Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

PERENCANAAN PRODUKSI SANDAL DENGAN METODE DE NOVO PROGRAMMING UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DI CV. SHAKILLA WARU, SIDOARJO Rony Oktavianto; Yustina Ngatilah; Farida Pulansari
Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management Vol 12 No 2 (2017): TEKMAPRO
Publisher : UPN Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.72 KB) | DOI: 10.33005/tekmapro.v12i2.81

Abstract

Shakilla adalah perusahaan produksi sandal yang terletak di daerah waru sidoarjo dan permasalahan yang dihadapi selalu terdapat sisa bahan baku karena bahan baku yang digunakan selalu berlebih. Hal ini dianggap suatu pemborosan bagi perusahaan, karena bahan baku tidak digunakan secara optimal. Maka dilakukan penelitian dengan menggunakan metode De Novo Programming untuk menentukan jumlah sandal yang harus diproduksi oleh perusahaan sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Didapat penghematan sebesar Rp.931.000,- dengan menggunakan metode DeNovo Programming Dan juga didapatkan hasil peramalan Januari 2017 – Desember 2017 dengan keuntungan sebesar Rp. 53.230.800,- dengan jumlah produksi adalah produk Sandal Shakilla ukuran 36 sebanyak 6.636 pasang, Shakilla ukuran 37 sebanyak 6.372 pasang, Shakilla ukuran 38 sebanyak 6.096 pasang, Shakilla ukuran 39 sebanyak 5.808 pasang dan Shakilla ukuran 40 sebanyak 6.216 pasang. Untuk Sandal Marcello ukuran 36 sebanyak 6.156 pasang, Marcello ukuran 37 sebanyak 5.868 pasang, Marcello ukuran 38 sebanyak 6.600 pasang, Marcello ukuran 39 sebanyak 6.252 pasang dan Marcello ukuran 40 sebanyak 6.600 pasang.
ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ASBES DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (Studi Kasus : PT. XYZ) Yustina Ngatilah; Caecilia Pujiastuti; Ricky Eka Putra
Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management Vol 15 No 2 (2020): TEKMAPRO
Publisher : UPN Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/tekmapro.v15i2.143

Abstract

ABSTRAK Industri manufaktur dituntut perencanaan yang baik disemua lini produksi untuk bisa bersaing di era globalisasi saat ini.Perencanaan kebutuhan bahan baku merupakan salah satu yang harus diperhatikan,agar kelancaran proses produksi terjamin. Salah satu tolak ukur perencanaan yang baik ialah mampu memenuhi permintaan sesuai dengan waktu ,jenis dan kuantitas barang yang di inginkan.PT XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi asbes,dengan permasalahan yang dihadapi adanya penumpukan bahan baku di Gudang. Bahan baku yaitu asbestos dan semen yang menumpuk, sehingga berimbas pada meningkatnya biaya persediaan yang di keluarkan oleh perusahaan. Material Requirement Planning merupakan metode perencanaan kebutuhan bahan baku yang menterjemahkan Jadwal induk produksi menjadi kebutuhan bahan baku berdasarkan struktur produk untuk menentukan kapan dan berapa bahan baku yang harus dipesan.Diharapkan metode ini akan mengurangi biaya persediaan yang ada saat ini. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perencanaan bahan baku periode Januari 2018 – Juni 2019 dengan metode perusahaan di dapatkan Total Cost sebesar Rp7,181,567,947.56,- dan menggunakan metode MRP dengan lot LFL didapatkan Total Cost sebesar Rp5,906,702,181.27.,-. Untuk perencanaan bulan Juli 2019 – Desember 2020 menggunakan metode MRP di dapatkan Total Cost sebesar Rp8,751,169,123.35
PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI ROTI YANG OPTIMAL UNTUK MENINGKATKAN KEUNTUNGAN DENGAN METODE NEWSBOY DI “ABC” BAKERY” Zharfan Hamzah; Dwi Sukma Donoriyanto; Budi Santoso; Yustina Ngatilah
Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management Vol 16 No 1 (2021): TEKMAPRO
Publisher : UPN Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/tekmapro.v16i1.144

