Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Di Selat Bali Berdasarkan Data Citra Satelit Iqbal Ghazali; Abdul Manan
Jurnal Kelautan Vol 4, No 2: Oktober (2011)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v4i2.875

Abstract

Indonesia has a lot of potential marine ecosystem and fisheries, this condition make some many Indonesian get a occupation to be fisherman. However, that is make a problem during his fishing activity, so we have to make some sophisticated technology to support that is activity. At the time, remote sensing technology is the answer for they problem, it is because of that is technology fisherman can be improvement they catcher with more efficient. Determination of fishly ground area by remote sensing technology has some stage before arranging layout Fishly Ground Area Estimation (FGAE) map. Procedure to arranging are respectively data searching, data processing, and data analysis, and the last stage is composing of layout of FGAE map.The main purpose of this study is to know about catching area at Bali straits based on image satellite with creating layout of FGAE map. This activity doing descriptive method and the value are based on observation, interview, active participation, and literature search data. At the PDPI making process, the chlorophyl-a data and sea surface temperature getting important parameter, which temperature is the main to parameter to understand of front area and upwelling which is have a lot of nutrient composition. In the other hand, chlorophyl-a is also parameter to know of prosperity area. The data of current, wind speed, wave, and sea surface level are important component as supporting data that will be help to fisherman on determination of fishing ground area at helping fisherman in catching activity. Keywords: Fishing ground, Remote sensing, Bali straits, Chlorophyl-a, Sea surface temperature  
Effect Addition of Different Probiotic in Aquaponic Systems towards Water Quality in Aquaculture Catfish (Clarias sp.) Willy Dhika Pratama; Prayogo .; Abdul Manan
Journal of Aquaculture Science Vol 1 No 1 (2017): Journal of Aquaculture Science
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31093/joas.v1i1.4

Abstract

Catfish (Clarias sp.) is a type of consumption fish have promising prospects because it has a high enough degree of market uptake. The high market demand which motivated farmers to develop farming aquaponics technologies. Aquaponics, in principle, in addition to conserve land and water use also increases business efficiency through the utilization of nutrients from food remains and fish for plant metabolism. Fish farming with high stocking density causes a decrease in water quality due to the accumulation of organic matter buildup of organic materials causing toxins in the water because there is ammonia (NH3) and nitrite (N02) on the water. The threshold for catfish ammonia content is <0.8 mg /L. Alternative to overcome the problem of water quality in aquaculture is the addition of probiotic. Probiotic contain several types of microorganisms that can help the process of decomposition of ammonia as a bioremediation agent for water quality control. The purpose of this research is to determine the effect of different probiotics in the aquaponics system to water quality. The method that used in this research is experimental with completely randomized design (four  treat and five repeated) are P0 (control), P1 (probiotic A), P2 (probiotic B) and P3 (probiotic C). Analysis of data processed using Analysis of Variance. If there are significant differences then continued Duncan's Multiple Range Test. The results showed that the giving of probiotics in the aquaponic system is significantly different (p<0.05).The final conclusion is that the addition of probiotic in the aquaponic system affect the water quality. Based on the results of statistical analysis showed that the levels of ammonia, nitrite and nitrate was lowest for the treatment of P2 is 0.0204 mg /L, 0.012 mg /L and 2.731 mg /L. Ammonia, nitrite and nitrate is highest at P0 treatment (control) is 0.273 mg /L, 0.019 mg /L, 4.218 mg /L. Keywords : Aquaponic, Catfish, Probiotic, Ammonia, Nitrite, Nitrate, Clarias sp.
PELATIHAN PEMIJAHAN IKAN HIAS AIR TAWAR NEON TETRA PADA PELAKU USAHA BUDIDAYA IKAN DI KECAMATAN KRAS, KABUPATEN KEDIRI, JAWA TIMUR Kustiawan Tri Pursetyo; Abdul Manan
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Layanan Masyarakat
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.871 KB) | DOI: 10.20473/jlm.v1i1.2017.11-15

