Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD DI PERUSAHAAN (AMDK) PT. AHLUS SHAFA WAL WAFA Patdono Suwignyo; Gusti Adriansyah; Nur Syahri Ramadhan
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 5, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v5i1.54-60

Abstract

Perusahaan (AMDK) PT. Ahlus Shafa wal Wafa memiliki usia yang masih muda. Pada saat ini air minum “MaDa” memiliki segment pasar pada jama’ah hingga wali santri yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan karena PT. Ahlus Shafa wal Wafa hingga saat ini belum pernah melakukan pengukuran kinerja. Proses pengukuran kinerja dilakukan dengan pendekatan perspektif balanced scorecard (BSC) dan menggunakan data tiga tahun terakhir mulai tahun 2018 sampai tahun 2020. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mulai tahun 2018 hingga tahun 2020, kinerja PT. Ahlus Shafa wal Wafa berada pada kondisi yang cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan kondisi 10 key performance indikator (KPI) yang digunakan,  3 (tiga) KPI mengalami penurunan, 5 (lima) KPI relatif stabil, dan 2 (dua) KPI mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut menjadikan PT. Ahlus Shafa wal Wafa sebagai perusahaan dengan usia muda yang terbilang cukup baik dan semakin berkembang di masa mendatang.ABSTRACTPT. Ahlus Shafa wal Wafa is very young in age. Now drinking water "MaDa" has a market segment from the congregation to the guardians of students spread across various regions in Indonesia. This research was conducted because of at PT. Ahlus Shafa wal Wafa indicated that there was no previous performance measurement before. The performance measurement process is carried out using a balanced scorecard (BSC) perspective approach. By using data from the last three years, the measurement results show that in the last three years from 2018 to 2020 the performance of PT. Ahlus Shafa wal Wafa is quite good. This is evidenced by the 10 key performance indicators (KPI) used, 3 (three) KPI decreased, 5 (five) KPI in stable, and 2 (two) KPI experienced significant increases. This makes PT. Ahlus Shafa wal Wafa as a company with a young age that is quite good and make growth in the future. 
ANALISA PENGARUH SHIFT KERJA, MASA KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DI PT. SUPRANUSA INDOGITA) Fherdy Firmansyah; Gusti Adriansyah; Moch Anshori
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 5, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v5i1.33-38

Abstract

Adanya upaya memenuhi kebutuhan pasar, perusahaan harus menetapkan jam operasi 24 jam. Sehingga diperlukan sistem kerja yang baik. Perusahaan menerapkan sistem kerja 3 shift. Namun, ada beberapa permasalahan yang dihadapi pihak manajemen perusahaan, salah satunya perbedaan hasil kerja karyawan secara keseluruhan untuk masing-masing shift.  Pada karyawan yang senior memiliki bekerja lebih santai, sebagian dari mereka membebankan tugas dan tanggungjawabnya kepada juniornya, perilaku tersebut yang mengakibatkan adanya perbedaan hasil kerja antara junior dan senior yang berdampak pada perusahaan.  Hal tersebut terjadi pada PT Supranusa Indogita sehingga penelitiaan ini dilakukan pada perusahaan tersebut sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 68 responden dari total populasi yaitu 100 responden, dan bagian divisi yang dijadikan sebagai sample adalah bagian produksi. Pada penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan survey kuisioner dan SEM sebagai hasil olah data.  Pada penelitian variabel independen adalah shift kerja, masa kerja dan motivasi dan variabel dependen produktivitas kerja dan kinerja. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa shift kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas namun shift kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja, sedangkan pada masa kerja dan motivasi kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap produktivitas.ABSTRACTIn a business world, companies certainly want an effort to meet market needs, companies must set 24-hour operating hours. So we need a good working system. The company implements a 3shift work system. However, there are several problems faced by the company's management, one of which is the difference in the overall work results of employees for each shift. Senior employees have a more relaxed job, some of them impose their duties and responsibilities on their juniors, this behavior results in differences in work results between juniors and seniors which have an impact on the company. This happened to PT Supranusa Indogita so that this research was carried out on the company as the object of research. In this study using a sample of 68 respondents from the total population of 100 respondents, and the division that is used as a sample is the production department. In this study using quantitative data collection using a questionnaire survey and SEM as the result of data processing. In this study the independent variables are work shifts, years of service and motivation and the dependent variable is work productivity and performance. The results in this study state that work shifts have no significant effect on productivity, but work shifts have a significant effect on performance, while tenure and work motivation have a significant effect on productivity. 
Pengukuran Kinerja Desa Tanjungan Gresik Dengan Pendekatan Balanced Score Card Dini Retnowati; Gusti Adriansyah; Moch. Anshori; Ahmad Fatih Fudhla; Ika Widya Ardhyani; Asri Dwi Puspita; Gempur Santoso
Among : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Among Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ajpm.v4i1.1777

