Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENDAMPINGAN PENERAPAN DIVERSIFIKASI PRODUK GULA KELAPA/MERAH KEMASAN KECIL ., Heri. M.; Lukman, M.
Jurnal Dedikasi Vol 4 (2007): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.626 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v4i0.876

Abstract

Gula Merah atau gula yang terbuat dari bahan baku utama nira kelapa adalahmerupakan salah bahan yang memberikan rasa manis dan gurih pada makanan atauminuman, yang tidak dimiliki oleh gula yang terbuat dari bahan baku tebu. Sehinggagula kelapa memiliki ciri khusus baik rasa, aroma dan bentuknya, yang sangat berbedadengan gula putih, sehingga memiliki ciri khusus. Dari jenis industri kecil gula merah iniadalah salah satu bentuk peningkatan pendapatan penduduk dan bisa meningkatkanpendapatan asli daerah bertumpu pada ekonomi kerakyatan.Permintaan pasar pada akhir tahun 2003, sudah mulai berubah dengan gula kelapadengan tempurung kelapa dengan diameter lingkaran 4 cm, sangat diminati oleh konsumen.Disamping bentuknya yang unik, dengan kemasan kecil ini mudah disimpan dan mudahdigunakan jika dibandingkan dengan kemasan tempurung besar.Hasil dari pengabdian ini adalah produk menjadi gula kelapa dengan kemasantempurung kecil. Beberapa proses yang perlu diperhatikan adalah, yaitu jika setiapproses produksi produk gula kelapa kemasan kecil hasilnya adalah sesuai denganstandar kualitas yang telah ditetapkan.Untuk mendapatkan produk diatas, maka setiap pekerja harus bekerja menurutaturan standar yang telah ditetapkan melakukan evaluasi setiap proses kerjanyaMelalui Bahan yang telah ditentukan, akan dihasilkan kurang lebih 14 kg gula kelapakemasan kecil dengan harga jual sekitar Rp 4650 / kg, sehingga dihasilkan uang sebesarRp 4650/ kg X 14 kg = Rp 65100,- Jika dihitung sesuai ekonomi, maka perolehanpengusaha kecil pembuat gula kelapa kemasan kecil ini jelas rugi, jika dianalisa secaraekonomis, tapi para pembuat gula kelapa umumnya tidak menghitung biaya tenaga kerjadan biaya kayu bakar dan biaya nira kelapa. Sehingga mereka menghitung tetap untungdengan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 65.100-Rp 54.000 = Rp 10.100 yangdikerjakan selama 2 jam . Kata Kunci: Pendampingan, Gula Merah.1 & 2 Staf Pengajar Fak. Teknik Universitas Muhammad
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERAMIK DI SENTRA INDUSTRI KECIL KERAMIK BETEK MALANG DENGAN METODE PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK (STATISTICAL PROCESS CONTROL, SPC) Lukman, M.
Jurnal Dedikasi Vol 5 (2008): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.681 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v5i0.866

