Eram Tunggul Pawenang
Public Health Department, State University of Semarang

Published : 62 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS SPASIAL FAKTOR LINGKUNGAN PADA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN GENUK Kirana, Kartika; Pawenang, Eram Tunggul
Unnes Journal of Public Health Vol 6 No 4 (2017): Unnes Journal of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2637.383 KB) | DOI: 10.15294/ujph.v6i4.10543

Abstract

ABSTRAK Kecamatan Genuk merupakan salah satu kecamatan yang endemis DBD di Kota Semarang. Secara berturut-turut sejak tahun 2012 hingga 2014, Kecamatan Genuk masuk sebagai tiga besar kasus DBD terbanyak. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian DBD adalah faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dari hasil analisis spasial faktor lingkungan dengan kejadian DBD di Kecamatan Genuk. Jenis penelitian ini deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Fokus penelitian ini adalah kondisi SPAL, penumpukan ban bekas dan sumur gali. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Genuk (Kelurahan Genuksari, Karangroto, Bangetayu Kulon dan Banjardowo) pada bulan Maret 2016. Instrumen meliputi lembar observasi, peta lokasi, Global Positioning System (GPS), alat fotografi dan AcrGIS. Analisis data menggunakan SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian DBD menggerombol pada beberapa RW yang berdekatan dengan keberadaan penumpukan ban bekas sekitar permukiman dan sumur gali terbuka.   Kata Kunci        : demam berdarah (DBD), lingkungan, analisis spasial     ABSTRACT Genukis one of dengue fever endemic district in Semarang city. Since 2012 until 2014, Genuk involve as the place that has high incidence of Dengue Fever. One of the factors in the incidence Dengue Fever areenvironmental factors.The goals of this research wasto analize spatial environmental factorsin the incidence Dengue Fever in Genukdistrict. This was a quantitative descriptive research with descriptive survey. The unit this research was water puddle on the pilling of the tire, the dug wells, and waste water pipeline that located in Genuk District (Subdistrict of Genuksari, Karangroto, Bangetayu Kulon and Banjardowo) at March 2016. The instruments were paper of observation,the  map, GPS, camera and ArcGIS. Data was analyzed with GIS. The study showed that dengue fever transmission was inthe area with pilling of the tire, and the dug wells.   Keywords        : dengue fever, environment, spatial analysis.
Review of Environmental Aspects and Community Behavior in the Determination of Filariasis Risk Vulnerability Zone Khikmah, Nurul; Pawenang, Eram Tunggul
Unnes Journal of Public Health Vol 7 No 1 (2018): Unnes Journal of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.34 KB) | DOI: 10.15294/ujph.v7i1.18348

Abstract

ABSTRACT Pekalongan City is a filariasis endemic area with the highest number of filariasis cases in Central Java. One of the factors influencing the risk of transmission of filariasis is environmental factors and community behavior. The purpose of this research was to know the potential areas of filariasis transmission risk in terms of environmental condition and behavior of society. This research was conducted on 6 urban villages in Pekalongan City on May-June 2017. It was quantitative descriptive research based on Geographic Information System (GIS) with the object of research in the form of environmental factors and community behavior in the mapping unit. The sample technique used proportional random sampling with 387 respondents in a sample area. Data analysis used univariat and spatial analysis with buffer, overlapping and overlay techniques. The result of this study were still there region that categorized very vulnerable to transmission of filariasis with amount each variable as many as 55.3% (21 RWs) based on sewerage condition, 57.8% (22 RWs) based on the presence of stagnant water, 23.7% (9 RWs) based on the night outdoor habit, 86.9% (33 RWs) based on the habit of using mosquito nets, and 39.5% (15 RWs) based on the overlay of vulnerability to environmental conditions and community behavior.     ABSTRAK Kota Pekalongan merupakan daerah endemik filariasis dengan jumlah kejadian filariasis tertinggi di Jawa Tengah. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat risiko penularan filariasis di Kota Pekalongan adalah faktor lingkungan dan perilaku masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daerah potensial penularan filariasis ditinjau dari kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada 6 kelurahan di Kota Pekalongan pada bulan Mei-Juni 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan objek penelitian berupa faktor lingkungan dan perilaku masyarakat dalam unit pemetaan. Pengambilan sampel perilaku dilakukan dengan teknik proporsional random sampling menggunakan sampel wilayah terdahap 387 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis spasial dengan teknik buffer, pengharkatan dan overlay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat wilayah yang masuk kategori sangat rentan penularan filariasis proporsi sebanyak 55,3% (21 RW) berdasarkan kondisi SPAL, 57,8% (22 RW) berdasarkan keberadaan genangan air, 23,7% (9 RW) berdasarkan kebiasaan keluar rumah pada malam hari, 86,9% (33 RW) berdasarkan kebiasaan memakai kelambu, dan 39,5% (15 RW) berdasarkan overlay kerentanan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.  
Hubungan antara Faktor Lingkungan Fisik dan Perilaku dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang Ayun, Luluk Lidya; Pawenang, Eram Tunggul
Public Health Perspective Journal Vol 2, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.995 KB)

