Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Grain Size Analysis on Pure and Zn-doped Ilmenite Magnesium Titanane Powders Ermawati, Frida U.; Suasmoro, S.; Pratapa, Suminar
Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika UHAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmenite structured of magnesium titanate (MgTiO3)-based ceramic has been the favorite candidate for microwave frequency applications, such as in mobile and satellite communication systems, dielectric resonantor, antenna, radar and global positioning system (GPS) due to the excellent dielectric performance, i.e. a moderate permittivity (εr ∼ 17.6) together with a high quality factor (Q × f) of ∼ 33,768 GHz at 10 GHz and a near zero temperature coefficient of the resonance frequency (τf ∼ -48 ppm/oC) (Wang, et al. 2012). Many efforts have been made to fabricate MgTiO3-based ceramics with improved performance, including preparation of nanostructured MgTiO3 powder as the ceramic precursor. Having powder with nanoscale grain size is very advantageous in the ceramic fabrication because the total surface area of contact between nanoscale grains are much larger than the similar total surface area of contact between microscale grains, and the presence of the larger surface energy in the nanopowder turns out to be a driving force of sintering; in this case, to reduce the free energy of the system during the sintering process. Sintering process is a process of firing of compact powder to produce ceramic with controlled microstructure, reduced porosity and enhanced properties. This paper reported the work to analyze the grain sizes in a series of Mg1-xZnxTiO3 for x = 0 - 0.5 (MZT0 - MZT0.5) powders prepared from Mg, Zn and Ti metals powders and hydrochloric acid (Merck©) using a facile wet mixing method. The Zn-doped samples were calcined at 550 oC, while that of the zinc free sample was at 700 oC. Bright field-transmission electron microscope (BF-TEM), MAUD-based x-ray diffraction (XRD) and particle size analyzer (PSA) analysis methods were occupied to measure the average grain sizes of the calcined powders, as well as the particle size distribution, and the results were compared. Discussion on the phase formation and thermal events during thermal treatment of the system was also provided.
Identifikasi Daerah Patahan dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole di Desa Renokenongo Porong Sidoarjo Wahyono, Sri Cahyo; Wianto, Totok; Siregar, Simon Sadok; Utama, Widya; pratapa, Suminar
Jurnal Fisika FLUX Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2008
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v5i2.3043

Abstract

Fault is already occurred in Renokenongo, Porong - Sidoarjo. These fault’s have destroyed some building and public facilities. Existence of these fault’s have been detected by using 2D resistivity method. In this research, measurement of 2D resistivity is conducted by using Dipole-Dipole configuration. Configuration has been done in two lines. The first line is length of measurement 200 meters and direction E 98° S and second line the path lenght of 120 meters and direction N 50 E. From the resistivity section, position of fault is founded. For first line, position of fault stays at point 25; 43; 57; 97,5; 110 and 136 m. While for second line position of fault stays at point 33; 50 and 100 m.
Sintesis dan Karakterisasi Nanosilika sebagai Upaya Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Banjarbaru Wianto, Totok; Sari, Nurma; Darminto, Darminto; Pratapa, Suminar
Jurnal Fisika FLUX Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2010
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v7i1.3076

