Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Perbandingan Leukosituria, Nitrit, Leukosit Esterase dengan Kultur Urin dalam Mendiagnosis Infeksi Saluran Kemih pada Anak Sabriani, Jehan; Umboh, Adrian; Manoppo, Jeanette I. Ch.
Medical Scope Journal Vol 2, No 2 (2021): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.2.2.2021.32596

Abstract

Abstract: Urinary tract infection (UTI) in children is the most common infection after upper airway infection. The diagnosis of UTI is based on urine culture, however, this examination takes a longer time and is quite expensive. Therefore, the diagnosis of UTI can also be confirmed by using leukocyturia, nitrite, and leukocyte esterase tests although they can not replace urine culture as the gold standard. This study was aimed to determine the accuracy of positive leukocyturia, positive nitrite, positive leukocyte esterase examination, combination of positive leukocyturia and nitrite examinations, positive leukocyturia and leukocyte esterase, and leukocyturia, nitrite, positive leukocyte esterase in diagnosing UTI. This was a literature review study. The results of the literature review showed that the range of accuracy of UTI diagnosis using positive leukocyte esterase examinations was 9-6.8%, positive nitrite was 2.8-100%, leukocyte esterase was 13.7-86%, combination of positive leukocyturia and nitrite had a sensitivity value of 33 %, and specificity of 94%, combination of positive leukocytic and leukocytic esterase had a sensitivity value of 70% and a specificity of 90%, and combination of leukocyturia, nitrite, and leukocyte esterase had an accuracy range of 100%. In conclusion, these examinations coul be used to confirm the diagnosis of UTI in children especially if the urine culture can not be performed on them.Keywords: urinary tract infection (UTI), leukocyturia, nitrite, leukocyte esterase, urine culture, children Abstrak: Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang paling sering terjadi pada anak setelah infeksi saluran napas atas. Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kultur urin, namun pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup mahal. Pemeriksaan leukosituria, nitrit, dan leukosit esterase juga membantu dalam mendiagnosis ISK, namun ketiga pemeriksaan ini belum dapat menggantikan kultur urin sebagai baku emas untuk mendiagnosis ISK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar ketepatan pemeriksaan leukosituria positif, nitrit positif, leukosit esterase positif, gabungan pemeriksaan leukosituria dan nitrit positif, leukosituria dan leukosit esterase positif, dan gabungan leukosituria, nitrit, leukosit esterase positif dalam mendiagnosis ISK. Jenis penelitian ialah literature review. Hasil penelitian menunjukkan kisaran ketepatan diagnosis ISK menggunakan pemeriksaan leukosituria positif yaitu 9-6,8%, nitrit positif sebesar 2,8-100%, leukosit esterase sebesar 13,7-86%, gabungan leukosituria dan nitrit positif memiliki nilai sensitivitas 33%, dan spesifisitas sebesar 94%, gabungan leukosituria dan leukosit esterase positif memiliki nilai sensitivitas 70% dan spesifisitas sebesar 90%, serta gabungan pemeriksaan leukosituria, nitrit, dan leukosit esterase memiliki kisaran ketepatan sebesar 100%. Simpulan penelitian ini ialah pemeriksan-pemeriksaan tersebut dapat membantu menegakkan diagnosis ISK pada anak terutama bila kultur urin tidak memungkinkan dilakukan.Kata kunci: infeksi saluran kemih (ISK), leukosituria, nitrit, leukosit esterase, kultur urin, anak
Faktor Risiko Terjadinya Enterokolitis Nekrotikan pada Neonatus Palinggi, Eoudia S.; Manoppo, Jeanette I. Ch.; Rompis, Johnny L.
e-CliniC Vol. 13 No. 1 (2025): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v13i1.59445

