menghasilkan amplikon dengan ukuran berturut-turut 622 pb, 552 pb, 588 pb dan 272 pb. Namun, amplikon yang dihasilkan dari primer penanda babi, sapi dan tikus sulit dibedakan saat dielektroforesis dalam sumur gel agaros 2% yang sama. Sedangkan amplikon dari pasangan primer penanda ayam dapat terbedakan saat dielektroforesis baik bersama babi/sapi/tikus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil rancangan primer penanda telah dapat digunakan secara bersama jika perbedaan ukuran amplikon >200 pb.Kata kunci: Multiplex PCR; Penanda DNA; Uji halal daging.
TELAAH PUSTAKA : EVALUASI DAN BIOMONITORING DANAU BERBASIS EKOWISATA Hanif Syafrian Purnama; Hertien Koosbandiah Surtikanti; Diah Kusumawaty; Kusdianti
Gunung Djati Conference Series Vol. 35 (2023): Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) Tahun 2023
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi dan biomonitoring danau telah menjadi penelitian populer di bidang toksikologi perairan. Evaluasi dan biomonitoring perairan dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengetahui dan mengontrol kualitas perairan pada suatu danau. Kualitas danau yang baik akan berperan penting dalam menyangga beberapa sektor kehidupan manusia, termasuk pariwisata. Belakangan trend pariwisata berbasis alam yang terus meningkat, salah satunya pada wisata perairan danau. Sayangnya kualitas perairan kawasan wisata belum dievaluasi dan dikontrol secara maksimal karena masih minimnya penelitian terkait evaluasi dan biomonitoring berbasis ekowisata. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah metode dan hasil dari beberapa literatur dengan topik terkait. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan evaluasi dan biomonitoring danau serta ekowisata danau. Terdapat tiga literatur utama dan 23 literatur penunjang bereputasi dan berindeks scopus yang digunakan peneliti. Literatur utama menggunakan plankton sebagai bioindikator. Peneliti menganalisis metode serta hasil pada literatur terkait, yang kemudian ditelaah lebih lanjut. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan keanekaragaman dan kemerataan plankton dapat menggambarkan kualitas perairan danau. Kenampakan beberapa taksa plankton yang bersifat toleran terhadap polutan pada beberapa literatur seperti Chlorophyta dan Cyanophyta untuk Fitoplankton dan Rotifera untuk Zooplankton dapat mengindikasikan pencemaran pada perairan danau. Suatu kawasan wisata perairan harus melakukan evaluasi dan biomonitoring secara berkala dalam menjaga kualitas perairan danau tersebut.
Effectivity of Silver Nanoparticles-Temu Giring (Curcuma heyneana) Rhizome on Inhibiting the Growth of Bacteria Causing Nosocomial Infection Nurjamil, Aris Muhamad; Ekajaya, Renandy Kristianlie; Saputro, William Junino; Sururi, Zaki Fahreza; Kusumawaty, Diah
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 31 No. 2 (2024): March 2024
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.31.2.284-292