Abstract

Dari hasil penelitian Lukman (2005) kerugian dari sisifinansial yang karena adalanya produk cacat, dengan kriteriaadalah: Pecah, Retak, Gopel, Permukaan Produk Tidak Halus/ rataatau Permukaan kulit jeruk, Glasur tidak rata, Glasur Mengelupas,Dekorasi Glasur Kembangan Mengelupas, Permukaan ProdukAda Warna Jelaga Hitam, Permukaan Produk Ada Lubang jarum,Bekas glasur yang menetes pada permukaan luar , Permukaanbergelembung kecil, Permukaan Produk Terpecik Warna GlasurLain. Sehingga perlu dilakukan langkah perbaikan untukmeningkatkan kualitas produk keramik, dengan menggunakanmetode pengendalian kualitas statistik.Metode untuk pelaksanaan kegiatan vucer ini secara garisbesar dibagi menjadi tujuh langkah penyelesaian masalah, antaralain: 1) Langkah Pertama, adalah menyakinkan pemilik bahwaperlu dilakukan perbaikan proses produksi tanpa merubah tata carayang berlaku selama. 2) Langkah kedua, adalah melakukanpenyiapan materi penyuluhan dan pelatihan proses pengendaliankualitas secara statistik sesuai dengan kondisi sumber dayamanusia dan alat yang ada. 3) Langkah Ketiga, adalahmenyiapkan dan melakukan koreksi dari format pengendaliankualitas statistik. 4) Langkah keempat, adalah mulaimenyesuaikan format pengendalian kualitas statistik per urutanproses produksi keramik 5) Langkah kelima, adalah melakukanpelatihan pengisian format: lembar check sheet, diagram pareto ,1 Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malangdiagram ishikawa, diagram shewart dan perhitungan indekkemampuan proses. Dan juga melakukan langkah analisaperbaikan proses per urutan produksi keramik sehinggadiharapkan sasaran menuju zero defect akan tercapai. 6) LangkahKeenam memproduksi keramik dengan mengisi lembar formatpengendalian kualitas. 7) Langkah Ketujuh, adalah tentanganalisa perbaikan proses per urutan produksi keramik adalah lebihdifokuskan agar sasaran menuju zero defect dapat tercapai.Kesimpulan yang dapat ditarik dari proses pelaksanaanpengabdian ini, adalah :1) Pola pemahaman pengertian kualitas diindustri kecil terkait dengan kepuasan pelanggan belum terbentuk.2)Secara kuantitatif ada penurunan produk cacat, ini merupakanpeningkatan secara luar biasa pada industri kecil keramikSoekardi. 3) Ditinjau dari diagram Shewart, masih jauh dariharapan karena semua proses adalah tidak terkendali. 4)Ditinjaudari kemampuan proses nilainya, jauh dibawah satu atau Cp < 1,artinya masih diperlukan pola pembinaan peningkatan kualiltaslebih intensif. Kata Kunci: Cacat Kualitas, Pengendalian Kualitas Statistik,Tujuh Langkah, Zero Defect.
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERAMIK DI SENTRA INDUSTRI KECIL KERAMIK BETEK MALANG DENGAN METODE PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK (STATISTICAL PROCESS CONTROL, SPC) M. Lukman
Jurnal Dedikasi Vol. 5 (2008): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v5i0.866

Abstract

Dari hasil penelitian Lukman (2005) kerugian dari sisifinansial yang karena adalanya produk cacat, dengan kriteriaadalah: Pecah, Retak, Gopel, Permukaan Produk Tidak Halus/ rataatau Permukaan kulit jeruk, Glasur tidak rata, Glasur Mengelupas,Dekorasi Glasur Kembangan Mengelupas, Permukaan ProdukAda Warna Jelaga Hitam, Permukaan Produk Ada Lubang jarum,Bekas glasur yang menetes pada permukaan luar , Permukaanbergelembung kecil, Permukaan Produk Terpecik Warna GlasurLain. Sehingga perlu dilakukan langkah perbaikan untukmeningkatkan kualitas produk keramik, dengan menggunakanmetode pengendalian kualitas statistik.Metode untuk pelaksanaan kegiatan vucer ini secara garisbesar dibagi menjadi tujuh langkah penyelesaian masalah, antaralain: 1) Langkah Pertama, adalah menyakinkan pemilik bahwaperlu dilakukan perbaikan proses produksi tanpa merubah tata carayang berlaku selama. 2) Langkah kedua, adalah melakukanpenyiapan materi penyuluhan dan pelatihan proses pengendaliankualitas secara statistik sesuai dengan kondisi sumber dayamanusia dan alat yang ada. 3) Langkah Ketiga, adalahmenyiapkan dan melakukan koreksi dari format pengendaliankualitas statistik. 4) Langkah keempat, adalah mulaimenyesuaikan format pengendalian kualitas statistik per urutanproses produksi keramik 5) Langkah kelima, adalah melakukanpelatihan pengisian format: lembar check sheet, diagram pareto ,1 Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malangdiagram ishikawa, diagram shewart dan perhitungan indekkemampuan proses. Dan juga melakukan langkah analisaperbaikan proses per urutan produksi keramik sehinggadiharapkan sasaran menuju zero defect akan tercapai. 6) LangkahKeenam memproduksi keramik dengan mengisi lembar formatpengendalian kualitas. 7) Langkah Ketujuh, adalah tentanganalisa perbaikan proses per urutan produksi keramik adalah lebihdifokuskan agar sasaran menuju zero defect dapat tercapai.Kesimpulan yang dapat ditarik dari proses pelaksanaanpengabdian ini, adalah :1) Pola pemahaman pengertian kualitas diindustri kecil terkait dengan kepuasan pelanggan belum terbentuk.2)Secara kuantitatif ada penurunan produk cacat, ini merupakanpeningkatan secara luar biasa pada industri kecil keramikSoekardi. 3) Ditinjau dari diagram Shewart, masih jauh dariharapan karena semua proses adalah tidak terkendali. 4)Ditinjaudari kemampuan proses nilainya, jauh dibawah satu atau Cp < 1,artinya masih diperlukan pola pembinaan peningkatan kualiltaslebih intensif. Kata Kunci: Cacat Kualitas, Pengendalian Kualitas Statistik,Tujuh Langkah, Zero Defect.
PENDAMPINGAN PENERAPAN DIVERSIFIKASI PRODUK GULA KELAPA/MERAH KEMASAN KECIL Heri. M. .; M. Lukman
Jurnal Dedikasi Vol. 4 (2007): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v4i0.876

