Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima Nurhaidah Nurhaidah; Rostinah Rostinah
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 9, No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.9.2.2021.121-129

Abstract

The results of the Indonesian Health Demographic Survey in 2017 show that the maternal mortality rate that occurs in Indonesia is 305 / 100.000 live births. This figure is still high and quite far from the target of the Sustainable Development Goals program. One of the factors contributing to the high maternal mortality in Indonesia is due to bleeding caused by anemia during pregnancy. The purpose of this study was to determine the factors associated with anemia in pregnant women. The population in this study were all pregnant women who performed pregnancy examinations at the Mpunda Public Health Center in Bima City for the period of April-May 2020. The number of sample data was 121 using purposive collection techniques. Data analysis was performed using the chi-square test and logistic regression. The results showed that there was a relationship between knowledge and Antenatal Care (ANC) visits with a p value of 0.028 and 0.022. Meanwhile, age, parity and consumption pattern of Fe tablets did not correlate with the incidence of anemia in pregnant women with p value > 0.05. The logistic regression test results show that the knowledge variable has the greatest influence on the incidence of anemia in pregnant women with an OR value of 2.385. It is hoped that health workers will provide information about the importance of conducting regular antenatal care and intensify the provision of information counseling and education about anemia, so that pregnant women are expected to be able to prevent, detect and manage anemia independently.
Evaluation on Integrated Health Post Cadres Training Management in Paruga Primary Healthcare Centers at Bima City Nusa Tenggara Barat Province Rostinah Rostinah; Laksmi Widajanti; Lucia Ratna Kartika Wulan
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 3, No 3 (2015): Desember 2015
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.373 KB) | DOI: 10.14710/jmki.3.3.2015.%p

Abstract

ABSTRAKPelatihan Kader Posyandu di Puskesmas Paruga Kota Bima belum meningkatkan kompetensi kader Posyandu karena penimbangan bayi dan balita di Posyandu hanya mencapai 70%, lebih rendah dari target SPM yaitu 80%. Tujuan penelitian adalah melakukan evaluasi terhadap pelatihan kader Posyandu dan menganalisis hasil evaluasi untuk perbaikan pelaksanaan pelatihan kader Posyandu di Puskesmas Rasanae Timur. Pelaksanaan Penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Evaluasi pelaksanaan pelatihan dilakukan secara kualitatif dengan wawancara mendalam di Puskesmas Paruga Kota Bima. Informan utama adalah Tim Pelaksana Pelatihan kader Posyandu. Analisis kualitatif dilakukan dengan analisis isi. Evaluasi uji coba Informan metode pelatihan dilakukan secara kuantitatif di Puskesmas Rasanae Timur dengan membandingkan dua kelompok sasaran dengan menggunakan metode konvensional dan Belajar Berdasarkan Masalah (BBM). Subjek penelitian adalah Tim Pelaksana Pelatihan dan kader Posyandu sejumlah 28 orang pada kelompok konvensional dan 38 orang pada kelompok Belajar Berdasarkan Masalah (BBM). Analisis data dilakukan dengan analisis bivariat uji Paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas SDM masih rendah dan tidak memiliki pedoman pelatihan dalam manajemen pelatihan kader. Perencanaan tidak melibatkan kader, pelaksanaan pelatihan tidak sesuai dengan tujuan pelatihan dan evaluasi belum dilakukan pada pelatihan. Pelatihan kader dengan metode Belajar Berdasarkan Masalah dan konvensional meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader. Metode BBM meningkatkan kompetensi dan kepuasan kader Posyandu lebih tinggi daripada metode konvensional. Perencanaan pelatihan seharusnya melibatkan kader Posyandu, dilakukan penyusunan pedoman pelatihan dan dilaksanakan sesuai tujuan serta dilakukan evaluasi. Pelatihan dengan metode Belajar Berdasarkan Masalah meningkatkan kompetensi kader lebih baik daripada metode konvensional.Kata kunci : Evaluasi, Manajemen Pelatihan, Kader Posyandu, Belajar Berdasarkan MasalahABSTRACTTraining of posyandu (integrated service post) cadres in Paruga primary healthcare center (puskesmas) Bima city did not improve the posyandu cadres’ competency. It was indicated by only 70% infants and under-five children weighed their bodyweight in the posyandu; this was below the SPM (80%). Objective of this study was to evaluate training of posyandu cadres, and to analyze the evaluation results to improve the implementation of posyandu cadre trainings in East Rasanae primary healthcare centers. This was a qualitative and quantitative study. Evaluation of the training implementation was done qualitatively by conducting in-depth interview at Paruga primary healthcare center, Bima city Main informant was task force team for posyandu cadre training. Content analysis was applied in the qualitative analysis. Evaluation of a pilot testing on training method was done quantitatively in the East Rasanae puskesmas. Two target groups, one with conventional method and the other with problem based learning (BBM) method, were compared. Study subjects were training taskforce, 28 posyandu cadres in the conventional method group, and 38 cadres in the problem based learning method group. Paired t-test was applied in the bivariate analysis. Results of the study showed that human resource quality was inadequate, and no standard guidelines for cadre training management. Cadres were not involved in the planning, implementation of training did not match with the training purposes, and training evaluation was not conducted. Cadre training with problem based learning and conventional methods improved knowledge and skill of the cadres. The improvement of knowledge and skill of cadres was higher in the BBM method group than in the conventional method group. Similarly, cadre satisfaction was higher in the BBM method group than in the conventional method group. Training plan should involve posyandu cadres; training guidelines should be made; training implementation should be done according to the training purposes, and evaluation should be conducted. Training with BBM method is better in increasing cadre competence than conventional method.Keywords : evaluation, training management, posyandu cadre, problem-based learning
Analisis Faktor Determinan Stunting di Desa Pesa Kecamatan Wawo Kabupaten Bima Rostinah Suherman; Nurhaidah Nurhaidah
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 8, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.8.2.2020.120-126

