LATAR BELAKANG : Saat ini, berbagai tanaman asli Indonesia dikembangkan sebagai bahan perawatan luka untuk hasil penyembuhan yang lebih baik. Salah satunya, yaitu Moringa oleifera L., yang merupakan tanaman asli Indonesia serta berpotensi dapat membantu penyembuhan luka melalui regulasi jalur sitokin inflamasi, interleukin (IL)-1 dan IL-10. TUJUAN : Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Moringa oleifera L. terhadap IL-1, IL-10, dan rasio IL-1: IL-10 di jaringan kulit, pada tikus dengan luka insisi. METODE : Penelitian ini menggunakan desain post test only controlled group dengan sampel berupa 15 tikus Wistar yang dilakukan luka insisi. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan: perawatan luka dengan framycetin sulphate (KP), krim ekstrak Moringa oleifera L. 15% (M), dan krim plasebo (KN). Pengukuran kadar IL-1, IL-10, dan rasio IL-1: IL-10 dilakukan pada hari ke-10 perlakuan melalui pengambilan jaringan. HASIL : Kadar IL-1 pada kelompok perlakuan (M) tidak berbeda bermakna dibanding KN dan KP (33,56±4,68 vs 40,92±27,32 vs 30,23±3,92 pg/mL, p=0,543). Kelompok KP memiliki IL-10 lebih tinggi dibandingkan kelompok M dan KN (113,95±9,38; 91,75±5,65 dan 94,93±2,39 pg/mL, p<0,001), dan tidak didapatkan perbedaan antara kelompok M dan KN (p=0,296). Rasio IL-1: IL-10 kelompok KP, M, dan KN tidak menunjukan perbedaan bermakna (0,27±0,05, 0,37±0,06 dan 0,44±0,30, p=0,249). KESIMPULAN: Pemberian ekstrak Moringa oleifera L. secara topikal tidak mempengaruhi kadar IL-1 dan rasio IL-1 : IL-10 di jaringan kulit tikus dengan luka insisi. Kadar IL-10 di jaringan kulit tidak berbeda dibanding kelompok kontrol negatif, serta lebih rendah dibanding kelompok framycetin sulphate. KATA KUNCI : Luka insisi, Moringa oleifera L., perawatan luka