Eram Tunggul Pawenang
Public Health Department, State University of Semarang

Published : 62 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Kejadian Demam Tifoid pada Usia 15-44 Tahun Afifah, Nur Riezqiyah; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 3 No 2 (2019): HIGEIA: April 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v3i2.24387

Abstract

Demam tifoid pada tahun 2014-2016 merupakan penyakit peringkat 1 dari 10 besar penyakit di rumah sakit  Kota Semarang dan di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Kulon terjadi peningkatan kasus dari 211 kasus, 570 kasus, dan 829 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada usia 15-44 tahun di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Kulon. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan case control, dengan 26 sampel kasus dan 26 sampel kontrol. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dan uji fisher. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara cuci tangan sebelum makan (p=0,026), kebiasaan makan (p=0,002), tempat makan (p=0,035), dan tidak ada hubungan antara konsumsi es (p=0,249), konsumsi sayuran mentah (p=0,703), jenis air minum (p=0,554), dan jenis makanan (p=0,140) dengan kejadian demam tifoid.  
Risiko Kepadatan Jentik Aedes aegyti di Sekolah Dasar Majida, Ardha Nur; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 3 No 3 (2019): HIGEIA: July 2019
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v3i3.27683

Abstract

Abstrak Latar belakang: Kasus DBD anak usia sekolah dasar (6 - 12 tahun) di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa selama 3 tahun berturut-turut memiliki prosentase paling tinggi. Tahun 2014 sebesar 27 (48%) kasus, tahun 2015 sebesar 34 (52%) kasus dan tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 47 (37%) kasus. Berdasarkan studi pendahuluan pada 5 Sekolah Dasar diperoleh hasil yaitu kepadatan jentik tergolong kepadatan tinggi dengan nilai DF sebesar 8.Tujuan penelitian: Mengetahui gambaran faktor risiko kepadatan jentik Aedes aegypti. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel yang ditetapkan sebesar 30 sekolah dasar dengan metode total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2018. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 30 sekolah dasar didominasi jenis kontainer Controllable sites 100%, bahan kontainer jenis plastik 60%, volume kontainer ukuran kecil 66.7%, tingkat pengetahuan kategori cukup 56.7%, praktik menguras baik 86.7%, praktik kelola barang bekas baik 56.7%, praktik mengosongkan TPA baik 53.3% dan praktik kerja bakti dilakukan tidak rutin 73.3%. Tingkat kepadatan jentik dalam kategori rendah 60%, dan tinggi 40%.  Abstract Backgroud: DHF cases of elementary school-aged children in the Working Area of Ambarawa Primary Health Care for 3 years have the highest percentage. In 2014 there were 27(48%) cases, 2015 were 34(52%) cases and in 2016 increased by 47(37%) cases. The preliminary survey on 5 elementary schools showed larvae density classified as high with a DF value of 8. Objective: To describe of Aedes aegypti Larvae Density Risk Factors in Elementary School. Method: This research was quantitative descriptive. Results: The total amount of 30 elementary school was taken with total sampling. This study was done on December 2018. The results showed that in 30 elementary schools were dominated by 100% controllable sites, 60% plastic container material, 66.7% small container water volume, 56.7% sufficient knowledge level, 86.7% good drain practice, good waste management practice (56.7 %), the practice of clearing landfill (53.3%) and the practice of school cleaning program was not routine (73.3%). Larvae density level in low categorized was 60%, and high 40%.  
PENGEMBANGAN WANA WISATA WATU SUMONG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA BERBASIS POHON AREN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SECARA BERKELANJUTAN DI DESA PERON, LIMBANGAN, KENDAL Pawenang, Eram Tunggul; Anisykurlillah, Indah; Widyawati, Anis
Jurnal Abdimas Vol 19, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperdalam pengertian, penghayatan, dan pengalaman mahasiswa tentang cara berfikir dan bekerja interdisipliner pada lintas sektoral yaitu bidang ilmu Kesehatan Masyarakat, Hukum dan Akuntansi Manajemen, kegunaan hasil pendidikan dan penelitian bagi pembangunan pada umumnya dan pembangunan daerah pedesaan khususnya Desa Peron dalam membudidayakan pohon aren dalam fungsi konservasi dan pemberdayaan hasil pengolahan aren sebagai fungsi produksi, bagi perguruan tinggi dapat mengembangkan IPTEKS yang lebih bermanfaat dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai masalah pembangunan. Masalah utama yang ada di Desa Peron adalah petani aren dalam pemasaran hasil masih tergantung dengan tengkulak, kurangnya diversifikasi dari aren menjadi produk-produk yang lain, pengemasan hasil diversifikasi olahan aren kurang menarik konsumen, pemanfaatan ijuk, akar dan daun dari pohon aren yang tidak maksimal, potensi Wisata Watu Sumong yang belum dieksplorasi secara optimal serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah aren. Hasil dari kegiatan KKN PPM meliputi Program pengemasan gula aren dilaksanakan dengan 3 variasi bentuk pengemasan yaitu Gula aren cetak, Gula Semut dan Sirup Aren dengan label “Arenku” dan sedang dalam proses permintaan no PIRT. Program pemasaran gula aren telah terlaksana yaitu dengan memasarkan produk gula aren berupa gula semut aren, gula cetak dan sirup aren di beberapa tempat yaitu di KPRI Handayani, UNSEC UNNES, dan Sekatul. Kegiatan Pengenalan Watu Sumong telah dilaksanakan dan mendapat apresiasi positif dari Bupati Kendal dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kendal dan akan dikembangkan menjadi Desa Wisata. Pengenalan juga dilaksanakan pada saat Peron Expo dengan menampilkan Video dan Pemasangan papan sejarah Watu Sumong dan Denah Lokasi Wisata di Desa Peron. Pengembangan desa Wisata akan dilanjutkan oleh Kelompok sadar wisata “Wikir Sari”. Program pembuatan Blog telah dilaksanakan dan diikuti oleh karang taruna Desa Peron. Blog saat ini dikelola oleh kepengurusan yang telah dibentuk. Alamat blog adalah www.ekowisataperon.com. Pelatihan membuat MoU dilaksanakan dengan sasaran perangkat desa, Kelompok sadar wisata dan Kelompok Usaha Bersama.Kata kunci : Watu sumong, MoU, pemasaran dan pengemasan aren, Blog, limbah aren
RISIKO GEJALA KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI GREENHOUSE Oktaviani, Rizki; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No 2 (2020): HIGEIA: April 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4i2.33544

