Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Hubungan Antara Lingkungan Sekolah Terhadap Kejadian Penyakit Diare Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V Syabariyah, Sitti
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2015): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan namun penyakit diare ini masih sering menimbulkan kejadian luar biasa yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian. Dilihat dari jumlah kasus diare pada usia balita terjadi ketidak sesuaian dengan usia diatas 5 tahun. Pada usia diatas 5 thn atau pada usia sekolah cenderung meningkat jumlahnya. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang penyakit diare dengan tingkat kejadian diare pada anak usia pada anak Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V. Metode: Penelitian jenis kuantitatif dengan metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk suatu kondisi atau fenomena yang terjadi pada suatu kelompok subjek tertentu yang kemudian dilanjutkan dengan metode korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian, maka rancangan penelitian yang digunakan adalah metode Cross Sectional Studi yaitu penelitian potong lintang yang dilakukan secara bersamaan pada saat itu juga dan hanya dilakukan satu kali. Hasil: Hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan selama penelitian,  akan dijelaskan pada bab ini. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V, yang dilaksanakan pada tanggal 25-26 Januari 2014. Pada penelitian ini di ambil sampel sebanyak 57 responden, kemudian disebarkan sebanyak 57 kuesioner. Dari 57 kuesioner yang disebarkan, semuanya terisi oleh responden maupun diisi dengan bantuan peneliti. Kesimpulan: Berdasarkan tujuan penelitian yang diharapkan, maka dapat ditarik  kesimpulan Frekuensi anak yang pernah mengalami diare selama satu bulan terahir di Sekolah dasar Negeri 13 Pal V sebanyak 26.3% sedangkan Frekuensi anak yang tidak pernah mengalami diare selama satu bulan terakhir di Sekolah Dasar Negeri 13 Pal V sebanyak 73.7%.
Vibration Adjuvant Wound Therapy Enchances The Healing Of Diabetic Foot Ulcers: An Interim Analysis Of 31 Patients Syabariyah, Sitti; Nurachmah, Elly
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 6 No 3 (2015): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Diabetic foot ulcer (DFU) is a common complication of diabetes mellitus and remains a major global public health problem and a great challenge in the realm of clinical nursing care. Previous studies suggested that vibration can improve skin blood flow. However, there was no evidence to suggest that vibration had an effect on diabetic wound healing. Objectives:This study is to establish whether vibration therapy, as an adjunct to standard wound care, can significantly improve the healing of diabetic foot ulcers.  Methods:In this prospective experimental study thirty one patients with grade I-III Wagner Grading of DFU in Sudarso General Hospital, Pontianak and Ade Muhammad Djoen General Hospital, Sintang, West Borneo, Indonesia, were randomly assigned to experimental group (EG, received standard wound care and vibration therapy, n = 16) and control group (CG, received standard wound care alone, n = 15). Results:There were significant differences in total duration of wound care between EG (21.12?10.86 days) and CG (41.47?18.61 days) (P = .04). There were also differences in percentage of wound healing as a function of time. By the end of week 2, percentage of wound healing in EG was 25% while in CG it was nil (P = .038). By the end of week 3, percentage of wound healing in EG was 50% while in CG it was 13.3%, (P = .029). By the end of week 4, percentage of wound healing in EG was 100% while in CG it was 66.7%, (P = .012). Conclusions:The findings of the present study shows that vibration therapy, as an adjunct to standard  
Tinjauan Pola Pengobatan Yang Dilakukan Pengobat Tradisional (Batra) Pasien Patah Tulang Di Kota Pontianak Syabariyah, Sitti; Imran, Imran; Nurlah, Rara Barbara
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 7 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan data yang didapatkan sekitar delapan juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis penyebab yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kasus patah tulang di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu dan cenderung membutuhkan biaya serta fasilitas yang mahal untuk mengobatinya. Pengobatan patah tulang secara umum pada tindakan medis melalui 3 proses, yaitu reduksi, imobilisasi dan rehabilitasi. Tetapi masyarakat banyak menggunakan jasa pengobat tradisional patah tulang dengan alasan kondisi saat ini dalam krisis ekonomi. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk Meninjau pola pengobatan yang dilakukan pengobat tradisional (batra) pasien patah tulang di Kota Pontianak. Metode Penelitian: Metode pendekatan kualitatif kombinasi dengan kuantitatif tipe studi observational. Peneliti mengobservasi pola pengobatan yang dilakukan batra patah tulang dan melakukan wawancara kepada batra patah tulang. Populasi penelitian adalah batra patah tulang di wilayah Kota Pontianak berjumlah 40 orang. Sampel penelitian adalah pengobat tradisional (batra) patah tulang, dengan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Hasil: Batra  menggunakan teknik arah gerakan yang satu arah (proksimal-distal) selama proses mengurut dan ada batra yang tidak menggunakan arah gerakan karena saat mengurut hanya sebentar guna mencari bagian yang patah dan melemaskan ketegangan. Batra memperhatikan kondisi pasien dan bagian yang patah karena akan sangat berbahaya bila harus dipaksakan menekan jika pasien tidak mampu untuk menahannya. Saat teknik irama gerakan, batra menggunakan irama yang searah, maju mundur dan selang seling. Posisi batra saat mengurut menyesuaikan pada bagian yang patah dan kadang batra mengurut  bagian selain yang patah guna mengalihkan sakit yang dirasakan pasien. Batra membutuhkan waktu ? 10-15 menit untuk memperbaiki/mengurut dengan menggunakan minyak urut, memberi ramuan kemudian membalut dengan menggunakan perban. Jika diperlukan batra akan memakai spalk/bidai untuk menopang bagian yang patah. Kesimpulan: Pengobatan tradisional patah tulang pada umumnya masih cukup banyak diminati. Biaya yang relatif murah dan keberadaannya mudah ditemui menjadi hal positif dalam pengobatan ini. Namun kecenderungan terjadinya gangguan lanjutan atau infeksi merupakan sisi negatif metode pengobatan tersebut yang tidak baik untuk kesehatan.
Gambaran Cost-Effektiviness Pada Pasien Diabetic Foot Ulcer Grade Iii Dan Iv Di Klinik Kitamura Pontianak Suhendra, Ryan Thea; Syabariyah, Sitti; Shadana, Wisnu
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 7 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Diabetic Foot Ulcer adalah termasuk polineuropati simetris yang bermanifestasi secara klinis sebagai penurunan sensasi tekanan kulit dan getaran serta ketiadaan refleks dan sekitar 75-90 % penderita Diabetes Mellitus adalah dengan ulkus kaki diabetik. di Indonesia khususnya di pontianak jumlah penderita Diabetes mellitus tipe II masih sangat tinggi. Di Klinik Kitamura terhitung pada tahun 2015 sebanyak 470 penderita di sertai komlikasi Diabetic Foot Ulcer. Tujuan : Mengetahui Gambaran Cost-Effektiviness pada biaya total Diabetic Foot Ulcer grade III dan IV selama tiga bulan diklinik Kitamura Pontianak. Metode penenelitian : Jenis penelitian ini adalah secara deskriptif dengan rencana penelitian retrosfektif. Populasi berjumlah 60 orang, dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah observasi buku rekam medik. Perbedaan efektivitas biaya antara perawatan modern dan konvensional diuji dengan uji t independent dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa metode perawatan konvensional lebih efektif dan terdapat perbedaan efektivitas antara kelompok modern dan konvensional dengan nilai p=0,001 Kesimpulan : Perawatan luka DFU dengan metode konvensional lebih efektif dalam pembiayaan karna jumlah responden yang menggunakan perawatan konvensional lebih sedikit dibandingkan metode perawatan modern.
Jenis dan Komponen Artikel Ilmiah Sitti Syabariyah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 6 No 2 (2002): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v6i2.121