Abstract

Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit menular yang berbasis lingkungan, artinya lingkungan sangat berperan dalam terjadinya penularan penyakit tersebut. Beberapa faktor lingkungan, diantaranya faktor lingkungan fisik dan perilaku yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan Aedes aegypti. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik dan perilaku dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan kasus kontrol. Populasi penelitian adalah seluruh penderita DBD pada bulan Januari-Maret Tahun 2015 berdasarkan rekam medik Puskesmas Sekaran berjumlah 29 orang. Sampel penelitian yaitu 26 kasus dan 26 kontrol. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan lembar observasi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa variabel yang berhubungan secara statistik bermakna dengan kejadian DBD adalah variabel keberadaan kawat kasa (p=0,024, OR=4,545), keberadaan tempat perindukan (p=0,012, OR=5,127), kebiasaan menguras TPA (p=0,002, OR=8,800), kebiasaan menggantung pakaian (p=0,002, OR=7,933), kebiasaan memakai lotion anti nyamuk (p=0,041, OR=4,200), kebiasaan menyingkirkan barang bekas (p=0,026, OR=4,250),  dan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian DBD antara lain kebiasaan menggunakan kelambu (p=0,164), kebiasaan tidur siang (p=0,291). Dengue hemorrhagic fever is a infectious disease that based on environment, it’s mean that environment plays important role in the transmission the disease. Several of environment factors, such physical environment and behavioral factors that influence the proliferation of Aedes aegypti. The purpose of this study was to determine the relationship between the physical environment and behavioral factors with incidence of dengue hemorrhagic fever in Sekaran health center area Gunungpati subdistrict Semarang city. The type of research is observational research by case-control approach. The population of this study was all of DHF patients on January-March in 2015, based on medical record of Sekaran health center amounted 29 people. The sample of this study was 26 cases and 26 controls. The research instruments were questionnaire and observation sheet. The result showed that the variables related and statistically significant with the incidence of DHF is existence of gauze (p = 0.024, OR = 4.545), existence of breeding place (p = 0.012, OR = 5.127), habit of cleaning the water container (p = 0.002, OR = 8.800), habit of hanging clothes (p = 0.002, OR = 7.933), habit of rubbing skin with mosquito repellent lotion (p = 0.041, OR = 4.200), habit of removing the second-hand (p = 0.026, OR = 4.250) and no related with the incidence of DHF between habit of using mosquito nets (p = 0.164), habit of day time sleeping (p = 0.291,).
The Community Diagnosis of Filariasis Endemic Villages in Pekalongan City Siwiendrayanti, Arum; Pawenang, Eram Tunggul; Indarjo, Sofwan
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v12i1.4130

Abstract

The percentages of referrals for the first level health facilities visits are coming from Filariasis cases have increased to 11,699 until 2008. In Pekalongan City, there are 117 infected people in 2011. This study aims at investigating social determinants of filariasis endemic communities in several villages. Surveys using a cross-sectional study design, Population studies that tested positive for finger blood survey (FBS) in 2011-2013. Samples were collected by convenience sampling method sequentially through questionnaires and observation. There were 402 people participating in this study. The result shows that the presence of bushes, puddle, Sewerage are in unfavorable conditions and people do not use mosquito net during sleep and hang clothes. The best prevention practice in Padukuhan Kraton Village is by regularly use mosquito repellent and do not go out at night, Padukuhan Kraton endemic filariasis with mf-rate of 3.7%. Filariasis Elimination Program Year 2011-2015 is carried out properly and in accordance with the regulations of filariasis filariasis Mass Drug Administration (MDA) program. FBS is implemented before MDA (Mass Drug Administration) and handling of cases of chronic filariasis. Respondents have a good knowledge of prevention of transmission of filariasis. Hoewever, the practice of taking the MDA medication is still less. Suggestions for the community are to improve environmental sanitation, improvement of MDA medication and the prevention of transmission of filariasis.
KONDISI SANITASI DAN KEPADATAN LALAT KANTIN SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU nur kumala, yulia shinta; Pawenang, Eram Tunggul
Journal of Health Education Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Semarang cooperate with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jhe.v2i1.19118

