Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pemodelan Hidrodinamika Pola Arus dan Kaitannya Terhadap Distribusi Sampah Laut di Perairan dan Pesisir Kota Tanjung Pinang Septhi Dwi Nursyahnita; Fadhliyah Idris; Mario Putra Suhana; Aditya Hikmah Nugraha; Try Febrianto; Asep Ma'mun
Jurnal Kelautan Vol 16, No 1: April (2023)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v16i1.15431

Abstract

ABSTRAKPerairan Kota Tanjungpinang memiliki kompleksitas tinggi dengan berbagai bentuk pemanfaatan lingkungan. Aktivitas tersebut menyebabkan peningkatan buangan bahan pencemar organik maupun anorganik ke perairan. Distribusi sampah laut yang tidak tenggelam ke dasar perairan akan hanyut dan mengendap di sepanjang pantai. Proses ini sangat dipengaruhi oleh faktor hidro-oseanografi seperti arus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan arus laut terhadap distribusi sampah laut di perairan. Pengambilan sampel sampah laut menggunakan metode line transect untuk pengambilan sampel di pantai dan pengambilan sampel di laut menggunakan Manta Net. Pengukuran arus, pasang surut, batimetri dan kecepatan angin dilakukan secara langsung di lapangan. Analisis pola arus menggunakan model hidrodinamika untuk mensimulasikan pola arus di lokasi penelitian. Saat kondisi pasang, arus bergerak dari utara menuju selatan dengan kecepatan 0,15-0,24 m/s. Sedangkan saat surut, arus bergerak dari selatan menuju utara dengan kecepatan 0,00-0,09 m/s. Plastik merupakan jenis sampah laut dengan tingkat kepadatan tertinggi yang paling banyak ditemukan, baik yang berukuran makro maupun meso. Sirkulasi arus diduga memberikan pengaruh terhadap distribusi sampah laut di lokasi penelitian. Ketika perairan dalam kondisi pasang, sampah laut dengan massa yang lebih ringan akan terbawa ke pantai. Pada saat surut, kecepatan arus yang cenderung jauh lebih lemah menyebabkan sampah laut akan tertinggal di pantai.Kata kunci: Arus Laut, Hidro-Oseanografi, Kota Tanjungpinang, Sampah LautABSTRACTThe waters of Tanjungpinang City have a high complexity with various of environmental utilization. This activity leads to increased discharge of organic and inorganic pollutants into the waters. The distribution of marine debris that does not sink to the bottom of the water will be washed away and settle along the coast. This process is strongly influenced by hydro-oceanographic factors such as currents. This study aims to determine the relationship between ocean currents and the distribution of marine debris in the waters. Marine debris sampling using line transect method for beach samples and Manta Net for marine sampling. Measurements of currents, tides, bathymetry and wind speed are carried out directly in the field. Current patterns analysis using hydrodynamic models to simulate current patterns. During high tide conditions, the current moves from north to south at a speed of 0,15-0,24 m/s. While at low tide, the current moves from south to north at a speed of 0,00-0,09 m/s. Plastic is the highest density type of marine debris found, either macro and meso. Current circulation have an influence on the distribution of marine debris. At high tide conditions, marine debris with a lighter mass will be carried to the beach. At low tide, the speed of the current which tends to be much weaker causes marine debris to be left on the beach.Keywords: Hydro-Oceanography, Marine Debris, Sea Current, Tanjungpinang City
DIVERSITY OF FISH AT SEAGRASS ECOSYSTEM IN BINTAN ISLAND WATERS AND SORROUNDING AREA Aditya Hikmat Nugraha; Sari Wahyuni; Fadhliyah Idris; Ahmad Zahid
Aurelia Journal Vol 5, No 1 (2023): April
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v5i1.12505