Abstract

“ABC” Bakery merupakan suatu usaha yang bergerak pada bidang makanan yaitu roti dan kue. Roti termasuk dalam perishable produk yang memiliki karakteristik mudah rusak dan memiliki masa kadaluarsa yang relatif singkat (short live). Dimana untuk saat ini “ABC” Bakery memiliki permasalahan yaitu dimana selalu terdapat kelebihan produksi roti yang tidak laku terjual pada hari itu, sehingga membuat perusahaan tidak dapat mengoptimalkan keuntungan. Salah satu cara untuk mengoptimalkan keuntungan yaitu dengan cara mengurangi sisa roti yang tidak terjual dengan merencanakan produksi roti yang tepat. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian perencanaan produksi roti dengan metode Newsboy dengan harapan dapat meminimalkan jumlah roti yang sisa dan dapat mengoptimalkan keuntungan di “ABC” Bakery. Metode Newsboy merupakan model stokastik yang mempertimbangkan adanya faktor ketidakpastian dalam jumlah permintaan setiap periode produksi. Metode Newsboy digunakan untuk menangani permasalahan pemesanan dari barang-barang yang mudah rusak atau perishable goods atau jenis-jenis produk lainnya yang memiliki masa pakai relative lebih pendek. Dari hasil penelitian berdasarkan perhitungan penentuan kuantitas dengan menggunakan metode Newsboy maka diperoleh jumlah produksi roti yang optimal untuk roti pizza sebanyak 226 buah dan sebanyak 223 untuk roti sosis keju. Sehingga didapatkan keuntungan sebesar Rp 16.635.000 untuk penjualan roti pizza dan sebesar Rp 16.305.000 untuk roti sosis keju. Kata Kunci: Perencanaan Produksi, PPIC, Newsboy
ANALISIS KUALITAS PRODUK KORAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PT. XYZ BALIKPAPAN Frizkia Sepriandini; Yustina Ngatilah
Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management Vol 16 No 2 (2021): TEKMAPRO
Publisher : UPN Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/tekmapro.v16i2.203

Abstract

PT. XYZ adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan dan mempunyai beberapa anak cabang di seluruh wilayah Kalimantan Timur. Salah satu hasil produksi perusahaan ini adalah surat kabar harian atau koran. Adapun jumlah rata-rata produksi tahun 2019 adalah 908.489 eksemplar dan jumlah rata-rata produk cacat tahun 2019 sebesar 27.106 eksemplar. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui persentase kualitas dan nilai sigma, faktor-faktor penyebab kecacatan serta dampak yang ditimbulkan, dan memberikan usulan perbaikan kualitas produk. Metode yang diusulkan adalah Six Sigma dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Adapun tahapan Six Sigma adalah define, measure, analyze, improve, dan control (DMAIC). Untuk metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) digunakan pada tahap improve, yaitu untuk menganalisis akar penyebab tingginya kecacatan serta memberikan usulan perbaikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki total jumlah kecacatan koran sebesar 198.606 eksemplar yang terdiri lembab, warna kabur, berbayang, dan tidak simetris. Saat ini, perusahaan berada di level 3,97 sigma sehingga perlu dilakukan perbaikan yang dilakukan untuk mencapai level 6 sigma. Dengan meenggunakan metode FMEA diketahui bahwa kecacatan yang mendominasi adalah cacat warna kabur. Adapun rekomendasi perbaikannya adalah mengganti tinta dengan tinta yang memiliki kepekatan lebih rendah, melakukan pengecekkan kembali sebelum menyalakan mesin dan memperketat pengawasan proses cetak koran, menetapkan aturan dalam standar pengisian tinta, dan memberi pengarahan pada operator mengenai standar pengisian tinta.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK PUPUK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER DI PT. XYZ Nyimas Rihadatul Aisy; Yustina Ngatilah
Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management Vol 17 No 1 (2022): TEKMAPRO
Publisher : UPN Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/tekmapro.v17i1.218