Abstract

Latar Belakang: Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi awal yang menunjukan bahwa kualitas sanitasi kantin belum memenuhi persyaratan yang tercantum dalam KepMenKes RI No.715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga dan tingkat kepadatan lalat dalam populasi cukup padat yang memerlukan upaya pengendalian.Metode: Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah kantin sekolah dasar di wilayah kerja puskesmas kedungmundu. Sampel berjumlah 20 kantin.Hasil: Kondisi sanitasi yang buruk yaitu kondisi tempat pencucian peralatan 55%, Tempat penyimpanan bahan makanan 35%, Sarana pencegahan lalat 90%, Tempat penyajian makanan 40% dan kondisi tempat sampah 80%. Tingkat kepadatan lalat dalam kategori rendah 30%, sedang 50%, tinggi 20%.Simpulan: Simpulan dari penelitian ini yaitu kondisi sanitasi yang buruk dan tingkat kepadatan lalat dalam kategori rendah di wilayah puskesmas Kedungmundu.
Karakteristik Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti Janah, Miftakhul; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 1 No 1 (2017): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Tempat Penampungan Air (TPA) dapat dipengaruhi beberapa faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sumur gali yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah sumur gali yang berada di RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor yang berjumlah 123 sumur gali dan diperoleh 86 sampel. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara letak sumur gali (p=0,020), keberadaan penutup sumur gali (p=0,021), tinggi air permukaan (p=0,036), bahan dinding sumur gali (p=0,033), pH sumur gali (p=0,017), pencahayaan (p=0,037) dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti, dan tidak ada hubungan antara kedalaman (p=0,349), penggunaan (p=0,271), kejernihan air (p=0,573), keberadaan tanaman (p=1,000) dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Saran, meningkatkan sanitasi sumur gali untuk mencegah nyamuk dapat berkembang biak.   Kata kunci: Sumur gali, Jentik, Aedes aegypti The larvae exitence in a place of collecting and saving water were influenced by some factors. The purpose of this study determined the characteristics of dug wells that could potentially become a breeding Aedes aegypti mosquito in Bendan Ngisor Village Gajahmungkur Subdistrict Semarang City, 2015. This type of research was explanatory research which using cross sectional approach. The population of this research were dug wells around the RW 01 Bendan Ngisor Village amount 123 dug wells and 86 samples. Simple Random Sampling was used to collecting the samples. The results showed that there were significant value for the variables location (p=0,020), the presence of surface cover (p=0,021), the presence of high water (p=0,036), material wall (p=0,033), pH (p=0,017), lighting (p=0,037) which there were a relationship with the presence of Aedes aegypti larvae. While for the variables depth (p=0,349), use (p=0,271), water purity (p=0,573), the plants (p=1,000) did not affect the presence of Aedes aegypti larvae in dug wells. Suggestions, improving dug wells sanitasion to prevent larvae growth. Keywords: Dug wells, larvae, Aedes aegypti
Faktor Risiko Kecelakaan Kerja pada Pembangunan Gedung Martiwi, Rita; Koesyanto, Herry; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 1 No 4 (2017): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proyek pembangunan gedung Y merupakan salah satu proyek yang dilaksanakan oleh PT X Semarang. Jumlah kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek pembangunan gedung ini tahun 2015 adalah sebanyak 9 kasus, tahun 2016 sebanyak 11 kasus, sedangkan pada bulan Januari 2017 terjadi 3 kasus kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada proyek pembangunan gedung Y oleh PT X Semarang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sejumlah 23 responden. Instrumen yang digunakan adalah angket dan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan uji univariat dengan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan kerja memiliki umur ≥ 30 tahun (52,2%), tingkat pendidikan rendah (91,3%), masa kerja ≤ 5 tahun (65,2%), lama jam kerja > 8 jam (100%), tingkat pengetahuan rendah (56,5%), kelelahan dengan kategori lelah (82,6%), dan aman dalam penggunaan APD (100%). Simpulan dalam penelitian ini adalah faktor manusia (pekerja) memiliki pengaruh untuk terjadinya kecelakaan kerja. Kata kunci: Menyebabkan, Pekerjaan, Kecelakaan The construction project of Y building is one of Semarang X company construction project. In 2015 there were 9 workplace accident cases on that building, in 2016 there were 11 workplace accident cases. Meanwhile on January 2017 there were 3 workplace accidents. The purpose of this study is to understand what the factors caused workplace accidents on Y building construction by Semarang X Company. This study uses quantitative descriptive method with cross-sectional approach. The sample quantity on this study uses purposive sampling technique, there were 23 respondents, and the instruments that use in this study are questionnaire and observation sheets. The data analyzed by univariat test on table and narration forms. The result of the analysis showed the respondents who got workplace accidents were ≥ 30 years old (52.2%), low education level (91,3%), ≤ 5 years working period about (65,2%), >8 hours working times (100%), low knowledge (56.5%), exhausted on fatigue level (82.6%), and were safely used APD (100%). The conclusion is human factors have influence to causing accident. Keywords: Causing, Work, Accidents
Karakteristik Pekerja dengan Kejadian Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Dipo Lokomotif Handari, Miana Ciputra; Sugiharto, Sugiharto; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 2 No 1 (2018): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dipo Lokomotif Semarang Poncol menduduki peringkat bawah dalam inspeksi Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) setiap tahun. Pada studi pendahuluan yang dilakukan pada tahun 2017 terdapat 50% dari 6 pekerja mengalami gangguan fungsi paru dan pengukuran kualitas udara (SO2) pada 1 titik  mempunyai hasil melebihi NAB sebesar 0,349 mg/m3. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik pekerja dengan kejadian gangguan fungsi paru pada pekerja PT KAI bagian pemeliharaan di Dipo Lokomotif Semarang Poncol. Jenis penelitian ini  observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel yang ditetapkan sebesar 33 sampel dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner terstruktur, timbangan injak, microtoice, impinger dan spirometer digital. Data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil menunjukan bahwa variabel masa kerja (p=0,030) dan kebiasaan merokok (p=0,009) berhubungan dengan gangguan fungsi paru. Sedangkan umur (p=0,283), status gizi (p=1,000), riwayat penyakit (p=0,421), penggunaan APD masker respirator (p=1,000), dan kebiasaan olahraga (p=0,137) tidak berhubungan dengan gangguan fungsi paru. Simpulan penelitian ini terdapat hubungan masa kerja dan kebiasaan merokok dengan kejadian gangguan fungsi paru. Abstract Dipo Lokomotif Semarang Poncol ranks the lowest in the Occupational Health and Safety (K3L) on Safety Inspection. In the preliminary study there were 50% of 6 workers with lung function disorder and air quality measurement (SO2) at 1 point 0.349 mg/m3. The study was conducted in 2017. The purpose of this study to determine the relation between worker characteristics with the incidence of lung function disorders in PT KAI workers, section of maintenance at Dipo Locomotive Semarang Poncol.Type this research was analytic observational with cross sectional design. Sample was 33 samples with total sampling technique. Instruments used questionnaires, scales, microtoice, impinger, spirometer digital. Data were analyzed using chi square test.The results working period (p = 0,030) and smoking habit (p = 0,009) is associated with pulmonary function disorder. Age (p = 0,283), nutritional status (p = 1,000), history disease (p = 0,421), PPE respirator (p = 1,000) and exercise habits (p = 0,137) were not associated with pulmonary function disorders. Conclusion of this reseacrh that working periode and smoking habit was associated with lung function disorder. Keywords : Worker Characteristics, Lung Function Disorders
Lingkungan Fisik yang Mempengaruhi Keberadaan Kapang Aspergillus sp. dalam Ruang Perpustakaan Lestiani, Diah Putri; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 2 No 3 (2018): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v2i3.21226

