Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat untuk Meningkatkan Ketahanan Keluarga di Masyarakat Pesisir Kota Surabaya Endang R Surjaningrum; Tri Kurniati Ambarini; Atika Dian Ariana; Dian Kartika Amelia Arbi; Ika Yuniar Cahyanti; Nurul Hartini
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 5 No 2 (2020): INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental
Publisher : Airlangga University Press, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpkm.V5I22020.134-141

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membekali kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan pengetahuan mengenai keluarga, pengasuhan, dan kesehatan mental. Kader PKK adalah fasilitator di tingkat desa atau kelurahan yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan untuk meningkatkan ketahanan keluarga. Metode kegiatan adalah pembekalan materi kepada 42 kader PKK dari sembilan Rukun Warga (RW) di Kelurahan Rangkah, Kota Surabaya. Metode kegiatan berupa Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dan ceramah mengenai Kesehatan Mental, Psikologi Keluarga, dan Pengasuhan. DKT diarahkan berdasarkan pertanyaan mengenai kondisi kesehatan mental masyarakat, gambaran mengenai perilaku kesehatan mental, permasalahan dalam keluarga, dan pengasuhan. Hasil diskusi dianalisis dan disimpulkan melalui pendekatan kualitatif.
Hubungan Antara Literasi Kesehatan Mental, Stigma Diri Terhadap Intensi Mencari Bantuan Pada Dewasa Awal Novia Kartikasari; Atika Dian Ariana
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 4 No 2 (2019): INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental
Publisher : Airlangga University Press, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpkm.V4I22019.64-75

Abstract

Gangguan mental berkontribusi pada peningkatan beban sakit dunia, resiko yang besar salah satunya dimiliki oleh usia dewasa awal. Akibat adanya faktor hambatan, seseorang memilih untuk tidak mencari bantuan pada profesional. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara literasi kesehatan mental dan stigma diri terhadap intensi mencari bantuan pada dewasa awal. Penelitian ini menggunakan metode survei dan purposive sampling. Melibatkan 571 responden dewasa awal (berusia 18-29 tahun),asesmen dilakukan menggunakan skala intensi mencari bantuan (MHSIS), skala literasi kesehatan mental (MAKS) dan skala stigma diri terkait pencarian bantuan (SSOSH). Hasil menunjukkan bahwa literasi kesehatan mental berkorelasi positif dengan intensi mencari bantuan R=0,190 (p=0,000), stigma diri berkorelasi negatif dengan intensi mencari bantuan R=-0,399 (p=0,000), stigma diri berkorelasi negatif dengan literasi kesehatan mental R=-0,188 (p=0,000). Penelitian ini menyimpulkan bahwa seorang dewasa awal yang memiliki literasi kesehatan mental yang baik memiliki kecenderungan stigma diri yang rendah dan tingkat intensi mencari bantuan yang tinggi
Gambaran Makna Hidup pada Penyintas Stroke Shofia Nurul Izzah; Atika Dian Ariana
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 4 No 2 (2019): INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental
Publisher : Airlangga University Press, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpkm.V4I22019.83-93

Abstract

Makna hidup membantu penyintas stroke untuk bertahan dari kondisi yang tidak menyenangkan berupa penurunan fungsi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran makna hidup bagi penyintas stroke dengan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Penelitian dilakukan pada tiga partisipan yang merupakan penyintas stroke dengan pengalaman sebagai penyintas yang tidak lebih dari lima tahun. Hasil penelitian menemukan adanya tema gambaran makna hidup bagi penyintas stroke yang terdiri dari tiga kategori. Pertama, empat tema pengalaman hidup sebagai penyintas stroke, yaitu pengalaman keterbatasan, mengalami tekanan psikologis, melakukan pemulihan, dan anggapan terhadap stroke. Kedua, tiga tema makna hidup yang ditemukan, yaitu mengikuti arus kehidupan, berdaya dalam keterbatasan, dan meningkatkan kualitas ibadah. Ketiga, tiga tema proses menemukan makna hidup, yaitu perenungan, keinginan kuat, dan pengambilan sikap positif. Diharapkan tema yang telah ditemukan bisa membantu penyintas stroke menemukan makna hidup.
Mental Health First Aid Training for Health Care Workers in the Primary Health Care Center in Surabaya Atika Dian Ariana; Tri Kurniati Ambarini; Dian Kartika Amelia Arbi
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 2 (2021): Proceedings of Psychology in Individual and Community Empowerment to Build New Normal
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.385 KB) | DOI: 10.30595/pssh.v2i.120

