Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Groundwater Treatment in Rungkut Sub-District, Surabaya Setyo Budi Kurniawan; Ipung Fitri Purwanti; Bieby Voijant Tangahu; Harmin Sulistyaning Titah; Sarwoko Mangkoedihardjo
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.47 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3137

Abstract

Results of Environment agency laboratory test show the Surabaya’s clean water which still meet quality standards by the year 2008 reached 97.5% and decreased to 58.2% in 2009. Rungkut is one of the sub-districts in Surabaya where people fulfill their daily water by using well water or ground water. Nowadays, people feel their well water is not feasible in use for everyday needs anymore. This was due to the decreased quality of well water because the contamination of organic matter. These community services activities try to help Rungkut Sub-District people in meeting their water needs. Efforts will be preceded by a hearing, sampling groundwater at some point, and test the quality of the groundwater. The results of groundwater quality test obtained will be used to create a water treatment unit which can be operated simply by the community. Based on the groundwater quality test obtained, the pilot scale unit of groundwater treatment designed and installed using multiple tray aerator and carbon active filter combination. Multiple tray aerator installed for 3 steps of aeration and the carbon active filter contains 60% (volume by volume) carbon active media.
Desain IPAL Subsurface Flow Constructed Wetland Di Rusunawa Grudo Surabaya Ahmad Safrodin; Sarwoko Mangkoedihardjo; Adhi Yuniarto
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.936 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3138

Abstract

Pencemaran lingkungan di Kota Surabaya terus meningkat seiring dengan perkembangan penduduk dan keterbatasan sarana sanitasi yang kurang baik. Pencemaran lingkungan ini didominasi limbah domestik sehingga perlu sistem pengolahan yang efektif dan efisien dalam mengurangi senyawa polutan. Teknologi Constructed wetland merupakan  sistem  pengolahan terkontrol yang telah didesain dan dibangun menggunakan proses alami yang  melibatkan vegetasi, media, dan  mikroorganisme untuk mengolah air limbah domestik. Teknologi ini dapat diterapkan untuk skala perumahan baik individu atau secara komunal. Rusunawa Grudo Surabaya merupakan rusun yang belum memiliki IPAL untuk mengolah greywater. Perencanaan sistem Constructed wetland di Rusunawa Grudo Surabaya mempertimbangkan aspek kuantitas dan kualitas air limbah. Kualitas air limbah domestik menunjukkan nilai COD 329,81 mg/L, BOD 182,02 mg/L; dan TSS 103,33 mg/L, sedangkan  kuantitas air limbah sebesar 33,6 m3/hari. Sistem ini terdiri dari unit ekualisasi, Subsurface Flow Constructed Wetland dengan tanaman Cyperus alternifolius, dan kolam penampung. Hasil perencanaan menghasilkan efisiensi pengolahan seluruh sistem untuk COD, BOD, dan TSS masing-masing sebesar 86%, 85%, dan 88%. Desain sistem IPAL menghasilkan luas permukaan 480 m2, kedalaman bed 0,5 m, beban pada bed (OLR) 12,75 gr BOD/m2.hari, beban hidrolik (HLR) 0,07 m3/m2.hari dengan waktu tinggal 3 hari. Kualitas efluen yang didapatkan menunjukkan nilai BOD 25 mg/L, COD 48,35 mg/L dan TSS 11,72 mg/L. Dihasilkan pula standar operasional dan perawatan IPAL serta biaya investasi seluruh sistem constructed wetland sebesar Rp. 412.007.328,00
Phytoforensic of Heavy Metals (Pb and Cd) in Aquatic Plants (Acanthus ilicifolius and Coix lacryma-jobi) Rony Irawanto; Sarwoko Mangkoedihardjo
Purifikasi Vol 15 No 1 (2015): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v15.i1.25