Abstract

Negara Indonesia menempati peringkat ke 5 dunia dengan jumlah anak pendek terbanyak. Hasil Riskesdas Tahun 2018, prevalensi berat badan anak umur dibawah 5 Tahun sebesar 19,6% dan Stunting 37,2%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor utama yang menyebabkan Stunting di Desa Pesa Kecamatan Wawo Kabupaten Bima karena berdasarkan observasi awal didapatkan data Stunting pada anak sekolah dasar di Kota Bima sebesar 40%. Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner dan observasi untuk mencari faktor-faktor penyebab Stunting yaitu gizi, Personal Hygene, Keamanan Pangan, Sanitasi Lingkungan, dan penyakit infeksi sehingga dapat diidentifikasi faktor dominan yang menyebabkan Stunting pada balita di Desa Pesa Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Penelitian ini menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian 55,9% berada pada kondisi stunting (pendek). Faktor gizi, penyakit infeksi, hygene/sanitasi, keamanan pangan atau pemberian makan berhubungan dengan kejadian balita stunting (ρ<0,05). Penelitian ini menunjukkan faktor yang berhubungan  empat faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi stunting (pendek) di Desa Pesa Kabupaten Wawo yaitu Faktor gizi, penyakit infeksi, hygene/sanitasi, keamanan pangan atau pemberian makan. Faktor yang paling dominan adalah keamanan pangan atau pemberian makan (POR=37,242). Risiko keamanan pangan atau pemberian makan yang tidak baik berisiko 37 kali pada balitanya menderita stunting bila dibandingkan dengan balita yang memiliki keamanan pangan atau pola pemberian makan baik.
Pengaruh Peran Orang Tua dan Aksesibilitas Buah dan Sayuran terhadap Rendahnya Konsumsi Buah dan Sayur pada Anak Pra Sekolah di Kota Bima Nusa Tenggara Barat Rostinah Rostinah; Nelly Nelly
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 10, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.10.1.2022.1-6

Abstract

Early childhood is critical to the development of lifelong food habits. Given the high proportion of children with inadequate fruit and vegetable consumption, identification of modifiable factors associated with higher consumption may be useful in developing interventions to address this public health issue. The aim of the present study was to investigate factors that affect fruit and vegetable consumption in a sample of Mpunda districts preschool children. Methods using  A cross-sectional telephone survey and questioner was conducted with 60 parents of 3 to 5 year-old children. Children’s fruit and vegetable consumption was measured using a valid and reliable subscale from the Children’s Dietary Questionnaire. Associations were investigated between children’s fruit and vegetable intake and characteristics of the home food environment including parental role-modeling, parental providing behaviour, fruit and vegetable availability, fruit and vegetable accessibility, pressure to eat, education and knowlwdge, family mealtime practices. Characteristics of the home food environment that showed evidence of an association with children’s fruit and vegetable consumption in simple regression models were entered into a backwards stepwise multiple regression analysis. The multiple regression analysis found positive associations between children’s fruit and vegetable consumption and parental fruit and vegetable intake (p = 0.004), and accessibility (p = 0.002).
Korelasi Pernikahan Usia Muda dengan Kesiapan dalam Berkeluarga di Desa Tangga Monta Kabupaten Bima Tri Yubiah; Rostinah Rostinah; Nurlaila Nurlaila
Bima Nursing Journal Vol 2, No 1 (2020): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.789 KB) | DOI: 10.32807/bnj.v2i1.656