Abstract

Seagrass ecosystems are components of coastal ecosystems that play roles in life, such as habitat, spawning ground, and feeding ground for the marine organism, including fishes. The purpose of this study was to describe the composition of fishes associated with seagrass ecosystems in the waters of Bintan Island and its surroundings. A total of four observation stations, namely Setumu Coast, Dinsos Coast, Bantu Empang Coast, and Malang Rapat Coast. Fish sample were collected in each station using gill nets 100 m in length and mesh size of 1.5 inches. The collected fish sample were identified and counted for relative abundance. Based on this research, the fish species collected in this research comprised 26 species. The highest abundance of fish was found in the Batu Empang coast station in Pengudang Village. Pengudang Village has a very high percentage of seagrass cover. The individual highest abundance is Siganus canaliculatus, commonly found in Malang Rapat coast. This species has depend on the seagrass ecosystems highly.
Pemetaan Luasan Ekosistem Lamun Menggunakan Citra Sentinel 2A Tahun 2018 Dan Tahun 2020 Di Perairan Desa Pengudang, Pulau Bintan Risandi Dwirama Putra; Reski Putri Handayani; Fadhliyah Idris; Mario Putra Suhana; Aditya Hikmat Nugraha
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i3.52800

Abstract

Ekosistem lamun dapat terganggu oleh berbagai faktor seperti perubahan suhu, polusi, kerusakan habitat, destructive fishing, dan pencemaran laut. Pemantauan kondisi lamun sangat penting dilakukan untuk memastikan keseimbangan ekosistem tetap terjaga, terutama pada daerah konservasi seperti di Desa Pengudang yang menjadi wilayah konservasi lamun. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengamati kondisi ekosistem lamun untuk melihat perubahan yang terjadi adalah menggunakan kombinasi sistem informasi geografis dengan pengindraan jauh. Pada teknologi pengindraan jauh data yang digunakan yaitu Citra Sentinel-2A. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan luasan lamun di perairan Desa Pengudang dengan menggunakan Algoritma Lyzenga. Metode Lyzenga dikenal dengan nama metode depth-invariant index atau metode water column correction (koreksi kolom air). Koreksi kolom air bertujuan untuk mengeliminasi kesalahan identifikasi spektrum habitat karena faktor kedalaman selanjutnya dilanjutkan dengan proses supervised classification pada citra. Luasan lamun di perairan Desa Pengudang didapatkan berdasarkan hasil analisis klasifikasi terbimbing. Citra Sentinel-2A pada tahun 2018 mencapai angka 8.43 dan pada tahun 2020 mengalami penurunan dengan angka 7.30 hektar dengan nilai uji akurasi 80%. Penurunan luas padang lamun di perairan Desa Pengudang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pencemaran minyak di wilayah Bintan yang terjadi secara teratur setiap tahun dan telah mempengaruhi kondisi ekosistem di wilayah tersebut.    Seagrass ecosystems can be disturbed by various factors such as changes in temperature, pollution, habitat destruction, and human activities, including unsustainable fishing, marine pollution, and chemical use. Therefore, monitoring the condition of seagrass ecosystems is essential to ensure the balance of the ecosystem is maintained, especially in conservation areas. Pengudang Village is one of the villages that has been designated as a seagrass conservation area. One of the ways to observe the condition of seagrass ecosystems and detect changes is to use a combination of geographic information systems and remote sensing. The data used in remote sensing technology is the Sentinel-2A image. The purpose of this research is to map the seagrass area in the waters of Pengudang Village using the Lyzenga Algorithm, also known as the depth-invariant index method or water column correction method. The water column correction method aims to eliminate errors in habitat spectral identification due to depth factors before proceeding with the supervised classification process on the image. The seagrass area in the waters of Pengudang Village was obtained based on the results of the supervised classification analysis. The Sentinel-2A imagery in 2018 covered an area of 8.43 hectares, and in 2020, it decreased to 7.30 hectares with an accuracy test value of 80%. The decrease in the seagrass area in the waters of Pengudang Village is caused by several factors, one of which is oil pollution in the Bintan region, which occurs regularly every year and has affected the condition of the ecosystem in the region.
Pembuatan Media Informasi Edu-Ekowisata Mangrove di Desa Pengudang Kabupaten Bintan Suhana, Mario Putra; Kurniawati, Esty; Wirayuhanto, Harish; Idris, Fadhliyah; Febrianto, Try; Ma'mun, Asep; Yandri, Falmi
Jurnal Ilmiah Pangabdhi Vol 9, No 1: April 2023
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/pangabdhi.v9i1.17896