Abstract

Tumbuhan akutik dikenal masyarakat sebagai tanaman hias dalam kolam/taman air karena bentuk, warna daun ataupun bunga yang indah. Selain bernilai estetik, tumbuhan akuatik memiliki nilai ekologi yang tinggi, salah satunya dalam fitoteknologi. Fitoteknologi dapat diterapkan dalam fitoproteksi, fitoremediasi, fitomonitoring maupun fitoforensik pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan oleh logam berat dapat menganggu ekosistem dan membahayakan kesehatan manusia, bila terserap dan terakumulasi dalam tubuh, bahkan berakibat kematian. Logam berat toksik dan merupakan pencemar di semua media lingkungan, adalah Pb (timbal) dan Cd (kadmium). Penelitian fitoforensik masih belum banyak dilakukan. Dimana pendekatan fitoforensik digunakan dalam melacak target spesifik suatu pencemar masuk dalam tumbuhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui lokasi spesifik pencemar logam berat Pb dan Cd dalam tumbuhan Acanthus ilicifolius (Jeruju) dan Coix lacryma-jobi (Jali). Penelitian menggunakan material tumbuhan akuatik dari Kebun Raya Purwodadi – LIPI dilakukan mulai Nopember 2013 sampai Desember 2014, pada rumah kaca dan laboratoriumTeknik Lingkungan - ITS. Variasi yang digunakan meliputi: (1) variasi zat pencemaran (Pb dan Cd), (2) variasi jenis tumbuhan (Jeruju dan Jali) dan (3) variasi jumlah tumbuhan (tiga dan lima individu) dalam reaktor. Metode analisis logam berat menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil perpindahan dan penyerapan logam Pb pada tumbuhan Acanthus ilicifolius (Jeruju) 3 individu di akar 8.958 ppm, batang 33,5 ppm dan daun 27,7 ppm; pada 5 individu di akar 8.850 ppm, batang 119,6 ppm dan daun 44,5 ppm. Untuk logam Cd pada 3 individu di akar 237,2 ppm, batang 2,72 ppm dan daun 1,06 ppm, pada 5 individu di akar 147,2 ppm, batang 4,2 ppm dan daun 3,26 ppm. Sedangkan perpindahan dan penyerapan logam Pb pada tumbuhan Coix lacryma-jobi(Jali) 3 individu di akar 7.235 ppm, batang 149,2 ppm dan daun 250,7 ppm, pada 5 individu di akar 8.197 ppm, batang 242,8 ppm dan daun 274,5 ppm. Untuk logam Cd pada 3 individu di akar 174,9 ppm, batang 4,32 ppm dan daun 6,81ppm, pada 5 individu di akar 194,1 ppm, batang 2,93 ppm dan daun 18,1 ppm.
fitoremediasi tanah inceptisols tercemar limbah laundry dengan tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Sarwoko Mangkoedihardjo; Dea Argita
Purifikasi Vol 16 No 1 (2016): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v16.i1.35

Abstract

Fosfat dari deterjen mampu mencemari lingkungan dengan kontribusi phosphate loading 25-30%. Salah satu metode untuk memperbaiki kualitas tanah yang tercemar dengan biaya yang terjangkau bagi masyarakat sekitar yaitu dengan menggunakan metode fitoremediasi dengan menggunakan tanaman kenaf. Tujuan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan analisa mengenai efisiensi penurunan nilai konsentrasi fosfat pada tanah Inceptisols yang tercemar limbah laundry dengan menggunakan tanaman kenaf. Penelitian utama dilakukan selama 28 hari. Variabel yang diujikan terdiri dari 3 faktor, yaitu variasi konsentrasi fosfat limbah laundry, variasi varietas tanaman kenaf yang menggunakan varietas KR11 dan KR15, dan variasi umur kenaf, yaitu 30 dan 45 hari. Parameter yang diukur antara lain, konsentrasi fosfat, tinggi tanaman, luas daun, berat basah dan berat kering tanaman serta pH tanah, C-Organik tanah, berat isi tanah dan permeabilitas tanah. Penentuan kadar fosfat dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Data kuantitatif yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) pada EXCEL dan dilakukan dengan uji F taraf 5%. Efisiensi penurunan konsentrasi fosfat tertinggi pada limbah laundry terdapat pada tanaman kenaf varietas KR15 dengan usia 45 hari yaitu sebesar 55,28% dan 52,43% untuk masing-masing konsentrasi 25% dan 50%.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU MENGGUNAKAN TANAMAN KENAF (Hibiscus cannabinus L.) UNTUK MENURUNKAN KADAR AMONIUM DAN BOD PADA BED EVAPOTRANSPIRASI Sarwoko Mangkoedihardjo; Firda Lutfiatul Fitria
Purifikasi Vol 16 No 2 (2016): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v16.i2.39