Abstract

Penelitian untuk mendapatkan bahan baru dengan kinerja tinggi telahbanyak dilakukan, khususnya di negara-negara industri. Salah satu programyang cukup pesat perkembangannya dan hingga sekarang sedang giatdilakukan penelitian, baik penelitian dasar maupun terapan adalah bidangnanosains dan nanoteknologi. Perkembangan nanosains dan nanoteknologidewasa ini telah mulai mendominasi dunia industri, dan bahkah telah mengeserteknologi mikro-elektronik (10-6 m) yang telah berperan dalam beberapadasawarsa terakhir (Edelstein, 1996). Nanomaterial, sebagai bagian darinanosains dan nanoteknologi, merupakan rekayasa material dalam ordenanometer (10-9 m) (Kebamoto, 2003). Hampir semua material dapat dibuatdalam bentuk nanokristal dan nanopartikel, untuk menghasilkan sifat lebihunggul, yang bergantung pada pemrosesan, manipulasi dan komposisinya(Gleiter, 1989, Kimura, 1995). Produk-produk industri diperkirakan akanmenggunakan nanomaterial secara komersial (Inoue, 2003) mulai tahun 2010(NSTC, 1993). Eksploitasi sejumlah mineral, seperti logam dan batuan, telahdilakukan di daerah penambangan intan rakyat di daerah Cempaka, KalimantanSelatan, dan difokuskan pada fragmen-fragmen yang dihasilkan daripenambangan intan. Ukuran fragmen-fragmen yang diperoleh ini berkisarantara 1,5 – 15 cm. Tumpukan fragmen-fragmen ini tidak berada jauh darisungai yang melintas di daerah penambangan, yaitu paling jauh 100 m danmasih merupakan daerah pelamparan sedimentasi sungai(sikumbang, 1994).Dari penelitian pendahuluan didapatkan kadar silika (SiO2) didaerah cempakaantara 94,4% - 99% (Wianto, 2008). Ketersediaan sumber alam berupabeberapa material di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, seperti pasir silika, dapatdiolah lebih lanjut sebagai nanomaterial dengan karakteristik yang khas.Nanomaterial ini dapat dibuat dalam dalam ukuran nano (< 100 nm) melaluisintesis metode gaya berat kemudian melalui proses penggilinganmenggunakan planetary ball milling. Penggunaan peralatan X-ray diffractometer(XRD) dan scanning electron microscope (SEM) serta transmission electronmicroscope (TEM) akan menghasilkan karakteristik rinci nanosilika tersebut,menyangkut struktur, bentuk dan ukuran partikelnya serta agregasi yangmungkin terjadi. Hasil penelitian ini didapatkan material nano silika denganukuran antara < 100 nm setelah proses kopresipitasi sedangkan sebelumproses tersebut yaitu setelah proses ball mill didapatkan ukuran butir > 300 nmini berdasarkan hasil metode scherer XRD dan SEM. Sedangkan hasil analisiskualitatif dan kuantitatif didapatkan mineral SiO2 yang dominan yaitu 98 - 99%,ini setelah melalui proses pencucian untuk menghilangkan clay sertamenggunakan magnetik separator untuk menghilangkan material magnetik.
SINTESIS BAHAN UBAHAN GRADUAL ALUMINUM TITANAT/KORUNDUM DARI ALUMINA TRANSISI DENGAN PENAMBAHAN MgO Fauzi, Achmad Sulhan; Pratapa, Suminar; Eko Santoso, Mohammad Herman
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 13 No 2 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article describes the results of research on the use of transition alumina for improving the performance of ceramics. Synthesis has been made of gradual changes materials (Functionally Graded Materials, FGM) aluminum titanate (AT) / corundum based on transition alumina powders with the addition of MgO as a stabilizer of AT as much as 2 wt.%. Samples without the addition of MgO was also made for comparison. Transition alumina with and without the addition of MgO were calcined at a temperature of 1100C for 1 hour to become ?-alumina. The powder mixture was compacted at a pressure of 49.3 MPa and then prasintered at a temperature of 1100C for 1 hour, then repeatedly infiltrated with infiltrator TiCl3 solution (20%) which prepared by dissolving the Ti metal powders into HCl. Furthermore, the material sintered at temperatures of 1500C with a holding time for 3 hours. Physical character of materials showed an increase in density and decrease in porosity of the material due to the addition of MgO. Phase identification results obtained from the content of AT and corundum phases which gradual in depth, indicating that FGM has been formed. These results were supported by analysis of x-ray diffraction pattern showing the formation of a solid solution Al2 (1-x) + MgxTi1 xO5 which marked by the shifting of the peak of AT phase in FGM samples with the addition of MgO. Tulisan ini menjelaskan hasil penelitian tentang penggunaan alumina transisi untuk meningkatkan performa keramik.&nbsp;Telah dilakukan sintesis&nbsp;bahan ubahan gradual (Functionally Graded Material, FGM) aluminum titanat (AT)/korundum berbahan dasar serbuk alumina transisi dengan penambahan MgO sebagai penstabil AT sebanyak 2 wt.%. Sampel tanpa tambahan MgO juga dibuat sebagai pembanding. Alumina transisi dengan dan tanpa penambahan MgO dikalsinasi pada temperatur 1100C&nbsp;selama 1 jam sehingga menjadi ?-alumina. Serbuk campuran dikompaksi pada tekanan 49,3 MPa lalu diprasinter pada temperatur 1100C&nbsp;selama 1 jam, kemudian diinfiltrasi secara berulang dengan infiltran larutan TiCl3&nbsp;(20%) yang dibuat dengan cara melarutkan serbuk logam Ti ke dalam HCl. Selanjutnya bahan disinter pada temperatur 1500C&nbsp;dengan&nbsp;holding time&nbsp;selama 3 jam. Karakterisasi fisik bahan memperlihatkan adanya kenaikan densitas dan penurunan porositas bahan akibat penambahan MgO. Dari hasil identifikasi fasa didapatkan kandungan fasa AT dan korundum yang gradual terhadap kedalaman, menunjukkan bahwa FGM telah terbentuk. Hasil ini didukung dengan analisis pada pola difraksi sinar-x yang memperlihatkan terbentuknya larutan padat Al2(1-x)MgxTi1+xO5&nbsp;yang ditandai terjadinya pergeseran puncak fasa AT pada sampel FGM dengan penambahan MgO.
THE EFFECT OF Mg-Al Wt% FOR PHASE FORMATION OF SPINEL MgAl2O4 PRODUCED BY METAL DISSOLVED METHOD Umamah, Chairatul; Pratapa, Suminar; Andi, Herman Jufri
Jurnal Neutrino:Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 12, No 1 (2019): October
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/neu.v12i1.7816

