Claim Missing Document
Check
Articles

PROFIL PEMAKAIAN GIGI TIRUAN LEPASAN BERBASIS AKRILIK PADA MASYARAKAT KELURAHAN BAHU KECAMATAN MALALAYANG Khoman, Johanna A; Mariati, Ni Wayan; Siagian, Ellys D
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 4, No 1 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.4.1.2012.751

Abstract

Abstract: A survey of denture wearing in Indonesia (2007) showed 4.5% used. This is caused by a low level of public knowledge about the actual function of dentures. The reasons that people do not wear dentures are: do not know about dentures, do not know the place of manufacturing, the expense of dentures, and the discomfort when wearing dentures. The purpose of this study was to find out the profile of using removable acrylic dentures (partial or full) among the people at Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang. This was a descriptive survey with a total sample of 154 respondents. The results showed that wearers of removable partial dentures were mostly females (39.6%), while wearers of full dentures were mostly males (13.7%). Removable partial denture wearers were mostly in the age group of 21-40 years (54.5%); and full denture wearers were mostly in the 60’s age group (16.9%). Aesthetics was the most frequent reason that respondents wore dentures (74%), compared to the restoration of the masticatory function (26%). Most wearers of removable dentures, either partial (41%) or full (9.7%), were high school educated. Conclusion: most denture wearers were high school educated and aesthetics was the most frequent reason. Wearers of removable partial dentures were mostly females while of full dentures were mostly males; and removable partial denture wearers were mostly in the younger ages comparing to the full denture ones. Keywords: denture wearer, removable denture, acrylic-based Abstrak: Survei pemakaian gigi tiruan di Indonesia (2007) menunjukkan tingkat pemakaian sebesar 4,5%. Hal ini antara lain disebabkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pemakaian gigi tiruan masih rendah sehingga masyarakat belum mengetahui fungsi gigi tiruan yang sebenarnya. Alasan tidak memakai gigi tiruan yakni tidak tahu tentang gigi tiruan, tidak mengetahui tempat pembuatan, harga yang mahal, dan kurang nyaman setelah menggunakan gigi tiruan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pemakaian gigi tiruan lepasan berbasis akrilik pada masyarakat Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang, meliputi gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dan gigi tiruan penuh (GTP). Jenis penelitian survei deskriptif dengan sampel total 154 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna GTSL terbanyak pada responden perempuan (39,6%), sedangkan pengguna GTP terbanyak pada responden laki-laki (13,7%). Pengguna GTSL terbanyak pada kelompok usia 21-40 tahun (54,5%) dan pengguna GTP terbanyak pada kelompok usia > 60 tahun (16,9%). Estetik merupakan alasan utama memakai gigi tiruan (74%) dibandingkan mengembalikan fungsi pengunyahan (26%). Pengguna terbanyak gigi tiruan lepasan, baik GTSL (41%) maupun GTP (9,7%) memiliki tingkat pendidikan akhir SMA. Simpulan: pengguna gigi tiruan umumnya memiliki tingkat pendidikan akhir SMA dengan estetik sebagai alasan menggunakannya. GTSL terbanyak digunakan oleh responden perempuan sedangkan GTP terbanyak pada responden laki-laki; selain itu, kelompok usia GTSL lebih muda dibandingkan dengan GTP.Kata kunci : pemakai gigi tiruan, gigi tiruan lepasan berbasis akrilik
GAMBARAN STATUS KARIES MURID SEKOLAH DASAR NEGERI 48 MANADO BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Tulangow, Jeiska Triska; Mariati, Ni Wayan; Mintjelungan, Christy
e-GiGi Vol 1, No 2 (2013): e-GiGi Juli-Desember 2013
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.1.2.2013.2621