Abstract

Abstrak Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan aturan dapat meningkatkan kejadian keracunan pada petani penyemprot pestisida. Hasil studi pendahuluan 16 petani penyemprot pestisida greenhouse, ditemukan 75% mengalami gejala keracunan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala keracunan petani penyemprot pestisida greenhouse. Penelitian ini menggunakan survey analitik pendekatan cross sectional. Sumber data penelitian menggunakan data primer. Sampel sebanyak 119 responden pada 5 Desa Kecamatan Bandungan, menggunakan instrumen kuesioner. Data dianalisis menggunakan analisis univariat untuk mendiskripsikan karakteristik variabel dan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil menunjukkan terdapat 4 variabel memiliki hubungan signifikan dengan gejala keracunan pestisida yaitu usia (p value 0.035), masa kerja (p value 0.001), jenis alat penyemprotan (p value 0.030), dan penggunaan APD (p value 0.028). Sedangkan 3 variabel yang tidak berhubungan : jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan frekuensi penyemprotan. Saran penelitian ini, supaya dinas terkait memberikan penyuluhan berkala mengenai bahaya pestisida, petani greenhouse meminimalisir penggunaan pestisida serta menggunakan APD sesuai standar, dan untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih mendalam dengan rancangan penelitian berbeda serta mengukur kadar cholinesterase dalam darah.   Abstract The use of pesticides that are not with the rules can increase the incidence of poisoning for pesticide spraying farmers. The results of a preliminary study of 16 farmers spraying greenhouse pesticides, found 75% experienced symptoms of poisoning. The purpose of this study was to determine the factors associated with the symptoms of poisoning of greenhouse pesticide spraying farmers. This study uses an analytic survey of cross sectional. Sources of research using primary data. A sample of 119 respondents in 5 village Bandungan Subdistrict used a questionnaire instrument. Data were analyzed using univariate analysis to describe the characteristics of variables and bivariate analysis using Chi Square test. The results showed that there were 4 variables that a significant relationship with the symptoms of pesticide poisoning,that is age (p value 0.035), years of service (p value 0.001), type of spraying equipment (p value 0.030), and use of PPE (p value 0.028). Whereas 3 unrelated variables: gender, education level, and frequency of spraying. Suggestions of this research, so that the relevant agencies provide regular counseling about the dangers of pesticides, greenhouse farmers minimize the use of pesticides and use PPE according to standards, and for further researchers can investigate more closely with different research designs and measure blood cholinesterase levels.   Keywords : Pesticide, Poisoning Symptoms, Greenhouse
IPTEK BAGI MASYARAKAT (IBM) DUSUN LEBARI DAN DUSUN KRAJAN UNTUK PENGELOLAAN AIR BUANGAN RUMAH TANGGA Siwiendrayanti, Arum; Pawenang, Eram Tunggul; Endroyo, Bambang
Rekayasa : Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran Vol 13, No 1 (2015): Juli 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/rekayasa.v13i1.5600