Abstract

Gula Merah atau gula yang terbuat dari bahan baku utama nira kelapa adalahmerupakan salah bahan yang memberikan rasa manis dan gurih pada makanan atauminuman, yang tidak dimiliki oleh gula yang terbuat dari bahan baku tebu. Sehinggagula kelapa memiliki ciri khusus baik rasa, aroma dan bentuknya, yang sangat berbedadengan gula putih, sehingga memiliki ciri khusus. Dari jenis industri kecil gula merah iniadalah salah satu bentuk peningkatan pendapatan penduduk dan bisa meningkatkanpendapatan asli daerah bertumpu pada ekonomi kerakyatan.Permintaan pasar pada akhir tahun 2003, sudah mulai berubah dengan gula kelapadengan tempurung kelapa dengan diameter lingkaran 4 cm, sangat diminati oleh konsumen.Disamping bentuknya yang unik, dengan kemasan kecil ini mudah disimpan dan mudahdigunakan jika dibandingkan dengan kemasan tempurung besar.Hasil dari pengabdian ini adalah produk menjadi gula kelapa dengan kemasantempurung kecil. Beberapa proses yang perlu diperhatikan adalah, yaitu jika setiapproses produksi produk gula kelapa kemasan kecil hasilnya adalah sesuai denganstandar kualitas yang telah ditetapkan.Untuk mendapatkan produk diatas, maka setiap pekerja harus bekerja menurutaturan standar yang telah ditetapkan melakukan evaluasi setiap proses kerjanyaMelalui Bahan yang telah ditentukan, akan dihasilkan kurang lebih 14 kg gula kelapakemasan kecil dengan harga jual sekitar Rp 4650 / kg, sehingga dihasilkan uang sebesarRp 4650/ kg X 14 kg = Rp 65100,- Jika dihitung sesuai ekonomi, maka perolehanpengusaha kecil pembuat gula kelapa kemasan kecil ini jelas rugi, jika dianalisa secaraekonomis, tapi para pembuat gula kelapa umumnya tidak menghitung biaya tenaga kerjadan biaya kayu bakar dan biaya nira kelapa. Sehingga mereka menghitung tetap untungdengan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 65.100-Rp 54.000 = Rp 10.100 yangdikerjakan selama 2 jam . Kata Kunci: Pendampingan, Gula Merah.1 & 2 Staf Pengajar Fak. Teknik Universitas Muhammad
MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN FULLMER H-SCORE DAN SPRINGATE: MANA YANG LEBIH KUAT? M. Lukman; N. Ahmar
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2015 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.113