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki peranan yang besar dan begitu penting bagi seluruh makhluk hidup di sekitar kawasan pesisir termasuk manusia. Begitu pentingnya ekosistem mangrove sehingga telah banyak bentuk pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia pada sektor sosial ekonomi seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Pengudang. Pemanfaatan ekosistem mangrove di Desa Pengudang saat ini telah mencakup ke berbagai aspek sosial ekonomi, mulai dari sektor wisata pesisir, konservasi hingga olahan bahan makanan dan minuman dimana dari seluruh kegiatan ini fungsi dan manfaat dari seluruh bagian yang ada pada ekosistem mangrove dimanfaatkan secara optimal pada seluruh aspek tersebut. Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan ini bertujuan untuk melakukan pemetaan kondisi tutupan ekosistem mangrove di Desa Pengudang. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menentukan bentuk pemanfaatan ekosistem mangrove yang berkelanjutan di Desa Pengudang. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengaplikasian pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Maritim Raja Ali Haji di Desa Pengudang yang merupakan Desa Binaan yang dibentuk berdasarkan perjanjian kerjasama antara Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji dengan Desa Pengudang. Hasil dari pelaksanaan kegiatan pengabdian ini mendapatkan respon yang baik dari masyarakat. Hal ini terlihat dari masyarakat Desa Pengudang sangat menyambut baik dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Masyarakat Desa Pengudang menilai luaran dari kegiatan pengabdian ini menjadi sarana media informasi mengenai bagaimana kondisi ekosistem mangrove di Desa Pengudang dan mendapatkan referensi rencana ke depan dalam pemanfaatan kawasan ekosistem mangrove di Desa Pengudang yang berkelanjutan.
PERAN SOSIALISASI DALAM PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA BERKELANJUTAN DI SEI LADI Idris, Fadhliyah; Nugraha, Aditya Hikmat; Willian, Nancy; Ufek, Indok; Ramadhan, Muhammad Fitrah; Gunzales, Ario
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 7 No 1 (2024): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v7i1.7251

Abstract

Sei Ladi merupakan salah satu wilayah di Kelurahan Kampung Bugis, Provinsi Kepulauan Riau, yang barada pada wilayah pesisir. Wilayah Sei Ladi berpotensi menghadapi permasalahan sampah terutama sampah plastik. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya kesadaran dari masyarakat dalam pengelolaan sampah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis sampah di pesisir pantai Sei Ladi dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan manfaat daur ulang dalam menjaga ekosistem laut. Metode yang digunakan meliputi survei lapangan untuk identifikasi jenis sampah, sosialisasi kepada masyarakat sekitar dengan pendekatan partisipatif untuk mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahap kegiatan. Hasil menunjukkan bahwa sampah plastik mendominasi sebesar 34% setelah sampah kaca yang ditemukan disekitar pesisir Sei Ladi. Selain itu, tingkat pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah meningkat 66,62% setalah pelaksanaan sosialisasi. Pelaksanaan kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pesisir dan diperlukan upaya berkelanjutan untuk memastikan perubahan perilaku yang lebih luas dan mendalam.
Kerapatan dan Distribusi Lamun (Seagrass) di Perairan Senggarang, Kota Tanjungpinang Hartini, Yusma; Hidayati, Jelita Rahma; Idris, Fadhliyah
Akuatika Indonesia Vol 9, No 1 (2024): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v9i1.44721