Abstract

Neon tetra (Paracheirodon innesi) as one of the commercial fish species of tetra group. Market prospects, especially for national, pretty good. The market outlook is also supported by the scarcity of ornamental fish farmers who cultivate them. One contributing factor, the lack of knowledge about the ratio of the number of parent couples who used because the sex ratio in spawning fish of each species is different. This is related to the determination of the effectiveness of the number of pairs of parent and efficient use of aircraft. One livelihood District of Kras is a fish farming businesses. With the current conditions in which the business prospects of ornamental fish are on the rise, the skills of ornamental fish breeding techniques Neon tetra is an advantage for fish farming businesses. The target outcomes of this community service program is Equipping fish farming businesses in the District Kras with knowledge of engineering and maintenance management of seed breeding freshwater fish neon tetra and increase their income by making freshwater fish neon tetra as commodity diversification ornamental fish.AbstrakNeon tetra (Paracheirodon innesi) sebagai salah satu jenis ikan komersial kelompok tetra. Prospek pasar terutama untuk nasional, lumayan bagus. Salah satu mata pencaharian Kabupaten Kras adalah usaha bertani ikan. Dengan kondisi terkini dimana prospek usaha ikan hias semakin meningkat, keterampilan teknik pemuliaan ikan hias Neon tetra merupakan keuntungan bagi usaha budidaya ikan. Metode yang digunakan menggunakan penyuluhan diskusi, pelatihan, monitoring, dan konsultasi. Hasil target program layanan masyarakat ini adalah Melengkapi usaha budidaya ikan di Kabupaten Kras dengan pengetahuan teknik dan manajemen pemeliharaan bibit ikan air tawar neon tetra dan meningkatkan pendapatan mereka dengan membuat ikan air tawar neon tetra sebagai komoditas diversifikasi ikan hias. Kemampuan memijahkan ikan terutama ikan hias sangat diminati oleh para petani di Kecamatan Kras, Kediri. Hal itu karena para petani sangat menginginkan untuk bisa membudidayakan ikan hias neon tetra tersebut. Para petani dapat mencoba memulai memijahkan sendiri ikan hias Neon Tetra dengan sampel ikan yang dierikan serta dapat berkonsultasi mengenai budidaya ikan hias Neon Tetra sewaktu- waktu di Laboratorium Perikanan FPK Unair.
TEKNIK PENDEDERAN KERANG ABALON (Haliotis squamata) DI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT GONDOL-BALI Nizar Afiansyah Loekman; Abdul Manan; Muhammad Arief; Prayogo Prayogo
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 No. 2 (2018): JAFH Vol. 7 No. 2 Juni 2018
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.79 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v7i2.11252

Abstract

Kerang abalon merupakan salah satu komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi, karena daya jualnya dipasar ekspor sudah terbukti hingga mencapai Rp 600.000,- / kg. Salah satu faktor pengembangan abalon menjadi suatu industri akuakultur di Indonesia disebabkan adanya permintaan konsumsi pasar yang terus meningkat, sementara itu jumlah pasokan produk budidaya masih terbatas dan masih mengandalkan penangkapan dari alam. Tujuan dari Praktek kerja Lapang adalah untuk mengetahui dan mempelajari Teknik Pendederan Kerang Abalon (Haliotis squamata) di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol-Bali. Kegiatan Praktek Kerja Lapang akan dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Dusun Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Provinsi Bali. Praktek Kerja Lapang dilaksanakan pada 18 Januari 2016 – 18 Februari 2016. Kegiatan ini menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, partisipasi aktif, dan studi pustaka. Pendederan kerang abalon dilaksanakan oleh pihak Hatchery Abalon di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya laut Gondol-Bali meliputi pemanenan juvenile, pemindahan ke keranjang pendederan, pemberian pakan, kualitas air, seleksi kerang abalon dan pemeliharaan. Kualitas pendederan kerang abalon yang dilakukan oleh BBPPBL Gondol-Bali sudah memenuhi standar yang baik untuk budidaya kerang abalon.
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK BERBEDA DALAM SISTEM AKUAPONIK TERHADAP FCR (FEED CONVERTION RATIO) DAN BIOMASSA IKAN LELE (Clarias sp.) Febryan Adi Sukoco; Boedi Setya Rahardja; Abdul Manan
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 1 (2017): JAFH Vol. 6 No. 1 Februari 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.162 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i1.11271