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis metode yang berbeda antara metode Fulmer h-nilaidan metode Springate untuk prediksi kebangkrutan pada perusahaan pertambangan. Variabelyang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Fulmer h-nilai, metode Springate dan prediksikebangkrutan. Sampel dalam penelitian ini 38 perusahaan pertambangan yang terdaftar di BursaEfek Indonesia sejak 2011 hingga 2014. Penelitian ini menggunakan analisis metode Fulmer hnilai,metode Springate dengan membantu microsoft excel dan paket statistik ilmu sosial (SPSS)16.0. Dari model Fulmer menemukan 47 perusahaan pertambangan di kategori dalam potensikebangkrutan sampai 2011-2014 dan model Springate menemukan pada tahun 2011, ada tujuhbelas perusahaan. delapan belas perusahaan ditemukan pada tahun 2012, dua puluh tigaperusahaan yang ditemukan pada tahun 2013, dan dua puluh tiga perusahaan yang ditemukanpada tahun 2014 Model Springate berada didalam posisi kebangkrutan.
Islamic Value-Based Quality Management:Evaluation and Implementation Strategy for Globally Competitive Education Asykur, Muamar; Amri, Amri; Ramlianto, Ramlianto; Lukman, M.
International Journal on Advanced Science, Education, and Religion Vol 8 No 1 (2025): IJoASER (International Journal on Advanced Science, Education)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Furqan, Makassar - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33648/ijoaser.v8i1.769

Abstract

This article discusses the concept of Islamic value-based quality management, evaluation strategies, and implementation in globally competitive education. By combining Islamic principles such as ihsan (perfection) and shura (deliberation), and the Total Quality Management (TQM) approach, this article offers a guide to improving the quality of education and achieving global excellence. The results of the study indicate that the application of Islamic values ​​in educational quality management can improve the quality of education and student competence in facing global challenges.Quality management in Islamic education is more popularly known as Total Quality Management (integrated quality). In the implementation of Islamic education quality management, there are several things that must be considered: Continuous Improvement, Setting Quality Standards, Changing Organizations. Quality improvement must be carried out comprehensively based on the size, level, provisions and assessment of the quality of goods or services (products) according to customer satisfaction. This utilization is carried out through effective, efficient and productive cooperation to achieve happiness and prosperity both in the world and in the hereafter.
Islamic Value-Based Quality Management:Evaluation and Implementation Strategy for Globally Competitive Education Asykur, Muamar; Amri, Amri; Ramlianto, Ramlianto; Lukman, M.
International Journal on Advanced Science, Education, and Religion Vol 8 No 1 (2025): IJoASER (International Journal on Advanced Science, Education)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Furqan, Makassar - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33648/ijoaser.v8i1.769

Abstract

This article discusses the concept of Islamic value-based quality management, evaluation strategies, and implementation in globally competitive education. By combining Islamic principles such as ihsan (perfection) and shura (deliberation), and the Total Quality Management (TQM) approach, this article offers a guide to improving the quality of education and achieving global excellence. The results of the study indicate that the application of Islamic values ​​in educational quality management can improve the quality of education and student competence in facing global challenges.Quality management in Islamic education is more popularly known as Total Quality Management (integrated quality). In the implementation of Islamic education quality management, there are several things that must be considered: Continuous Improvement, Setting Quality Standards, Changing Organizations. Quality improvement must be carried out comprehensively based on the size, level, provisions and assessment of the quality of goods or services (products) according to customer satisfaction. This utilization is carried out through effective, efficient and productive cooperation to achieve happiness and prosperity both in the world and in the hereafter.
Islamic Value-Based Quality Management:Evaluation and Implementation Strategy for Globally Competitive Education Asykur, Muamar; Amri, Amri; Ramlianto, Ramlianto; Lukman, M.
International Journal on Advanced Science, Education, and Religion Vol 8 No 1 (2025): IJoASER (International Journal on Advanced Science, Education)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Furqan, Makassar - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33648/ijoaser.v8i1.769

