Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pengaruh Implementasi Instrumen Manajer Pelayanan Pasien (MPP) Syariah Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Edukasi Islami Di RSI Sultan Agung Semarang Retno Wahyu Nugrahini; Vivi Yosafianti Pohan; Sri Rejeki; Edy Wuryanto; M.Fathkul Mubin
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : monitoring pelaksanaan pendokumentasian terintegrasi merupakan salah salah satutugas MPP/ case manajer, kelengkapan dokumentasi edukasi terintegrasi yang selama ini bagian daripenilaian akreditasi di rumah sakit syariah  ditemukan data hanya 20% untuk dokumen edukasi yanglengkap terisi, peran MPP dalam menjalankan tugasnya belum optimal, maka diperlukan intervensiterhadap MPP. Metode penelitiani: penelitian quasi experimental dengan desaign pre dan post test.Populasii dalam ipenelitian inii adalah MPP dii RumahiSakit Islam Sultan Agung Semarang. Sampelipenelitiani sebanyaki 30 iresponden dengan menggunakan itekniki total isampling. iAnalisis idataidengan menggunakani ujii Mc Nemar. Hasil penelitiani:  menunjukkani bahwai sebelumi diberikaniimplementasi MPP syariah, dokumentasi edukasi islami  tidakilengkapi sebanyaki (70,0%). Sesudahiimplementasi instrumen syariah sebagian  besari dokumentasii edukasi islami   tidak lengkap sebanyaki(53,3%). Adai pengaruhi inmpelementasi instrumen syariah  iterhadap ikelengkapan dokumentasiiedukasi islami  dengani nilaii p valuei sebesari 0,007 i ( < 0,05). Semakin baik implmentasi instrumenMPP syariah semakin lengkap dokumentasii Edukasi ilsami. Kesimpulan ada pengaruh implementasiinstrumen MPP syariah terhadap kelengkapan dokumentasi edukasi islami dengan nilai p value 0,007( < 0,05). Kesimpulani: Instrumen MPP syariah bisa diterapkan sebagai kelengkapan rekam medikpasien yaitu dokumen edukasi islami. Kata Kuncii : iMPP/Case Manajer, dokumen edukasi
Perilaku Perawat Ketua Tim Pemberi Model Delegasi Keperawatan ‘RELACTOR’ (MDK’R’) di RS Roemani Semarang Vivi Yosafianti Pohan; Astride Wulandari Rusmana
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendelegasian keperawatan merupakan memindahkan kewenangan perawat yang terampil dalam melakukan tindakan keperawatan, dengan pendelegasian maka perawat memiliki kebebasan bertindak. Pelaksananaan pendelegasian memerlukan perawat yang terlatih agar pendelegasian baik dan pelaporan jelas. Pendelegasian dapat meningkatkan pemberian pelayanan di rumah sakit. Salah satu model pendelegasian keperawatan yang dikenal adalah Model Delegasi Keperawatan ‘Relactor’ (MDK’R’). Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku perawat ketua tim dalam menerapkan Model Delegasi Keperawatan ‘Relactor’ di RS Roemani Semarang. Desain penelitian kualitatif denganpendekatan study discriptive qualitative. Partisipan adalah perawat ketua tim yang bekerja di RS Roemani Semarang sebanyak 4 partisipan. Alat pengumpul data berupa alat perekam suara, panduan wawancara, dan peneliti sendiri. Analisis data dilakukan dengan Content Analysis. Keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi data, indepth interview, dan member checking. Hasil penelitian ditemukan lima tema, yakni Tema 1 : Pemahaman Pendelegasian Keperawatan, Tema 2 : Pemahaman tentang MDK ‘R’ , Tema 3: Penerapan Model Delegasi Keperawatan Relactor (MDK ‘R’), Tema 4 : Hasil Penerapan Delegasi Keperawatan MKD‘R’, dan Tema 5 : Perilaku perawat pemberi MDK‘R’. Perilaku partisipan sebagai perawat ketua tim pemberi model delegasi keperawatan ‘relactor’ (MDK’R’) di RS Roemani Semarang yakni pemahaman partisipan tentang MDK’R’ sudah baik dengan menerapkan komponen tanggung jawab, kemampuan serta wewenang dalam pelaksanaannya yang berdampak pada peningkatan pelayananan. Perilaku perawat ketua tim dalam memberikan MDK’R’ kepada perawat pelaksana lebih ditingkatkan lagi dengan menggunakan SOP yang dapat meningkatkan mutu kepemimpinan dan pelayanan serta memotivasi ketua tim dalam mencapai visi misi tujuan pelayanan rumah sakit. Kata kunci:  Perilaku perawat, ketua tim, model delegasi keperawatan ‘relactor’.
