Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Simulasi absorpsi multikomponen gas dalam larutan K2CO3 dengan promoter MDEA pada packed column Ningsih, Erlinda; Pudjiastuti, Lily; Wulansari, Dessy; Anggraheny, Nurul; Altway, Ali; Budhikarjono, Kuswandi Kusno
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 11, No 1 (2012)
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jtki.2012.11.1.3

Abstract

Simulation of multi-component gas absorption in the K2CO3 solution with promoter MDEA in packed column This research aims to study theoretically the performance of packed column to absorb CO2 and H2S from acid gas using MDEA promoted K2CO3 solution by considering solubility of other gases. Performance is expressed as CO2 recovery percentage. Research was carried out by developing simulation program of gases absorption with chemical reaction in packed column under isotherm condition. Prediction results were validated with petrochemical plant data. The simulation program can predict concentration distribution of dissolved gases and reactants in liquid phase at packed column and also the percentage of CO2 and H2S recovery. Results show that CO2 and H2S recovery increase with the increasing pressure and liquid flow rate. The study also depicts presence of an optimum temperature where CO2 recovery increases with increasing temperature below optimum temperature and decrease with increasing temperature above optimum temperature. The absorption rate increase or decrease with increasing temperature depending on relative effect of temperature on reaction rate, gas diffusivity and solubility. For CO2 absorption into MDEA promoted 30% K2CO3 solution at packed column 3 m in diameter, and 30 m in height filled with 7 cm IMPT packing, the highest CO2 removal efficiency is 99.947% on 100 oC, 32 atm, liquid flow rate of 5900 m3/hr, and gas flow rate of 308 kNm3/hr. Keywords: reactive absorption, isothermal, multi-component, promoter, two-film modelAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara teoritis kinerja packed column untuk absorpsi CO2 dan H2S dari gas asam dengan larutan K2CO3 dan promotor MDEA dengan memperhatikan kelarutan gas-gas yang lain, yang dinyatakan dengan %-recovery CO2. Penelitian ini dilaksanakan dengan membuat program simulasi untuk absorpsi gas CO2 disertai reaksi kimia dalam kondisi isothermal. Hasil prediksi simulasi ini divalidasi dengan data lapangan. Dengan menggunakan model packed column ini, diperoleh distribusi konsentrasi gas-gas terlarut, distribusi konsentrasi reaktan dalam fasa cair dalam kolom absorber dan prediksi %-recovery CO2 dan H2S. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan dan laju alir absorben %-penghilangan CO2 dan H2S semakin besar. Hasil penelitian menunjukkan adanya suhu optimum. Di bawah suhu optimum kenaikan suhu menyebabkan kenaikan %-penghilangan sedangkan di atas suhu optimum kenaikan suhu menurunkan %-penghilangan. Laju absorpsi meningkat tergantung pada pengaruh relatif temperatur pada konstanta kecepatan reaksi, difusivitas dan kelarutan gas yang terserap. Untuk absorpsi gas CO2 kedalam larutan K2CO3 30% dengan promotor MDEA pada packed column dengan diameter 3 m dan tinggi 30 m yang diisi dengan packing IMPT 7 cm diperoleh penghilangan CO2 tertinggi 99,947% pada kondisi laju alir larutan 5900 m3/jam, temperatur 100 oC, laju alir gas 308 kNm3/jam serta tekanan 32 atm.Kata kunci: absorpsi reaktif, isothermal, multikomponen, promoter, model dua film.
Penyisihan Minyak dalam Emulsi Air Bilga Menggunakan Proses Elektrokoagulasi Soeprijanto Soeprijanto; Lily Pudjiastuti; R.O. Saut Gurning
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2016: Prosiding SNTKK 2016
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Electrocoagulation is electrochemical water treatment and the simplest technology for wastewater treatment using an electrochemical cell in which the supply of DC power is applied to the electrodes made of aluminum, and the electrolyte is wastewater. The experiments were conducted using oily bilge water in an electrocoagulation batch reactor. The electrodes were aluminum with dimensions (20 cm × 8 cm × 0.2 cm) mounted at a distance of 4 cm vertically. Aluminum plate was then connected to a direct current power supply having a 220 V input and output of 10 V with electric current of 10-15 A. The total area of the effective working of the plate was 160 cm2 when was immersed at a depth of 10 cm to the solution. The deposition process was maintained constant around 30-60 minutes. The results showed that the process could reduce the turbidity from114.1 to14.3 NTU and the highest solids concentration obtained was 12.54 g/l with initial oil concentration of 50 g/l within 60 minutes. The largest oil removal of 98.75% was obtained using the initial concentration of oil 75 g/l and the lowest of 96.25% was obtained with the initial oil concentration of 150 g / l.
Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi Menggunakan Biodigester di Desa Jumput Kabupaten Bojonegoro Soeprijanto; Suprapto; Danawati Hari; Niniek Fajar Puspita; Lily Pudjiastuti; Budi Setiawan; Warlinda Eka Triastuti; Achmad Ferdiansyah; Nurlaili Humaidah; Arino Anzip
Sewagati Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.926 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v1i1.294