Abstract

Synthesis of magnesium aluminate spinel powder (MgAl2O4, abbreviated as MA) were prepared by the liquid mixing method. The synthesis of MA involved Mg powders with various weight compositions (4.8; 10; 20; 30; 40; and 60%) and Al powders (95.2; 90; 80; 70; 60 and 40%) as the raw materials, which were independently dissolved in 37% HCl to form MgCl2 and AlCl3 solutions. Both solutions were then mixed and stirred for 5 hours and dried to a temperature of about 100-105°C to produce powders with different weight compositions. Each powder resulted from drying was characterized using DTA-TGA, and then calcined at 650 °C; 750 °C and 850 °C for 1 hour. The calcined powder was characterized by XRD to qualitative and quantitative analyses using Rietica. It was found that MA samples contained only MgAl2O4 and MgO as the impurity phase. The relative weight fraction of MgAl2O4 increased up to 99% for 95.2 wt% Al. Using an extrapolative approach to determine the Mg-to-Al composition, nearly pure MA, as high as 99%, was achieved at 95.2% Al and 4.8% Mg.
SINTESIS BAHAN UBAHAN GRADUAL ALUMINUM TITANAT/KORUNDUM DARI ALUMINA TRANSISI DENGAN PENAMBAHAN MgO Achmad Sulhan Fauzi; Suminar Pratapa; Mohammad Herman Eko Santoso
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 13 No. 2 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jmst.v13i2.508.2012

