Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

STUDI FASIES DAERAH TANAH MERAH KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Koeshadi Sasmito; Heriyanto .; Andrew Setiawan; Michael Ivan Somba
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.761 KB)

Abstract

Lingkungan pengendapan adalah karakteristik dari suatu tatanan atau sistem geomorfik dengan proses fisik, kimia, dan biologi berlangsung akan menghasilkan suatu jenis endapan sedimen tertentu. Lingkungan pengendapan secara umur dibagi menjadi 3 macam yaitu lingkungan pengendapan darat, transisi dan laut. Penelitian ini dilakukan di daerah Tanah Merah kota Samarinda dan penelitian ini memiliki tujuan yaitu: menentukan litofasies, menentukan asosiasi fasies dan menentukan lingkungan pengendapan yang ada di daerah penelitian.Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik dilihat dari litologi, struktur sedimen dan biologi yang memperlihatkan aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang ada di bawah, atas dan di sekitarnya. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis fasies dengan cara pengamatan struktur sedimen pada litologi yang ada, tekstur sedimen dengan melakukan sayatan tipis pada sampel batuan dan melakukan pengamatan kehadiran fosil jejak pada litologi. Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada daerah penelitian di dapatkan 3 asosiasi fasies dan 2 ichnofasies, dari data tersebut didapatkan 2 lingkungan pengendapan yaitu dataran pasang surut (tidal flat) merupakan lingkungan pengendapan yang dipengaruhi oleh arus pasang-surut (tidal) dan pantai (Shoreface) yang merupakan lingkungan pengendapan yang dipengaruhi oleh gelombang.
GEOLOGI DAN ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN DENGAN METODE ANALISIS GRANULOMETRI DAERAH BATU CERMIN KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Resty Intan Putri; Koeshadi Sasmito; Muhammad Dahlan Balfas; Bella Safira; Elma Sari
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.841 KB)

Abstract

Batupasir Formasi Balikpapan yang berumur Miosen Akhir merupakan salah satu elemen penting dalam kaitannya lingkungan pengendapan pada Cekungan Kutai. Lingkungan pengendapan merupakan lokasi/tempat mengendapnya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu. Lingkungan pengendapan secara umum dibagi menjadi 3 macam yaitu lingkungan pengendapan darat, transisi dan laut. Pengamatan fisik sedimen dilakukan melalui 2 (dua) pengamatan struktur dan tekstur sedimen. Pengamatan struktur sedimen dapat dilakukan melalui interpretasi informasi geologi dari data lapangan atau peta geologi yang dicocokkan dengan keadaan lapangan. Pengamatan tekstur sedimen dapat menggunakan analisis ukuran butir sedimen yakni granulometri. Analisis granulometri dilakukan secara grafis dan matematis pada sampel Batupasir daerah penelitian. Analisis granulometri memperlihatkan mean dengan ukuran butir pasir kasar dengan nilai 0,46 phi, memiliki sortasi very well sorted dengan nilai 0.29 phi, skewness strongly fine skewed dengan nilai 0,22, kurtosis very lepto kurtic dengan nilai0,71. Jenis mekanisme trasportasi sedimen yang ada pada daerah penelitian yang terjadi yaitu proses traksi. Penentuan jenis lingkungan pengendapan daerah penelitian memakai 2 perbandingan yakni penentuan dari analisis profil Stratigrafi dan penentuan analisis ukuran butir (Granulometri). Pada analisa profil singkapan yang dilakukan pada 3 LP, yakni LP 11, LP, 6 dan Lp 22. Pada analisis lingkungan pengendapan dengan analisis granulometri didapatkan dari metode grafis dan metode matematis hasil jenis lingkungan pengendapan sampel Batupasir G.1-G.7B pada daerah penelitian yaitu lingkungan pengendapan transisi.
Pengaruh Penggunaan Ground Control Point dalam Pengolahan Foto Udara Pada PT Internasional Prima Coal Sub PT Coalindo Adhi Perkasa Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur Reonaldo Purba; Harjuni Hasan; Koeshadi Sasmito
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Juni 2022
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v10i1.7432

Abstract

Kemajuan teknologi dalam dunia survey mengalami kemajuan yang sangat pesat, dimana penggunaan foto udara atau orthophoto sudah mulai digunakan, hanya saja tingkat ketelitian dari foto udara saat ini masih dianggap belum cukup baik. Penggunaan Ground Control Point (GCP) diharapkan dapat meningkatkan ketelitian dari foto udara. GCP adalah titik di tanah yang diketahui koordinatnya dan digunakan sebagai acuan dalam bundle block adjustmen. GCP menjadi faktor penentu ketelitian geometri hasil olah foto (ortofoto, DSM, DTM), semakin teliti GCP maka semakin baik pula ketelitian geometri. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dari penggunaan GCP pada ketelitian geometri foto udara. Untuk mengetahui pengaruh tersebut maka dilakukan pengumpulan data berupa data primer. Pengambilan data primer dilakukan secara langsung di lapangan yaitu berupa foto udara dan koordinat ground control point (GCP) dan independent check point (ICP). Data-data yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan software. Pengolahan foto udara diolah dengan software Agisoft Metashape Professional versi 1.6.1 dan pengujian ketelitian geometri diolah dengan bantuan software Microsoft Excel.Dari hasil pengelolahan dan analisis data, dapat diketahui penggunaan GCP dapat meningkatkan ketelitian geometri hasil foto udara. Dari 3 variasi penggunaan GCP yang digunakan, variasi penggunaan 7 GCP memberikan nilai RMSE yang lebih kecil dari penggunaan 3 dan 5 GCP. Dari uji ketelitian geometri yang dilakukan, penggunaan 7 GCP memberikan ketelitian yang lebih baik dari pada penggunaan 3 dan 5 GCP.Kata Kunci: foto udara, ground control point (GCP), ketelitian geometri, survey
KARAKTERISTIK BATUBARA SEAM B DAERAH BANGUN REJO, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR Koeshadi Sasmito; Puspa Indah Rindawati
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Desember 2020
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v8i2.5193