Abstract

The limitation of number of mental health professionals practicing at the primary health care center requires health care workers to be able to identify and intervene early in cases of mental disorders. Therefore, mental health first aid training for health care workers is needed. This research aims to examine the effectiveness of mental health first aid training to improve mental health literacy of the health care workers in the primary health care center. This was a simple randomized design with one group. The intervention was mental health first aid training which includes six sessions, namely mental health, mental health first aid, depression, anxiety, psychotics, and action plan. The training was attended by 58 health care workers and 1 staff from the Health Office of Surabaya. The instruments used were Mental Illness: Clinicians' Attitude Scale (MICA-4) to measure attitudes towards people with mental disorders and true-false questions to measure knowledge about mental health. The result of data analysis with paired-samples t-test showed that the mental health first aid training was effective in increasing the mental health literacy of health workers. Participants showed a significant increase in understanding of mental health (t = 3.575; p = 0.000). However, the limited opportunities for practice and direct interaction with mental patients affects the insignificant impact of training on changing attitudes towards people with mental disorders (t = -0.371; p = 0.753). Finally, this study recommends training methods that involve more practice in the future.
Overcoming Insecurity in Competing for Jobs in the Pandemic Era Danny Sanjaya Arfensia; Atika Dian Ariana; Danu Aji Nugroho; Ichwan Cahyono; Nadhira Inastiti Raharjo; Khoirunnisa Khoirunnisa; Riris Ristiana; Nono Hery Yoenanto; Rudi Cahyono
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/gamajpp.68476

Abstract

Limited job opportunities amidst high competition in job-seeking during the pandemic can create a sense of insecurity in competing for jobs. This study aimed to help individual overcome feelings of insecurity and increase confidence in competing for jobs in the pandemic era. The study used a psychoeducation program to improve Optimism and Confidence with Appreciative Inquiry approach. The intervention was held in virtual space, through a webinar that was attended by 33 participants. The data collection technique used a sampling technique. Data analysis was carried out using paired sample t-test. The result showed that there was a significant difference in the Optimistic dimension (t=2.528; p=0.020) and there was a significant trend in the Confidence variable (t=1.930; p=0.068). Psychoeducation with the application of the online learning model and Appreciative Inquiry approach can increase individual confidence, especially in the aspect of optimism.
Kelekatan tidak aman dan cyberchondria pada dewasa awal: kecemasan kesehatan sebagai mediator Putu Angita Gayatri; Atika Dian Ariana
Jurnal Psikologi Tabularasa Vol 19, No 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jpt.v19i1.12485

Abstract

ABSTRACTEarly adults are the highest internet health information seekers in Indonesia. Some people search the Internet excessively or repetitively for health information, which causes stress and/or anxiety. This phenomenon is called Cyberchondria. Attachment is thought to be at least indirectly related to Cyberchondria This cross-sectional study aims to determine the relationship between Insecure Attachment and Cyberchondria with Health Anxiety as a mediator. A total of 165 participants completed the Experience in Close Relationship-Revised (ECR-R), Short Health Anxiety Inventory (SHAI), and Cyberchondria Severity Scale-12 (CSS-12) questionnaires. Health Anxiety partially mediated the relationship between Anxious Attachment dimension and Cyberchondria (B=0.0430, CI95[0.0122; 0.0683], p=0.003). Health Anxiety did not mediate the relationship between Avoidant Attachment dimension and Cyberchondria (B=0.0200, CI95[-0.0360; 0.0680], p=0.437). However, Avoidant Attachment dimension can directly explain Cyberchondria (B=0.0843, CI95[0.0200; 0.1795], p=0.034). Suggest that each dimension of Insecure Attachment is related and can explain Cyberchondria although by different mechanisms. These results have implications for the development of understanding of the phenomenon of cyberchondria, especially from a developmental theory perspective.ABSTRACTIndividu dewasa awal merupakan pengguna internet tertinggi dalam mencari informasi kesehatan di Indonesia. Sejumlah orang mencari informasi kesehatan secara berlebihan atau berulang-ulang di internet yang kemudian memunculkan tekanan dan/atau kecemasan. Fenomena ini disebut Cyberchondria. Attachment diduga berhubungan setidaknya secara tidak langsung dengan Cyberchondria. Penelitian cross-sectional ini dilakukan untuk mengetahui hubungan Insecure Attachment dan Cyberchondria dengan Health Anxiety sebagai mediator. Sejumlah 165 partisipan melengkapi kuesioner Experience in Close RelationshipRevised (ECR-R), Short Health Anxiety Inventory (SHAI), dan Cyberchondria Severity Scale-12 (CSS-12). Hasil menunjukkan bahwa Health Anxiety memediasi secara parsial hubungan dimensi Anxious Attachment dan Cyberchondria (B=0,0430, CI95[0,0122; 0,0683], p=0,003). Namun, Health Anxiety tidak memediasi hubungan dimensi Avoidant Attachment dan Cyberchondria (B=0,0200, CI95[-0,0360; 0,0680], p=0,437). Walaupun demikian, Avoidant Attachment dapat menjelaskan secara langsung Cyberchondria (B=0,0843, CI95[0,0200; 0,1795], p=0,034). Disimpulkan masing-masing dimensi Insecure Attachment berhubungan dan dapat menjelaskan Cyberchondria meskipun dengan mekanisme berbeda. Temuan ini berimplikasi pada perkembangan pemahaman fenomena Cyberchondria, terutama melalui perspektif teori perkembangan.
Pengaruh Self-Compassion terhadap Compassion Fatigue pada Perawat Hemodialisis Prayogo, Maulana; Ariana, Atika Dian
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 3 No 2 (2023): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/brpkm.v3i2.50123

