Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL DPPH ANALOG KURKUMIN SIKLIK Dan N-HETEROSIKLIK MONOKETON Da'i, Muhammad
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 12, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v12i1.44

Abstract

Kurkumin memiliki aktivitas biologi sebagai antioksidan. Kurkumin memiliki gugus metilen aktif (-CH2-) diantara dua gugus keton sehingga tidak stabil dalam lingkungan berair dengan kondisi basa. Kondisi ini menjadi dasar dilakukan modifikasi gugus ? diketon menjadi analog gugus monoketon. Analog monoketon siklik dan N-Heterosiklik diharapkan memiliki aktivitas penangkap radikal. Uji penangkap radikal senyawa analog kurkumin siklik dilakukan dengan metode DPPH secara spektrofotometri pada panjang gelombang 517,5 nm setelah diinkubasi selama 30 menit dan dihitung IC50-nya dengan pembanding kurkumin. Senyawa analog kurkumin N-Heterosiklik diuji aktivitas penangkap radikal secara KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dengan pereaksi semprot DPPH. Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 kurkumin 19,02 µM, PGV-0 33,92 µM dan PGV-1 54,69 µM. Hal ini menunjukkan aktivitas penangkap radikal kurkumin lebih baik dibanding senyawa analog siklik monoketon. Berdasarkan hasil uji secara kromatografi menunjukkan bahwa senyawa analog kurkumin N-Heterosiklik memiliki aktivitas penangkap radikal. Kata kunci: Antioksidan, Analog kurkumin, DPPH.> (tGA), dan Simulated Annealing (SA) Monte Carlo. Data energi ikatan (affinitas) terbaik yang diperoleh dianalisis dengan Anova: Two-Factor Without Replication (P=0,01). Hasil docking dengan semua metode menunjukkan bahwa senyawa analog kurkumin turunan piperazindion mempunyai potensi ikatan lebih baik dibanding senyawa induknya  Kata Kunci: 1TUB, Autodock, docking, kurkumin, piperazindionage:IN'>Kata kunci: Citrus reticulata, antiproliferatif, DMBA, AgNOR, c-Myc. 
SINTESIS SENYAWA ANALOG KURKUMIN 3,5-BIS-(4’-HIDROKSI-3’-METOKSI BENZILIDIN)-PIPERIDIN 4-ON (MONOHIDRAT HIDROKLORIDA) DENGAN KATALIS HCl Da'i, Muhammad
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 11, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v11i1.67

Abstract

Kurkumin merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas biologis sebagai antialzheimer, antiinflamasi, antioksidan, antikanker dan anti-HIV. Stabilitas kurkumin dipengaruhi oleh pH lingkungan dan cahaya karena ada gugus metilen aktif pada ?-diketon. Oleh karena itu, dibutuhkan modifikasi gugus ?-diketon menjadi gugus monoketon untuk menghilangkan gugus metilen aktif sehingga dapat meningkatkan stabilitas dari analog kurkumin. Berdasar analisis tersebut dapat dikembangkan sintesis analog kurkumin 3,5-bis-(4?-hidroksi-3?-metoksi-benzilidin)-piperidin-4-on monohidrat hidroklorida dari reaksi kondensasi aldol antara starting material vanilin dan piperidin 4-on monohidrat hidroklorida dengan katalis asam (HCl). Metode sintesis dioptimasi dari perbandingan perubahan suhu dan pH sedangkan analisis senyawa hasil sintesis dilakukan secara kualitatif. Analisis tersebut antara lain, perubahan warna, KLT-densitometri, spektrofotometri UV-Vis, dan LC-ESI-MS. Hasil penelitian menunjukkan pada metode sintesis refluks dengan suhu 80-90 oC, perbandingan mol 2:1 (mmol), dan pH 2 dapat disintesis senyawa analog kurkumin 3,5-bis-(4?-hidroksi-3?-metoksi-benzilidin)-piperidin-4-on monohidrat hidroklorida. Identifikasi senyawa tersebut diperoleh dari perubahan warna menjadi orange, hasil KLT terdapat spot baru yang berfluorosensi, hasil spektrofotometri UV-Vis terjadi batochromic shift, dan hasil LC-ESI-MS terdapat ion molekul yang sama dengan BM molekul target.  Kata kunci: analog kurkumin 3,5-bis-(4?-hidroksi-3?-metoksi-benzilidin) piperidin 4-on monohidrat hidroklorida, katalis HCl, kondensasi aldol, spektrofometri UV-Vis,  LC-ESI-MS
UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) ISOLAT ALFA MANGOSTIN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Da'i, Muhammad
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 11, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v11i2.54