Abstract

Domestic wastewater of Lebari Sub-village and Krajan Sub-village was disposed so unproperly that it overflowed onto surroundings. When the met garbage and livestock manure, it would attract flies and mice; and also contaminate the surrounding water. Pawenang (2010) riset showed that the spring water which flowed into Jaro River and Sronto River did not meet the bacteriological qualification because it had 1.100/100ml and >2.400/100ml total coliform number, whereas the limit was 10/100ml. Public Health Centre data showed that diarea always on the top three. Both non-physical and physical efforts were needed. The physical effort was done by building a comunal wastewater treatment. The non-physical efford was done with education about wastewater management and wastewater treatment maintenace. The public education increased knowladge rate of 83.3% mothers participants and 90% fathers participants. It had been already built 2 units of domestic wastewater treatment which covered 60 houses. It had been formed a wastewater superintendent forum which was well observed be properly able to manage and to maintain the wastewater treatment units.
IPTEK BAGI MASYARAKAT (IBM) DUSUN LEBARI DAN DUSUN KRAJAN UNTUK PENGELOLAAN AIR BUANGAN RUMAH TANGGA Siwiendrayanti, Arum; Pawenang, Eram Tunggul; Endroyo, Bambang
Rekayasa : Jurnal Penerapan Teknologi dan Pembelajaran Vol 13, No 1 (2015): Juli 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/rekayasa.v13i1.5591

Abstract

Domestic wastewater of Lebari Sub-village and Krajan Sub-village was disposed so unproperly that it overflowed onto surroundings. When the met garbage and livestock manure, it would attract flies and mice; and also contaminate the surrounding water. Pawenang (2010) riset showed that the spring water which flowed into Jaro River and Sronto River did not meet the bacteriological qualification because it had 1.100/100ml and >2.400/100ml total coliform number, whereas the limit was 10/100ml. Public Health Centre data showed that diarea always on the top three. Both non-physical and physical efforts were needed. The physical effort was done by building a comunal wastewater treatment. The non-physical efford was done with education about wastewater management and wastewater treatment maintenace. The public education increased knowladge rate of 83.3% mothers participants and 90% fathers participants. It had been already built 2 units of domestic wastewater treatment which covered 60 houses. It had been formed a wastewater superintendent forum which was well observed be properly able to manage and to maintain the wastewater treatment units.
Faktor Kejadian Hipertensi pada Petani Penyemprot Bunga Nikmah, Sinta Saadatun; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No Special 2 (2020): HIGEIA: October 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4iSpecial 2.33975