Abstract

Abstract: Caries is a one cause of tooth loss. Caries occurs not only in adults but can occur in children. Tooth decay in children, can alter the growth of teeth at later ages. Socioeconomic status is one of the factors that affect health status, because the ends meet and to get a more desirable health care possible for socioeconomic group than in the low socioeconomic group. It is associated with a much greater interest in healthy living in higher socioeconomic groups that will influence health behavior. The purpose of this study is to get an overview of the status of caries Primary School pupil 48 Manado based on socio-economic status of parents. This research is a descriptive research. The study population was the disciple Elementary School 48 Manado aged 10-12 years, amounting to 83 people. study used total sampling. The primary data collection method is by examination of DMF-T and parents form an identity check. The results showed DMF-T index of 10-12 year olds in SDN 48 Manado has an average value of 3.38%. Highest percentage of respondents who are respondents had moderate caries status of the 23 people (27.7%) and respondents who had parents with secondary education are 61 people (73.5%) with the highest percentage of caries in caries rate is currently amounts to 18 people. Children with low socioeconomic status have the DMF-T index higher than children of high socioeconomic status. This shows the lower the socioeconomic level of parents of respondents, the higher the DMF-T index child. Keywords: caries, socio-economic status of parents, elementary school children.     Abstrak: Karies merupakan salah satu penyebab hilangnya gigi. Kerusakan gigi pada anak, dapat merubah pertumbuhan gigi pada usia selanjutnya. Status sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi status kesehatan, sebab dalam memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan lebih memungkinkan bagi kelompok sosial ekonomi tinggi dibandingkan dengan kelompok sosial ekonomi rendah. Hal ini dikaitkan dengan lebih besarnya minat hidup sehat pada kelompok sosial ekonomi tinggi sehingga akan memengaruhi perilaku hidup sehat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan gambaran status karies murid Sekolah Dasar Negeri 48 Manado berdasarkan status sosial ekonomi orang tua. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Populasi penelitian ini yaitu murid Sekolah Dasar Negeri 48 Manado yang berusia 10-12 tahun yang berjumlah 83 orang. Sampel penelitian  digunakan total sampling. Metode pengambilan data secara primer yaitu dengan pemeriksaan DMF-T dan formulir pemeriksaan identitas  orang tua. Hasil penelitian menunjukkan indeks DMF-T anak usia 10-12 tahun di SDN 48 Manado memiliki nilai rata-rata 3,38%. Presentase responden terbanyak ialah responden yang memiliki status karies tingkat sedang yaitu 23 orang (27,7%) dan responden yang memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan menengah yaitu 61 orang (73,5%) dengan presentase tingkat karies terbanyak yaitu pada tingkat karies sedang ialah berjumlah 18 orang. Anak dengan status sosial ekonomi rendah memiliki indeks DMF-T lebih tinggi dari anak yang status sosial ekonominya tinggi. Hal ini menunjukkan semakin rendah tingkat sosial ekonomi orang tua responden, maka semakin tinggi indeks DMF-T anak. Kata kunci: karies, status sosial ekonomi orang tua, anak SD.
GAMBARAN TEKANAN DARAH PASIEN PENCABUTAN GIGI DI RSGMP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FK UNSRAT TAHUN 2014-2015 Karamoy, Stefani M.; Mariati, Ni Wayan; Mintjelungan, Christy N.
e-GiGi Vol 3, No 2 (2015): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.3.2.2015.8765