Abstract

Metode Balanced Score Card merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam proses pengukuran kinerja. Salah satu obyek yang dapat diukur adalah kinerja desa. Saat ini, desa Tanjungan yang terletak di kabupaten Gresik masih belum menjalankan seluruh program utama kementerian, hanya menjalankan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Di sisi lain, sumber daya desa masih terbatas dan belum dikelola seluruhnya. Sumber daya aparat desa juga masih minim pengalaman serta belum memiliki kemampuan manajerial yang memadai. Peran serta Perguruan Tinggi sebagai mitra pengabdian masyarakat sangat dibutuhkan dalam memberikan gambaran kinerja desa, utamanya dengan pendekatan metode Balanced Score Card. Dari hasil pengukuran kinerja desa Tanjungan dengan metode ini memberikan gambaran bahwa desa Tanjungan masih menjalankan program desa dengan hasil yang masih belum optimal dikarenakan masih terdapat kelemahan kinerja desa pada aspek-aspek tertentu, yaitu aspek pertumbuhan dan pembelajaran serta aspek masyarakat yang masih kurang. Ini berarti program desa yang ada harus lebih ditingkatkan baik dari sisi kualitas program maupun dari sisi kuantitas program. Ke depannya, program desa Tanjungan diarahkan pada program desa menuju desa unggulan, Dengan proses pendampingan diharapkan desa dan aparatnya dapat menyusun dan mengevaluasi program-program utama kementerian menuju desa Tanjungan yang sejahtera dan mandiri.
ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN IPA (Outlet Bebicare Desa Wiyung) M Robiul Nizar; Gusti Adriansyah
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 5, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v5i2.122-129

Abstract

ABSTRAK CV. ANUGERAH JAYA MANDIRI (Bebicare) merupakan sebuah usaha yang bergerak dibidang makanan bubur bayi organik di mana dituntut untuk selalu menjaga kualitas pelayanan serta kepuasan pelanggan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan yang diberikan oleh Bebicare kepada pelanggan. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Service Quality dan Importance Performance Analysis. Service Quality digunakan dalam menentukan kualitas pelayanan dengan memperhatikan lima dimensi. Lima dimensi tersebut adalah Tangibles (bukti fisik), Reliability (keandalan), Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), dan Empathy (empati). Importance Performance Analysis digunakan untuk menentukan atribut-atribut yang perlu dilakukan perbaikan dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah konsumen Bebicare merasa tidak puas dengan  pelayanan yang diberikan. Di mana hasil rata-rata kinerja karyawan mendapatkan nilai 4,09 dan nilai harapan konsumen mendapatkan nilai rata-rata 4,45 sehingga rata-rata gap yang diperoleh dari kinerja / persepsi dengan kepentingan / harapan adalah -0,36. Dikarenakan nilai gap negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa pelanggan bubur bayi organik Bebicare tidak puas atas pelayanan yang diterima. Pada metode IPA prioritas utama perbaikan pada kuadran A yaitu Daftar menu yang tersedia sesuai dengan menu yang ada (R4), Kemudahan dalam mendapatkan informasi tentang Bebicare di media sosial (R6), Bebicare memiliki peralatan untuk berjualan yang modern (A1), Bebicare memahami kebutuhan pelanggan dengan baik (E4).ABSTRACT CV. ANUGERAH JAYA MANDIRI (Bebicare) is a business engaged in organic baby porridge which is required to always maintain service quality and customer satisfaction. Therefore, the purpose of this study was to determine the level of service quality provided by Bebicare to customers. In this study, the method used is the Service Quality and Importance Performance Analysis method. Service Quality is used to determine service quality by taking into account five dimensions. The five dimensions are Tangibles (physical evidence), Reliability (reliability), Responsiveness (responsiveness), Assurance (guarantee), and Empathy (empathy). Importance Performance Analysis is used to determine the attributes that need to be improved in order to improve service quality. The results obtained from this study are Bebicare consumers feel dissatisfied with the services provided. Where the average result of employee performance gets a value of 4.09 and the value of consumer expectations gets an average value of 4.45 so that the average gap obtained from performance / perception with interests / expectations is -0.36. Due to the negative gap value, it can be concluded that Bebicare organic baby porridge customers are not satisfied with the service received. In the IPA method, the main priority for improvement in quadrant A is the list of available menus according to the existing menu (R4), Ease of getting information about Bebicare on social media (R6), Bebicare has modern selling equipment (A1), Bebicare understands the needs customers well (E4).
Identifikasi Permasalahan Budidaya Puter Pelung Di Desa Sambungrejo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo Gempur Santoso; Gusti Adriansyah; Dony Perdana; Wiji Lestariningsih; Nikma Yucha; Ika Widya Ardhyani
Among : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Among Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ajpm.v5i1.12225