Abstract

Abstrak Jumlah kejadian hipertensi di Kecamatan Bandungan adalah 1.922 kejadian. Sebagian besar penduduk Kecamatan Bandungan bekerja di sektor pertanian dengan jumlah 5.840 orang. Berdasarkan jumlah tersebut petani memiliki risiko terkena hipertensi sebanyak 32,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada petani penyemprot bunga. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 77 petani penyemprot bunga yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner terstruktur, panduan wawancara dan tensimeter. Teknik analisis data menggunakan analisi univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah pengetahuan (OR=7,380; CI 95%=1,474-36,953), masa kerja (OR=3,600; CI 95%=1,248-10,383), jenis pestisida (OR=0,360; CI95%=0,129-1,007), waktu penyemprotan (OR=7,347; CI 95%=2,547-21,189), dan kelengkapan APD (OR=2,667; CI 95%=1,055-6,740. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengen kejadian hipertensi pada petani penyemprot bunga adalah pengetahuan, masa kerja, jenis pestisida, waktu penyemprotan, dan kelengkapan APD. Abstract The numbers of hypertension incidents in Bandungan Subdistrict was 1.922. Most of the population of Bandungan subdistrict works in the agricultural sector with a total of 5.840 people. Based on this number farmers have a risk of getting hypertension as much as 32,9%. This study aimed to determine the factors associated with hypertension in flowers spray farmers. This research was observational analytic with cross sectional study. The sample in this study was 77 farmers using simple random samppling technique. The instrument used was a stuctured questionnaire, interview guides, and tensimeter. Data analysis techniques using univariate and bivariate analysis with chi square test. Results showed that the factors associated with hypertension are knowlegde (OR=7,380; CI 95%=1,474-36,953), years of service (OR=3,600; CI 95%=1,248-10,383), type of pesticide (OR=0,360; CI95%=0,129-1,007), spraying time (OR=7,347; CI 95%=2,547-21,189), and completness of PPE (OR=2,667; CI 95%=1,055-6,740). Therefore it could be concluded that the risk factors associated with hypertension are knowledge, years of service, type of pesticide, spraying time, and completness PPE.
Karakteristik Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti Janah, Miftakhul; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 1 No 1 (2017): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Tempat Penampungan Air (TPA) dapat dipengaruhi beberapa faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sumur gali yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah sumur gali yang berada di RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor yang berjumlah 123 sumur gali dan diperoleh 86 sampel. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara letak sumur gali (p=0,020), keberadaan penutup sumur gali (p=0,021), tinggi air permukaan (p=0,036), bahan dinding sumur gali (p=0,033), pH sumur gali (p=0,017), pencahayaan (p=0,037) dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti, dan tidak ada hubungan antara kedalaman (p=0,349), penggunaan (p=0,271), kejernihan air (p=0,573), keberadaan tanaman (p=1,000) dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Saran, meningkatkan sanitasi sumur gali untuk mencegah nyamuk dapat berkembang biak. Kata kunci: Sumur gali, Jentik, Aedes aegypti The larvae exitence in a place of collecting and saving water were influenced by some factors. The purpose of this study determined the characteristics of dug wells that could potentially become a breeding Aedes aegypti mosquito in Bendan Ngisor Village Gajahmungkur Subdistrict Semarang City, 2015. This type of research was explanatory research which using cross sectional approach. The population of this research were dug wells around the RW 01 Bendan Ngisor Village amount 123 dug wells and 86 samples. Simple Random Sampling was used to collecting the samples. The results showed that there were significant value for the variables location (p=0,020), the presence of surface cover (p=0,021), the presence of high water (p=0,036), material wall (p=0,033), pH (p=0,017), lighting (p=0,037) which there were a relationship with the presence of Aedes aegypti larvae. While for the variables depth (p=0,349), use (p=0,271), water purity (p=0,573), the plants (p=1,000) did not affect the presence of Aedes aegypti larvae in dug wells. Suggestions, improving dug wells sanitasion to prevent larvae growth. Keywords: Dug wells, larvae, Aedes aegypti
