Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Sintesis Larutan Padat Zn0,1Mg0,9TiO3 Kemurnian Tinggi Menggunakan Metode Pencampuran Larutan Firda Siti Nurchosiya; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.174 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i1.2186

Abstract

Telah dilakukan penelitian sintesis serbuk larutan padat Zn0,1Mg0,9TiO3 (ZMT01) menggunakan metode pencampuran larutan pada temperatur kalsinasi 550 C dengan variasi waktu penahanan. Bahan dasar yang digunakan dalam sintesis ini adalah serbuk Ti dan Mg, sedangkan serbuk Zn sebagai bahan aditif. Sintesis dilakukan dengan melarutkan masing-masing serbuk ke dalam HCl. Hasil pelarutan kemudian dicampur dan diaduk selama 5 jam, lalu dikeringkan di udara pada temperatur 110 C dan dikalsinasi pada temperatur 550 C dengan variasi waktu penahanan 1, 2, 4 dan 6 jam. Karakterisasi hasil kalsinasi serbuk ZMT01 dilakukan menggunakan X-Ray Diffractometer, dan di analisis kuantitatif menggunakan perangkat lunak Rietica. Hasil analisis menunjukkan bahwa fraksi berat relatif fasa geikelit mencapai 97,9% pada waktu penahanan 6 jam.
Analisis Komposisi Fasa Komposit Keramik Berbasis SiO2-MgO dengan Penambahan B2O3 Pada Temperatur Sinter 1150C Fahad Fahad; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.001 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i1.5350

Abstract

Komposit keramik berbasis SiO2-MgO menggunakan pasir Tanah Laut sebagai bahan baku dengan penambahan variasi B2O3 telah berhasil disintesis. Tujuan penambahan B2O3 adalah untuk meningkatkan densitas dan mereduksi porositas. Komposit dibuat dengan cara mencampurkan serbuk pasir Tanah Laut dan MgO dengan penambahan massa B2O3 sebesar 0%, 4,8%, dan 9,1% (berat) diaduk menggunakan mortar selama 30 menit. Campuran serbuk dicetak dalam bentuk pelet silinder dengan tekanan 4.500 N kemudian disinter pada temperatur 1150°C untuk membentuk komposit keramik padat. Identifikasi fasa dilakukan menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD). Data XRD dianalisis secara kualitatif menggunakan Match!2 dan secara kuantitatif menggunakan Rietica. Hasil analisis data XRD menunjukkan bahwa pada temperatur sinter 1150°C tanpa B2O3 fasa yang ditemukan adalah kuarsa, forsterit dan enstatit. Sedangkan pada penambahan 4,8% dan 9,1% B2O3 fasa yang ditemukan kuarsa dan protoenstatit. Komposit mengalami penyusutan diameter maksimal sebesar 5.4(1)% pada 9,1% B2O3. Dari pendekatan RoM dalam analisis komposisi fasa maka nilai KET sampel-sampel komposit tersebut dapat dikategorikan sebagai kandidat seal fuel cell.
Sintesis Fe2O3 dari Pasir Besi dengan Metode Logam Terlarut Asam Klorida Dewi Linda Kartika; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2698.42 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6688

Abstract

Telah dilakukan pemurnian besi oksida dilanjutkan dengan sintesis besi oksida menggunakan metode logam terlarut asam klorida. Pasir besi lokal dari daerah Lumajang digunakan sebagai bahan dasar. Kemudian, pasir besi diuji XRF dan XRD dari setiap proses pemurnian pasir besi. Pasir besi diproses lebih lanjut dengan cara dilarutkan dalam HCl (37%) pada temperatur 70 oC selama 15 menit. Selanjutnya, hasil pelarutan disaring sebanyak 2 kali dan larutan lolos saring dikeringkan selama 8 jam pada temperatur 100 oC. Serbuk hasil pengeringan ini lalu dikalsinasi pada temperatur 600-800 oC. Serbuk-serbuk hasil kalsinasi dikarakterisasi XRD dan dianalisis menggunakan metode Rietveld melalui perangkat lunak Rietica untuk menentukan volume sel dan faktor skala. Data hasil pemurnian dan sintesis menunjukkan besi oksida dengan prosentase kandungan magnetit (Fe3O4) murni setelah proses awal dan hematit (Fe2O3) murni setelah pelarutan asam dan kalsinasi dengan rentang temperatur 600-800oC.
Sintesis Titanium Dioksida (TiO2) Menggunakan Metode Logam-Terlarut Asam Ella Agustin Dwi Kiswanti; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2051.048 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6697

