Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Public Policy Communication in The Process of Implementing The Independent Learning Program for Remote Indigenous Peoples of Parigi Moutong Regency Nurlina, Nurlina; Khairil, Muhammad; Liwesigi, Fadhliah; Lampe, Ilyas; Hatta, Ikhtiar
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol. 16 No. 2 (2024): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v16i2.5187

Abstract

This study aims to determine public policy communication in implementing the Freedom of Learning policy in Remote Indigenous Peoples of Parigi Moutong Regency. This study uses a qualitative and case study approach conducted in West Lombok Village, Tinombo District, Parigi Moutong Regency. The research involved seven educational units, namely: 1) Ogopuyo Hamlet Independent Play Group, 2) Gianang Hamlet Remote Play Group, 3) Bolo Hamlet Bright Kindergarten, 4) Alkhairat Refugee Elementary School Gianang Hamang, 5) Babong Hamlet Remote Elementary School, 6) Yapintar Nature School, and 7) PKBM Mahakarya. The study results show that public policy communication in implementing the Freedom to Learn policy in the Remote Indigenous Peoples of Parigi Moutong Regency has not gone well. Socialization and assistance related to the Independent Learning Policy by regional policyholders are rarely carried out, hindering the development of an independent education system. Difficult communication access and remote geographical location are some of the factors hindering bureaucratic communication. In addition, implementing the Freedom to Learn policy at the PAUD, SD, and PKBM levels in West Lombok villages is not running to launch the policy. Communication in remote Indigenous communities faces unique barriers due to geographical, cultural, and technological limitations. Common obstacles faced include geographical distance, language and culture, limited access to technology, low levels of education, lack of awareness about the importance of communication, and mistrust or social problems.
Mekanisme kekerasan simbolik dalam proses pendidikan formal di kota Palu Firmanyah, Arif; Latief, Juraid Abdul; Ahdiah, Indah; Lampe, Ilyas; Herlina, Herlina; Ratu, Bau
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol. 10 No. 4 (2024): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020242547

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap mekanisme terjadinya kekerasan simbolik pada siswa SD di Kota Palu. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jumlah informan ditetapkan 8 orang guru dan 40 orang siswa yang tersebar di SDN 6 Palu, SDN 12 Palu, SD Inpres Baru, SD Inpres 1 Kawatuna. Dengan analisis datanya model Miles and Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa mekanisme terjadinya kekerasan simbolik dalam proses pendidikan yaitu melalui modal kuasa simbolik guru yang dipraktikkan melalui gambar-gambar dalam buku cetak dan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas, materi yang dipaparkan secara tekstual tanpa dikembangkan sesuai dengan kondisi latar belakang kelas sosial siswa, tanpa disadari mewakili dominasi kelompok atas untuk mempertahankan posisi dan memperkenalkan hasil-hasil produksinya untuk menunjang standar kehidupan yang lebih baik di dalam kelas sosialnya. Materi pembelajaran dalam dokumen kurikulum merupakan produk kelas sosial atas yang diproduksi melalui penguasa dan guru mempromisikan pengetahuan tersebut sehingga terjadi kekersan simbolik pada siswa kelas sosial bawah. Dapat disimpulkan bahwa mekanisme kekerasan simbolik dalam proses pendidikan terjadi melalui produksi buku-buku pelajaran yang menunjukkan hegemoni kelas ata terhadap kelas bawah dan guru menjadi agen yang menyampaikan kekerasan simbolik tersebut.