Abstract

Perairan Senggarang memiliki ekosistem lamun yang sempit, diperparah dengan adanya aktivitas antropogenik seperti, aktivitas nelayan, sandar sampan, perangkap ikan, dan pemanfaatan sebagai tempat tinggal masyarakat menyebabkan degradasi pada ekosistem lamun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase tutupan, jenis-jenis lamun dan kerapatan pada jenis Enhalus acoroides sebagai data awal pengelolaan ekosistem lamun di Perairan Senggarang. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli 2022 di perairan Senggarang, Kota Tanjungpinang. Metode penelitian ini adalah purposive sampling dengan menggunakan line transek sepanjang 100 meter ke arah laut dengan menggunakan roll meter. Kami menggunakan tiga transek dengan jarak 50-meter antar transek. Adapun pengamatan kerapatan dan tutupan lamun dilakukan pada transek kuadrat berukuran 50 x 50  dari 0 sampai titik 100 meter atau sampai tidak ditemukannya lamun. Hasil pengamatan menunjukan suhu perairan berkisar antara 33,233,8, salinitas 29,330,7‰ pH 8,08,3, dan DO 7,27,5. Tutupan total tertinggi ditemukan pada stasiun 1 dengan rata-rata 23,23% yang didominasi oleh Thalassia hemprichii sebesar 12,33%. Adapun kerapatan Enhalus acoroides tertinggi ditemukan pada stasiun 3. Hasil menunjukkan padang lamun di perairan Senggarang tergolong miskin dan termasuk kedalam kategori jarang.
ASOSIASI KUDA LAUT (Hippocampus sp.) PADA EKOSISTEM LAMUN DI PESISIR UTARA PULAU BINTAN Hasikin, Nur; Idris, Fadhliyah; Nugraha, Aditya Hikmat
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.149-159

Abstract

Pulau Bintan merupakan salah satu wilayah persebaran ekosistem lamun di wilayah Perairan Indonesia. Ekosistem lamun memiliki peran sebagai tempat asuhan dan memijah bagi beberpa organisme laut termasuk diantaranya kuda laut. Setidaknya terdapat tujuh jenis kuda laut yang dilaporkan yang hidup di perairan Pulau Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan tutupan lamun, mengidentifikasi jenis serta menentukan kepadatan kuda laut yang berada di ekosistem lamun dan menentukan keterkaitan kondisi ekosistem lamun dengan kehadiran kuda laut di Perairan Bintan Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2023 di pesisir utara Pulau Bintan meliputi perairan Sebong Pereh, Sebong Lagoi, dan Sakera. Tutupan lamun diambil dengan metode transek kuadrat serta pengambilan data kuda laut dilakukan pada area pengamatan ekosistem lamun menggunakan metode visual sensus pada transek dengan ukuran 100x100 m. Ditemukan sebanyak tujuh jenis lamun pada penelitian ini, yang didominasi jenis Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Tutupan lamun tertinggi ditemukan di Perairan Sebong Lagoi yaitu sebesar 60,61%. Terdapat dua jenis kuda laut yang ditemukan di dalam penelitian ini yaitu jenis Hippocampus kuda dan Hippocampus comes. Jenis Hippocampus kuda lebih dominan ditemukan. Berdasarkan analisis PCA terdapat keterkaitan antara kepadatan kuda laut dengan tutupan lamun. Tingginya tutupan lamun berdampak kepada tingginya kepadatan kuda laut.
Rule of seagrass ecosystem as marine debris trap: A study case in seagrass ecosystems across a small island at Tanjungpinang city Nugraha, Aditya Hikmat; Rizki, Rizki; Idris, Fadhliyah
Depik Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Vol 13, No 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.13.1.34027