Abstract

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan sumber senyawa ksanton yang memiliti potensi sebagai penangkap radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi isolat aktif sebagai antiradikal dari isolat alfa mangostin kulit buah manggis. Kulit buah manggis sejumlah    850 g dimaserasi berulang menggunakan pelarut heksan (2,5 L selama dua hari)  dan diisolasi dengan metode partisi menggunakan metanol hangat dan  aquades (20:1). Analisis isolat yang didapat menggunakan Kromatografi lapis Tipis (KLT) dan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Aktivitas penangkap radikal ditentukan dengan menggunakan pereaksi DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) kemudian dihitung nilai Inhibitory Concentration (IC50), Efficiency Concentration (EC50), dan Antiradikal Power (ARP). Hasil ekstraksi diperoleh rendemen 0,41%, sedangkan hasil isolasi diperoleh rendemen 0,33%. Konfirmasi senyawa dengan KLT dan HPLC menunjukkan isolat belum murni.  Pengukuran aktivitas penangkapan radikal DPPH diketahui bahwa isolat alfa mangostin memiliki aktivitas yang tinggi sebagai penangkap radikal DPPH dengan nilai IC50 13,68 µg/ml, namun aktivitas penangkap radikalnya lebih kecil bila dibandingkan dengan vitamin E (IC50 12,50 µg/ml). Alfa mangostin dapat diisolasi dengan metode partisi metanol hangat : aquades (20:1).  Kata kunci: Manggis (Garcinia mangostana L.), Penangkap Radikal, DPPH -language:AR-SA'> Tanah, Tanaman kangkung (Ipomoea aquatica), kadar Pb, kadar Cd, Bioaccumulation Factor (BAF).
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BUAH Psidium guajava L, Melaleuca leucadendron L, Capsicum frutescens L, dan Anethum graveolens L DENGAN METODE DPPH BESERTA PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTALNYA Da'i, Muhammad
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 12, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v12i2.33

Abstract

Antioksidan alami dari luar tubuh diperlukan untuk mencegah munculnya penyakit karena terpapar oleh radikal bebas yang berlebih.  Buah Psidium guajava L, Melaleuca leucadendron L, Capsicum frutescens L dan Anethum graveolens L diketahui memiliki kandungan fenolik dan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara kandungan fenolik total dengan aktivitas antioksidannya. Aktivitas antiradikal ditentukan dengan menggunakan metode DPPH kemudian dihitung nilai Inhibitory Concentration (IC50) yaitu konsentrasi sampel yang mampu menghambat 50% radikal DPPH.  Kandungan fenol ditetapkan dengan menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu dan dihitung sebagai GAE (Gallic Acid Equivalent). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol buah Psidium guajava L, Melaleuca leucadendron L, Capsicum frutescens L dan Anethum graveolens L memiliki nilai IC50 berturut-turut 167,347; 6,074; 139,801; dan 237,984 µg/mL.  Sedangkan nilai GAE berturut-turut 23,73; 257,34; 21,44; 11,78 mg/g sampel. Nilai koefisien korelasi antara kandungan fenolik dengan aktivitas antioksidan adalah R2 = 0,847, yang menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol buah yang diuji 84,7% merupakan kontribusi dari senyawa fenolik. Kata kunci: Antioksidan DPPH, Psidium guajava L, Melaleuca leucadendron L, Capsicum frutescens L,  Anethum graveolens L, Fenolik Total
UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK ETANOL TIGA RIMPANG GENUS CURCUMA DAN RIMPANG TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata) Da'i, Muhammad
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 12, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v12i1.47