Pengaruh Terapi Afirmasi Positif Terhadap Quality Of Life Pasien Harga Diri Rendah Pada Skizofrenia Di Rsjd Dr. Arif Zainudin Surakarta Noviana Ayu Ardika; M. Fatkhul Mubin; Sri Rejeki; Vivi Yosafianti Pohan; Amin Samiasih
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang banyak terdapat dimasyarakat. Pasienskizofrenia memiliki konsep diri yang masih rendah, kualitas hidup dan tingkat stigma yang tinggidibandingkan dengan penyakit kronis yang lainnya. Tindakan terapi generalis dan terapi spesialismerupakan tindakan asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien dengan diagnose hargadiri rendah kronis pada skizofrenia. Salah satu terapi generalis yang akan digunakan adalah terapiafirmasi positif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi afirmasi positifterhadap quality of life pada pasien harga diri rendah. Metode : Peneltian ini menggunakan QuasiExperimental Design dengan pendekatan Pretest-Posttest with Control Group. Penelitian ini dalampengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Jumlah populasi didapatkan 151dengan perhitungan rumus slovin didapatkan jumlah sampel 66 responden. Responden dibagimenjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil : Menunjukanbahwa kedua kelompok memiliki nilai sig (2-tailed) lebih kecil dari alpha (p) yaitu didapatkan hasilkelompok intervensi memiliki nilai p = 0.004 < 0,05 dan kelompok kontrol memiliki nilai p = 0,010 <0,05, artinya ada perubahan yang signifikan pada kualitas hidup pasien harga diri rendah sebelum(Pre Test) dan sesudah (Post Test) diberikan terapi baik pada kelompok intervensi yang diberikanterapi afirmasi positif maupun kelompok kontrol yang diberikan terapi SP (Standar Pelaksanaan)harga diri rendah. Kesimpulan : Peningkatan kualitas hidup pasien harga diri rendah padaskizofrenia yang diberikan terapi afirmasi positif dan yang diberikan SP harga diri rendah, masingmasingmengalamipeningkatandengannilaikoefisiensiyangpositif.Kata kunci : Terapi afirmasi positif, harga diri rendah, quality of life.
Penerapan Oral Hygiene Dengan Madu Pada Anak Usia Sekolah Dasar Dengan Evaluasi pH (Potential Of Hydrogen) Saliva Qurrata A’yun; Mariyam Mariyam; Vivi Yosafianti Pohan; Desi Ariyana Rahayu
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebiasaan menggosok gigi dengan cara benar dan waktu yang tepat merupakan keberhasilan dalammenerapkan oral hygiene. Oral hygiene dilakukan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut untukmenurunkan risiko pertumbuhan bakteri yang akan menimbulkan masalah pada gigi seperti kariesgigi. Salah satu oral hygiene yang dapat dilakukan untuk anak sekolah dasar adalah oral hygienemenggunakan madu. Studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan oral hygiene denganmenggunakan madu berdasarkan evaluasi pH saliva. Desain studi kasus ini menggunakan desainpenelitian deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek studi kasus adalah anakusia sekolah dasar. Subjek studi berjumlah 2 orang yang didapatkan secara purposive sampling. Datahasil studi disajikan dalam bentuk tabel intervensi evaluasi pH saliva selama 3 hari. Hasil studi kasusmenunjukkan kondisi pH saliva sebelum pemberian oral hygiene menunjukkan pH 13, kebiasaanmenggosok mengalami masalah dalam hal cara menyikat gigi, waktu pelaksanaan sikat gigi dankebiasaan mengonsumsi makanan manis. Kondisi setelah pemberian oral hygiene dengan madu pHsaliva menunjukkan pH 12, anak sudah paham cara melakukan sikat gigi dan waktu sikat gigi denganbenar serta kenyamanan menggunakan madu dibandingkan pasta gigi sehari-hari. pH saliva pasienmasih dalam rentang pH basa. pH saliva mempunyai manfaat dalam menekan risiko pertumbuhanbakteri pada mulut. Madu sebagai antibakteri ditunjukkan dengan kandungan senyawa fenol,hidrogen peroksida, osmolaritas yang tinggi, pH yang rendah efektif melawan bakteri gram positif,negatif dan methicilin-resistant Stapyhlococcis aureus (MRSA). Kesimpulan penelitian ini terdapatmanfaat madu sebagai oral hygiene sehari-hari anak usia sekolah dasar untuk menurunkan risikopertumbuhan bakteri di mulut. Kata Kunci : oral higiene, pH saliva, madu