Abstract

Burung puter pelung merupakan salah satu burung yang dikenal dikalangan masyarakat Indonesia. Ciri khas yang dimiliki burung puter pelung menjadikan burung ini banyak dibudidayakan di masyarakat. Sudah banyak para pecinta burung puter pelung ini yang tidak hanya sekedar hobi, juga menjadikannya usaha untuk menambah pendapatan. Untuk dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap burung jenis puter pelung ini maka salah satunya diperlukan adanya pemahaman tentang budidaya dan kemudahan untuk melakukannya. Kedepannya budidaya ini dapat diperkenalkan secara luas di masyarakat. Sehingga diharapkan dengan adanya pemahaman mengenai budidaya burung puter pelung juga dibarengi peningkatan minat budidaya burung puter pelung dikalangan masyarat. Dan temtunya dapat dijadikan alternatif usaha bagi masyarakat. Metode RCA (Root Cause Analysis) membantu mengidentifikasi permasalahan yang ada pada budidaya Puter Pelung dan dari proses brainstrorming membantu memberikan pertimbangan solusi yang diharapkan.
PENGUKURAN BEBAN KERJA KARYAWAN FROZEN FOOD MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX Gusti Adriansyah; Heksananda Pamungkas Daulay; Sryang T. Sarena; Tito Mau Pelu Benjamin
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol 6, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v6i1.25-32

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengukur beban kerja karyawan pada lini produksi PT.X di Driyorejo. Terdapat sejumlah karyawan pada masing-masing bagian, yaitu 2 orang pada bagian Penggilingan, 2 orang di bagian Packing, 2 orang di bagian Perebusan, serta 2 orang di bagian Pemotongan Bahan. Pengukuran beban kerja ini menggunakan metode NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index). Dalam metode ini terdapat dua tahap pengukuran, yaitu tahap pembobotan dan tahap pemberian rating. Dalam perhitungan tersebut mengacu pada 6 indikator NASA TLX, yaitu KF, KM, KW, P, TU, serta TF. Hasil dari pengukuran beban kerja mental karyawan menunjukkan bahwa indikator TU (Tingkat Usaha) memiliki nilai yang tertinggi daripada indikator lainnya. Sedangkan indikator TF (Tingkat Frustasi) menjadi yang terendah diantara indikator lainnya. Dan hasil akhir dari perhitungan nilai skor beban kerja mental karyawan PT. X skor NASA-TLX rata-ratanya ialah sebesar 79,25. Artinya untuk nilai ini menurut NASA – TLX termasuk pada kategori beban kerja mental yang berat. Adapun bagian pekerjaan dengan tingkat beban kerja tinggi ada pada bagian Packing dan Penggilingan, tingkat beban kerjanya yaitu sebesar 82,666 di bagian Packing dan 80,666 pada bagian Penggilingan.ABSTRACTThe purpose of this study is to measure the workload of employees on the PT.X DRIYOREJO production line. Each of which is 2 in the Milling section, 2 in the Packing section, 2 in the Boiling section and 2 in the Material Cutting section. Measurements were made using the NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index) method. In this method there are two stages of measurement, namely the weighting stage and the rating stage. The calculation will refer to 6 NASA TLX indicators, namely KF (Physical Demands), KM (Mental Demands), KW (Temporal Demands), P (Performance), TU (Efforts), TF (Frustration). The results of measuring the mental workload of employees show that the TU (Business Level) indicator has the highest value than other indicators. Meanwhile, the TF (Frustration Level) indicator is the lowest among other indicators. And the final result of calculating the mental workload of employees, the average NASA-TLX score is 79.25. This means that the category of mental workload of employees according to the NASA – TLX method is included in the category of heavy mental workload. The work section with a high level of workload is in the Packing and Milling section, the workload level is 82,666 in the Packing section and 80,666 in the Milling section.
Measurement Of Service Quality Using Servqual And Importance Performance Analysis Methods (Case Study: Umaha) Gusti Adriansyah; Ika Widya Ardhiyani; Dimas Setyawan; Asri Dwi Puspita
IQTISHADequity jurnal MANAJEMEN Vol 5, No 2 (2023): Juni 2023
Publisher : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/iej.v5i2.12640