Abstract

Radikal bebas bersifat sangat reaktif sehingga sangat mudah menyerang sel- sel sehat di dalam tubuh yang berujung pada timbulnya suatu penyakit. Tubuh memerlukan antioksidan dari luar untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Beberapa jenis curcuma dan rimpang temu kunci mengandung senyawa fenolik yang mempunyai aktivitas antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara aktivitas penangkap radikal bebas dan kadar fenolik yang terdapat dalam rimpang kunyit (Curcuma domestica), rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza), rimpang temu putih (Curcuma zedoaria) dan rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata). Penentuan potensi aktivitas penangkap radikal bebas menggunakan metode DPPH dengan pembanding vitamin E. Kadar fenolik total diukur sebagai GAE menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu. Besarnya korelasi dihitung menggunakan persamaan regresi linear dan dilihat nilai R2. Aktivitas penangkap radikal bebas (IC50) ekstrak etanol rimpang kunyit (29,64 µg/mL) memiliki aktivitas paling tinggi, tetapi lebih rendah dari vitamin E (12,55 µg/mL). Kadar fenolik total (GAE) tertinggi adalah ekstrak etanol rimpang rimpang kunyit (179,71 mg/g). Terdapat korelasi positif antara aktivitas penangkap radikal bebas dan kadar fenolik total dalam empat ekstrak tersebut dengan koefisien korelasi R2 = 79,56 %. Kata kunci: antioksidan, fenolik total, DPPH, korelasi.
PENTAGAMAVUNON-1 MENGHAMBAT SIKLUS SEL T47D TERINDUKSI CASPASE INHIBITOR Z-VAD-Fmk PADA FASE G2-M Daâ??i, Muhammad; A.M., Supardjan; Jenie, Umar Anggara; M, Kawaichi; Meiyanto, Edy
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 5, No 4 (2011)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v5i4.54

Abstract

Previous experiment indicated Curcuminâ??s analogue Pentagamavunon-1 (2,5-bis(41-hidroxy-31,51-dimethyl)-benzilidine-cyclopentanone) has inhibitory activity on T47D cell proliferation through induction of apoptosis and cell cycle arrest at G2-M phase. This research was conducted to observe the relationship between the induction of apoptosis and inhibition of cell cycle in T47D cells induced by Pentagamavunon-1 (PGV-1). The T47D cells were treated with 2.5 PGV-1 mM; Z-VAD-Fmk 2.5 mM; (Z-VAD-Fmk 2.5 mM+PGV-1 2.5 mM). Kinetics of cell proliferation was observed with flowcytometer analysis, molecular expression was observed with Western blot methods. The results showed induction of PGV-1 and Z-VAD-Fmk stimulate the accumulation of cells in G2-M phase (39.28%), did not differ significantly with cells that  induced by PGV-1 only (34.19%). Molecular analysis showed that treatment with (PGV-1+Z-VAD-Fmk) could prevent apoptosis through inhibition of activation of Caspase-3, increased the expression of p21 and activated Cdc-2. Overall the study showed inhibition of cell cycle at G2M phase by PGV-1 compound is not affected by the activation of caspase-3. ABSTRAK Analog kurkumin Pentagamavunon-1  (2,5-bis(41-hidroksi-31,51-dimetil)-benzilidinsiklo-pentanon) telah diteliti dapat menghambat proliferasi sel melalui mekanisme induksi apoptosis dan cell cycle arrest pada fase G2-M. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati keterkaitan antara proses induksi apoptosis dan penghambatan siklus sel pada sel T47D yang diinduksi senyawa Pentagamavunon-1 (PGV-1). Sel T47D diberi perlakuan PGV-1 2,5 mM; Z-VAD-Fmk 2,5 mM dan (Z-VAD-Fmk 2,5 mM+PGV-1 2,5 mM). Kinetika proliferasi sel diamati dengan analisis flowcytometric, ekspresi molekuler diamati dengan metode Western blot. Hasil pengamatan menunjukkan induksi (PGV-1+Z-VAD-Fmk) memacu akumulasi sel pada fase G2-M (39,28%) tidak berbeda signifikan dengan sel yang hanya diinduksi PGV-1 (34,19%). Pengamatan molekuler menunjukkan perlakuan (PGV-1+Z-VAD-Fmk) mencegah terjadinya apoptosis melalui penghambatan aktivasi Caspase-3. Secara keseluruhan penelitian menunjukkan penghambatan siklus sel pada fase G2-M oleh senyawa PGV-1 tidak tergantung oleh aktivasi Caspase-3.
EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK TANAMAN KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum (L.) TERHADAP SEL HeLa Daâ??i, Muhammad; Fiveri, Anis; Meiyanto, Edy
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 3, No 4 (2007)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v3i4.86