Abstract

XYZ merupakan perusahaan yang bergerak sebagai produsen pupuk dibawah naungan Pupuk Indonesia Holding Company yang terletak di Kab. Gresik. Pupuk yang diproduksi antara lain pupuk Phonska, SP-36, Urea, dan lain-lain dengan rata-rata produksi setiap bulan untuk pupuk Phonska adalah 90.000 ton dan pupuk SP-36 sebanyak 69.094 ton. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah produksi yang terus menerus secara berlebihan, namun pengelolaan persediaan kurang tepat sehingga menimbulkan adanya overstock. Kondisi ini juga didukung oleh permintaan yang tidak sebesar dengan produksi perusahaan pupuk ini. Peneliti mengusulkan penyelesaian masalah overstock persediaan dengan menggunakan metode Lagrange Multiplier, dimana metode ini merupakan metode multi produk (syarat n > 1) yang digunakan untuk mengoptimalkan persediaan produk jadi beserta kendala-kendala yang ada di gudang, untuk mengoptimalkan biaya persediaan. Hasil awal dengan metode perusahaan memiliki total gudang persediaan sebesar 197.724,80 m3 dimana hasil tersebut melebihi kapasitas gudang Phosfat I yaitu sebesar 29.280 m3, sehingga terjadi keadaan over stock pada gudang produk jadi, dengan total biaya persediaan tahunan sebesar Rp 5.097.075.039.980,81 dengan jumlah produksi perbulannya untuk pupuk phonska adalah 124.860,79 ton dan untuk pupuk SP-36 seberat 39.909,88 ton. Hasil perhitungan total cost dengan metode Lagrange Multiplier, total biaya persediaan baru yaitu sebesar Rp 1.859.947.107.031,85 dengan volume produksi optimal yaitu 5.937,5 ton untuk pupuk phonska dan 18.462,4 ton untuk SP-36. Hasil perhitungan tersebut menghasilkan total gudang persediaan terpakai sebesar 29.279 m3. Dengan penghematan metode Lagrange Multiplier untuk total biaya persediaan tahunan sebesar 63.5 % atau sebesar Rp 3.237.127.932.948,96. Kata Kunci: Metode Lagrange Multiplier, Persediaan, Permalan.
PERENCANAAN INTERVAL PERAWATAN MESIN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DAN PERHITUNGAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. XYZ Nadya Annisa Wulandari; Yustina Ngatilah
Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management Vol 17 No 1 (2022): TEKMAPRO
Publisher : UPN Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/tekmapro.v17i1.222

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku getah pinus menjadi Derivate Gum Rosin (gondorukem). Produk tersebut nantinya dapat di aplikasikan menjadi salah satu bahan pembuatan penjilid buku, cat atau tinta, cairan pelapis, serta sebagai larutan dasar perekat. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah adanya Breakdown mesin pada Reactor B yang tinggi yaitu sebesar 9480 menit (32 kali) pada tahun 2019 serta belum adanya interval waktu perawatan mesin yang tepat sehingga hal tersebut menyebabkan adanya kegiatan corrective maintenance yang dapat menimbulkan downtime, berhentinya proses produksi dan biaya untuk perbaikan yang tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance II dengan memadukan analisis kualitatif yang meliputi FMEA ( Failure Mode and Effect Analyze ) dan RCM II Decision Worksheet. Metode lain yang digunakan yaitu dengan perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses untuk mengidentifikasi faktor penyebab penurunan efektivitas mesin produksi. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada 6 komponen kritis pada mesin Reactor B dan dari analisis interval perawatan menunjukkan bahwa Interval waktu perawatan yang tepat pada komponen Coil Cooling selama 397,778 jam, Main Valve selama 625,066 jam, Valve Samping selama 2553,432 jam, Motor Agitator selama 1762,232 jam, Kondensor selama 241,145 jam, dan Line Hopper selama 396,048 jam dan biaya perawatan yang optimal sebesar Rp. 7.475.160,48. Selain itu dalam penelitian ini diperoleh nilai OEE total sebesar 84,46%, Availability sebesar 97,76%, Performance Efficiency sebesar 96,68%, dan Quality Rate sebesar 91,18%. Kata Kunci: Interval Perawatan, Overall Equipment Effectiveness, Reliability Centered Maintenance (RCM).
ANALISIS KUALITAS PADA PRODUK MEJA “IKEA CLASSICAL TABLE” DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INTEGRA INDOCABINET SIDOARJO Yustina Ngatilah
Matrik : Jurnal Manajemen dan Teknik Industri Produksi Vol 9 No 1 (2010)
Publisher : Prodi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.30587/matrik.v9i1.481