Penerapan Isometric Handgrip Exercise Dan Slow Deep Breathing Exercise Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi Fadhila Ristya Widiyawati; Dera Alfiyanti; Vivi Yosafianti Pohan; Mariyam Mariyam
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isometric handgrip exercise dan slow deep breathing exercise merupakan terapi non farmakologis yang dikembangkan untuk mengatasi masalah pada klien hipertensi. Tujuan studi kasus ini adalah untuk menurunkan tekanan darah dengan mengaplikasikan intervensi isometric handgrip exercisedan slow deep breathing exercise. Metode studi kasus ini adalah deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan. Hasil intervensi isometric handgrip exercise pada tekanan darah sistolik menurun 12 mmHg dan tekanan diastolik menurun 6 mmHg. Hasil intervensi slow deep breathing exerciseterdapat hasil tekanan darah sistolik menurun 10 mmHg dan tekanan darah diastolik menurun 8 mmHg. Simpulan studi kasus yang sudah disusun adalah isometric handgrip exercise dan slow deep breathing exercise dapat menurunkan tekanan darah tinggi pada klien hipertensi. Kata Kunci : Hipertensi; Isometric Handgrip Exercise; Slow Deep Breathing Exercise
Penerapan Bibliotherapy Anak Usia Pra Sekolah Dengan Kecemasan Akibat Hospitalisasi Diah Ayu DwiYanti; - Mariyam; Vivi Yosafianti Pohan; Dera Alfiyanti
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan. Manajemen kecemasan perludilakukan agar tidak menimbulkan dampak serius pada anak. Dampak kecemasan antara lain dapatmenghambat dan memperlambat proses pengobatan yang berdampak pada kesembuhan anak. Kecemasanhospitalisasi dapat diberikan dengan bibliotherapy. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui tingkatkecemasan anak usia pra sekolah yang menjalani hospitalisasi sebelum dan setelah dilakukan bibliotherapy.Metode : studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan. Subjek studi kasus terdiri dari dua anak usiapra sekolah yang dirawat di rumah sakit. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tingkat kecemasan Spence Children’s Anxiety Scale (SCAS). Intervensi yang diberikan adalah bibliotherapy yang diberikan sehari 1x dalam 2 hari selama 20 menit. Hasil : tingkat kecemasan pada subjek studi 1 sebelum diberikanintervensi bibliotherapy memiliki skor 67 dengan tingkat kecemasan berat, dan setelah diberikanbibliotherapy skor menjadi 53 dengan tingkat kecemasan sedang, sedangkan tingkat kecemasan padasubjek 2 sebelum diberikan intervensi bibliotherapy dengan skor 43 dengan tingkat kecemasan sedang, dansetelah diberikan bibliotherapy skor menjadi 27 dengan tingkat kecemasan ringan. Studi kasus inimengalami penurunan dengan rentang skor rata – rata 14 – 16, berbeda dengan penurunan rentang skorpada jurnal rujukan karena pelaksanaan bibliotherapy ini tidak sesuai jurnal yang dilakukan 2x dalam seharikarena orang tua subjek yang tidak menyetujui jika dilakukan bibliotherapy 2x dalam sehari karenamengganggu jam tidur anak saat sore hari.  Kesimpulan : terdapat penurunan tingkat kecemasan denganrentang 14 – 16 skor yang menunjukkan bahwa penerapan bibliotherapy anak usia pra sekolah dapatmenurunkan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi. Kata Kunci : Hospitalisasi, Kecemasan, Bibliotherapy  
Thesis Camp As An Effort To Complete The Student's Final Project (Tesis) Of The Unimus Nursing Master’s Degree Program During The COVID-19 Pandemic Pohan, Vivi Yosafianti; Alfiyanti, Dera
South East Asia Nursing Research Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.4.1.2022.1-6