Abstract

Di desa Jumput Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur, kebanyakan masyarakatnya hidup bertani dan berternak sapi. Terutama pada masyarakat yang berternak sapi, mereka mempunyai kendala dalam pembuangan limbah kotoran sapi, karena banyak limbah yang dihasilkan, sehingga kebanyakan mereka membuang limbah ke sembarang tempat dan belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah banyak dibuang ke sungai, sehingga pada musim hujan akan menimbulkan banjir karena terjadi penumpukan padatan dan juga akan mencemari air sungai yang menjadi tidak baik pada kesehatan manusia dan hewan. Untuk mengatasi buangan limbah kotoran sapi tersebut, maka limbah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan, salah satunya adalah biogas. Biogas yang dihasilkan nanti akan dimanfaatkan oleh masyarakat di desa Jumput untuk keperluan masak di dapur dan untuk penerangan. Biogas adalah merupakan salah satu bioenergi yang dihasilkan melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan aktifitas mikroorganisme. Proses fermentasi dalam pembentukan biogas dilakukan dalam biodigester dengan mengumpankan limbah kotoran sapi dan dicampur dengan air dengan komposisi tertentu. Proses fermentasi umumnya memerlukan waktu cukup lama sekitar 14-21 hari untuk menghasilkan biogas. Sebelum di implementasikan ke lapangan, kegiatan pembuataan biogas sering dilakukan di laboratorium Pengolahan Limbah Industri, Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS menggunakan berbagai bahan baku. Hasil luaran yang dihasilkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah berupa alat biodigester bekerja secara semi kontinyu
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru-Guru SMK Jurusan Keteknik Kimiaan Se-Jawa Timur dalam Bidang Pengolahan Limbah Cair Saidah Altway; Karenina Anisya Pratiwi; Mochammad Zayyan Difa Fadhillah; Daril Ridho Zuchrillah; Soeprijanto; Elly Agustiani; Danawati Hari Prajitno; Agus Surono; Lily Pudjiastuti; Orchidea Rachmaniah
Sewagati Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1243.612 KB)