Abstract

Telah dilakukan sintesis titanium dioksida menggunakan metode logam-terlarut asam. Metode ini menggunakan logam Ti dan HCl 37% sebagai bahan dasar. Serbuk Ti  dilarutkan ke dalam HCl 37% sambil diaduk di atas magnetic stirrer selama 1,5 jam pada temperatur 60-70°C hingga larutan berwarna ungu kehitam-hitaman. Selanjutnya, dikeringkan pada temperatur 100°C. Serbuk hasil pengeringan dikalsinasi pada temperatur 200, 400, 600, 700, dan 800°C. Serbuk hasil kalsinasi diuji dengan XRD, selanjutnya pola difraksi serbuk hasil kalsinasi dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif yaitu dengan mencocokkan puncak-puncak pola difraksi dengan pola difraksi pada database menggunakan search match! dan diketahui fasa yang terbentuk adalah fasa anatas dan rutil. Analisis selanjutnya yaitu secara kuantitatif yang pertama menggunakan perangkat lunak Rietica untuk mengetahui berat relatif fasa serbuk titanium dioksida, didapatkan fraksi berat relative fasa rutil 100% pada temperatur kalsinasi 200, 400, dan 800°C, dan analisis kuantitatif yang kedua dengan perangkat lunak MAUD didapatkan ukuran kristal rutil terkecil adalah 6 nm pada temperatur 200°C dan ukuran kristal rutil terbesar pada temperatur 800°C yaitu 264 nm.
Identifikasi Fasa pada Sintesis Al2O3 dengan Metode Logam-Terlarut Asam Dianita Wardani; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2738.996 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6789

Abstract

Telah dilakukan sintesis serbuk Al2O3 dengan metode logam-terlatur asam dengan variasi temperature sintesis. Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk aluminium (Al Merck) dan larutan HCl (Merck 37%). Sintesis Al2O3 ini dilakukan dengan menggunakan metode logam-terlarut asam dengan waktu kalsinasi 1 jam pada variasi temperatur 100°C, 300°C, 900°C, 1000°C, dan 1100°C. Karakterisasi dan analisis fasa dilakukan dengan instrumen X-Ray Diffractometer (XRD). Analisis fasa meliputi identifikasi fasa dan tingkat kristalinitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada temperatur pengeringan terbentuk kloraluminit AlCl3H12O6 yang kemudian terdekomposisi membentuk fasa amorf, lalu fasa-fasa intermediat alumina, sampai pada temperatur 1100 ̊C terbentuk fasa stabil α-Al2O3 (korundum).
Analisis Rietvield Data Difraksi Kristobalit Hasil Sintesis dengan Metode Kopresipitasi Meladia Elok Purbarani; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2785.698 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.7032

Abstract

Telah dilakukan analisis data difraksi sinar-X pada serbuk-serbuk sampel silika amorf yang dipanaskan pada temperatur 1150°C dengan dua sumber pasir silika yang berbeda. Sampel pasir silika berasal dari Bancar, Tuban, Jawa Timur dan juga Tanah Laut Kalimantan Selatan.  Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis komposisi fasa yang terkandung pada sampel silika amorf yang telah didapatkan pola difraksinya. Serbuk-serbuk sampel tersebut antara lain ASB4 dan AST4. Analisis dilakukan menggunakan Rietica sebuah perangkat lunak berbasis metode Rietvield. Jangkau sudut yang dipilih adalah sebesar 15-65°θ. Hasil yang didapatkan adalah sampel ASB4 mengandung fasa low cristobalite dengan fraksi berat sebesar 97.3% sisanya merupakan fasa tridimit. Sedangkan, AST4 mengandung low cristobalite dengan fraksi berat sebesar 90,6% dan sisanya juga merupakan tridimit.
Analisis Kristalinitas Serbuk Magnesium Oksida Hasil Sintesis Metode Logam-Terlarut Asam Dien Rosma Diana; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3998.703 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i1.8462