Abstract

Ikan lele (Clarias sp.) merupakan komoditas perikanan yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Meningkatnya produksi ikan lele berakibat pada penambahan area lahan budidaya dan penggunaan air, sehingga perlu dibutuhkan suatu teknologi dalam budidaya ikan lele dengan padat tebar tinggi yang bisa diterapkan pada lahan sempit dan minimnya sumber air dengan pola manajemen yang efektif dan efesien. Teknologi yang sudah banyak diterapkan oleh pembudidaya untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan adalah melakukan budidaya dengan sistem akuaponik. Namun bahan organik di dasar perairan mengalami penumpukkan. Usaha untuk mempertahankan kualitas air yaitu dengan probiotik. Manfaat probiotik bagi ikan dapat melalui mekanisme fungsi protektif, yaitu kemampuan bakteri untuk menghambat bakteri patogen dalam saluran pencernaan dan terbentuknya kolonisasi probiotik dalam saluran pencernaan sehingga akan mengakibatkan kompetisi nutrisi antara probiotik dan bakteri lain, khususnya bakteri pathogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik berbeda pada sistem akuaponik terhadap FCR dan biomassa ikan lele serta mengetahui probiotik komersil terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga. Menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Perlakuan yang digunakan yaitu tanpa pemberian probiotik (P0) dan dengan penambahan probiotik berbeda yaitu probiotik A (P1), probiotik B (P2) dan Probiotik C (P3). Analisis data diolah dengan ANOVA dan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian probiotik berbeda dalam sistem akuaponik berpengaruh terhadap FCR dan biomassa ikan lele. FCR terendah (0,9908) dan biomassa tertinggi (2,510) terdapat pada perlakuan P2. FCR tertinggi (1,5150) dan biomassa terendah (1,654) terdapat pada perlakuan P0 (kontrol). 
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK BERBEDA PADA PAKAN TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI LEMAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Lukman Arif Kurniawan; Muhammad Arief; Abdul Manan; Daruti Dinda Nindarwi
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 6 No. 1 (2017): JAFH Vol. 6 No. 1 Februari 2017
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.141 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v6i1.11272

Abstract

Permintaan komoditi udang vaname yang cukup tinggi mendorong berkembangnya budidaya udang intensif. Seiring dengan berkembangnya budidaya intensif, maka meningkatkan padat penebaran dan jumlah pakan yang diberikan. Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam budidaya yang menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Hal ini menyebabkan pentingnya pakan sehingga perlu penambahan probiotik. Probiotik dapat mengatur lingkungan mikrobial pada usus dan menghasilkan enzim protease dan lipase yang dapat memecah protein dan lemak menjadi molekul lebih sederhana sehingga akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik berbeda pada pakan terhadap peningkatan retensi protein dan retensi lemak udang vaname (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini dilaksanan pada bulan Juni - Juli 2016 di PT. SWK (Surya Windu Kartika) Banyuwangi, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas empat perlakuan dan lima kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah pemberian probiotik berbeda yaitu P0 (tanpa pemberian probiotik), P1 (probiotik A), P2 (probiotik B) dan P3 (probiotik C) pada pakan. Analisis data menggunakan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik berbeda pada pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap peningkatan retensi protein udang vaname. Rata-rata peningkatan retensi protein terbaik terdapat pada perlakuan P2 (4,55%) kemudian diikuti oleh perlakauan P3 (3,69%), P1 (3,55%) dan P0 (1,20%). Pemberian probiotik berbeda pada pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap peningkatan retensi lemak udang vaname. 
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS AIR DENGAN PREVALENSI ENDOPARASIT PADA SALURAN PENCERNAAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI KERAMBA JARING APUNG PROGRAM URBAN FARMING DI KOTA SURABAYA Alfan Prianggara; Gunanti Mahasri; Abdul Manan
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 5 No. 3 (2016): JAFH Vol. 5 No. 3 September 2016
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.045 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v5i3.11327