Abstract

This research is a research and development that aims to develop technical thesis learning by using thesis camp as one of the learning techniques in preparing a thesis proposal for Unimus nursing masters students. The technical development of this learning is based on the length of time it takes to complete a thesis proposal experienced by most of the Unimus master's nursing students who are preparing a thesis proposal. The results of the survey on students showed that 85% had difficulty in compiling a thesis proposal for various reasons, including difficulty finding the research title, difficulty finding problems, and difficulty managing time because most of the students were already working. This has an impact on the length of the student's study period which affects the discrepancy with the educational calendar. This study was designed to: 1) examine students' understanding in the preparation of a thesis proposal, 2) create a technical prototype for thesis camp learning, 3) test the effectiveness of the thesis camp, and 4) compile a thesis camp guidebook. This research generally uses a research and development approach. The research stages used descriptive qualitative methods in exploratory studies, and development through workshop activities in the context of preparing a camp thesis guide book. During the COVID-19 pandemic, it was not possible for students to consult directly with the thesis supervisor, so this thesis camp was carried out with blended learning (70% online learning and 30% learning offline) and while offline still using the Covid-19 prevention protocol, consist of here are wearing masks, washing hands, and keeping a distance. Thesis camp is proven to be effective in increasing the timeliness of completing thesis writing for nursing master students of Unimus.
Monitoring Analysis of Filling The Informed Consent of Blood Transfusion Ruhana, Ati Rusyda; Pohan, Vivi Yosafianti; Hartiti, Tri
South East Asia Nursing Research Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.3.1.2021.40-44

Abstract

Informed consent is evidence of the accountability of health service providers in the hospital. it is carried out in every carrying out the procedure of actions that have the risk of causing disability or death. Incomplete documentation of patient informed consent can reduce the quality of hospital services. the implementation of informed consent documentation in hospitals often faces obstacles. this is due to the lack of human resources and the high workload available. This case study aims to determine the filling of informed consent documentation in the patient's blood transfusion. This study uses interviews, observation and document study by developing approaches to the nursing management function, organizing functions, personnel, direction, supervision, care management, logistics management, quality assurance programs and patient safety. The results showed that in one month there were 20 patients with blood transfusions, and 11 out of 20 patients did not have informed consent. The problem that arises is the incomplete documentation of medical records at the time of carrying out blood transfusions to patients. Supervision that is not optimal is the cause of this problem.
Effects of Early Warning Score (EWS) on outcomes of inpatient services Bobonera, Teguh Theryana; Pohan, Vivi Yosafianti; Mubin, Mohammad Fatkhul; Armiyati, Yunie
South East Asia Nursing Research Vol 4, No 3 (2022)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.4.3.2022.21-26

Abstract

The decrease in patient morbidity and mortality is influenced by quality inpatient services. Hospitalized patients can be in stable or unstable conditions. There is a phenomenon of patients whose condition is not stable being placed in inpatient, due to the limitations of the intensive care unit. These patients are at risk for worsening clinical conditions that increase morbidity and mortality. One of the efforts to improve quality related to patient safety in hospitals is the application of the Early Warning Score (EWS) including in inpatient installations. An early warning score is one of the assessment parameters in hospital accreditation and quality of care.  The aim of this literature review is to explain effects of early warning score (EWS) on outcomes of inpatient services. This study uses a literature study approach with a descriptive review type. The articles used are international with a range of years from 2011-2021. The databases used are Proquest, PubMed, and the Google Scholar search engine. Implementation of EWS has resulted in higher utilization of the rapid response system but a lower incidence of cardiopulmonary arrest; it is associated with lower mortality rates, and improved patient safety and clinical outcomes. The results obtained that there is a correlation between the EWS value with mortality but not with the length of stay. Research results related to the correlation of EWS with referrals to ICU/HCU and activation of code blue cannot be analyzed so that in the future a larger number of samples and case variations are needed. A clinical flow can be created in advance so that good patient management can be carried out if the EWS score is higher. An early Warning Score (EWS) can be used to predict the patient outcome which is an indicator of inpatient services.
Analysis of Nursing Documentation Implementation In Outpatient Room Nurudin, Muhamad; Pohan, Vivi Yosafianti; Hartiti, Tri
South East Asia Nursing Research Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.2.2.2020.25-30

Abstract

The quality of nursing care is a key element of service quality in hospitals. To realize good quality nursing service and quality in the Outpatient Institution, qualified human resources are also needed and good nursing management skills are needed from a manager or head of the service unit. For the implementation of nursing care documentation in outpatient installations to be carried out optimally, it is necessary to carry out management activities in the form of supervision by carrying out nursing support activities in stages. The purpose of this analysis is to determine the implementation of outpatient nursing medical record documentation. The use of action methods in this analysis aims to develop new skills or new approaches and be applied directly and reviewed the results. From the results of the assessment found several nursing management problems and the priority is the completeness of outpatient nursing medical record documentation which is still low. The action taken is by providing refresher activities or material refreshing on nursing documentation, initial assessment of outpatients, simulations of filling out initial outpatient assessment documentation, making and disseminating supervision forms and techniques for tiered supervision using the supervision form. The activity was attended by 23 participants consisting of the head of the room, the team leader and the nurse executing from the polyclinic or outpatient installation. Evaluation after carrying out activities on the completeness of outpatient nursing medical record documentation was 70%  (14 of 20 samples).