Abstract

Telah dilakukan sintesis magnesium oksida (MgO) dengan metode logam terlarut asam dengan penambahan 2 jenis polietilen glikol (PEG), yaitu PEG400 dan PEG1000, Tujuan dari sintesis ini yaitu untuk mengetahui seberapa efektif metode pencampuran logam-terlarut asam dalam menghasilkan serbuk magnesium oksida dengan kemurnian tinggi dan untuk mengetahui derajat kristalinitas pada masing-masing sampel. Serbuk murni Mg digunakan sebagai bahan dasar yang dilarutkan dalam larutan HCl 37% untuk menyiapkan sampel tanpa PEG (MgONP) dan dua sampel lain disiapkan dengan menambahkan PEG400 (MgOP4) dan PEG1000 (MgOP10). Bahan–bahan dasar dicampur dengan cara diaduk selama 1 jam pada temperatur kamar, lalu dikeringkan pada temperatur 80°C. Serbuk yang telah dikeringkan diuji dengan DTA-TGA untuk mengetahui fenomena termal dari sampel yang digunakan sebagai dasar memilih temperatur kalsinasi. Temperatur kalsinasi yang digunakan adalah 400, 500  600, dan 700°C. Serbuk-serbuk terkalsinasi dikarakterisasi menggunakan XRD dan, secara umum, diketahui bahwa fasa-fasa yang terbentuk adalah periklas dan bikosfit. Analisis kekristalan dari data difraksi menegaskan bahwa tingkat kekristalan sampel meningkat dengan temperatur kalsinasi. Kalsinasi pada temperatur 700°C menghasilkan sampel dengan derajat kekristalan tertinggi, yaitu antara 78-79% (berat), dan semuanya adalah periklas, untuk ketiga sampel.
Analisis Komposisi Fasa Keramik Forsterit dari Bahan Dasar Periklas dan Kristobalit dengan Metode RIR Filza Amalina; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.333 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.13221

Abstract

Forsterit (Mg2SiO4) telah disintesis dengan metode reaksi solid-state dengan serbuk  periklas (MgO) dan serbuk silika alam kristobalit (SiO2) yang digunakan sebagai bahan dasar dan polivynil alcohol (PVA) sebagai katalis. Bahan–bahan dicampur dengan menggunakan mortar selama 30 menit dan ball milling selama 1, 2, dan 3 jam dan dikalsinasi pada temperatur 1050 °C. Serbuk-serbuk terkalsinasi dikarakterisasi menggunakan XRD. Analisis komposisi fasa menunjukkan bahwa penambahan waktu aktivasi mekanik dan temperatur kalsinasi mempengaruhi terbentuknya fasa forsterit. penambahan waktu aktivasi akan menambah terbentuknya presentase berat forsterit. Kandungan forsterit bertambah pada waktu aktivasi maksimum yaitu mencapai 62,1%wt
Sifat Termomekanik Komposit PEG/SiO2 Amorf Menggunakan Dynamic Mechanical Analyzer (DMA) Allif Rosyidy Hilmi; Suminar Pratapa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.82 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20011