Abstract

Abstract: Tooth extraction is an often procedure that done in the dental profession. For the people tooth extraction is the best solution to prevent the occurrence of abnormalities in the oral cavity. Before the tooth extraction is done, a general health examination of patients is essential. The purpose of this study to determine the patient's blood pressure as an overview to tooth extraction at RSGM PSPDG FK UNSRAT Manado from 2014 until 2015. Blood pressure measurement is important to determine the patient's blood pressure during tooth extraction in order to avoid undesirable problems. In this research will be seen how the tooth extraction patient blood pressure. This is a descriptive research with total population of 836 patients. The results showed that the tooth extraction process runs smoothly because patients generally have normal blood pressure that is 120/80mmHg. A total of 70% or 585 patients are female and 30% or 251 are male. Patients with age 21-30 year old are the highest patients with a number of 356 patients or 42 % from the total patients.Keywords: tooth exctraction, blood pressureAbstrak: Pencabutan gigi merupakan salah satu tindakan yang sering dilakukan dalam profesi kedokteran gigi. Bagi masyarakat pencabutan gigi merupakan solusi terbaik untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan dalam rongga mulut. Sebelum tindakan pencabutan gigi dilakukan, pemeriksaan kesehatan umum pasien sangatlah penting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tekanan darah pasien pencabutan gigi di RSGM Program Studi Pendidikan Dokter Gigi (PSPDG) FK UNSRAT Manado tahun 2014-2015. Pengukuran tekanan darah penting dilakukan untuk mengetahui tekanan darah pasien sebelum tindakan pencabutan gigi agar terhindar hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana tekanan darah pasien pencabutan gigi di RSGM Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FK UNSRAT Manado tahun 2014-2015. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jumlah total populasi 836 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pencabutan gigi berjalan lancar karena pada umumnya pasien memiliki tekanan darah normal yaitu 120/80mmHg. Sebanyak 70% atau 585 pasien merupakan pasien wanita dan 30% atau 251 pasien pria. Pasien dengan usia 21-30 tahun merupakan pasien yang terbanyak melakukan pencabutan gigi dengan jumlah 356 pasien atau 42% dari total pasien.Kata kunci: pencabutan gigi, tekanan darah.
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KARIES RAMPAN Mariati, Ni Wayan
Jurnal Biomedik : JBM Vol 7, No 1 (2015): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.7.1.2015.7288

Abstract

Abstract: Rampant caries is a common tooth problem found among children under five years old. The occurence of rampant caries can cause various problems mainly related to the general health of children who are in the growth period. Rampant caries is caused inter alia by lack of oral hygiene, poor dental structure, presence of high bacterial activity caries, frequent consumption of cariogenic foods and drinks, as well as time that influences the growing of rampant caries. Concerning the prevention of rampant caries, it is advisable to avoid all the factors mentioned above, and maintain the preventive and continuous care of oral health. Keywords: rampant caries, multifactorial disease, children     Abstrak: Karies rampan merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak usia balita. Adanya karies rampan dapat menyebabkan berbagai masalah terutama yang berhubungan dengan kesehatan umum anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Karies rampan merupakan penyakit multifaktorial dengan faktor penyebabnya antara lain: kurangnya kebersihan mulut, struktur gigi yang kurang baik, adanya aktifitas bakteri karies yang tinggi, sering mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik, serta waktu yang memengaruhi terjadinya karies rampan. Untuk menghindari terjadinya karies rampan dianjurkan untuk menghindari hal-hal tersebut di atas serta melakukan pencegahan dan perawatan secara berkesinambungan agar kesehatan gigi dan mulut dapat terjaga dengan baik. Kata kunci: karies rampan, penyakit multifaktorial, anak-anak
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di Desa Wori Mariati, Ni Wayan; Wowor, Vonny N. S.; Tasya, Maria
e-GiGi Vol. 12 No. 2 (2024): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v12i2.51333