Abstract

Industri tahu merupakan salah satu penghasil limbah cair apabila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan permasalahan lingkungan. Fitotretmen adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan tumbuhan untuk mengurangi polutan zat pencemar organik maupun anorganik di dalam tanah, sedimen, atau air. Tanaman kenaf (Hibiscus cannabinusL.) dapat digunakan dalam proses fitotretmen karena mampu mengurangi zat pencemar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penurunan kadar amonium dan BOD menggunakan tanaman kenaf untuk pengolahan limbah cair tahu. Penelitian ini menggunakan bed evapotranspirasi dengan sistem batch. Variabel yang digunakan adalah varietas jenis tanaman kenaf (KR 12 dan KR 15) dan konsentrasi limbah cair tahu 75% dan 50% (kadar amonium sama). Penelitian ini dilakukan selama 28 hari. Efisiensi removal tertinggi untuk penurunan kadar amonium pada adalah Kenaf 15 limbah cair tahu 50% adalah 99,58% (42,093 mg/L menjadi 0,178 mg/L). Efisiensi removal tertinggi untuk penurunan kadar BOD adalah Kenaf 15 limbah cair tahu 75% yaitu 96,59% (3371,25 menjadi 115,03 mg/L).
Preventive remediation methods minimize soil pollution Sarwoko Mangkoedihardjo; Harida Samudro
International Journal of Advances in Applied Sciences Vol 12, No 1: March 2023
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijaas.v12.i1.pp60-65

Abstract

Soil quality is rich in various substances, as well as a rich variety of uses for life, which leads to the potential for pollution. Once soils are polluted, remediation is mitigative and must be carried out, which has been the focus of many studies so far. However, preventive remediation is the focus of the novelty of this study, which aims to prepare predictive methods. This is a literature review of various studies over the last ten years, which are related to soil quality indicators through the respiration process. Based on the soil microbial respiration process platform, which contains various substances, the results of this study found three preventive remediation methods, namely indicators of substance reactants, gas products, and toxicity to microbes. The three methods simply require measuring the parameters of biochemical oxygen demand, and chemical oxygen demand, in addition to specific measurements of carbon dioxide and microbial enumeration. The advantage of the preventive remediation method is the application of soil response indicators to various types and amounts of contaminants. The implementation of preventive remediation is prior to building infrastructure, which is able to predict changes in soil quality through monitoring, thereby minimizing the potential for mitigative remediation.
Phytoarchitecture Design Requires a Plant Selection Framework to Combat Air Contaminants in Building Areas Sustainably Harida Samudro; Ganjar Samudro; Sarwoko Mangkoedihardjo
Journal of Applied Engineering and Technological Science (JAETS) Vol. 5 No. 1 (2023): Journal of Applied Engineering and Technological Science (JAETS)
Publisher : Yayasan Riset dan Pengembangan Intelektual (YRPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37385/jaets.v5i1.1757

Abstract

Empowerment of plants to maintain the indoor and outdoor air quality of a building area promises occupant health and sustainable use of the building. In supporting plants' functional role, this study proposes a novel approach for a general framework for selecting plants. The method to achieve the objectives of this study was based on previous empirical studies conducted in various places under different environmental quality conditions. The essential findings of the selected literature became part of the technical feasibility process in selecting plants. Significant results indicate the mechanism of controlling airborne contaminants by plants through aerial parts and growth media. Gaseous pollutants can be absorbed along with carbon dioxide absorption, while particulate matter is deposited on the leaf surface. Some other contaminants enter the plant growth medium, which plants can process with microbes in the root zone. The use of plants for indoor and outdoor phytoremediation is various plant species, sourced and selected from a retrospective study, locally available and standard plants, and popular plants. These findings were developed to include assessments of contaminant-plant interactions and plant-specific experiments. The implications of the plant selection framework can be one of the promising methods in designing sustainable building phytoarchitectures.
Healthy building phytoarchitecture requires essential criteria for sustainable phylloremediation of contaminated indoor air Ganjar Samudro; Harida Samudro; Sarwoko Mangkoedihardjo
International Journal of Advances in Applied Sciences Vol 13, No 3: September 2024
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijaas.v13.i3.pp662-672