Abstract

This article describes the results of research on the use of transition alumina for improving the performance of ceramics. Synthesis has been made of gradual changes materials (Functionally Graded Materials, FGM) aluminum titanate (AT) / corundum based on transition alumina powders with the addition of MgO as a stabilizer of AT as much as 2 wt.%. Samples without the addition of MgO was also made for comparison. Transition alumina with and without the addition of MgO were calcined at a temperature of 1100C for 1 hour to become ?-alumina. The powder mixture was compacted at a pressure of 49.3 MPa and then prasintered at a temperature of 1100C for 1 hour, then repeatedly infiltrated with infiltrator TiCl3 solution (20%) which prepared by dissolving the Ti metal powders into HCl. Furthermore, the material sintered at temperatures of 1500C with a holding time for 3 hours. Physical character of materials showed an increase in density and decrease in porosity of the material due to the addition of MgO. Phase identification results obtained from the content of AT and corundum phases which gradual in depth, indicating that FGM has been formed. These results were supported by analysis of x-ray diffraction pattern showing the formation of a solid solution Al2 (1-x) + MgxTi1 xO5 which marked by the shifting of the peak of AT phase in FGM samples with the addition of MgO. Tulisan ini menjelaskan hasil penelitian tentang penggunaan alumina transisi untuk meningkatkan performa keramik. Telah dilakukan sintesis bahan ubahan gradual (Functionally Graded Material, FGM) aluminum titanat (AT)/korundum berbahan dasar serbuk alumina transisi dengan penambahan MgO sebagai penstabil AT sebanyak 2 wt.%. Sampel tanpa tambahan MgO juga dibuat sebagai pembanding. Alumina transisi dengan dan tanpa penambahan MgO dikalsinasi pada temperatur 1100C selama 1 jam sehingga menjadi ?-alumina. Serbuk campuran dikompaksi pada tekanan 49,3 MPa lalu diprasinter pada temperatur 1100C selama 1 jam, kemudian diinfiltrasi secara berulang dengan infiltran larutan TiCl3 (20%) yang dibuat dengan cara melarutkan serbuk logam Ti ke dalam HCl. Selanjutnya bahan disinter pada temperatur 1500C dengan holding time selama 3 jam. Karakterisasi fisik bahan memperlihatkan adanya kenaikan densitas dan penurunan porositas bahan akibat penambahan MgO. Dari hasil identifikasi fasa didapatkan kandungan fasa AT dan korundum yang gradual terhadap kedalaman, menunjukkan bahwa FGM telah terbentuk. Hasil ini didukung dengan analisis pada pola difraksi sinar-x yang memperlihatkan terbentuknya larutan padat Al2(1-x)MgxTi1+xO5 yang ditandai terjadinya pergeseran puncak fasa AT pada sampel FGM dengan penambahan MgO.
Sintesis Zn0.5Mg0.5TiO3 dengan Variasi Rasio Mol Serbuk (Zn+Mg):Ti menggunakan Metode Pencampuran Larutan pada suhu 600ºC Ana Farisa; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.041 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.555

Abstract

Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis serbuk larutan padat Zn0.5Mg0.5TiO3 dengan metode pencampuran larutan dalam jumlah yang relatif tinggi (>90 % berat). Bahan dasar yang digunakan dalam sintesis adalah serbuk-serbuk Mg dan Ti, sedangkan Zn digunakan sebagai bahan aditif dengan variasi rasio mol serbuk yang digunakan antara 1,03:1 ≤ (Zn+Mg):Ti ≤ 1,18:1. Prekursor dibuat dengan melarutkan masing-masing serbuk Mg, Zn, dan Ti ke dalam HCl 37%, mencampurkan ketiga larutan dan mengeringkan campuran di udara pada suhu 110ºC serta terakhir mengkalsinasi serbuk hasil pengeringan pada suhu 600ºC selama ½ jam. Uji komposisi serbuk hasil sintesis tersebut dilakukan dengan difraksi sinar-x. Identifikasi fasa pada serbuk hasil sintesis menunjukkan bahwa seluruh variasi rasio mol menghasilkan fasa Zn0.5Mg0.5TiO3 dan rutil. Ukuran kristal fasa Zn0.5Mg0.5TiO3 dengan rasio mol 1,03:1 dan 1,05:1 berturut-turut adalah 20 dan 29 nm. Variasi mol yang menghasilkan fraksi berat Zn0.5Mg0.5TiO3 terbesar adalah 1,12:1, yaitu sebesar 91%.
Sintesis MgTiO3-CaTiO3 (MT-CT) dengan Memanfaatkan Kapur Alam dan Metode Pencampuran Larutan Lisma Dian Kartika Sari; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.179 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.559