Abstract

Abstract: Necrotizing enterocolitis is inflammation of babies' digestive tract and the main cause of morbidity and mortality of premature neonates in the NICU. The exact etiology of necrotizing enterocolitis is not known so far. This study aimed to determine prematurity, formula feeding, sepsis, anemia, congenital heart disease and preeclampsia/eclampsia in mothers as risk factors for necrotizing enterocolitis in neonates and other risk factors that influence the incidence of necrotizing enterocolitis. This was a quantitative and analytical study with a cross sectional design. Sampling techniques were total sampling of necrotizing enterocolitis cases (38 patients) and executive sampling for control cases (38 patients) admitted to Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado using data of medical records. The results of the distribution table analysis and chi-square test showed that the risk factors analyzed that had p<0.05, namely prematurity (p<0.001), and sepsis (p<0.001). Other variables did not have significant relationships with the incidence of necrotizing enterocolitis (p>0.05), as follows: formula milk consumption (p>0.387), anemia (p>0.234), congenital heart disease (p>0.556), and mothers with preeclampsia/ eclampsia (p>0.556). In conclusion, prematurity and sepsis are risk factors for necrotizing enterocolitis in neonates at Prof. Dr. R. D. Kandou General Hospital, Manado. Keywords: risk factors; necrotizing enterocolitis; neonates   Abstrak: Enterokolitis nekrotikan (EKN) merupakan peradangan pada usus saluran cerna bayi yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatus prematur di NICU. Tingkat kematian EKN makin tinggi pada bayi yang lebih kecil. Sampai saat ini etiologi yang jelas mengenai EKN belum diketahui secara pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prematur, pemberian susu formula, sepsis, anemia, penyakit jantung bawaan, dan preeklamsi/eklamsi pada ibu sebagai faktor risiko terjadinya EKN pada neonatus, dan mengetahui faktor risiko lain yang memengaruhi kejadian EKN. Jenis penelitian ialah analitik kuantitatif dengan desain potong lintang. Teknik sampling penelitian ialah total sampling pada kasus EKN 38 pasien  dan executive sampling pada kontrol EKN 38 pasien yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado melalui sumber data rekam medis. Hasil analisis tabel distribusi dan uji chi-square menunjukkan bahwa faktor risiko yang dianalisis mempunyai p<0,05 ialah faktor prematur (p<0,001), dan sepsis (p<0,001). Variabel lainnya tidak hubungan bermakna dengan kejadian EKN dengan nilai p>0,05 sebagai berikut:  pemberian susu formula (p>0,387), anemia (p>0,234), penyakit jantung bawaan (p>0,556), dan preeklamsi/eklamsi pada ibu (p>0,556). Simpulan penelitian ini ialah prematur dan sepsis merupakan faktor risiko terjadinya enterokolitis nekrotikan pada neonatus di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Kata kunci: faktor risiko; enterokolitis nekrotikan; neonatus
Hubungan Mutu Pelayanan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat Darurat Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Karundeng, Andri Harce; Manoppo, Jeanette I. Ch.; Kaunang, David E.
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.48054

Abstract

Abstrak Masalah mutu pelayanan kesehatan masih menjadi tantangan serius di Indonesia, terutama dalam meningkatkan kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara mutu pelayanan dan kepuasan pasien di IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional, melibatkan 100 responden yang dipilih melalui teknik accidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner berbasis model SERVQUAL, yang mencakup lima dimensi: keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh dimensi mutu pelayanan memiliki hubungan signifikan dengan kepuasan pasien (p < 0,05), dengan keandalan sebagai faktor paling dominan. Temuan ini menegaskan pentingnya peningkatan pelayanan yang responsif, empatik, dan profesional sebagai strategi untuk meningkatkan persepsi pasien terhadap layanan rumah sakit. Penelitian ini memberikan dasar empiris bagi manajemen rumah sakit untuk mengembangkan kebijakan mutu pelayanan yang lebih terarah. Kata Kunci: mutu pelayanan, kepuasan pasien, instalasi gawat darurat, SERVQUAL. Abstract The quality of healthcare services remains a crucial issue in Indonesia, especially in improving patient satisfaction in Emergency Departments (ED). This study aimed to analyze the relationship between service quality and patient satisfaction at the Emergency Department of RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. A quantitative approach with a cross-sectional design was applied, involving 100 respondents selected through accidental sampling. Data were collected using a questionnaire based on the SERVQUAL model, encompassing five dimensions: reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangibles. The results showed that all service quality dimensions were significantly associated with patient satisfaction (p < 0.05), with reliability being the most dominant factor. These findings emphasize the need for responsive, empathetic, and professional healthcare services to improve patient perception of hospital care. This research provides empirical evidence to support the development of more targeted service quality policies in hospital management. Keywords: service quality, patient satisfaction, emergency department, SERVQUAL.
Variabilitas Iklim dan Insiden Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Kepulauan Talaud, Indonesia: Studi Deret Waktu Ekologi (2021–2024) Mangole, Daniel Agustinus; Langi, Fima L. F. G.; Kaunang, Wulan P. J.; Manoppo, Jeanette I. Ch.; Nelwan, Jeini Ester
Jurnal Promotif Preventif Vol 8 No 3 (2025): Juni 2025: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v8i3.2110

Abstract

Indonesia memiliki beban DBD tertinggi di Asia Tenggara. Kabupaten Talaud secara konsisten menunjukkan angka kejadian DBD tertinggi di Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola temporal dan pengaruh variabel iklim terhadap kejadian DBD di Kabupaten Talaud dari tahun 2021 hingga 2024. Studi ekologi dilakukan dengan menggunakan data kasus DBD bulanan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Talaud dan data iklim dari BMKG. Regresi binomial negatif diterapkan menggunakan perangkat lunak R. Pola fluktuasi diamati dengan puncak dua tahunan dan lima perubahan tren yang signifikan. Curah hujan merupakan satu-satunya faktor iklim yang berhubungan signifikan dengan kejadian DBD; setiap peningkatan 100 mm curah hujan dikaitkan dengan peningkatan kasus sebesar 27% (IRR = 1,27; p = 0,034). Suhu dan durasi penyinaran matahari menunjukkan efek perlindungan yang tidak signifikan. Curah hujan bulanan dapat berfungsi sebagai indikator peringatan dini wabah DBD di wilayah kepulauan terpencil dengan infrastruktur kesehatan terbatas. Hal ini mendukung integrasi data iklim ke dalam sistem surveilans DBD lokal.