Abstract

This article discusses the concept of Islamic value-based quality management, evaluation strategies, and implementation in globally competitive education. By combining Islamic principles such as ihsan (perfection) and shura (deliberation), and the Total Quality Management (TQM) approach, this article offers a guide to improving the quality of education and achieving global excellence. The results of the study indicate that the application of Islamic values ​​in educational quality management can improve the quality of education and student competence in facing global challenges.Quality management in Islamic education is more popularly known as Total Quality Management (integrated quality). In the implementation of Islamic education quality management, there are several things that must be considered: Continuous Improvement, Setting Quality Standards, Changing Organizations. Quality improvement must be carried out comprehensively based on the size, level, provisions and assessment of the quality of goods or services (products) according to customer satisfaction. This utilization is carried out through effective, efficient and productive cooperation to achieve happiness and prosperity both in the world and in the hereafter.
Analisis Postur Tubuh Pada Pekerjaan Manual Handling Menggunakan Metode Owas (Ovako Working Analysis System) Pada Pekerja di Pt. Xyz Amalia, Ridha; Parji, Parji; Lukman, M.
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i8.61372

Abstract

This study aims to examine the results of postural assessment during manual handling tasks performed by workers at PT Pertamina RU V Terminal Lawe-Lawe. The research employs the Nordic Body Map (NBM) questionnaire to identify and measure the prevalence of musculoskeletal complaints, particularly lower back pain and muscle discomfort as reported by the workers. Data collection was conducted through the distribution of questionnaires and structured interviews. The analysis of working postures was carried out using the Ovako Working Posture Analysis System (OWAS), a method designed to evaluate and categorize postural risks in the workplace. The assessment focused on three main stages of manual handling activities: (1) lifting the electrical panel, (2) transporting the electrical panel, and (3) placing the panel back down. These activities involved two workers conducting the manual handling tasks. The results indicated that the postures adopted during these tasks fell into Category 3 of the OWAS classification, which signifies a high level of risk and the need for immediate corrective measures. Based on the findings, several ergonomic interventions are recommended, including the use of appropriate ergonomic assistive devices according to the work environment, performing muscle stretching exercises prior to manual handling, and conducting regular health screenings to monitor musculoskeletal health.
Identifikasi Potensi Bahaya Pekerjaan Piping dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) di PT. Asta Rekayasa Unggul Samboja Maharani, Salwa Febrina; Lukman, M.; Manik, Nijusiho
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 1 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i1.1223

Abstract

Potensi bahaya banyak terdapat di tempat kerja dan mengakibatkan kerugian baik dari perusahaan, karyawan maupun terhadap masyarakat sekitar. Upaya untuk mencegah hal tersebut adalah dengan menerapkan suatu konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian sehingga akibat kecelakaan kerja yang bersumber dari potensi bahaya yang ada dapat dicegah. Asta Rekayasa Unggul melakukan proses kegiatan produski dalam Workshop Fabrication. Fabrikasi Workshop PT. Asta Rekayasa Unggul saat ini menjalankan beberapa kegiatan marking, cutting, grinding, drilling, welding, sandblasting dan painting. Proses fabrikasi tentunya memiliki tingkat risiko kecelakaan kerja yang tinggi, hal tersebut dikarenakan pada prosesnya menggunakan peralatan berteknologi tinggi yang pastinya memiliki potensi bahaya pada proses pekerjaannya. Proses analisis potensi bahaya dilakukan dalam penelitian ini dengan metode Job Safety Anaysis (JSA), yaitu metode yang berfungsi mengidentifikasi, menganalisis dan mencatat risiko-risiko bahaya yang ada dalam proses menganalisis dan mengendalikan bahaya yang ada dan diharapkan akan meningkatkan produktivitas kerja perusahaan. Hasil identifikai potensi bahaya dengan metode Job Safety Anaysis pada pekerjaan fabrikasi PT. Asta Rekayasa Unggul ditemukan adanya faktor potensi bahaya yang bersumber dari peralatan kerja, perilaku pekerja yang tidak aman serta lungkungan kerja yang tidak aman. Hasil pengendalian risiko pada pekerjaan fabrikasi PT. Asta Rekayasa Unggul, dilakukan pengendalian bahaya dan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.