Abstract

Indonesia memiliki cadangan sumberdaya alam yang sangat melimpah, salah satunya adalah batubara. Batubara merupakan sumberdaya alam yang sangat potensial untuk dikelola dan dimanfaatkan. Desa Bangun Rejo merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi sumberdaya batubara yang melimpah. Desa ini terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Maka dari itu, sangat menarik untuk dipelajari terkait dengan karakteristik batubara. Tujuan dari penelitian ini ada Mengetahui karakteristik fisik secara megaskopis dari lapisan batubara dan mengetahui bentuk geometri dari batubara. Proses dalam kegiatan penelitian ini dengan melakukan pengamatan dilapangan. Kemudian dilanjutkan pada analisis batubara secara megaskopis dan penarikan korelasi batuan. Dari hasil data lapangan dan analisis didapat bahwa Seam B memiliki warna hitam, cerat coklat, pecahan blocky, rekahan tegak lurus lapisan, rekahan sebagian terisi lempung, mengkilap dengan lapisan buram, komposisi karbon, terdapat lapisan shalycoal 20-30 cm. Lapisan seam batubara memiliki tebal 3,1-3, 38  meter masuk kedalam kategori ketebalan sedang. Kemenerusan dari seam ini secara horizontal berarah timur laut ke barat daya dari konsesi dengan besaran arah azimuth N 189o E - N 191o E. Sedangkan mengikuti arah dip batubara berarah barat laut dari konsesi dengan besaran sudut     23-29o masuk dalam katagori lapisan miring. Untuk kemenerusan lapisan batubara berdasarkan data outcrop dengan mengikuti arah strike batubara anatara singkapan OC-03 dan OC-04 berjarak 430 meter bisa dikategorikan menerus ratusan meter.
Analisis Kestabilan Longsoran Baji Pada Lereng Batupasir, Daerah Kecamatan Loa Janan Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur Muhammad Ilham; Tommy Trides; Koeshadi Sasmito; Revia Oktaviani; Sakdillah S; Henny Magdalena; Lucia Litha Respati
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 9, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Desember 2021
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v9i2.6962

Abstract

Pengaruh bidang kekar sangat mempengaruhi kestabilan pada suatu lereng batuan. Keberadaan bidang-bidang kekar tersebut dapat menjadi bidang gelincir pada suatu jenis longsoran sehingga lereng batuan dapat mengalami pergerakan. Pada penelitian ini analisis longsoran baji dilakukan pada lereng batupasir dengan tinggi 20,57 meter dengan sudut kemiringan lereng 66˚ dan terdapat 33 bidang kekar yang saling memotong.Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni dengan melakukan pengukuran dilapangan dengan menggunakan metode scanline untuk mengukur bidang-bidang kekar pada sepanjang pita ukur. Analisis stereografis dilakukan pada penelitian ini untuk menentukan jumlah set orientasi bidang kekar dan analisis faktor keamanan dilakukan dengan menggunakan metode analitik.Hasil analisis yang dilakukan pada lokasi penelitian terdapat 33 bidang kekar dengan jumlah 3 set kekar. Analisis kinematika dengan metode stereografis menunjukkan bahwa potensi longsoran yang dapat terjadi adalah longsoran baji. Analisis kestabilan pada lereng batupasir menunjukkan bawah faktor keamanan longsoran baji sebesar 15,79 dalam hal ini lereng batupasir dapat dinyatakan dalam keadaan stabil.
Analisis Perbandingan Batubara Formasi Balikpapan dan Batuserpih Formasi Pamaluan sebagai Potensi Sumber Batuan Penghasil Hidrokarbon di Cekungan Kutai Sasmito, Koeshadi; Andika, Bukit; Rindawati, Puspa Indah
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 12, No 2 (2024): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Desember 2024
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v12i2.17545