Abstract

Kendala kualitas air dalam budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) pada Program Urban Farming diakibatkan karena waduk maupun bozem yang digunakan merupakan perairan tergenang dan kualitas airnya tergantung darimana air itu berasal, apabila kualitas air buruk maka ikan akan stres, menjadi lemah dan mudah terserang parasit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air pada pemeliharaan ikan nila (O. niloticus), prevalensi endoparasit pada saluran pencernaan serta korelasi antara kualitas air dengan prevalensi endoparasit pada saluran pencernaan ikan nila (O. niloticus) di Keramba Jaring Apung Program Urban Farming kota Surabaya. Lokasi waduk atau bozem yang digunakan adalah Urban Farming kecamatan Wiyung, Jambangan dan Lakarsantri, kota Surabaya. Metode yang digunakan adalah metode survey. Parameter utama dalam penelitian ini adalah prevalensi endoparasit dan kualitas air. Hasil pengukuran kualitas air berkisar antara : suhu 29-300C; pH 7-8,5; kecerahan 18-30 cm; DO 4,8- 5,3 mg/l; nitrit <0,043-2,213 mg/l; nitrat <0,008-7,781 mg/l dan amoniak 0,063-0,35 mg/l. Prevalensi rata-rata endoparasit Eimeria spp. 5,71 % dan Acanthogyrus spp. 8 %. Terdapat korelasi positif antara kecerahan, amoniak dan DO dengan prevalensi Eimeria spp. serta suhu, pH, nitrat dan nitrit dengan prevalensi Acanthogyrus spp. Terdapat korelasi negatif antara suhu, pH, nitrat dan nitrit dengan prevalensi Eimeria spp. serta kecerahan, amoniak dan DO dengan prevalensi Acanthogyrus spp. 
PENGARUH PERBEDAAN PROBIOTIK KOMERSIAL TERHADAP RASIO C:N DAN N:P MEDIA KULTUR BIOFLOK PADA BAK PERCOBAAN Endang Dewi Masithah; Yurika Dwi Octaviana; Abdul Manan
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 5 No. 3 (2016): JAFH Vol. 5 No. 3 September 2016
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.172 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v5i3.11333

Abstract

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi ikan budidaya adalah adanya penurunan kualitas air sebagai akibat dari banyaknya akumulasi bahan organik baik yang berasal dari limbah metabolisme dan bahan organik lainnya. Bioflok merupakan teknologi yang menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah limbah budidaya yang paling menguntungkan. Aplikasi bakteri probiotik yang tepat dapat membantu mengurangi kandungan bahan organik di tambak dan mempertahankan tersedianya nutrisi dari hasil penguraian bahan organik. Peningkatan C:N rasio akan meningkatkan pertumbuhan bakteri heterotrof yang pada akhirnya akan mengurangi nitrogen anorganik perairan. Rasio N:P akan berpengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton jenis tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan probiotik komersial berbeda terhadap rasio N:P dan C:N media kultur bioflok pada bak percobaan. Penelitian ini menggunakan metode statistika Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap rasio C:N dan N:P. Nilai rasio C:N tertinggi pada perlakuan B (3,63), dan terendah pada perlakuan A (3,13). Nilai rasio N:P tertinggi pada perlakuan A (5,68) dan terendah C (4,36), kandungan N tertinggi pada perlakuan A (1692,6 ppm) dan kandungan P tertinggi pada perlakuan B (451,8 ppm). 
Penambahan Papain pada Pakan Komersial Terhadap Laju Pertumbuhan, Rasio Konversi Pakan dan Kelulushidupan Ikan Sidat (Anguilla bicolor) Stadia Elver [The Addition of Papain on Commercial Feed to Growth Rate, Feed Conversion Ratio and Survival Rate of Eel Fish (Anguillla bicolor) Stadia Elver] Muhammad Arief; Abdul Manan
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 (2016): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v8i2.11179