Abstract

Abstrak Perpustakaan adalah salah satu ruangan yang berpotensi mengalami polusi udara dalam ruang oleh kapang patogen Aspergillus sp. Angka kejadian aspergillosis di dunia dilaporkan sebanyak 13.456 kasus pada kurun waktu 2006–2015, meningkat 38,2% dari periode sebelumnya. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik dengan keberadaan kapang Aspergillus sp. dalam ruang perpustakaan di lingkungan Universitas Negeri Semarang. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional, dengan desain cross sectional. Besar sampel yang ditetapkan adalah 13 dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan diantaranya adalah kuesioner, lembar observasi, termometer, higrometer lux meter, dan media PDA. Data dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan, uji mann whitney, dan uji fisher. Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value suhu (p=0,591), kelembaban (p=0,153), intensitas cahaya (p=0,242), sistem ventilasi (p=0,231), kepadatan ruangan (p=0,013), dan sanitasi ruang (p=0,293). Simpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kepadatan ruang dengan keberadaan kapang Aspergillus sp. dalam ruang perpustakaan di lingkungan Universitas Negeri Semarang.  Abstract Library was one of room that has potential indoor pollution by Aspergillus sp. as patoghenic mould. Incidence of Aspergillosis in the world reported was 13,456 cases in the period 2006-2015, increased 38.2% from the previous period. This research was conducted in 2017, with objective to determine association between physical environmental factors with the presence Aspergillus sp. in the library room at Universitas Negeri Semarang. The type of this research was analytic observational with cross sectional design. The sample size was 13 with purposive sampling technique. The instrumens used were questionaire, observational sheet, thermometer, hygrometer, luxmeter, and PDA medium. Data were analyzed by independent sample t test, mann whitney test, and fisher test. The result showed that p value of temperature (p=0,591), humidity (p=0,153), light intensity (p=0,242), ventilation system (p=0,231), density of the room (p=0,013), and room sanitation (p=0,293). The conclusion of this research was there was association between density of the room with the presence of Aspergillus sp. mould in the library room at Universitas Negeri Semarang.  Keyword : Physical Environmental, Presence of Aspergillus sp., Library
Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Karangjati Raharjanti, Noviyani Dwi; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 2 No 4 (2018): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v2i4.23818

Abstract

Abstrak Kasus DBD di Kecamatan Bergas cenderung meningkat, tahun 2016 Kelurahan Karangjati memiliki kasus DBD terbanyak yaitu sebesar 19 kasus. Dari studi pendahuluan pada 10 rumah, sebanyak 70% rumah positif terdapat jentik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Jenis penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 93 rumah yang diambil dengan teknik proportional random sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi square (α=0,05). Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2018. Hasil menunjukkan bahwa kepadatan jentik termasuk dalam kategori tinggi. Hasil uji statistik menunjukan jumlah kontainer (p=0,006), jenis kontainer (p=0,017), volume kontainer (p=0,018), bahan kontainer (p=0,001), keberadaan tanaman pekarangan (p=0,001), praktik PSN (p=0,0001) berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Sedangkan jumlah penghuni (p=0,436) dan status pekerjaan (p=0,347) tidak berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel praktik PSN menjadi faktor paling dominan yang mempengaruhi keberadaan jentik Aedes aegypti..  Abstract Trend of DHF in Bergas subdistricts has increased, in 2016 Karangjati village has the most cases of DHF with 19 cases. The preliminary survey on 10 homes, 70% have larvae. The purpose of this study to determine the factors associated with the presence of Aedes aegypti larvae. This was an explanatory research with cross sectional approach. The total amount of 93 houses sample was taken with propotional random sampling technique. Data were analyzed by chi-square test (α=0,05). The results showed that density figure on high level. This study was done on May 2018. Results of statistical test showed the number of containers (p=0,006), container type (p=0,0001), container volume (p=0,0001), container material (p=0,0001), gardens plant (p=0,001), practice PSN (p=0,0001) associated with the presence of Aedes aegypti larvae. While the number of occupants (p=0.436) and occupation (p=0.347) not related with presence of Aedes aegypti larvae. This study concludes that practice PSN becomes the dominant factor that affecting the presence of Aedes aegypti larvae. Keyword : Larvae, Aedes aegypti, Container