Abstract

Secara administrasi daerah Penelitian terbagi menjadi dua daerah, Kecamatan Tenggarong Seberang yang terletak di Kabupaten Kutai Kartenegara dan Kecamatan Sepaku yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana karakterikstik, tipe, jenis dan geokimia batuan induk berdasarkan data Total Organic Carbon (TOC) dan Rock-Eval Pyrolisis (REP) batuan Formasi Pamaluan dan Formasi Balikpapan pada daerah penelitian. Daerah Sepaku termasuk kedalam Formasi Pamaluan yang mana terdiri dari litologi serpih merupakan batuan sumber penghasil hidrokarbon terbaik. Memiliki rentan TOC 0.49-0.6 wt% dan dapat dikategorikan kedalam nilai Buruk-Cukup (Poor-Fair) untuk sebuah batuan sumber. Formasi Pamaluan daerah Sepaku menunjukan jenis kerogen tipe IV yang menunjukan jenis Innert Carbon, dan nilai Tmax menunjukan bahwa batuserpih pada Formasi Pamaluan menghasilkan dry gas dengan tingkat kematangan postmature. Batubara Formasi Balikpapan daerah Separi memiliki rentan TOC 50.39-51.12 wt% yang menunjukan nilai sempurna (excellent) untuk sebuah batuan sumber. Batubara pada Formasi Balikpapan daerah Separi menunjukan jenis kerogen tipe III yang menunjukan jenis gas-prone, yang berarti batubara merupakan batuan sumber hidrokarbon yang berpotensi menghasilkan gas dengan tingkat kematangan immature - mature.
Mekanisme Transportasi Butiran dan Lingkungan Pengendapan di Kelurahan Lempake, Samarinda Utara: Kajian Granulometri dan Lingkungan Pengendapan Farhan, Muhammad; Novaningtyas, Triyuh; Ramadani, Shatiyo; Sasmito, Koeshadi
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 7, No 1 (2024): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtgeo.v7i1.18221

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan pengendapan di daerah Sambutan, Kota Samarinda, melalui analisis granulometri. Data primer diperoleh dari pengamatan lapangan, pencatatan stratigrafi, dan dokumentasi, dengan fokus pada sampel dari STA 2 dan STA 3. Hasil analisis granulometri pada STA 2 menunjukkan nilai statistik seperti mean 4,9233, standar deviasi 4,36, skewness 0,7, dan kurtosis 1,393, dengan distribusi leptokurtic dan sortasi yang sangat buruk (3,66). Mekanisme transportasi sedimen didominasi oleh traksi (58,83%), diikuti oleh saltasi (23,05%) dan suspensi (18,12%). Pada STA 3, distribusi platykurtic dan nilai sortasi 2,015 juga menunjukkan variasi ukuran butir yang besar, dengan traksi sebagai mekanisme dominan (49,64%), disusul saltasi (34,70%) dan suspensi (15,64%). Litologi pada STA 1, STA 2, dan STA 3 menunjukkan dominasi batulanau dan batupasir halus dengan struktur masif, lentikuler, dan flaser, yang mengindikasikan lingkungan pengendapan transisi yang dipengaruhi oleh pasang-surut pada zona tidal flat. Korelasi litostratigrafi antara STA 2 dan STA 3 menggunakan lapisan batubara sebagai keybed menunjukkan kesamaan litologi dan mendukung interpretasi lingkungan pengendapan transisi yang konsisten. Hasil ini memberikan wawasan tentang mekanisme transportasi sedimen dan pola pengendapan di lingkungan tidal flat.
PENENTUAN MORFOLOGI BENTUKLAHAN DENGAN ANALISIS ASPEK GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN DATA SPASIAL DAN DATA LAPANGAN DAERAH BHUANA JAYA DAN SEKITARNYA Sasmito, Koeshadi; Rindawati, Puspa Indah
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 7, No 1 (2024): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtgeo.v7i1.15879

Abstract

Penelitian ini  bertujuan untuk untuk melakukan pemetaan geomorfologi yang di dalamnya akan memperoleh variasi bentuklahan, kemiringan lereng, analisis jenis dan pola pengaliran yang berkembang di daerah penelitian. Topografi atau kemiringan lereng merupakan pengontrol bagaimana jenis aliran yang akan terbentuk. Daerah penelitian memiliki morfografi datar sampai tegak, dimana morfografi datar sangat mendominasi pada daerah penelitian mencangkup 60% dengan aspek kuantitatif 0-2%. Morfografi landai mencangkup 20% dengan aspek kuantitatifnya 2-7%. Morfografi miring memiliki 15% dengan apsek kuantitatif 7-15%. Sedangkan aspek morfografi tegak mencangkup 5%, dengan nilai kuantitatif lebih besar dari 140%. Dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa pola pengaliran yang berkembang di daerah penelitian adalah pola pengaliran Subdendritik (Howard, 1967). Morfologi daerah penelitian terdapat 3 bentuk asal yang terbagi menjadi 5 satuan bentuklahan yaitu  terdiri dari bentuklahan perbukitan terkikis bergelombang sedang (D1), perbukitan terkikis bergelombang kuat (D2), dataran bekas rawa(F1), dataran alluvial (F2) dan bentuklahan tambang terpakai (A1) dasar pembagian yang digunakan adalah menurut morfografi, morfometri, morfostruktur pasif, morfostruktur aktif, dan morfokronologi menurut Van Zuidam (1983).