Abstract

Jenis tulisan dibedakan atas jenis tulisan yang memuat fakta, peristiwa dan proses (yang disebut feature); tulisan yang berisi pendapat (yang disebut kolom opini); dan tulisan yang berisi sikap dan pendirian subjektif penulis mengenai masalah yang sedang dibahas (yang disebut artikel). Tulisan ilmiah berupa artikel biasanya disajikan dengan penjelasan ilmiah dan bukti yang kuat, misalnya data statistik. Jenis tulisan ilmiah atau artikel yang banyak ditemukan di pendidikan tinggi keperawatan saat ini antara lain suatu tinjauan, karangan untuk jurnal, makalah seminar atau hasil pertemuan ilmiah, laporan kasus dan hasil penelitian. Komponen artikel ilmiah umumnya terdiri dari pendahuluan, isipembahasan, dan penutup. Komponen isi karangan sendiri dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan penulisan. Writings can be classified into several types. A feature consists of fact, happening, and processes; an opinion involves one’s thought on a subject: and an article discusses the author’s toward or his position on one particular subject. A scientific article usually provides scientific explanation and strong evidence such as statistical data. Examples of scientific articles which are frequently encountered in nursing education are a review on a subject, a passage for a journal, seminar articles or a compilation of results of a scientific meeting, a case report, or a study report. The components of scientific article are introduction, discussion, and summary. The content of a discussion varies according to the writing purposes.
Health Education Mentoring on Sadar Seimbang Nutrisi (SSN) and The Dangers of Anemia through Student Empowerment Movements with Examination of Hematology (Hemoglobin Hematocrit) in Vocational High School and Junior High School AsSyarief Garut for Mountainous Area Community Sitti Syabariyah; Retno Anesti; Alya Nurhaliza; Wika Puspika Sari; Rekha Rahmanilah
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2021): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.21 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v4i2.998