Abstract

Compassion fatigue is the exhaustion experienced by nurses in response to stress resulting from exposure to the pain and trauma of patients. The job characteristics of hemodialysis nurses place them at risk of compassion fatigue. The purpose of this research is to examine whether self-compassion influences compassion fatigue in hemodialysis nurses . This study was conducted on 73 hemodialysis nurses. The instruments used were the Self-Compassion Scale by Neff and the Professional Quality of Life Scale version 5 by Stamm. Data were analyzed using simple linear regression analysis for two aspects of compassion fatigue: burnout and secondary traumatic stress. The results of the study indicate that self-compassion has a significant negative impact on burnout and secondary traumatic stress. In other words, high self-compassion can predict low levels of burnout and secondary traumatic stress among hemodialysis nurses.
Hubungan Health Anxiety dan Cyberchondria: Sebuah Tinjauan Literatur Naratif Putu Angita Gayatri; Ariana, Atika Dian
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 4 No 1 (2024): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/brpkm.v4i1.53847

Abstract

Cyberchondria is defined as excessive or repeated search for health-related information on the internet that results in distress and/or anxiety. However, it remains unclear whether health anxiety triggers excessive search for health information on the Internet and whether such anxiety arises after excessive searches. A narrative literature review was conducted to summarize and analyze research related to health anxiety and cyberchondria. The results revealed a moderate to high relationship between health anxiety and cyberchondria. However, this reciprocal relationship could not be found in the subsample of clinically anxious individuals. Thus, cyberchondria may also be explained as a phenomenon that may appear in individuals with non-clinical levels of health anxiety, rather than as a characteristic of clinically health anxious individuals. Therefore, further empirical research is required to explore the relationship and influence of health anxiety on cyberchondria in more specific samples.
PEMAKNAAN KEBAHAGIAAN OLEH REMAJA BROKEN HOME Amanda Irma Zafira; Atika Dian Ariana
Afeksi: Jurnal Psikologi Vol. 3 No. 3 (2024): Afeksi: Jurnal Psikologi
Publisher : Afeksi: Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi berbagai aspek kesejahteraan psikologis, perilaku, dan mekanisme koping remaja dari keluarga Broken Home, yang sering menghadapi tantangan dalam mengembangkan resiliensi untuk mengelola stres dan kesulitan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus untuk memahami makna kebahagiaan dari sudut pandang remaja Broken Home, dengan data dikumpulkan melalui studi literatur dari artikel penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis remaja dari keluarga Broken Home bervariasi dari tingkat yang tinggi hingga rendah, berdampak pada kesehatan mental mereka secara keseluruhan. Dampak dari keluarga yang berantakan meluas ke berbagai bidang kehidupan remaja, termasuk perilaku sosial, prestasi akademik, dan potensi keterlibatan dalam kegiatan kriminal. Tidak adanya dukungan keluarga dan lingkungan rumah yang stabil dapat berkontribusi pada kesulitan dalam kegiatan belajar dan kesehatan mental remaja. Pengalaman Broken Home juga memengaruhi konsep diri, penerimaan diri, dan pengungkapan diri remaja, sehingga memengaruhi kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Kesimpulannya, remaja dari keluarga Broken Home menghadapi tantangan unik yang dapat memengaruhi kesejahteraan dan kebahagiaan mereka secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti ketahanan, strategi mengatasi emosi, penerimaan diri, dan kesadaran telah diidentifikasi sebagai elemen penting dalam menentukan tingkat kebahagiaan remaja dari keluarga yang berantakan. Intervensi yang disesuaikan, termasuk konseling, dukungan sosial, dan inisiatif pendidikan, sangat penting untuk mempromosikan kesejahteraan dan perkembangan positif remaja dari keluarga Broken Home.
Hubungan antara Stres dengan Emotional Eating pada Mahasiswa Perempuan yang sedang Mengerjakan Skripsi Gryzela, Egananda; Ariana, Atika Dian
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.335 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres dengan emotional eating pada mahasiswa perempuan yang sedang mengerjakan skripsi. Lazarevich, dan kawan-kawan (2015) menjelaskan bahwa ketika seseorang merasakan emosi negatif seperti kecemasan, kesedihan atau kesepian, akan menimbulkan respon berupa emotional eating. Emotional eating merupakan bentuk coping strategy untuk mengatasi stres dan kecemasan. Penelitian ini dilakukan pada 198 mahasiswa perempuan yang sedang mengerjakan skripsi usia 21-22 tahun. Alat ukur yang digunakan yaitu skala Perceived Stress Scale-10 (PSS-10) dan skala Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ). Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi Pearson's r dengan bantuan program Jamovi 1.6.6.0 for Windows. Hasil dari penelitian ini memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,14 dengan nilai p-value sebesar 0,04. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bersifat positif, yang berarti semakin tinggi stres maka semakin tinggi emotional eating pada mahasiswa perempuan yang sedang mengerjakan skripsi.