Abstract

Various ambient air contaminants can spread into the indoor building through air transport. With the additional generation of contaminants from indoor activities, indoor air quality (IAQ) has the potential to be polluted. Indoor air pollution incidents can occur anytime, which is difficult to predict. Therefore, it is necessary to take action to improve IAQ as early as possible and sustainably. The solution to sustainable remediation is using plants to apply phylloremediation, which functions as leaves and leaf-associated microbial communities to reduce air contaminants. This study aims to provide new practical yet essential criteria for the sustainable operation of phylloremediation. This review is based on the latest results of a literature-based study. An analysis of the fundamental processes of plant life forms the basis for obtaining these criteria. The study emphasizes key criteria for phylloremediation encompassing the selecting plants with high transpiration and leaf-microbe synergy, and conducting maintenance by spraying water on leaves. These measures optimize efficiency and sustain the process for indoor air pollutant reduction. The final result summarises the new criteria for sustainable phylloremediation to maintain plant life. These essential criteria can be used for conducting experiments in empirical research, indoor design, and education for the community.
IMPROVED TEMPERATURE STABILITY IN SEDIMENTATION TANK WITH VEGETATION CANOPY Marsono, Bowo Djoko; Mangkoedihardjo, Sarwoko
Purifikasi Vol 23 No 1 (2024): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/purifikasi.v23i1.448

Abstract

Naturally the water temperature is correlated with the density and viscosity. Changes in temperature due to sunlight affect processes in water treatment such as sedimentation and coagulation. The detrimental effect is the presence of density currents on the surface during the day, thereby reducing the efficiency of particle sedimentation. Vegetation Canopy can be applied in sedimentation tanks to cope with changes in temperature on the surface of the water mass. This method can be implemented by planting trees around the tank in addition to fabric fiberglass. Tall trees and canopies with large leaves will cover the surface area of ​​the sedimentation tank so that changes in water temperature due to sunlight can be reduced. To apply this technique, submerged orifices and a net above the water surface are used at the outlet channel of the sedimentation basin.
EFEKTIVITAS PERMEABLE REACTIVE BARRIER (PRB) BERBASIS BIOCHAR TEMPURUNG KELAPA DENGAN PEREKAT SEMEN UNTUK REMEDIASI AIR TERCEMAR LOGAM TIMBAL II (PB2+) Choiri, Muhammad Ishthilakhul; Purwanti, Ipung Fitri; Tangahu, Bieby Voijant; Titah, Harmin Sulistiyaning; Mashudi, Mashudi; Mangkoedihardjo, Sarwoko
Purifikasi Vol 24 No 1 (2025): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/purifikasi.v24i1.501

Abstract

Pencemaran air tanah oleh logam berat timbal (Pb) berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Logam berat Pb merupakan salah satu polutan yang disoroti karena bersifat toksik, persisten, dan bioakumulatif. Berbagai metode telah dikembangkan untuk remediasi air tanah tercemar Pb, tetapi sebagian besar memakan biaya yang mahal dan memerlukan waktu yang lama. Sebagai alternatif, teknologi Permeable Reactive Barrier (PRB) menawarkan pendekatan pasif in-situ yang efisien untuk mengurangi kadar logam berat dalam air. Implementasi PRB sudah beberapa kali digunakan dalam mereduksi berbagai kontaminan seperti Cr, Zn, Cu, Pb dan As. Hingga saat ini PRB terus dikembangkan untuk meningkatkan efektivitasnya dalam remediasi air tanah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas PRB berbahan biochar tempurung kelapa dengan perekat semen dalam meremediasi air tanah berkadar Pb 100 mg/L dengan memvariasikan ketebalan (2 cm dan 4 cm). Reaktor beraliran vertikal dioperasikan selama 24 jam untuk mengamati performa penyisihan. Hasil menunjukkan bahwa PRB dengan ketebalan 2 cm menghasilkan efisiensi penyisihan tertinggi, yakni 99,9% dalam waktu detensi 6 jam, melalui mekanisme adsorpsi, presipitasi, dan interaksi ionik. Presipitasi Pb(OH)2 berperan penting pada pH basa yang dihasilkan oleh hidrasi semen, meskipun kondisi ini memerlukan pengaturan pH efluen sebelum dilepas ke lingkungan. Temuan ini memberikan dasar ilmiah untuk pengembangan PRB berbasis biochar-semen secara lebih luas, termasuk optimasi media, pengujian skala lapangan, dan penerapan pada sistem pengolahan air tercemar lainnya.