Abstract

Cervic cancer is the most cancer that suffered by women in the world include in Indonesia. The main purposes of this experiment is to explore the Indonesian plan to find new anticancer agent. This experiment exhibit the cytotoxic effect of (Typhonium divaricatum (L.) Decne) on HeLa cells line. This experiment also directed to know the corelation phenolic content with the cytotoxic effect of extracts Typhonium divaricatum. The result indicated ethyl acetate extract had the best potency as cytotoxic agent compared with ethanol and cloroform extract based on MTT method. The IC50 value of ethil acetate extract was 147,77 μg/ml, chloroform extract was 903,44 μg/ml (based on the extrapolation). Ethanol extract was not resulted the IC50 value. Phenol content in each extracts was resulted by Folin-Ciocalteu method. Total phenol content of ethyl acetate, ethanol and chloroform extracts were 13.154; 12.028; 2.872 mg/g extract respectively. Those results indicate there is no corelation between total phenol content and cytotoxic effect direcly of each extracts. ABSTRAK Kanker leher rahim adalah kanker yang banyak diderita wanita diseluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selama ini terapi kanker dengan kemoterapi belum memperoleh hasil yang memuaskan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bahan obat dari alam sebagai antikanker dari tanaman Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efek sitotoksik keladi tikus (Typhonium divaricatum (L.) Decne) pada sel kanker leher rahim (sel HeLa) dan diarahkan pula untuk mengetahui korelasi kandungan senyawa fenolik terhadap potensi sitotoksisitas ekstrak tanaman keladi tikus. Hasil uji sitotoksik terhadap sel HeLa, ekstrak etil asetat memiliki efek sitotoksik terbesar terhadap sel HeLa dibanding ekstrak kloroform dan etanol. Nilai IC50 ekstrak etil asetat adalah 147,77 μg/ml, kloroform sebesar 903,44 μg/ml (hasil ekstrapolasi), sedangkan harga IC50 ekstrak etanol tidak dapat ditentukan. Penetapan kadar fenol total dalam masing-masing ekstrak ekstrak tanaman keladi tikus diperoleh dengan penyari etil asetat (13,154 mg/g ekstrak) > etanol (12,028 mg/g ekstrak) > kloroform (2,872 mg/g ekstrak). Hasil-hasil tersebut menunjukkan kandungan senyawa fenolik bukan merupakan penanda utama potensi sitotoksik suatu ekstrak.
PGV-1 decreases angiogenic factor (VEGF and COX-2) expression on T47D cell induced by estrogen Meiyanto, Edy; Melannisa, Rosita; Da'i, Muhammad
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 17 No 1, 2006
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.278 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm0iss0pp1-6

