Claim Missing Document
Check
Articles

Perancangan Kawasan Wisata 1000 Musamus Merauke Muhammad Toyib; Anton Topan; Yosi Valentina Simorangkir
Musamus Journal of Architecture Vol 6 No 2 (2024): MUSAMUS JOURNAL OF ARCHITECTURE - APRIL 2024
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Papua, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mja.v6i2.6277

Abstract

Salah satu daerah di Indonesia yaitu kabupaten Merauke yang terletak paling selatan dan timur di Provinsi papua selatan memiliki kekayaan aset alam dan geografis yang iconic. Taman wisata 1000 musamus merupakan salah satu tempat wisata khas namun belum memiliki sarana dan prasarana aksesibilitas keluar dan kedalam tapak yang mendukung dan memadai sebagai suatu tujuan tempat wisata yang terintregasi berdasarkan Destination management Organization (DMO). Maka tujuan penelitian ini yaitu Merancang kawasan taman wisata 1000 musamus Merauke yang sesuai standar organisasi DMO dengan pendekatan sustainable Architecture serta lokasi site taman wisata 1000 yang aksesible. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa wawancara pada pihak pengelola wisata 1000 musamus dan dokumentasi langsung terhadap objek yang diteliti.Sustainable Architecture yang diterapkan diantaranya : Optimalisasi potensi tapak, optimalisasi pengunaan energi, dan pengunaan matrial yang ramah lingkungan seperti pengunaan bambo pada kontruksi atap dan dinding pada gapura serta pengunaan matrial GFRP yang merupakan matrial dari bahan daur ulang sehingga dapat mengurangi pengunaan sumberdaya yang berlabihan. Penerapan DMO (Destination Management Organication) pada perancangan di Taman Wisata 1000 Musamus dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan pengalaman berwisata di Taman Wisata 1000 Musamus yang merupakan indikator pecapaian standar DMO.
ANALISIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MERAUKE Topan, Anton
MUSTEK ANIM HA Vol 2 No 1 (2013): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pembangunan di kota Merauke ini tidak di imbangi dengan penataan taman kota yang baik dan belum diterapkannya peraturan Dirjen Tata Ruang Kota khususnya aturan mengenai RTH (ruang terbuka hijau), hal ini dapat kita lihat dari taman kota Mandala yang belum memiliki sarana yang memadai untuk memenuhi akan kebutuhan sarana berolah raga maupun bersantai disetiap akhir pekan untuk menghilangkan kejenuhan selama seminggu bekerja.Penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung kelokasi penelitian yaitu pada taman kota Merauke yang berada di jln. Raya Mandala, melakukan studi literature mengenai aturan perkotaan khususnya ruang terbuka hijau (RTH), melakukan analisis dengan pedoman penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan Perkotaan  yang di keluarakan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008, dengan standar Kementrian Pekekrjaan Umum yang ada, menyimpulkan hasil dari penelitian sehingga menjadi suatu bahan masukan bagi pemerintah/instansi terkait serta sebagai informasi bagi masyarakat luas khususnya masyarakat Kota Merauke.Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang terdapat pada taman Kota Merauke masih belum memenuhi standar yang ada dan masih memerlukan tambahan fasilitas seperti area bermain anak, kursi, wc umum, parkiran sehingga taman kota ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat di nikmati oleh masyarakat luas
PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MERAUKE Topan, Anton; Pasalli, Daud Andang; Syanjayanta, Biatma
MUSTEK ANIM HA Vol 3 No 1 (2014): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pembangunan di Kota Merauke tidak di imbangi dengan penataan Kota yang baik khusus pada kawasan Ruang ternuka hijau, ini dikarenakan belum diterapkannya peraturan Dirjen Tata Ruang Kota khususnya aturan mengenai RTH (ruang terbuka hijau), hal ini dapat kita lihat dari taman Kota Mandala yang penataanya belum sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, tujuan dari penelitian ini Adela desain taman kota yang sesuai standar Menteri Pekerjaan Umum.Penelitian ini dilakukan dengan observasi (survey) langsung kelokasi penelitian yaitu pada taman Mandala Kota Merauke yang berada di jln. Raya Mandala, melakukan studi literature mengenai aturan per Kotaan khususnya ruang terbuka hijau  (RTH), pengukuran dengan menggunakan Theodolit dan meteran, menganalisis dengan pedoman penyediaan  dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau  (RTH) di kawasan Perkotaan  yang di keluarkan  oleh Peraturan  Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008,  menyimpulkan hasil dari penelitian sehingga menjadi suatu bahan masukan bagi pemerintah/instansi terkait serta sebagai informasi bagi masyarakat luas khususnya masyarakat Kota Merauke, mendesain Taman Kota merauke sesuai dengan Peraturan Mentri Pekerjaan UmumDari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Penataan Taman Kota  yang terdapat pada Taman Kota Merauke masih belum memenuhi standar yang ada dan masih memerlukan penataan yang lebih baik lagi dan menambah  fasilitas seperti area bermain anak, kursi, wc umum, parkiran sehingga taman Kota ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat di nikmati oleh masyarakat luas.
APLIKASI ELEMEN ARSITEKTUR TRADISIONAL TORAJA PADA BANGUNAN PEMERINTAHAN DI KOTA MAKALE Topan, Anton
MUSTEK ANIM HA Vol 1 No 2 (2012): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui aplikasi elemen arsitektur tradisional Toraja padabangunan pemerintahan di Kota Makale  Penelitian ini bersifat deskriptif melalui pendekatan eksploratif. pengumpulan data dilakukanmelalui observasi dan pengukuran, wawancara, dan kajian pustaka. Analisis data secara kuantitatif.Dilakukan terhadap 3 sampel bangunan Kantor pemerintahan  yang dipilih dengan menggunakanteknik purposive sampling Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan aplikasi elemen arsitektur tradisional Torajayang diterapkan pada bangunan pemerintahan mengalami perubahan terutama pada: a) bentuk atap,dimensi horisontal, dimensi vertikal dan struktur  kontuksi, b) ornamen dan ragam hias yang ada padaTongkonan tidak semua ada pada bangunan pemerintahan, c) material bangunan, dimana bagunantersebut pada umumnya menggunakan material pabrikasi. Perubahan tersebut di sebabkan olehbeberapa faktor yang berurutan yaitu: a) faktor kemajuan teknologi, b) kebutuhan ruang, c) fungsibangunan, e) sosial dan budaya,  f) kebijakan pemerintah.
KAJIAN KEANDALAN DAN KEMUDAHAN BANGUNAN GEDUNG, PERSYARATAN KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KENYEMANANPENGHUNI BANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN 3 LANTAI UNIVERSITAS MUSAMUS Syanjayanta, Biatma; topan, Anton; Joenso, Reyvandi C.
MUSTEK ANIM HA Vol 10 No 3 (2021): MUSTEK ANIM HA
Publisher : Faculty of Engineering, Musamus University, Merauke, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mustek.v10i3.4243