Abstract

Telah dilakukan sintesis serbuk campuran MgTiO3 (MT) dan CaTiO3 (CT) dengan memanfaatkan kapur alam melalui metode pencampuran larutan dalam konsentrasi yang relaif tinggi (>90 % berat). Bahan dasar yang digunakan adalah serbuk Mg dan Ti, serta unsur Ca dari kapur alam digunakan sebagai bahan aditif. Tiga rasio mol serbuk (Mg+Ca):Ti disiapkan, yaitu 1,02:1; 1,04:1 dan 1,06:1. Larutan prekursor dibuat dengan melarutkan serbuk Mg dan Ti dalam pelarut asam HCl 37% dan serbuk Ca dari kapur alam yang telah dikarbonasi menjadi CaCO3 dilarutkan dengan pelarut asam HCl 10 M, ketiga larutan dicampur dan diaduk serta dikeringkan pada temperatur 110°C dan diikuti kalsinasi serbuk hasil pengeringan pada temperatur 800°C selama 1 jam. Komposisi serbuk hasil sintesis diuji dengan difraksi sinar-X dan dianalisis menggunakan metode Rietveld pada perangkat lunak Rietica. Identifikasi serbuk menunjukkan bahwa seluruh variasi rasio mol menghasilkan fasa MT, CT, periklas dan rutil, kecuali serbuk sampel pada rasio mol 1,06:1 tidak ditemukan fasa rutil. Variasi mol yang menghasilkan fraksi berat MT terbesar adalah 1,02:1 dan fraksi berat CT terbesar adalah 1,06:1. Munculnya fasa yang mengandung unsur Ca secara independen menunjukkan bahwa tidak terbentuk larutan padat CaxMg1-xTiO3 melainkan senyawa MT-CT dengan impuritas periklas dan rutil.
Sintesis MgTiO3 dengan Variasi Temperatur Kalsinasi Menggunakan Metode Pencampuran Larutan Riyan Angela; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.112 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.565

Abstract

Telah dilakukan sintesis MT (magnesium titanat) dengan metode pencampuran larutan. Prekursor dibuat dengan melarutkan serbuk logam ke dalam HCl 37% dan dikeringkan di udara pada temperatur 110oC dilanjutkan dengan kalsinasi. Dalam penelitian ini digunakan variasi temperatur kalsinasi yaitu 600°C, 700°C, 800°C dengan waktu tahan yaitu 1 jam untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sintesis MT. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD (X-Ray Diffraction), kemudian dianalisis menggunakan software rietica dan MAUD. Hasil analisis menunjukkan bahwa temperatur dan waktu tahan kalsinasi mempengaruhi hasil dari sintesis. Berdasarkan metode Rietveld untuk fraksi berat relatif komposisi fase, pembentukan MT  yang paling optimal adalah pada temperatur 800 oC,waktu tahan 1 jam dengan fraksi berat 95,1%. Dengan analisis menggunakan MAUD diperoleh nanokristal MgTiO3 pada pemanasan 600oC dengan ukuran kristal 75nm.
Sintesis Zn0.2Mg0.8TiO3 Pada Temperatur 510ºC dan 800ºC Menggunakan Metode Pencampuran Larutan Chairatul Umamah; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Sains dan Seni ITS (ISSN 2301-928X)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.324 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v1i1.568