Abstract

Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu peningkatan kemampuan Guru Pengajar jurusan Keteknik Kimiaan se-Jawa Timur dalam bidang pengolahan limbah cair untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar dalam bidang teknik kimia. Workshop ini dimaksudkan untuk memberi bekal mendasar dengan memberikan pemahaman ilmu dan perhitungan terkait bidang keteknikkimiaan sehingga menjadi acuan saat melakukan praktek dan meningkatkan kemampuan secara praktikal. Hal ini diharapkan dapat mendukung merealisasikan misi SMK jurusan Keteknik Kimiaan di Jawa Timur untuk menghasilkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan tuntutan dunia usaha/industri. Kegiatan peningkatan kemampuan sumber daya guru pengajar teknik kimia di SMK Jawa Timur tidak bisa dilakukan sekaligus atau bahkan hanya beberapa jam atau beberapa hari saja, namun kegiatan tersebut harus diberikan secara mendasar, bertahap dan terencana. Pada tahap ini, sesuai dengan pembicaraan dan kesepakatan dengan pihak mitra yang merupakan pengguna langsung kegiatan ini, peningkatan kemampuan yang diberikan berupa Pendalaman Teori dan Praktek Pengolahan Limbah Cair. Program pelatihan guru-guru jurusan Keteknik Kimiaan dilakukan dalam bentuk Daring sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen-dosen Departemen Teknik Kimia Industri Fakultas Vokasi –ITS dengan total jam pelatihan adalah 32 jam, mengingat kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang tidak memungkinkan untuk mengadakan pelatihan secara tatap muka (offline/Luring).
Sosialisasi Pemanfaatan Desinfektan Sebagai Tindakan Preventif Infeksi Covid-19 di Lingkungan Tempat Tinggal Achmad Dwitama Karisma; Saidah Altway; Eva Oktavia Ningrum; Niniek Fajar Puspita; Daril Ridho Zuchrillah; Afan Hamzah; Lily Pudjiastuti; Warlinda Eka Triastuti
Sewagati Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1560.684 KB)

Abstract

COVID-19 adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus-2), dimana COVID-19 ini merupakan virus corona jenis baru. Virus corona merupakan virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus) dengan pelindung lapisan lemak. Lapisan lemak tersebut dapat dirusak oleh desinfektan sehingga membuat virus corona cukup lemah, dibandingkan dengan norovirus yang merupakan virus tanpa selubung dan virus lainnya yang memiliki cangkang protein yang lebih kuat. Dengan tingginya kasus positif Covid-19 di Indonesia, pemerintah dan warga negara Indonesia telah berupaya untuk menurunkan penyebaran dari virus ini, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bekerja dan bersekolah dari rumah masing-masing, serta membiasakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, di tempat umum maupun di kawasan tempat tinggal warga banyak yang memanfaatkan desinfektan sebagai tindakan preventif penyebaran virus ini. Akan tetapi, masih banyak warga yang belum paham akan kegunaan dan standar keselamatan dan kesehatan dalam penggunaan desinfektan ini. Instansi pendidikan khususnya universitas/institut merupakan elemen yang tak terpisahkan dari masyarakat, sehingga wajib memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat secara umum. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi terkait dengan pemanfaatan desinfektan sebagai tindakan preventif penyebaran Covid-19 di lingkungan tempat tinggal. Sosialisasi dilaksanakan di rumah masing-masing secara daring.
Sosialisasi Pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai Dokumen Awal Sertifikasi Halal Niniek Fajar Puspita; Daril Ridho Zuchrillah; Afan Hamzah; Lily Pudjiastuti; Eva Oktavia Ningrum
Sewagati Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5668.86 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v7i2.435

Abstract

Indonesia telah lama menjadi negara yang memiliki potensi besar dalam industri halal. Namun, masyarakat Indonesia belum memahami akan pentingnya label sertifikat halal pada produk yang mereka gunakan. Kecamatan Tanjonganom, Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kecamatan yang memiliki jumlah UMKM yang banyak dan telah memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan daerah. Berkembangnya UMKM di Kecamatan Tanjonganom tersebut terkendala dengan produk yang belum mempunyai label sertifikasi halal dari LPPOM MUI Jawa Timur. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan para pelaku UMKM terhadap prosedur pengurusan sertifikasi halal produk. Di satu sisi, kesadaran masyarakat akan mengkonsumsi produk yang berlabel halal semakin meningkat. Prosedur pengurusan sertifikasi halal memerlukan berbagai macam dokumen, salah satunya adalah Nomor Induk Berusaha (NIB). Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dari analisa kondisi masyarakat mitra dengan bekerjasama Dinas Perindustrian Kabupaten Nganjuk. Setelah itu merancang kerangka kerja dan pelaksanaan program, dengan mengikuti pelatihan kader penggerak halal dan pengurusan NIB, serta memetakan produk unggulan Tanjonganom yang telah bersertifikat halal. Hasil Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah para UMKM yang mengikuti pelatihan pengurusan NIB telah mendapatkan terbitan NIB. Dalam kerjasama jangka Panjang, tim abdimas akan membantu untuk mendaftarkan produk-produk unggulan Tanjonganom dalam Sertifikat Halal.
Pendampingan Sertifikasi Halal Program Self Declare pada UMKM Binaan Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya Daril Ridho Zuchrillah; Lily Pudjiastuti; Achmad Dwitama Karisma; Atria Pradityana; Aris Tjahyanto
Sewagati Vol 7 No 4 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v7i4.540