Abstract

Universitas Musamus dalam perkembangannya sangat pesat terutama dalam melengkapi prasaranapenunjang perkuliahan, salah satunya adalah pembangunan gedung ruang perkuliahan. Dalam halperkembangan pembangunan tersebut harusnya mengikuti aturan atau standar tentang bangunan gedungyang berlaku di Indonesia maupun standar lain yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengkaji dan menggali kondisi gedung yang berkaitan dengan keandalan, kemudahan, keamanan danpenyamanan penghuni gedung. Setiap bangunan gedung harus diselenggarakan dan diwujudkan sesuaidengan fungsinya, serta mampu memenuhi persyaratan penyelenggaraan bangunan gedung, seperti yangdipersyaratkan dalam Undang-Undang dan standar yang ada. Hasil yang didapat bahwa Gedung ruang kuliahlantai tiga pada universitas Musamus, yang baru selesai dibangun pada tahun 2021. Secara garis besar sudahmemenuhi standar keamanan maupun kenyamanan bagi pemakai bangunan sesuai dengan aturan yangberlaku. Pada dasarnya akan lebih baik lagi jika ada perbaikan dan penambahan fasilitas dalam hal ukurandan fasilitas untuk penyandang disabilitas. Penambahan fasilitas yang diperlukan tersebut adalah ukuranlebar tangga, jarak antar tangga tidak lebih dari 40 meter, belum adanya Ramp dan jalur evakuasi yang jelas,arah bukaan pintu utama.
Pemanfaatan Limbah Palet untuk Perabot Rumah Tangga Masyarakat Lokal Dusun Sarsang Anton Topan; Alahudin, Muchlis
SAFARI :Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 3 (2025): Juli : SAFARI :Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/safari.v5i3.2710

Abstract

Pallet Wood is waste wood. The type of pallet wood has a medium to low hardness level, some types of wood include; sengon wood, camphor wood, randu wood and others. Pallet wood waste is used as household furniture including; tables, chairs, cupboards and other furniture. OMK (Catholic Young People) is an organization of Catholic youth; OMK activities, taking part in Sunday and religious day worship, guiding Sunday school, decorating the Church (Easter, Christmas and others), cleaning the church environment, and representing the church. In addition to religious activities there are also activities outside, including; sports, farming and others. The purpose of the service is counseling and training in making furniture for OMK in Sarsang Hamlet, Tanah Miring District. The method used in this service is counseling and training. The community involved in this service activity is the OMK Group and members of the St. Yoseph Church council. The results of this service activity are the OMK Group and members of the St. Yoseph Church council have the skills to process pallet wood waste as household furniture materials that have a sales value. In the furniture training, 2 tables, 2 long chairs and 2 small chairs were made. With the skills gained, it is hoped that residents can utilize wood waste, especially pallet wood, into functional furniture and of course have a selling value.