Abstract

Abstract: Dental caries is common in school-age children eventhough most parents have played a good role in maintaining dental and oral health of their children. In developing countries like Indonesia, the level of knowledge is the most important factor in dental and oral health. This study aimd to determine the relationship between the level of knowledge about oral health and the incidence of caries in school-age children at Desa Wori. This was a correlational and descriptive study with a cross-sectional approach. A total of 153 people were selected as samples using the stratified proportionate random sampling technique. Questionnaire was used to assess the level of knowledge, meanwhile, caries incidence was assesed using the International Caries Detection and Assessment System (ICDAS). The results showed that 46.41% of the samples had good knowledge and had caries, 12.42% had good knowledge and no caries, 31.37% had less knowledge and had caries, and 9.8% had less knowledge and no caries. The chi square test of the relationship between the level of knowledge and the caries incidence obtained a p-value of 0.8434 (≥0.05). In conclusion, there is no relationship between the level of knowledge and the caries incidence in school-age children at Desa Wori. Keywords: caries; level of knowledge; school-age children   Abstrak: Karies merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada anak usia sekolah, meskipun sebagian besar orang tua telah berperan baik dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya. Pada negara berkembang seperti Indonesia tingkat pengetahuan merupakan faktor yang paling penting dalam kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies pada anak usia sekolah di Desa Wori. Penelitian ini merupakan studi deskriptif korelasional dengan pendekatan potong lintang. Sebanyak 153 orang dipilih sebagai sampel dengan teknik stratified proportionate random sampling. Kuesioner digunakan sebagai instrumen penelitian tingkat pengetahuan dan International caries detection and assessment system (ICDAS) digunakan untuk mengukur kejadian karies. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 46,41% sampel memiliki tingkat pengetahuan yang baik, ada karies; 12,42% sampel memiliki pengetahuan yang baik, tanpa karies; 31,37% sampel memiliki pengetahuan kurang, ada karies; sedangkan 9,8% sampel memiliki pengetahuan kurang, tanpa karies. Hasil uji chi square terhadap hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian karies mendapatkan nilai p=0,8434 (≥0,05). Simpulan penelitian ini ialah tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian karies pada anak usia sekolah di Desa Wori. Kata kunci: karies; tingkat pengetahuan; anak usia sekolah
Pengaruh Berkumur Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Laju Aliran Saliva Wowor, Vonny N. S.; Mariati, Ni Wayan; Depthios, Richard F.
e-GiGi Vol. 13 No. 1 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i1.51499

Abstract

Abstract: Decreased salivary flow rate can be caused by many things, inter alia age, consumption of certain drugs, and psychological effects. The benefits of coconut water have been widely studied, one of which is related to dental and oral health. However, there are still not many studies about the effects of various varieties of coconut water in increasing the flow rate of saliva, especially old coconut water which is often thrown away as waste. This study aimed to determine whether there was an effect of coconut water (Cocos nucifera) gargling on the rate of salivary flow. This was an experimental and analytical study with a quasi-experimental design, and pre-test and post-test control group design approaches. Samples were dentistry undergraduate students of Universitas Sam Ratulangi taken by simple random sampling. Samples were divided into two groups: treatment group (gargling with old coconut water) and control group (gargling with mineral water). The results showed that in the treatment group, there was an increase of salivary flow rate from 0.7114 to 1.1248 after gargling with old coconut water. Meanwhile, in the control group, there was an increase of salivary flow rate from 0.7962 to 0,8495 after gargling with mineral water. Since research data were normally distributed and homogenous, the statistical analysis was continued with the unpaired T-test which obtained a p-value of <0.001 (p<0.05). In conclusion, coconut water (Cocos nucifera) gargling can influence the salivary flow rate. Keywords: coconut water; salivary flow rate; gargling   Abstrak: Laju aliran saliva yang menurun dapat diakibatkan oleh berbagai hal antara lain faktor usia, mengonsumsi obat-obatan tertentu, dan efek psikis. Manfaat air kelapa terhadap kesehatan antara lain kesehatan gigi dan mulut telah diteliti namun belum banyak penelitian mengenai efek air kelapa dari berbagai varietas dalam hal meningkatkan laju aliran saliva terutama air kelapa tua yang masih sering dibuang sebagai limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berkumur air kelapa (Cocos nucifera) terhadap laju aliran saliva. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan rancangan quasi eksperimental, dan pendekatan pre test dan post test control group design. Sampel penelitian ialah mahasiswa S1 PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang diambil secara simple random sampling dan dibagi atas dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan (berkumur air kelapa tua) dan kelompok kontrol (berkumur air mineral). Hasil penelitian mendapatkan pada kelompok perlakuan rerata laju aliran saliva sebelum dan setelah berkumur air kelapa naik dari 0,7114 menjadi 1,1248 sedangkan pada kelompok kontrol rerata laju aliran saliva sebelum dan setelah berkumur air mineral naik dari 0,7962 menjadi 0,8495. Oleh karena data penelitian berdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan yang mendapatkan nilai p<0,001 (p<0,05). Simpulan penelitian ini ialah berkumur air kelapa (Cocos nucifera) dapat meningkatkan laju aliran saliva. Kata kunci: air kelapa; laju aliran saliva; berkumur
Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Barodontalgia dengan Status Karies Gigi pada Instruktur Penyelam di Kota Manado Mintjelungan, Christy N.; Mariati, Ni Wayan; Galongi, Junistika P.
e-GiGi Vol. 13 No. 1 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i1.54948

