Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Usulan Perbaikan Kualitas Produk Jersey Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Fauzi Jafar Amin; Dewi Shofi Mulyati; Selamat
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v4i2.14825

Abstract

Abstract. UMKM X is an UMKM that operates in the digital print industry with the products produced, namely jersey products. These products are produced through work stations, namely design work stations, print work stations, cutting work stations, press work stations, and finishing work stations and packaging and sanding. X MSMEs are currently experiencing problems, namely the presence of defective products which result in losses for these MSMEs because these defects cannot be reworked. Based on data on production numbers and data on the number of defects at X MSMEs, it is known that the average percentage of defects during 2022 is 10.28%, this shows that the high number of defects that occur in jersey products. Defects that occur at the press work station are shading defects, defects exposed to other colors, defects in color not entering and pinch defects. The defect that occurs at the printing workstation is the ink spillage defect. Defects that occur in jersey products can be subject to quality improvement using the Fault Tree Analysis (FTA) method to determine the causes of defects that occur and Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) to design repairs and produce risk values for the causes of defects that are prioritized for repair or value. The highest RPN in the process of a product. The repair design is made using the 5W + 1H asking concept based on the results FMEA that has been calculated. Improvements made include including training for experienced operators and new operators, creating SOPs for press work stations, installing HEPA filters at press work stations and installing dehumidifiers at print work stations. Abstrak. UMKM X yang bergerak di bidang industri digital print dengan produk yang dihasilkan yaitu produk jersey. Produk tersebut diproduksi dengan melewati stasiun kerja yaitu stasiun kerja desain, stasiun kerja cetak, stasiun kerja potong, stasiun kerja press, dan stasiun kerja finishing dan packaging serta pengamplasan. UMKM X saat ini sedang mengalami permasalahan yaitu adanya produk cacat yang mengakibatkan kerugian bagi UMKM ini karena kecacatan tersebut tidak bisa dikerjakan ulang. Berdasarkan data jumlah produksi dan data jumlah cacat pada UMKM X diketahui persentase cacat rata-rata selama tahun 2022 sebesar 10,28%, hal tersebut menunjukkan bahwa tingginya kecacatan yang terjadi pada produk jersey. Kecacatan yang terjadi pada stasiun kerja press adalah cacat shading, cacat terkena warna lain, cacat warna tidak masuk, dan cacat pinch. Kecacatan yang terjadi pada stasiun kerja cetak adalah cacat tinta meleber. Kecacatan yang terjadi pada produk jersey dapat dilakukan perbaikan kualitas dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengetahui penyebab kecacatan yang terjadi dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk merancang perbaikan dan menghasilkan nilai risiko penyebab kecacatan yang diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan atau nilai RPN tertinggi pada proses dari suatu produk. Perancangan perbaikan dibuat menggunakan konsep bertanya 5W + 1H yang dilakukan berdasarkan hasil FMEA yang sudah dihitung. Perbaikan yang dilakukan di antaranya adalah memasukkan pelatihan untuk operator yang berpengalaman dan operator yang baru, membuat SOP untuk stasiun kerja press, memasang HEPA Filter di stasiun kerja press, dan memasang dehumidifier di stasiun kerja print.
Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Six Sigma untuk Meminimalisir Cacat Produk di CV. XYZ Gifa Nadya Puteri Gunawan; M. Dzikron A. M; Dewi Shofi Mulyati
Jurnal Riset Teknik Industri Volume 5, No. 1, Juli 2025, Jurnal Riset Teknik Industri (JRTI)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrti.v5i1.6422

Abstract

Abstrak. CV. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di industri tas. Dalam proses produksi perusahaan ini mampu memproduksi dengan skala 1300 unit tas per sebulan untuk memenuhi permintaan konsumen secara global. Persentase terbesar cacat, yaitu 6,18%, ditemukan pada produk backpack, dengan cacat seperti bentuk yang tidak presisi, jahitan yang tidak rapi, dan terdapat sobekan. Penelitian ini menggunakan metode Six Sigma dan Kaizen dengan tujuan dapat mengurangi produk cacat dengan meminimalkan variasi dalam proses. Hasil menunjukkan bahwa jenis cacat yang ditemukan adalah jahitan tidak rapi (44%), bentuk tidak tepat (25%), dan sobekan (31%). Checklist dan peta kontrol dibuat untuk memastikan setiap langkah dilaksanakan dengan baik dan mencegah terulangnya cacat. Perbaikan dilakukan dengan menerapkan pelatihan rutin bagi karyawan untuk meningkatkan keterampilan serta pemahaman terhadap kualitas, diikuti dengan inspeksi berkala guna memastikan proses berjalan sesuai standar. Selain itu, langkah-langkah pengendalian kualitas yang telah diimplementasikan bertujuan untuk mencegah terulangnya cacat dalam produksi. Abstract. CV. XYZ is a company engaged in the bag industry. In its production process, the company is capable of producing at a scale of 1.300 units of bags per month to meet global consumer demand. The highest defect percentage, 6.18%, was found in backpack products, with defects such as imprecise shapes, uneven stitching, and tears. This research applies the Six Sigma and Kaizen methods with the aim of reducing defective products by minimizing variation in the process. The results show that the types of defects found include uneven stitching (44%), incorrect shapes (25%), and tears (31%). Checklists and control charts were created to ensure each step was properly followed and to prevent the recurrence of defects. Improvements were made by implementing regular employee training to enhance skills and quality awareness, along with periodic inspections to ensure processes run according to standards. Additionally, the quality control measures implemented aim to prevent the recurrence of defects in production.