Abstract

Breast cancer is the most common cancer occurring in women after cervix cancer in Indonesia. Tumor metastasis is the major cause of mortality in breast cancer. For a tumor cell to metastasize effectively, it must induce angiogenesis. 17 β-estradiol has been shown to stimulate the proliferation and angiogenesis of breast cancer cells which express estrogen receptor (ER), T47D (human breast cancer cell line). In the present study Pentagamavunon-1 or PGV-1 [2,5-bis-(4’-hydroxy-3’,5’-dimethylbenzylidene)-cyclopentanone], an analogue of curcumin [1,7-bis-(4’-hydroxy-3’-methoxyphenyl)-1,6-heptadiena-3,5-dion], were tested on their cytotoxicity and suppression effect on angiogenic factors (i.e. VEGF and COX-2) on the breast cancer cell lines (T47D) induced by 17 β-estradiol 10-8 M. The results showed that PGV-1 performed cytotoxicity effect againts T47D cells with IC50 values 3,16 μM. This was more potent than curcumin (IC50 = 19,05 μM). PGV-1 5 μM and curcumin 20 μM decrease VEGF and COX-2 expression. These results suggest both compounds possessed antiangio-genic potensial.Key words : PGV-1, curcumin, 17 β-estradiol, angiogenesis
T47D cells arrested at G2M and Hyperploidy Formation Induced by a Curcumin’s Analogue PGV-1 Muhammad Da’i; Umar Anggara Jenie; Supardjan AM; Masashi Kawaichi; Edy Meiyanto
Indonesian Journal of Biotechnology Vol 12, No 2 (2007)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.077 KB) | DOI: 10.22146/ijbiotech.7776

Abstract

its chemical structure than curcumin. As a curcumin analogue, PGV-1 was considered to have anticanceractivities. This research was conducted to study the effect of PGV-1 on the cycle progression of T47D cells. Cytotoxiceffects of PGV-1 on T47D cells were determined using MTT assay, and the the effect on cell cycle progressionwas carried out using flowcytometry. Western blot analysis was used to analyze protein expression correspondingto cell cycle progression. The result showed that at the concentration of 2.5 μM PGV-1 inhibited cell cycleprogression through G2/M arrest and induced of cells hyperploidy formation. The hyperploidy formation inducedby PGV-1 was related to the increase of cdc-2 expression. PGV-1 2.5 μM elevated the level of p21 CIP/KIPthrough p53- independent manner. Apoptosis was also induced by PGV-1 at early phase of treatment indicated byPARP cleavage due to activation of caspase-3/7 after 12 h treatment. The results above suggest that PGV-1 inhibitsthe growth of T47D cells targeted on microtubules.Keywords: PGV-1, G2/M arrest, apoptosis, p21
Geometric Isomers and Cytotoxic Effect On T47D Cells of Curcumin Analogues PGV-0 and PGV-1 Edy Meiyanto; Muhammad Da'i; Supardjan A. M.; Umar Anggara Jenie
Indonesian Journal of Pharmacy Vol 18 No 1, 2007
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Skip Utara, 55281, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.101 KB) | DOI: 10.14499/indonesianjpharm0iss0pp40-47

Abstract

Curcumin analogues 2,5-bis-(4’-hidroxy-3’-methoxy)-benzilidinecylopentanone (PGV-0) and 2,5-bis-(4’hidroxy-3’,5’-dimethyl)-benzilidinecylopentanone (PGV-1) have a potency to be developed as cytotoxic agent. The aims of this research are to elucidate the geometric isomer and to study the cytotoxic effect on T47D cells of both compounds. To establish the geometric isomer these compounds, they were elucidated by LC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR, HMBC, HMQC, NOESY. Their cytotoxic effect were evaluated by MTT assay method on T47D cells. The results concluded that the geometric isomer of PGV-1 is zusammen-zusammen (Z-Z) and PGV-0 is entgegen-entgegen (EE). The IC50 of both compounds are 1.74 and 9.39 μM respectively.Key words: PGV-0, PGV-1, Cytotoxicity