Abstract

Koperasi merupakan salah satu pilar dari perekonomi Indonesia dimana tujuannya adalah mensejahterakan anggota-anggotanya. Fungsi koperasi di Indonesia beragam mulai dari sebagai tempat simpan pinjam hingga wadah pembinaan usaha mikro kecil dan menengah. Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya berdiri sejak 1975 merupakan koperasi Wanita yang memiliki binaan UMKM yang cukup banyak. Namun kesadaran yang dimiliki oleh UMKM binaan Kopwan SBW terkait sertifikasi halal cukup rendah. Hal tersebut terbukti di tenan pujasera di lingkungan kantor Kopwan SBW yang masih belum memiliki NIB hingga sertifikat halal. Sehingga tim abdimas dari ITS mendampingi UMKM binaan Kopwan SBW dengan 4 strategi yaitu menjadikan mahasiswa KKN untuk pendamping halal, melatih para UMKM dengan mengikuti pelatihan Kader Penggerak Halal untuk menjadi penyelia halal, pendampingan pengisian SJPH melalui program Self Declare yang merupakan program percepatan dan gratis oleh pemerintah, serta diakhiri dengan pemberian plakat binaan dari Pusat Kajian Halal ITS Surabaya. Hasil diskusi dengan pengurus Kopwan SBW telah diberikan 10 UMKM yang siap produknya bisa didampingi untuk disertifikasi halal. Kegiatan ini memenuhi dalam tujuan pengembangan keberlanjutan sesuai nomor 2 dan 3 yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian bekerlanjutan dan memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia.
Pengaruh Waktu dan Suhu pada Ekstraksi Keratin Bulu Ayam sebagai Bahan Baku Filler Pada Pembuatan Edible Film berbasis Pati Singkong Nurillahl, Alif Salma; Toar, Gracella Audrey; Pudjiastuti, Lily
Jurnal Teknologi Vol. 11 No. 1 (2023): JURNAL TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/jtek.v11i1.279

Abstract

Abstrak Rumah potong ayam menghasilkan limbah bulu ayam dalam jumlah besar. Seiring dengan meningkatnya usaha produksi ayam potong setiap tahun mendorong berbagai upaya untuk mengubah bulu ayam menjadi biomaterial yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bulu ayam merupakan sumber daya hayati yang mengandung protein, dimana protein bulu ayam sebagian besar terdiri atas keratin yang digolongkan ke dalam protein serat.  Protein keratin mempunyai ciri khas sebagai jembatan antar molekul yang dapat diekstrak menggunakan petroleum eter sebagai agen pereduksi, yang membantu melarutkan protein keratin pada pelarut dengan polaritas yang sama. Keratin merupakan protein serat yang memiliki sifat sangat kuat dan tidak larut dalam air. Pemisahan protein keratin dan larutan petroleum eter dilakukan dengan dua metode yaitu metode soxhletasi dan maserasi. Dalam rangka mengkonfirmasi adanya gugus amino dan karboksil pada sampel, persentase protein keratin yang dihasilkan dari kedua metode tersebut dievaluasi dengan analisa rendemen serta FTIR. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pada hasil ekstraksi bulu ayam dengan petroleum eter. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa kadar keratin tertinggi menggunakan metode soxhlet dengan suhu 60°C selama 6 jam didapatkan sebesar 2,88% sedangkan untuk kadar keratin tertinggi menggunakan metode maserasi selama 4 hari didapatkan sebesar 3,8%. Meskipun nilai persentase yang dihasilkan berbeda. Nilai kandungan nutrisi keratin pada metode soxhletasi jauh lebih tinggi dari pada maserasi.Kata Kunci : bulu ayam, ekstraksi, keratin, maserasi, dan soxhlet
Karakteristik Biokomposit Edible Film dari Campuran Kitosan dan Pektin Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata) Zuchrillah, Daril Ridho; Pudjiastuti, Lily; Puspita, Niniek Fajar; Hamzah, Afan; Karisma, Achmad Dwitama; Surono, Agus; Altway, Saidah; Ardiani, Liana; Rohmah, Nur Azizatur; Ningrum, Eva Oktavia
CHEESA: Chemical Engineering Research Articles Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.628 KB) | DOI: 10.25273/cheesa.v3i1.6659