Abstract

Abstract: Knowledge can be the basis of attitudes towards something and ultimately underlies a person's behavior. Barodontalgia is oral pain that occurs due to changes in barometric pressure and its most common cause is caries. This study aimed to evaluate whether there was a relationship between level of knowledge about the dangers of barodontalgia and dental caries status among diving instructors in Manado. This was a descriptive and analytical study with a cross-sectional design. Samples were obtained by using the total sampling technique to all diving instructors who came to the Youth Center pier from January to February 2023. The results obtained 36 diving instructors as subjects. The level of knowledge about barodontalgia of subjects was considered as sufficient and the population DMF-T index was 3.22. The Spearman correlation test resulted in p=0.148 and r=0,246. In conclusion, there was a non-significant relationship with a weak correlation between the level of knowledge about the dangers of barodontalgia and dental carries status among diving instructors in Manado. Keywords: barodontalgia; knowledge level; DMF-T; diving instructors   Abstrak: Pengetahuan dapat menjadi dasar untuk bersikap terhadap sesuatu dan akhirnya mendasari perilaku seseorang. Barodontalgia adalah nyeri oral yang timbul karena adanya perubahan tekanan barometrik dan paling banyak ditemukan pada penderita karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang bahaya barodontalgia dengan status karies gigi pada instruktur penyelam di Kota Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling terhadap seluruh instruktur penyelam yang datang di Dermaga Youth Center pada Januari hingga Februari 2023. Hasil penelitian mendapatkan 36 instruktur penyelam sebagai subjek. Tingkat pengetahuan tentang barodontalgia pada instruktur penyelam tergolong cukup dan indeks DMF-T populasi bernilai 3,22. Hasil uji korelasi Spearman mendapatkan nilai p=0,148 dengan nilai r=0,246. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan tidak bermakna dan korelasi lemah antara tingkat pengetahuan tentang bahaya barodontalgia dengan status karies gigi pada instruktur penyelam di Kota Manado. Kata kunci: barodontalgia; tingkat pengetahuan; DMF-T; instruktur penyelam
Uji Aktivitas Anti-Inflamasi Ekstrak Sabut Kelapa (Cocos nucifera L.) dengan Metode Stabilisasi Membran Sel Darah Merah Pangemanan, Damajanty H. C. Pangemanan; Mariati, Ni Wayan; Rantetondok, Angelin L.
e-GiGi Vol. 13 No. 1 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i1.55338