Abstract

Pernikahan usia muda di NTB mencapai 58%. Berdasarkan Data di Kabupaten Bima bahwa data status pernikahan di kabupaten Bima pada tahun 2018 yaitu pada umur 17-18  Sebanyak 87 orang dan tahun 2019 pada umur 19-20 tahun sebanyak 95 orang, Angka tertinggi untuk kejadian pernikahan di usia muda yaitu pada rentan usia 15-19 tahun. di Desa Tangga Kecamatan Monta tahun 2019 sebanyak 127 pasangan mengenai pernikahan di usia muda dapat di tunjukan di Kecamatan Monta. pernikahan di usia muda mengakibatkan dampak negatif dari segi sosial, kesehatan dan psikologis. Jenis penelitian yang di gunakan adalah descriptive corelational dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional. Jumlah populasi 243 dan sampel yang diambil sejumlah 48 responden menggunakan tehnik purposive sampling variabel dependen  dalam penelitian ini yaitu pernikahan usia muda dan variabel independen penelitian kemampuan ibu dalam mendidik anak. Pernikahan usia muda yang risiko tinggi sebanyak 60,4% dan kesiapan ibu dalam berkeluarga masih kurang persiapannya yaitu sebanyak 41,7%. Ada hubungan antara pernikahan usia muda dengan kemampuan ibu dam mendidik anak di Desa Tangga Monta Kabupaten Bima
Exploring the Benefits and Challenges of Artificial Intelligence (AI) in Nursing Cyril B. Romero; Oscar Agyemang Opoku; Sitti Syabariyah; Dhesi Ari Astuti; Iqra Asif; Rostinah
Engineering Science Letter Vol. 2 No. 01 (2023): Engineering Science Letter
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/esl.v2i01.278

Abstract

This paper discusses the trend of AI (Artificial Intelligence) and its role in the healthcare industry. AI is being used to improve efficiency and effectiveness in healthcare. Still, challenges remain, such as privacy and data protection and healthcare workers' hesitancy to replace their work with technology. This study aims to see opportunities for using AI in the health sector and understand existing problems, such as barriers to significant initial investments. This study uses a qualitative approach and focuses on the author's understanding based on secondary sources and personal experience. The study results show that AI can assist health workers in making diagnoses and providing more efficient health services. However, it still has to be used as a tool and cannot replace the role of health workers as a whole.
Pendampingan dan Pemeriksaan Ibu Hamil Resiko Tinggi: Studi Kasus di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat Rostinah; Hidayani, Wuri Ratna; Mujiburahman
Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol. 2 No. 03 (2023): Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/bikk.v2i03.173

Abstract

Penelitian dilakukan di enam Puskesmas di Kota Bima dengan tujuan untuk mengidentifikasi risiko ibu hamil dan memberikan intervensi kesehatan yang sesuai untuk mengatasi risiko tersebut. Beberapa risiko ibu hamil yang ditemukan antara lain kurang energi kronik (KEK), anemia, keguguran habitualis, penyakit penyerta, usia berisiko, riwayat preeklamsia berat (PEB), letak sungsang, dan riwayat kista. Untuk mengatasi risiko tersebut, dilakukan pendampingan, konseling, dan pemeriksaan kesehatan di enam Puskesmas yang berbeda wilayah kerjanya di Kota Bima. Sasaran kegiatan ini adalah 40 ibu hamil dan keluarga mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah intervensi kesehatan dilakukan, terdapat penurunan jumlah ibu hamil yang mengalami KEK dan anemia. Semua ibu hamil yang belum mendapatkan vaksin tetanus toksoid (TT) melakukan vaksinasi lengkap (long life), dan semua ibu hamil mulai mengkonsumsi garam yodium. Selain itu, intervensi kesehatan juga berhasil meningkatkan pemahaman ibu hamil tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), serta meningkatkan jumlah ibu hamil yang memenuhi standar sebagai pendonor darah sesuai dengan buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa upaya pendampingan, konseling, dan pemeriksaan kesehatan dapat membantu mengatasi risiko tinggi kehamilan dan meningkatkan kesehatan ibu hamil.
Analisis Determinan Sosial Terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6-11 Bulan Rostinah; Anggriani, Dini; Muttaqin, Mundir; Supriadin
Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol. 3 No. 02 (2024): Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/bikk.v3i02.557