Abstract

This study aims to determine the quality of research on student satisfaction services at the Faculty of Engineering, Economics and Law, Maarif Hasyim Latif University so that it is based on the results of the analysis of the Servqual model of five dimensions of service quality to create quality services and is expected to have an impact on student satisfaction. This study used a population of 1,719 students from the Faculty of Engineering, Economics, and Law with a sample consisting of 462 students using clustering sampling technique. The collected data were analyzed on a Servqual scale. Several dimensions of servqual which include responsiveness, empathy, assurance, tangible, reliability. According to the results obtained from the calculation of the SERVQUAL score, it was found that the expectations of the informants and all actual items had negative values, so that it could be interpreted that all items certainly did not meet student expectations. The quality of service at UMAHA has not been able to satisfy all students, from the results of the integration of the servqual method and the results of the Cartesian diagram measurement, the dominant attribute is in quadrant IV, which means that the performance of Umaha services is at a higher level, but the desire or expectation of students for this variable is low.
ANALISIS PERENCANAAN PRODUKSI TAS FLB DI PT. X MOJOKERTO Wijayanti, Wijayanti; Adriansyah, Gusti
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol. 1 No. 1 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v1i1.1-6

Abstract

PT. X merupakan produsen tas stik drum (FLB). Masalah yang sering muncul di PT. X, yaitu sering terjadinya keterlambatan bahan baku penunjang dari supplier luar sehingga proses produksi tidak bisa berjalan lancar serta perencanaan kebutuhan material yang kurang sistematis. Teknik analisis yang digunakan untuk pengolahan data pada penelitian ini adalah ploting data historis, peramalan (forecasting), lot sizing kemudian MRP (material requirement planning ). Teknik peramalan menggunakan metode Moving Average dan  Linear Regression. Sedangkan perhitungan lot sizing dengan metode lot for lot, economic order quantity, dan part order quantity. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan metode lot for lot merupakan metode yang memiliki hasil biaya paling  efisien untuk setiap bahan baku yang dibutuhkan untuk produk tas FLB. Dengan rincian hasil Rp  19.275.960,- dengan lot size sebesar 4000 buah untuk 1680 Nylon pu, Rp  5.202.300,- dengan lot size sebesar 4000 buah untuk 210 d poly, Rp  280S.500,- dengan lot size sebesar 800 untuk dakron, Rp  9.229.500,- dengan lot size sebesar 3200 buah untuk toylon 2mm, Rp  7.020.600,- dengan lot size sebesar 1600 untuk ziper 5, dan Rp. 2.087.880,- dengan lot size sebesar 2400 untuk slider 5.
PERENCANAAN STRATEGI PT. X DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN STRATEGI Adriansyah, Gusti; Pramono, Adi
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol. 2 No. 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v2i1.37-42