Abstract

Abstract: Dental and oral care often causes injuries that can trigger an inflammatory reaction associated with feeling of discomfort. Drugs that can be given for the treatment of inflammation, namely corticosteroids of the glucocorticoid group and non-steroidal anti-inflammatories (NSAIDs). However, these drugs have side effects, therefore, alternatives with minimal toxicity that can be found in plants are preferrable. Coconut coir has the potential to be an anti-inflammatory drug because it contains flavonoids, tannins and saponins. This study aimed to determine the anti-inflammatory activity of coconut coir extract at concentrations of 50, 100, 150, 500, and 1000 ppm. This was a pure experimental study with a post-test-only control design using blood of rats weighing above 250 grams taken through the retro-orbital sinus. The samples were divided into seven groups, namely 50, 100, 150, 500, 1000 ppm, positive control, and negative control. The results showed that coconut coir extract contained alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, and terpenoids. The percentages of inhibition of hemolysis were obtained at 50, 100, 150, 500, and 1000 ppm, namely 14.73%, 24.60%, 38.86%, 43.11%, and 50.39%. In conclusion, coconut coir extract (Cocos nucifera L.) has anti-inflammatory activity. Extract concentration of 1000 ppm has the highest anti-inflammatory activity. Keywords: inflammation; coconut coir extract; stabilization of red blood cell membranes    Abstrak: Perawatan gigi dan mulut tidak jarang menimbulkan perlukaan yang dapat memicu reaksi inflamasi disertai rasa tidak nyaman. Golongan obat yang dapat diberikan untuk pengobatan inflamasi, yaitu kortikosteroid golongan glukokortikoid dan anti-inflamasi non-steroid (AINS). Namun, obat-obat tersebut memiliki efek samping sehingga dibutuhkan alternatif dengan toksisitas minimal yang dapat ditemukan pada tanaman. Sabut kelapa berpotensi menjadi obat anti-inflamasi karena mengandung flavonoid, tanin, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas anti-inflamasi ekstrak sabut kelapa konsentrasi 50, 100, 150, 500, dan 1000 ppm. Penelitian ini merupakan eksperimental murni dengan post-test only control design menggunakan darah tikus yang diambil melalui sinus retro-orbitalis. Kriteria tikus ialah berat di atas 250 gram, yang dibagi menjadi tujuh kelompok, yaitu 50, 100, 150, 500, 1000 ppm, kontrol positif, dan kontrol negatif. Hasil penelitian mendapatkan bahwa ekstrak sabut kelapa mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan terpenoid. Hasil persentase inhibisi hemolisis didapatkan pada 50, 100, 150, 500, dan 1000 ppm, yaitu 14,73%, 24,60%, 38,86%, 43,11%, 50,39%. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak sabut kelapa (Cocos nucifera L.) memiliki aktivitas anti-inflamasi. Konsentrasi ekstrak 1000 ppm memiliki aktivitas anti inflamasi tertinggi. Kata kunci: inflamasi; ekstrak sabut kelapa; stabilisasi membran sel darah merah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua dengan Status Karies Gigi Siswa Usia 10–12 Tahun di SDN Talawaan Bajo Kabupaten Minahasa Utara Mariati, Ni Wayan; Mintjelungan, Christy N.; Vania, Marella T.
e-GiGi Vol. 13 No. 1 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i1.55683

Abstract

Abstract: Dental caries is most commonly caused by demineralization, namely loss of the structure of the hard tooth tissue which consists of email, dentine, and cementum. Dental caries has several causative factors, one of which is knowledge which is an external factor in the occurrence of dental caries. This study aimed to determine the relation between the level of parental knowledge and the dental caries status of students aged 10–12 years at SDN Talawaan Bajo, North Minahasa Regency. This was an analytical and descriptive study using a cross-sectional design. Samples consisted of students aged 10–12 years and parents of the students, totaling 42 people each, who were taken by total sampling technique that met the inclusion criteria. The results showed the parental levels of knowledge about caries, categorized as follows: good (95.24%), moderate (4.76%), and poor (0,0%). Dental caries status of students aged 10–12 years with very low (35.71%), low (21.43%), moderate (26.19%), high (9.52%), and very high (7.14%). The Spearman Rank test showed a p-value of 0.38 (>0.05). In conclusion, there is no significant relation between the level of parental knowledge and the dental caries status of students aged 10–12 years at SDN Talawaan Bajo, North Minahasa Regency. Keywords: caries status; parental knowledge; students   Abstrak: Karies gigi paling sering terjadi akibat demineralisasi yaitu hilangnya struktur dari jaringan keras gigi yang terdiri dari email, dentin, dan sementum. Karies gigi memiliki beberapa faktor penyebab, salah satunya ialah pengetahuan yang merupakan faktor eksternal timbulnya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan status karies gigi siswa usia 10–12 tahun di SDN Talawaan Bajo Kabupaten Minahasa Utara. Jenis penelitian ini ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian terdiri dari siswa berusia 10–12 tahun dan orang tua siswa yang berjumlah masing-masing 42 orang, diambil dengan teknik total sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan orang tua tentang karies dengan kategori baik (95,24%), kategori sedang (4,76%), dan kategori kurang (0,0%). Status karies gigi siswa usia 10–12 tahun dengan kategori sangat rendah (35,71%), rendah (21,43%), sedang (26,19%), tinggi (9,52%), dan sangat tinggi (7,14%). Hasil uji Spearman Rank menunjukkan nilai p=0,38 (0,38>0,05). Simpulan penelitian ini ialah tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan orang tua dengan status karies gigi siswa usia 10–12 tahun di SDN Talawaan Bajo Kabupaten Minahasa Utara. Kata kunci: status karies; tingkat pengetahuan orang tua; siswa
ANALISIS PENGARUH KARIES GIGI TERHADAP KEJADIAN BARODONTOLGIA PADA KOMUNITAS PENYELAM DI KOTA MANADO Mariati, Ni Wayan; Wahyuni, Rizka; Mintjelungan, Christy N; Galong, Junistika Priskila
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 12 No. 2 (2024): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/j-kp.v12i2.59056