Abstract

Biofilms are a common cause of nosocomial infections that often attack hospitalized patients. The main objective of this study was to examine the efficacy of silver nanoparticles-temu giring rhizomes in combating bacteria and preventing biofilm formation. The antibacterial and antibiofilm properties of these nanoparticles were evaluated against Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, and Staphylococcus aureus. The research began with the extraction of temu giring rhizome, synthesis of silver nanoparticles-temu giring rhizome, disk diffusion test, biofilm formation inhibitory activity test, and characterization of silver nanoparticles-temu giring rhizome. In this research, silver nanoparticles-temu giring rhizome were utilized at concentrations of 10, 20, 40, 80, 160 μg/ml, and a control in the form of chlorhexidine. The results showed that the silver nanoparticles-temu giring rhizome produced a larger inhibition zone for bacterial growth compared to the control against the three bacteria. The IC50 value of silver nanoparticles-temu giring rhizome required to inhibit biofilm formation was 27.64 μg/ml in E. coli, 29.29 μg/ml in P. aeruginosa, and 26.21 μg/ml in S. aureus. In P. aeruginosa, E. coli, and S. aureus, the IC50 for preventing biofilm formation by silver nanoparticles-temu giring rhizome was determined to be 27.64 μg/ml, 29.29 μg/ml, and 26.21 μg/ml, respectively. Evaluation of silver nanoparticles revealed the success of temu giring rhizomes in reducing silver ions. This is shown that silver nanoparticles-temu giring rhizomes can be developed into active ingredients that inhibit the growth of bacteria that cause nosocomial infections.
Successful Primer Picking and Pooling for the Design of Multiplex PCR Primers Specific to Pork, Beef, Chicken, and Rat DNA Kusumawaty, Diah; Faridah, Nurul; Fibriani, Azzania; Priyandoko, Didik; Dzikrina, Hanina; Puspitasari, Diah; Tallei, Trina Ekawati; Aryani, Any
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 31 No. 4 (2024): July 2024
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.31.4.678-686

Abstract

DNA markers and Multiplex-PCR have emerged as methods for species detection in processed meat products. The primary objective of this study is to design multiplex primer sequences for pork, rat, beef, and chicken, generating distinguishable amplicons through agarose gel electrophoresis for halal detection in processed meat products. Primer design involved utilizing mitochondrial genomic data and the NCBI-Primer BLAST site to obtain specific pork and beef primer sequences. In silico simulations, including single and multiplex-PCR, were conducted using Primer Pooler. In vitro validation encompassed Single-PCR and Multiplex-PCR annealing temperature optimization, using samples of chicken, beef, pork, and rat as well as processed meat products like meatballs, sausages, and nuggets. In vitro validation demonstrated that the halal marker gene's multiplex primer efficiently amplified the target sequence, specifically at the optimal annealing temperature of 58°C. Amplicons from beef (1,217 bp), pork (860 bp), rat (622 bp), and chicken (272 bp) primers could be distinguished on a 1.5% agarose gel. The study's results can aid in cost-effective and rapid halal testing and authentication of processed meat products, offering advantages over PCR with a single primer.
Development of assessment instrument business proposal for students' systems thinking skills on business model canvas in bioentrepreneurship course Lulu Desia Mutiani Rahmayuni; Siti Sriyati; Diah Kusumawaty
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 10 No. 3 (2024): NOVEMBER
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v10i3.34840

Abstract

Business Model Canvas (BMC) is a business model that must be mastered by students in the Bioentrepreneurship course as an initial provision for entering the entrepreneurial world, while in compiling Business Model Canvas (BMC) systematic thinking skills are needed. This study aims to provide an assessment instrument to measure students' system thinking skills in Business Model Canvas (BMC) material. The method used in this research is exploratory mixed method with exploratory sequential design stages. The participants involved were 40 students of Biology study program who contracted Bioentrepreneur course in one of the universities in Bandung City. The instrument was developed in the form of an assessment rubric with 29 indicators of systems thinking skills in Business Model Canvas. The quality of the instrument with validity based on expert judgment obtained a value of 89.3% with a very valid category, and the quality of the instrument with inter-rater reliability based on Cronbach's Alpha value obtained a value of 0.762 to 1.000 which is categorized as very good. Students' system thinking skills can emerge and be measured in the creation of a Business Model Canvas (BMC) in a business proposal by using the developed assessment instrument. So that the novelty in this study is that the assessment instrument of students' system thinking ability in making Business Model Canvas is declared valid and feasible for use in Bioentrepreneurship courses.
ANALISIS BUKU AJAR BIOLOGI SMA MATERI GENETIKA DAN RELEVANSINYA DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA Azzahra, Waliyyatu; Jayah, Johan Susanto; Kusumawaty, Diah
Jambura Edu Biosfer Journal Vol 6, No 1 (2024): Jambura Edu Biosfer Journal
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34312/jebj.v6i1.24426