Abstract

Seagrass ecosystems have an essential function as a feeding, spawning and nursery areas for various marine biota, etc. There are threats to the sustainability of seagrass ecosystems' biodiversity, one of which is the dumping of garbage into the sea, which causes damage to coastal ecosystems. This study aimed to determine the species and cover of seagrass ecosystems and the type and density of marine debris in seagrass ecosystems in the waters of small islands of Tanjungpinang City. There are three stations: Dompak Island, Penyengat Island, and Los Island. This research was conducted in May-June 2023. Seagrass cover data was collected using the line transect method with a quadrat transect of 50 cm x 50 cm to observe the species and cover. Data collection on marine debris in the seagrass ecosystem was taken on transects with an area of 100 m x 100 m. Marine debris obtained is then grouped by type to calculate density and weight. The types of seagrasses found include Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Halophila ovalis, and Syringodium isoetifolium. The highest total seagrass cover is found on Los Island, with a value of 25.81% classified as poor with a sparse cover category. The types of marine debris found are plastic, glass, rubber, wood, and its derivatives. According to the number of pieces, the highest density of marine debris is plastic waste, resulting in 0.0079 items/m2, and the weight density is 0.0528 grams/m2 found at Los Island.Keywords:biodiversitydebrisplasticseagrasssmall island
Rule of seagrass ecosystem as marine debris trap: A study case in seagrass ecosystems across a small island at Tanjungpinang city Nugraha, Aditya Hikmat; Rizki, Rizki; Idris, Fadhliyah
Depik Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Vol 13, No 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.13.1.34027

Abstract

Seagrass ecosystems have an essential function as a feeding, spawning and nursery areas for various marine biota, etc. There are threats to the sustainability of seagrass ecosystems' biodiversity, one of which is the dumping of garbage into the sea, which causes damage to coastal ecosystems. This study aimed to determine the species and cover of seagrass ecosystems and the type and density of marine debris in seagrass ecosystems in the waters of small islands of Tanjungpinang City. There are three stations: Dompak Island, Penyengat Island, and Los Island. This research was conducted in May-June 2023. Seagrass cover data was collected using the line transect method with a quadrat transect of 50 cm x 50 cm to observe the species and cover. Data collection on marine debris in the seagrass ecosystem was taken on transects with an area of 100 m x 100 m. Marine debris obtained is then grouped by type to calculate density and weight. The types of seagrasses found include Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Halophila ovalis, and Syringodium isoetifolium. The highest total seagrass cover is found on Los Island, with a value of 25.81% classified as poor with a sparse cover category. The types of marine debris found are plastic, glass, rubber, wood, and its derivatives. According to the number of pieces, the highest density of marine debris is plastic waste, resulting in 0.0079 items/m2, and the weight density is 0.0528 grams/m2 found at Los Island.Keywords:biodiversitydebrisplasticseagrasssmall island
PERAN SOSIALISASI DALAM PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA BERKELANJUTAN DI SEI LADI Idris, Fadhliyah; Nugraha, Aditya Hikmat; Willian, Nancy; Ufek, Indok; Ramadhan, Muhammad Fitrah; Gunzales, Ario
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 7 No 1 (2024): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v7i1.7314

Abstract

Sei Ladi merupakan salah satu wilayah di Kelurahan Kampung Bugis, Provinsi Kepulauan Riau, yang barada pada wilayah pesisir. Wilayah Sei Ladi berpotensi menghadapi permasalahan sampah terutama sampah plastik. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya kesadaran dari masyarakat dalam pengelolaan sampah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis sampah di pesisir pantai Sei Ladi dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan manfaat daur ulang dalam menjaga ekosistem laut. Metode yang digunakan meliputi survei lapangan untuk identifikasi jenis sampah, sosialisasi kepada masyarakat sekitar dengan pendekatan partisipatif untuk mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahap kegiatan. Hasil menunjukkan bahwa sampah plastik mendominasi sebesar 34% setelah sampah kaca yang ditemukan disekitar pesisir Sei Ladi. Selain itu, tingkat pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah meningkat 66,62% setalah pelaksanaan sosialisasi. Pelaksanaan kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pesisir dan diperlukan upaya berkelanjutan untuk memastikan perubahan perilaku yang lebih luas dan mendalam.