Abstract

Sintesis serbuk larutan padat Zn0.2Mg0.8TiO3 (ZMT0.2) dilakukan dengan menggunakan metode pencampuran larutan. Bahan dasar yang digunakan dalam sintesis adalah serbuk Mg dan Ti, sedangkan Zn digunakan sebagai bahan aditif. Larutan padat dibuat dengan melarutkan masing-masing serbuk Mg, Zn, dan Ti ke dalam HCl 37%. ketiga larutan dicampur dan diaduk selama 4 jam dan dipanaskan pada temperatur 110ºC dan dilanjutkan dengan proses kalsinasi pada temperatur 510ºC dan 800ºC selama ½ jam hingga terbentuk serbuk ZMT0.2 solid solution. Dari analisis data difraksi sinar-x (XRD) diperoleh bahwa pada ZMT0.2 menghasilkan fasa ZMT0.2 dan rutil. Hasil analisis lanjut dengan Rietica diperoleh Nilai fraksi berat MT dan rutil pada sampel ZMT0.2 510ºC adalah 87.5% dan 12.5%. Pada sampel ZMT0.2 800ºC nilai fraksi berat MT dan rutil adalah 90.3% dan 9.7%. Analisis lanjut untuk estimasi ukuran kristal dilakukan menggunakan MAUD. Sampel ZMT0.2 510ºC memiliki ukuran kristal MT 18 nm dan rutil 10 nm sedangkan sampel ZMT0.2 800ºC memiliki ukuran kristal MT 416 nm dan rutil 112 nm.
Co-Authors A. Fuad Abarrul Ikram Achmad Sulhan Fauzi Agus Purwanto Agus Purwanto Agus Purwanto Ahmad Taufiq Allif Rosyidy Hilmi Ana Farisa Arif Hidayat Astuti, Fahmi Badri G.S Bintoro Anang Subagyo Cahyono, Yoyok Chairatul Umamah Darminto Darminto Darminto . Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Dewi Linda Kartika Dianita Wardani Dien Rosma Diana Diky Anggoro, Diky Eddy Yahya Edy Giri Rachman Putra Eko Santoso, Mohammad Herman Ella Agustin Dwi Kiswanti Endarko Endarko Ermawati, Frida U. Fahad Fahad Fahmi Astuti, Fahmi Fauzi, Achmad Sulhan Fauzi, Ah Sulhan Fikriyatul Azizah Su&#039;ud Filza Amalina Firda Siti Nurchosiya Frissa Erina Herdiyanti Fuad D. Muttaqin Gatut Yudoyono Haniffudin Nurdiansah Hariyati Purwaningsih Heny Faisal Herman Jufri Andi, Herman Jufri Hesti Istiqlaliyah Khusnul Umaroh Lila Yuwana Lisma Dian Kartika Sari M. Arief Bustomi M. Diantoro Malik Anjelh Baqiya Masyitatus Daris S Meladia Elok Purbarani mochamad zainul Asrori Mochamad Zainuri Mohammad Herman Eko Santoso Mubarok, Fahmi Muhammad Zainul Asrori Musyarofah Musyarofah Muthmainnah, Melania Suweni Muntini Nurma Sari Nurma Sari, Nurma Nurul Amalia T Nurul Amalia Triyuliana Nurul Hidayat Retno Asih Retno Asih, Retno Riyan Angela S. Bahtiar Saifuddin Santi Puspitasari Simon Sadok Siregar, Simon Sadok Sistin A. Ani Sri Cahyo Wahyono Sriyani Purwaningsih Suasmoro Suasmoro Suasmoro Suasmoro, S. Sudarsono Sudarsono Sudarsono Sukamto, Heru Sunaryono Sunaryono Totok Wianto Triwikantoro Triwikantoro Triwikantoro Umi Maslakah Widya Utama Widya Utama Yanurita Dwihapsari, Yanurita Zaenal Arifin Zainal Arifin Zainuri (DOI: 10.12962/j24604682.v12i2.1331), Mochamad