Faktor Risiko Kecelakaan Kerja pada Pembangunan Gedung Martiwi, Rita; Koesyanto, Herry; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 1 No 4 (2017): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proyek pembangunan gedung Y merupakan salah satu proyek yang dilaksanakan oleh PT X Semarang. Jumlah kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek pembangunan gedung ini tahun 2015 adalah sebanyak 9 kasus, tahun 2016 sebanyak 11 kasus, sedangkan pada bulan Januari 2017 terjadi 3 kasus kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada proyek pembangunan gedung Y oleh PT X Semarang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sejumlah 23 responden. Instrumen yang digunakan adalah angket dan lembar observasi. Data dianalisis menggunakan uji univariat dengan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan kerja memiliki umur ≥ 30 tahun (52,2%), tingkat pendidikan rendah (91,3%), masa kerja ≤ 5 tahun (65,2%), lama jam kerja > 8 jam (100%), tingkat pengetahuan rendah (56,5%), kelelahan dengan kategori lelah (82,6%), dan aman dalam penggunaan APD (100%). Simpulan dalam penelitian ini adalah faktor manusia (pekerja) memiliki pengaruh untuk terjadinya kecelakaan kerja. Kata kunci: Menyebabkan, Pekerjaan, Kecelakaan The construction project of Y building is one of Semarang X company construction project. In 2015 there were 9 workplace accident cases on that building, in 2016 there were 11 workplace accident cases. Meanwhile on January 2017 there were 3 workplace accidents. The purpose of this study is to understand what the factors caused workplace accidents on Y building construction by Semarang X Company. This study uses quantitative descriptive method with cross-sectional approach. The sample quantity on this study uses purposive sampling technique, there were 23 respondents, and the instruments that use in this study are questionnaire and observation sheets. The data analyzed by univariat test on table and narration forms. The result of the analysis showed the respondents who got workplace accidents were ≥ 30 years old (52.2%), low education level (91,3%), ≤ 5 years working period about (65,2%), >8 hours working times (100%), low knowledge (56.5%), exhausted on fatigue level (82.6%), and were safely used APD (100%). The conclusion is human factors have influence to causing accident. Keywords: Causing, Work, Accidents
Karakteristik Pekerja dengan Kejadian Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Dipo Lokomotif Handari, Miana Ciputra; Sugiharto, Sugiharto; Pawenang, Eram Tunggul
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 2 No 1 (2018): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dipo Lokomotif Semarang Poncol menduduki peringkat bawah dalam inspeksi Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) setiap tahun. Pada studi pendahuluan yang dilakukan pada tahun 2017 terdapat 50% dari 6 pekerja mengalami gangguan fungsi paru dan pengukuran kualitas udara (SO2) pada 1 titik mempunyai hasil melebihi NAB sebesar 0,349 mg/m3. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik pekerja dengan kejadian gangguan fungsi paru pada pekerja PT KAI bagian pemeliharaan di Dipo Lokomotif Semarang Poncol. Jenis penelitian ini observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel yang ditetapkan sebesar 33 sampel dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner terstruktur, timbangan injak, microtoice, impinger dan spirometer digital. Data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil menunjukan bahwa variabel masa kerja (p=0,030) dan kebiasaan merokok (p=0,009) berhubungan dengan gangguan fungsi paru. Sedangkan umur (p=0,283), status gizi (p=1,000), riwayat penyakit (p=0,421), penggunaan APD masker respirator (p=1,000), dan kebiasaan olahraga (p=0,137) tidak berhubungan dengan gangguan fungsi paru. Simpulan penelitian ini terdapat hubungan masa kerja dan kebiasaan merokok dengan kejadian gangguan fungsi paru. Abstract Dipo Lokomotif Semarang Poncol ranks the lowest in the Occupational Health and Safety (K3L) on Safety Inspection. In the preliminary study there were 50% of 6 workers with lung function disorder and air quality measurement (SO2) at 1 point 0.349 mg/m3. The study was conducted in 2017. The purpose of this study to determine the relation between worker characteristics with the incidence of lung function disorders in PT KAI workers, section of maintenance at Dipo Locomotive Semarang Poncol.Type this research was analytic observational with cross sectional design. Sample was 33 samples with total sampling technique. Instruments used questionnaires, scales, microtoice, impinger, spirometer digital. Data were analyzed using chi square test.The results working period (p = 0,030) and smoking habit (p = 0,009) is associated with pulmonary function disorder. Age (p = 0,283), nutritional status (p = 1,000), history disease (p = 0,421), PPE respirator (p = 1,000) and exercise habits (p = 0,137) were not associated with pulmonary function disorders. Conclusion of this reseacrh that working periode and smoking habit was associated with lung function disorder. Keywords : Worker Characteristics, Lung Function Disorders