Abstract

Anemia in adolescent girls still shows a high prevalence rate. The prevalence of anemia in Indonesia at the age of 5-14 is 26.4%, 18.4% of patients aged 15-24 years, and women have a high risk of anemia, especially in adolescent girls. Adolescent girls with anemia will have changed the menstrual cycle. The importance of learning adolescent nutritional status will be strategic planning for decreased nutritional macro and micro deficiencies in women. This community dedication aimed to present information about the risk of anemia through student empowerment and hematological examination (hemoglobin-hematocrit). A piece of good and proper knowledge about balanced Nutrition is an essential point of anemia prevention in adolescents.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK MAJELIS TA’LIM DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DI DESA CINTA KABUPATEN GARUT Ariani Fatmawati; Sitti Syabariyah; Inggriane Puspita Dewi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 5 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i5.1799-1805

Abstract

Covid-19 has become a global pandemic in early 2020. The government has made efforts to prevent, and spread Covid-19 cases with various efforts. This service activity aims to increase the knowledge of the majlis ta'lim congregation about covid-19 and the processing of medicinal plants to maintain immunity during a pandemic. The service method is by providing education about 5M, vaccination and demonstration of processing herbal plants into drinks. As a result of this activity, the majlis ta'lim congregation understood and implemented the 5M health protocol and most of them had followed the vaccination. In addition, the majlis ta'lim congregation has been able to take advantage of herbal plants in the environment around the house to be processed into herbal drinks. Herbal drinks made by the majlis ta'lim congregation, can also be consumed by the local community but can also be produced to improve the economy of the majlis ta'lim congregation.
Pengaruh Pendidikan Virtual Pencegahan COVID-19 terhadap Pengetahuan Guru Sekolah Berbasis Boarding School di Kabupaten Garut Sitti Syabariyah; Retno Anesti; Wika Puspika Sari
JHeS (Journal of Health Studies) Vol 5, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.731 KB) | DOI: 10.31101/jhes.1810

Abstract

Upaya pemerintah dalam mewaspadai risiko lebih besar dan penyebarannya, maka saat ini perlu  meningkatkan kesadaran dan pengetahuan sekolah terutama guru yang dapat berperan sebagai pintu masuk pendidikan secara optimal tentang pencegahan penyebaran COVID-19 terutama bagi siswa dan orang tua siswa (masyarakat) yang lebih luas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas media audiovisual dalam edukasi pendidikan kesehatan pencegahan COVID-19 terhadap peningkatan pengetahuan guru-guru di SMP Islam berbasis boarding school. Desain penelitian merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest-post test. Guru diberikan kuesioner tentang COVID-19 dan pencegahannya di lingkungan sekolah kemudian guru diberikan edukasi melalui media audiovisual selama 7 menit dan diminta kembali mengisi kuesioner yang sama dengan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan responden secara keseluruhan sebelum perlakuan terbagi menjadi 41,67% baik, 50% cukup dan 8,33% kurang, setelah perlakuan data menunjukan 100% pengetahuan responden menjadi baik. Dengan demikian dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima atau hipotesis penelitian diterima.
The Use of Personal Protective Equipment and The Risk of Facial Pressure Sores among Nurses in Covid Isolation Rooms Sitti Syabariyah; Winy Anggraeni; Anggriyana Tri Widianti; Cyril B. Romero
Journal of Public Health Sciences Vol. 1 No. 01 (2022): Journal of Public Health Sciences
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.717 KB) | DOI: 10.56741/jphs.v1i01.65

Abstract

This study aimed to determine the relationship between the use of personal protective equipment and the risk of facial pressure injury among nurses in the Raudhah 5 room of Muhammadiyah Hospital Bandung (RSMB). This study is a quantitative correlation study with a cross-sectional research design. The research population is 15 COVID-19 isolation nurses in RSMB with a total sampling technique. Bivariate analysis used is the contingency coefficient correlation test. Nurses that used personal protective equipment or more than 50% had a moderate risk of pressure injury as experienced by ten nurses (66.7%). The correlation coefficient test of personal protective equipment obtained a p-value= 0.537. There is no relationship between the use of personal protective equipment to the risk of facial pressure injury on nurses in RSMB. Nurses who use level 3 of PPE, especially in the facial area, should use dressings to prevent the risk of facial pressure injury.
Exploring the Benefits and Challenges of Artificial Intelligence (AI) in Nursing Cyril B. Romero; Oscar Agyemang Opoku; Sitti Syabariyah; Dhesi Ari Astuti; Iqra Asif; Rostinah
Engineering Science Letter Vol. 2 No. 01 (2023): Engineering Science Letter
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/esl.v2i01.278

Abstract

This paper discusses the trend of AI (Artificial Intelligence) and its role in the healthcare industry. AI is being used to improve efficiency and effectiveness in healthcare. Still, challenges remain, such as privacy and data protection and healthcare workers' hesitancy to replace their work with technology. This study aims to see opportunities for using AI in the health sector and understand existing problems, such as barriers to significant initial investments. This study uses a qualitative approach and focuses on the author's understanding based on secondary sources and personal experience. The study results show that AI can assist health workers in making diagnoses and providing more efficient health services. However, it still has to be used as a tool and cannot replace the role of health workers as a whole.