Abstract

Kemasan plastik banyak digunakan pada industri makanan dan minuman di Indonesia karena praktis dan mudah. Namun, disisi lain ini merupakan bencana bagi lingkungan karena plastik merupakan bahan yang sulit terurai (nondegradable). Edible film merupakan salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk menggantikan kemasan plastik. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan kitosan dari limbah cangkang rajungan dan pektin dari limbah kulit pisang kepok sebagai bahan baku pembuatan edible film. Kitosan diperoleh dari proses degreasing, deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi cangkang rajungan. Pektin diperoleh dari proses hidrolisis kulit pisang kepok. Edible film yang berbasis kitosan dan pektin dibuat melalui proses blending dengan ratio (K:P) 100:0; 60:40; 50:50: 40:60 dan 0:100. Analisis karakteristik yang dilakukan meliputi warna, transparan, ketebalan, kelarutan dalam air, laju transmisi uap air (WVTR), kadar air, swelling degree, biodegradabilitas, dan aktivitas antimikroba. Hasil penelitian menunjukkan edible film kitosan dan pektin yang paling optimal adalah ratio 50:50.
Pendampingan Sertifikasi Halal UMKM Kelurahan Jagir Guna Menuju Kampung Madani Surabaya Zuchrillah, Daril Ridho; Alkamalia, Andini Nabila; Hamzah, Afan; Ningrum, Eva Oktavia; Trisanti, Warlinda Eka; Arifin, Rizal; Aulia, Anisa Fatma; Qomariyah, Lailatul; Pudjiastuti, Lily
Sewagati Vol 9 No 4 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v9i4.2349

Abstract

Sertifikasi halal merupakan salah satu upaya UMKM dalam peningkatan daya saing produk yang dihasilkan nantinya. Adanya dokumen sertifikasi halal ini akan menjadi pendukung dalam daya saing di lingkungan perdagangan dengan mayoritas konsumen beragama islam. Pendampingan sertifikasi halal UMKM pada Kelurahan Jagir ini sendiri memiliki tujuan meningkatkan daya saing produk lokal dan mendukung terciptanya Kampung Madani di Surabaya terkhususnya pada Kelurahan Jagir. Kegiatan pendampingan sertifikasi halal ini sendiri meliputi pelatihan hingga bimbingan teknis secara langsung pada UMKM mengenai prosedur sertifikasi halal, mulai dari dokumen awal yang dibutuhkan berupa NIB, implementasi standarisasi halal pada tempat produksi, hingga terbitnya dokumen sertifikasi halal. Hasil dari adanya pendampingan sertifikasi halal ini menunjukkan adanya pemahaman dan kesadaran pada UMKM Kelurahan Jagir akan pentingnya dokumentasi sertifikasi halal. Dengan adanya pendampingan sertifikasi halal ini diharapkan daya saing dari produk UMKM ini menjadi lebih unggul dan lebih jauh lagi dalam segi pemasaran serta menjadi salah satu bentuk dukungan pada visi Surabaya untuk menciptakan kampung madani. Program pendampingan sertifikasi halal UMKM di Kelurahan Jagir dirancang untuk berkelanjutan melalui serangkaian kegiatan terstruktur, mulai dari identifikasi UMKM, pelatihan penyelia halal, sosialisasi kader penggerak, pembentukan zona KHAS, serta monitoring dan evaluasi berkala dilakukan secara sistematis untuk memastikan keberlanjutan penerapan Sistem Jaminan Halal (SJH).