Abstract

PT. X merupakan home industry yang bergerak dibidang pembuatan knalpot di daerah Krian, kabupaten Sidoarjo. Hasil produksi knalpot PT. X ini sangat diminati oleh masyarakat luas, khususnya di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya. Meski demikian, produk knalpot di Sidoarjo ini memiliki banyak kompetitor. Saat ini PT. X belum membuat perencanaan strategi dengan baik. Dari hasil survei, diketahui beberapa variabel lingkungan yang mempengaruhi perusahaan, diantaranya adalah lokasi PT. X, kegiatan promosi, jumlah tenaga kerja, dan jenis produk yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penentuan strategi ini adalah metode analisis SWOT. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai tertimbang IFE sebesar 2,75 dan EFE sebesar 2,20.  Pada matriks IE menunjukkan posisi Home Industry PT. X berada pada kuadran V. Pada posisi kuadran ini, strategi yang terpilih adalah strategi pertahankan dan pelihara. Sedang pada matriks CPM skor tertinggi sebesar 3,51 merupakan nilai dari pesaing utama PT. X.
ANALISIS PENENTUAN REMAINING LIFE DENGAN PENDEKATAN METODE RBI SEMI KUANTITATIF (STUDI KASUS PADA PIPA PENYALUR GAS BAWAH TANAH DI PT. XYZ) Hardhianto, Hardhianto; Adriansyah, Gusti; Anshori, Moch
JISO : Journal of Industrial and Systems Optimization Vol. 4 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jiso.v4i2.88-95

Abstract

PT. XYZ is a natural gas trading company that was founded in 2003 and started to expand its business to East Java starting in 2012 with a total length of 18 KM pipeline. This study aims to determine what risks exist in the natural gas pipeline network and determine the remaining service life (Remaining Life) of the pipeline that can be used. The method used is by using a Risk Based Inspection (RBI) semi-quantitative method approach to determine the most risky sections and with ASME B.31.8 and API 570 standards for determining the nominal thickness and requirement thickness of the pipe to determine the remaining service life (Remaining Life) of the pipe. distributor. From the results of the study, it is known that several risks exist in the pipeline segment, including life risk, financial risk, environmental risk, social risk, legal risk and business continuity. Based on these risks, it can be seen that the ML-02 Pipe Section is the most risky section. In accordance with calculations with ASME B31.8 and API 570 standards based on pipe thickness and corrosion rate, the Remaining Life for Section ML-02 is the shortest, which is 15.42 Years. Referring to the calculation results on the ML-02 pipe section, if the average reduction in pipe thickness is calculated each year, the results show that the ML-02 pipe section at Point A, namely the Box Valve Pipe at the Bambe Village Office (BV02/ML02) is the most common. reduction in pipe thickness is 0.13 millimeters / year and has a shorter Remaining Life, which is 10.97 Years.AbstrakPT. XYZ merupakan salah satu badan usaha niaga gas alam yang mulai didirikan pada tahun 2003 dan mulai mengembangkan bisnisnya ke Jawa Timur mulai tahun 2012 dengan total panjang pipa penyalur sepanjang 18 KM. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan risiko apa saja yang ada pada jaringan pipa penyalur gas alam dan menentukan sisa umur layan (Remaining Life) pipa penyalur tersebut dapat dipergunakan. Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan Risk Based Inspection (RBI) pendekatan metode semi kuantitatif untuk penentuan ruas yang paling berisiko dan dengan standar ASME B.31.8 dan API 570 untuk penentuan nominal thickness dan requirement thickness pipa untuk menentukan sisa umur layan (Remaining Life) pipa penyalur. Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa risiko yang ada pada ruas pipa penyalur antara lain risiko jiwa, risiko finansial, risiko lingkungan, risiko sosial, risiko legal dan keberlangsungan bisnis. Berdasar risiko tersebut maka dapat diketahui bahwa Ruas Pipa ML-02 merupakan ruas yang paling berisiko. Sesuai perhitungan dengan standar ASME B31.8 dan API 570 berdasar ketebalan dan laju korosi pipa, maka Remaining Life untuk Ruas ML-02 adalah yang paling pendek yaitu selama 15,42 Tahun. Mengacu pada hasil perhitungan pada ruas pipa ML-02, jika dihitung rata-rata pengurangan ketebalan pipa tiap tahunnya, didapatkan hasil bahwa ruas pipa ML-02 pada Titik A yaitu pada Pipa Box Valve Kantor Desa Bambe (BV02/ML02) yang paling banyak terjadi pengurangan ketebalan pipa yaitu 0,13 milimeter / tahun dan memiliki Remaining Life yang lebih pendek, yaitu  selama 10,97 Tahun.