Abstract

Background: Indonesia has underwater beauty that attract tourists, both domestic and foreign tourists. Dental caries is the most prevalent oral disease. Barodontalgia is dental pain that occurs due to barometric pressure  changes in divers under certain conditions and is most commonly found in people with dental caries. Objective: This study aims to determine the effect of dental caries on the incidence of barodontalgia in the diving dcommunity in Manado. Methods: This type of research uses quantitative research with a cross-sectional research design. Sampling using purposive sampling of the diving community at the Dragonet diving center Malalayang, Manado City and the Youth Center Quay, Wenang District, Manado City from April to May 2024 with 31 divers as research subjects. Results: The results showed that DMF-T was included in the moderate criteria, with a total value of 125 and an average value of the entire population of 4.03. The results of Chi-Square statistical test showed a significance value (p = 0.695). Conclusion: The conclusion of this study is that the subjects' DMF-T is included in the moderate criteria and there is no significant relationship between the level of knowledge about barodontalgia and DMF-T. Keywords: Barontalgia; Caries; DMF-T; Drivers
Co-Authors A. J. M Rattu A. J. M. Rattu A.A. Ketut Agung Cahyawan W Anna M. Maruanaya, Anna M. Ayu S. Gugule B. S. Lampus Bangun, Liasma K. Bawenti, Suryani Beatrix I. Pontoh Benedictus S. Lampus Bernat Hutagalung Billy O. S. Mayusip, Billy O. S. Catra H. E. Lengkey, Catra H. E. Christina Putri Amin Sinaga Christy Hansu Christy Mintjelungan Christy N. Mintjelungan D. H. C. Pangemanan Depthios, Richard F. Dewi A. Hamadi Dewi Y. Anang, Dewi Y. Dinar A. Wicaksono Dwi Nur Rakhman Eilen F. Sinaga, Eilen F. Ellys D Siagian Galong, Junistika Priskila Galongi, Junistika P. Gisela Harlindong Gonie, Lovely T. A. Gracecylia R. Salampessy I Made A. Yogasedana, I Made A. Indra Setiawan Inka J. Fenanlampir Jeiska Triska Tulangow Jimmy Maryono, Jimmy Jimmy Posangi Joandri P. Dandel, Joandri P. Johanna A Khoman Juliatri . Juliatri Juliatri Karel Pandelaki Liefany Anastasia Wilar Meilany F. Durry Michael A. Leman Mintjelungan, Christy N Ni Putu Karuni M. Sari, Ni Putu Karuni M. P. S. Anindita Pangemanan, Damajanty H. C. Pangemanan Paulina N. Gunawan Pingkan E.O. Lengkong Priska M. Poana, Priska M. Putri R. Dengah, Putri R. Radiah . Randy Gopdianto Rantetondok, Angelin L. Rawung, Regita M. Rizka Wahyuni Rompas, Sefti Selfijani Jehermia Shinta Sartika L., Shinta Sartika Shirley E. S. Kawengian Simanjuntak, Bintang Siwi, Jordan A. C. Stefani M. Karamoy, Stefani M. Sumajouw, Valentino C. J. Tasya, Maria Vania, Marella T. Victor T. Pamolango, Victor T. Vlorenzy O. Muluwere Vonny N. S. Wowor Vonny N.S Wowor, Vonny N.S Wulan Parengkuan, Wulan Yohanes I Gede K.K