Abstract

Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas diikuti dengan kemajuan teknologi, setiap perusahaan berusaha menghadapi persaingan yang sangat ketat. Dengan meningkatnya persaingan menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan, dengan mengerti kebutuhan konsumen serta memenuhi apa yang mereka harapkan. Konsumen sebagai pemakai produk semakin kritis dalam memilih produk, keadaan ini mengakibatkan peranan kualitas semakin penting. Berbagai macam metode dikembangkan untuk mewujudkan suatu kondisi yang ideal dalam sebuah proses produksi, yaitu zero defect atau tanpa cacat. PT. Integra Indocabinet merupakan salah satu perusahaan yang bergerak furniture. Namun hingga kini perusahaan masih mengalami permasalahan terutama pada departemen processing yang dimana terjadi 2 proses yaitu moulding dan sanding, yaitu bagaimanacara mengurangi tingginya tingkat kecacatan produk pada proses tersebut khususnya pada produk meja ”IKEA classical table” yang paling diminati oleh konsumen. Tujuan dari penelitian adalah memberikan usulan dalam hal meningkatkan kualitas untuk mengurangi defect yang dominan dan mengidentifikasi faktor-faktor terjadinya kecacatan produk dengan menggunakan Metode Six Sigma. Sehingga pada akhirnya perusahaan dapat melakukan perbaikan yang menguntungkan bagi semua bagi semua pihak.Pengukuran tingkat kapabilitas proses, dan juga perbaikan untuk mencapai hasil yang menunjukkan pada tingkat kegagalan nol ( zero defect ). Berdasarkan hasil penelitian dari totalproduksi sebesar 17625 total defect sebesar 530 dengan prosentase defect sebesar 3 % dan nilai sigma 4,09 sigma. Dan untuk nilai indeks kapabilitas proses diperoleh 1,92 yang berarti bahwa proses produksi dianggap cukup mampu untuk bersaing dengan perusahaan lain serta memiliki kesempatan terbaik dalam melakukan program peningkatan Six Sigma, sedangkan untuk prioritas tindakan perbaikan yang diusulkan berdasarkan nilai RPN 294,yaitu pada bagian inspeksi yang diharapkan untuk lebih memperketat kontrol material sebelum diproses .
Analisis Kelayakan Investasi Perbaikan Kualitas Pelayanan Di AJB Bumi Putera 1912 Cabang Sidoarjo Yustina Ngatilah; C. Indri Parwati
Jurnal Teknik Industri Vol. 12 No. 2 (2011): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.824 KB) | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol12.No2.126-132