Abstract

AbstrakSidat (Anguilla spp.) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis. Permintaan pasar akan ikan sidat sangat tinggi yaitu mencapai 500.000 ton per tahun. Salah satu upaya untuk memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan produksi ikan sidat dapat dilakukan dengan pengembangan pakan alternatif atau penambahan feed additive yang dapat mempercepat pertumbuhan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim papain pada pakan komersial terhadap laju pertumbuhan, rasio konversi pakan dan kelulushidupan benih ikan sidat (Anguilla bicolor). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan adalah penambahan enzim papain pada pakan komersial dengan dosis 0%, 0,75%, 1,5%, 2,25% dan 3%. Hasil penelitian penambahan enzim papain pada pakan komersial memberikan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap laju pertumbuhan spesifik dan rasio konversi pakan, namun tidak berbeda nyata (p>0,05) terhadap kelulushidupan benih ikan sidat. Laju pertumbuhan spesifik tertinggi dan rasio konversi pakan terbaik dicapai pada perlakuan C (1,5%) yang masing-masing yaitu 0,85% gram/hari dan 2,27 sedangkan laju pertumbuhan spesifik terendah dicapai pada perlakuan A (0%) dan E (3%) yang masing-masing yaitu 0,37% gram/hari dan 0,39% gram/hari, rasio konversi pakan terburuk dicapai pada perlakuan A (0%) yaitu 5,14. Kualitas air pada media pemeliharaan selama penelitian adalah suhu 26-29oC, pH 7-8, oksigen terlarut 4-6 mg/l dan amonia 0-0,5 mg/l. AbstractEel fish (Anguilla spp.) a commodity that has significant economic value. Market demand for eel was very high, reaching 500.000 tonnes annually. One of effort to meet the market demand and increase the production of eels can be done with the development of alternative feed or feed additive additions that can accelerate growth. The purpose of this study to determine the effect of papain on commercial feed to growth rate, feed conversion ratio and survival rate in the eel (Anguilla bicolor) stadia elver. The method of this study was experimental with Completely Randomized Design as experimental design. The treatment was completed by adding dose of papain feeding as 0%, 0.75%, 1.5%, 2.25% and 3%. The result of this study showed that the increase of papain on commercial feed had effect on specific growth rate and feed conversion ratio (p<0.01),but had no effect on survival rate eel fish (p>0.05). The highest specific growth rate and the best feed conversion ratio in this study was treatment C (1.5%) with each the value 0.85% gram/day and 2.27 while the lowest specific growth rate in this study was treatment A (0%) and E (3%) with each the value 0.37% gram/day and 0.39% gram/day, the worst feed conversion ratio in this study was treatment A (0%) was 5.14. The maintenance of water quality in the media during the study was the temperature of 26-290C, pH 7-8, dissolved oxygen 4-6 mg/l and ammonia 0-0.05 mg/l.
Pemeriksaan Viral Nervous Necrosis (VNN) Pada Ikan dengan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) [Viral Nervous Necrosis (VNN) Examination at Fish by Polymerase Chain Reaction (PCR) Method] Abdul Manan; Elly Fitriatin
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 2 (2015): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v7i2.11198

Abstract

Abstract Fish production annually has increased. Trading activities of Fishery in Indonesia both exports and imports will continue to increase every year. Control and monitoring of fisheries products was transported in Indonesia aims to reduce the risk of entry and spread of pests and diseases of fish in Indonesia. The purpose of Study is to know examination techniques of virus Viral Nervous Necrosis (VNN) at fish by Polymerase Chain Reaction (PCR) method. This Study was held in the Quarantine Fish Quality Control and Safety of Fishery Products (BBKIPM-KHP) Soekarno Hatta Tangerang, Banten on January 12th to February 12th, 2015. The methods of data fetching consisted of primary and secondary data. The data fetching was performed with active participation, observation, interviews, and literature. Examination methods Viral Nervous Necrosis (VNN) by Polymerase Chain Reaction (PCR). Stages of virus examination by PCR method includes necropsy samples, RNA extraction, amplification, electrophoresis, and the diagnosis results using UV transluminator. Fish samples were examined VNN virus consisting of a live fish and frozen fish both commodity exports, imports, or domestic. The results showed that all fish samples are negative infected with the virus VNN.