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rasanae Timur Kota Bima NTB. Metode penelitian menggunakan pendekatan analisis multivariat terhadap data survei yang melibatkan 66 ibu dengan bayi usia 6-11 bulan. Variabel yang dianalisis meliputi pengetahuan ibu, usia ibu, pendidikan ibu, dan budaya keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik pemberian ASI eksklusif, dengan ibu yang memiliki pengetahuan kurang memiliki risiko 5,5 kali lebih tinggi untuk tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan yang memiliki pengetahuan baik. Namun, usia ibu, tingkat pendidikan ibu, tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap praktik pemberian ASI eksklusif. Di sisi lain, budaya keluarga memiliki dampak signifikan, di mana keluarga dengan budaya mendukung cenderung memberikan ASI eksklusif lebih banyak dibandingkan dengan keluarga yang budayanya kurang mendukung. Kesimpulannya, upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan mendukung budaya keluarga yang positif perlu ditingkatkan untuk meningkatkan praktik pemberian ASI eksklusif di wilayah ini.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARUGA KOTA BIMA TAHUN 2023 Aisah; Nurbaety; Rostinah
JKM-Bid: JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT KEBIDANAN (The Journal of Public Health Midwifery) Vol. 11 No. 1 (2024): Desember 2024
Publisher : Akademi Kebidanan Harapan Bunda Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71369/rfbe5j92

Abstract

Data Dinas Kesehatan Kota Bima pada tahun 2021 ibu hamil anemia di Kota Bima sebanyak 295 orang (8,29%) turun pada tahun 2023 menjadi 258 orang (7,12%). Sedangkan ibu hamil anemia di Puskesmas Paruga tahun 2021 sebanyak 75 orang (7,36%) dan tahun 2023 menjadi 80 orang ibu hamil anemia (10,20%). Tujuan penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kota Bima Tahun 2023. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan data sekunder. Populasi sebanyak 794 orang dengan sampel berjumlah 80 orang ibu hamil dengan analisis data menggunakan uji chi-square dan odd rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia berhubungan dengan anemia pada ibu hamil, nilai p-value (0,000) < (0,05), nilai Odd Ratio (OR) 24.267. Artinya ibu dengan umur berisiko berpeluang 24.267 kali untuk mengalami anemia. Paritas berhubungan dengan anemia pada ibu hamil, nilai p-value (0,000) < (0,05), nilai Odd Ratio (OR) 12.515 artimya ibu dengan paritas berisiko berpeluang 12.515 kali untuk mengalami anemia. Status Gizi berhubungan dengan anemia pada ibu hamil, nilai p-value (0,004) < (0,05), nilai Odd Ratio (OR) 4.712 artinya ibu dengan status gizi berisiko berpeluang 4.712 kali untuk mengalami anemia. Dan kunjungan ANC tidak berhubungan dengan anemia pada ibu hamil, nilai p-value (0,718) < (0,05), nilai Odd Ratio (OR) 1.238 berarti ibu dengan kunjungan ANC tidak patuh berpeluang 1.238 kali untuk mengalami anemia. Berdasarkan hasil penelitian di atas diharapkan penelitian ini menjadi bahan pembelajaran dan dapat berguna pada penelitian selanjutnya.
PREVALENSI FAKTOR PENYEBAB STUNTING PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MPUNDA TAHUN 2024 Putri Maharani; Rostinah; Jumriani
JKM-Bid: JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT KEBIDANAN (The Journal of Public Health Midwifery) Vol. 11 No. 1 (2024): Desember 2024
Publisher : Akademi Kebidanan Harapan Bunda Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71369/16n73969

Abstract

Stunting menjadi masalah gizi yang utama yang sedang dihadapi pada balita yang bisa menyebabkan perkembangan anak terganggu, dengan timbulnya dampak negatif akibat stunting seperti penurunan intelektual, rentan terhadap penyakit tidak menular, penurunan produktivitas hingga dapat menyebabkan kemiskinan dan dapat memunculkan risiko dengan melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Tujuannya untuk mengetahui tentang prevalensi faktor penyebab stunting pada balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja puskesmas mpunda tahun 2024. Desain Penelitian yang digunakan adalah analitik kuantititaf dengan metode yang digunakan survey kepada responden untuk mengetahuifaktor penyebab stunting pada balita usia 1-5 tahun. populasi dalam penelitian ini sebanyak 71 orang, tehnik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sebagian besar ibu berdasarkan pola asuh pemberian makan di kategorikan baik sebanyak 39 reesponden (54%), sebagian besar ibu berdasarkan pendidikan  kelompok SMA sebanyak 33 responden (46%), sebagian besar ibu memiliki tingkat ekonomi yang rendah sebanyak 48 responden (68%).