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi konten buku ajar biologi dengan dimensi profil pelajar pancasila (PPP) dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di Indonesia. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan menganalisis 10 buku ajar biologi SMA Kelas XII yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun beberapa elemen profil pelajar pancasila teridentifikasi dalam buku ajar, namun belum ada buku yang memuat secara lengkap semua elemen tersebut. Hal tersebut karena terdapat kesamaan dan perbedaan dalam Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka yang memungkinkan sebagian elemen profil pelajar Pancasila ditemukan dalam buku Kurikulum 2013, dengan dimensi bernalar kritis memiliki persentase paling tinggi (59%), diikuti oleh dimensi mandiri (22%), bergotong royong (11%), berakhlak mulia (6%), dan kreatif (2%), namun dimensi kebhinekaan global tidak teridentifikasi dalam buku ajar yang dianalisis. Penelitian ini memberikan gambaran dan arah perbaikan dalam mengembangkan buku ajar yang relevan dengan Kurikulum Merdeka
Memasyarakatkan Ekoenzim Berbahan Dasar Limbah Organik untuk Peningkatan Kesadaran dalam Menjaga Lingkungan Hertien Koosbandiah Surtikanti; Diah Kusumawaty; Yayan Sanjaya; Kusdianti; Didik Priyandoko; Try Kurniawan; Kartika; Eliya Mei Sisri
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 3 No. 3: Oktober 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v3i3.532

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah  sosialisasi tentang daur ulang limbah organik menjadi ekoenzim  untuk menjaring data tentang kepedulian masyarakat terhadap limbah organik dan kebermanfaatan ekoenzim di kalangan masyarakat. Metode yang dilakukan adalah sosialisasi tatap muka, paparan secara online dan diskusi grup komunitas di media sosial.  Jumlah mitra yang terlibat 21 orang wanita dari kelompok PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di Desa Giri Mekar, Ujung Berung, Bandung. Pada kegiatan sosialisasi tersebut para peserta melakukan praktek membuat ekoenzim. Sedangkan penyampaian paparan secara online dan media sosial dilakukan untuk mencapai target responden dari generasi muda dan masyarakat umum dengan jumlah peserta lebih banyak (524 responden).  Responden terdiri dari 82,3% wanita dan 17,7% pria. Angket penjaringan data menunjukkan bahwa masyarakat mengetahui tentang limbah organik (92,4%), ekoenzim (52,9%); kebermanfaatan ekoenzim untuk pupuk (64,1%); dan untuk lain-lain (44,8%). Hasil ini menunjukkan bahwa masih ada masyarakat yang belum melakukan daur ulang sampah organic menjadi ekoenzim. Walaupun sosialisasi ekoenzim terus dilakukan oleh para relawan melalui beberapa metoda. Promoting Ecoenzymes Based on Organic Waste to Increase Awareness in Protecting the Environment The purpose of this service activity is to socialize about recycling organic waste into eco enzymes to collect data about public awareness of organic waste and the benefits of eco enzymes among the community. The methods used are face-to-face socialization, online exposure, and community group discussions on social media. The number of partners involved was 21 women from the PKK (Family Welfare Empowerment) group in Giri Mekar Village, Ujung Berung, Bandung. In the socialization activity, the participants practiced making eco enzymes. Its use online and social media is carried out to reach the target respondents from the younger generation and the general public with a larger number of participants (524 respondents). Respondents consisted of 82.3% women and 17.7% men. The survey data shows that the public knows about organic waste (92.4%), eco enzymes (52.9%); the usefulness of eco enzymes for fertilizers (64.1%); and for others (44.8%). These results indicate that there are still people who have not recycled organic waste into eco enzymes. Although the socialization of eco enzymes continues to be carried out by volunteers in several ways.