Abstract

Customer satisfaction is the main thing that must be considered by every company, both service and production, so customers do not switch keperusahaan competitors, and customer satisfaction always changing according to the era or the era of human development. In terms of customer satisfaction that this changing, we need quality improvement program. This study used the method ROQ (Retrun On Quality), namely, the methods used for decision making will improve the quality of the proposed program, can be used or not. ROQ very to influence by the amount of customer satisfaction, customer retention and cost of the proposed program of quality improvement. In determining the quality improvement program proposal, use graph mapping IP From research result shows an increase in customer satisfaction and customer retention, each of which is 80.41% to 81.22% and 24.56% to 28.56%, which reached the stage These proposals deserve diimpelementasikan quality improvement program. By using the data market growth, market share data, the average benefits agents and the interest rate at the time of planning time, then the calculation can be done ROQ.ROQ calculations, requiring the calculation of NPV, NPV0, NPVAS conducted as a planning horizon of 5 periods ahead. From the calculation results, obtained NPV Rp.152.636.602.289, 00; NPV0 for Rp.145.407.658.197,00; and NPVAS of Rp.3.573.189.670, 00; so ROQ value of 2.0231. The result was states that the proposal is feasible quality improvement program to be implemented, until rate reached 46.457%.
Pemberian Insentif Kepada Group Karyawan Berdasarkan Kompetensi Spencer Yustina Ngatilah
Jurnal Teknik Industri Vol. 10 No. 2 (2009): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.031 KB) | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol10.No2.167-172

Abstract

Knowing that success in the implementation of the strategy implemented by management to achieve the vision and mission that has been established, it would require an appropriate measure of performance using a design with two Spencer competence perspectives measurement comprehensibly and integrated that is in each criterion is expected to concretely describe the performance of the company and can be used as a measure of judgment in the provision of incentives. This study aims to support the decision to give incentives to the grup of employees with competency-based Spencer and Analytic Hierarchy Process as a weighting in the decision-making strategy to improve company performance. Based on the results of performance measurement in companies using the Sakti PT.Biru Spencer and Analytical Hierarchy Process can be concluded that the employee grup A has a value of 3.516 of performance achievement., grup B has a value of employee performance achievements 3.059, grup C has a value of employee performance achievements 3.138, grup D employee has a value of 3.57 and the achievement of performance grup E employees have a value of 3.563 of performance achievement. The results of measurements of the performance of each grup of employees by using the method of Spencer and AHP, are known to facilitate the performance of each grup and the management in providing the right incentives, the amount of incentives that should be given to each work grup performance based on achievement during the first 3 months in 2009, where employee grup B the highest incentives of Rp 6,153,907, -, grup D employees of Rp 6,113,469, -, grup of employees amounting to Rp 5,845,617 A, grup C of Rp 3,669,158 employees and employees of grup B of Rp 3,217, 850 
Pemberian Insentif Kepada Grup Karyawan Berdasarkan Kompetensi Spencer Yustina Ngatilah
Jurnal Teknik Industri Vol. 10 No. 2 (2009): Agustus
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol10.No2.%p

Abstract

Knowing that success in the implementation of the strategy implemented by management to achieve the vision and mission that has been established, it would require an appropriate measure of performance using a design with two Spencer competence perspectives measurement comprehensibly and integrated that is in each criterion is expected to concretely describe the performance of the company and can be used as a measure of judgment in the provision of incentives. This study aims to support the decision to give incentives to the grup of employees with competency-based Spencer and Analytic Hierarchy Process as a weighting in the decision-making strategy to improve company performance. Based on the results of performance measurement in companies using the Sakti PT.Biru Spencer and Analytical Hierarchy Process can be concluded that the employee grup A has a value of 3.516 of performance achievement., grup B has a value of employee performance achievements 3.059, grup C has a value of employee performance achievements 3.138, grup D employee has a value of 3.57 and the achievement of performance grup E employees have a value of 3.563 of performance achievement. The results of measurements of the performance of each grup of employees by using the method of Spencer and AHP, are known to facilitate the performance of each grup and the management in providing the right incentives, the amount of incentives that should be given to each work grup performance based on achievement during the first 3 months in 2009, where employee grup B the highest incentives of Rp 6,153,907, -, grup D employees of Rp 6,113,469, -, grup of employees amounting to Rp 5,845,617 A, grup C of Rp 3,669,158 employees and employees of grup B of Rp 3,217, 850