Abstract

Dynamic mechanical analyzer (DMA) adalah sebuah teknik serbaguna yang memberikan informasi sifat termomekanik material dalam kondisi pembebanan dinamis. DMA melengkapi informasi yang diberikan oleh teknik analisis termal yang tradisional seperti differential scanning calorimetry (DSC), thermogravimetric analysis (TGA) dan thermal mechanical analysis (TMA). Data keluaran dari DMA diantaranya modulus simpan (storage modulus, G’), modulus hilang (loss modulus, G”), dan faktor redaman (damping factor, tan δ) yang bergantung terhadap temperatur, DMA juga memberikan informasi temperatur transisi gelas (glass transition temperature, Tg) dan energi aktivasi degradasi (Ea). DMA dapat memberikan informasi mengenai ikatan antarmuka antara penguat dan matrik dalam komposit. Kondisi pembebanan dinamik sering dijumpai dalam sistem kontruksi sipil yang disebabkan oleh gelombang suara, angin, gempa bumi dan gelombang laut. Dalam penelitian ini material yang digunakan adalah komposit PEG4000/SiO2 amorf, mode yang digunakan adalah mode geser (shear-mode) dengan menerapkan variasi frekuensi. Komposisi pengisi (filler) dalam komposit sebesar 40%wt SiO2 amorf. Silika yang digunakan berasal dari pasir silika Tanah Laut, Pelaihari, Kalimantan Selatan. Pembentukan komposit dilakukan dengan metode likuid.
IMPROVING ANATASE TO RUTILE TRANSITION TEMPERATURE BY MILLING Suminar Pratapa; Triwikantoro Triwikantoro; Hariyati Purwaningsih
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 7, No 3: JUNI 2006
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.644 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2006.7.3.4831

Abstract

IMPROVING ANATASE TO RUTILE TRANSITION TEMPERATURE BY MILLING. An intensive investigation using X-ray diffractometry has been conducted to study the optimum mechanical and thermal conditions for the transition of anatase-to-rutile from a titanium dioxide (TiO2) powder. Milling was applied by employing a conventional ball milling instrument and a quasi-high-energy pulveriser and varying the milling period. Heat treatment was performed by calcination at 850, 900, 950, 975, 1000, 1050 and 1100 °C for 1 hour, being the predicted optimum temperature to obtain fully rutile powder was 975°C. Each powder was milled and then calcined prior to the X-ray diffraction investigation. X-ray diffraction data were analysed using (1) standard identification and peak characterisation, (2) the Rietveld method to give the weight fractions, lattice constants and crystallite size and strain estimates, and (3 )Mozaix, an own-developed software to provide strain, crystallite size and size distribution of phases. Results showed that milling speed and milling up to 24 hours does not significantly change the phases’ composition, but enhances the transition temperature. Conventional milling gives better results than pulverising. Conventional milling at 100 rpm for 3 hours reduces the transition temperature from 1100°C to 1000°C. Longer milling, however, does not improve the transition temperature. The optimum process is discussed and SEM micrographs are used to support the argument.
Co-Authors A. Fuad Abarrul Ikram Achmad Sulhan Fauzi Agus Purwanto Agus Purwanto Agus Purwanto Ahmad Taufiq Allif Rosyidy Hilmi Ana Farisa Arif Hidayat Astuti, Fahmi Badri G.S Bintoro Anang Subagyo Cahyono, Yoyok Chairatul Umamah Darminto Darminto Darminto . Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Darminto Dewi Linda Kartika Dianita Wardani Dien Rosma Diana Diky Anggoro, Diky Eddy Yahya Edy Giri Rachman Putra Eko Santoso, Mohammad Herman Ella Agustin Dwi Kiswanti Endarko Endarko Ermawati, Frida U. Fahad Fahad Fahmi Astuti, Fahmi Fauzi, Achmad Sulhan Fauzi, Ah Sulhan Fikriyatul Azizah Su'ud Filza Amalina Firda Siti Nurchosiya Frissa Erina Herdiyanti Fuad D. Muttaqin Gatut Yudoyono Haniffudin Nurdiansah Hariyati Purwaningsih Heny Faisal Herman Jufri Andi, Herman Jufri Hesti Istiqlaliyah Khusnul Umaroh Lila Yuwana Lisma Dian Kartika Sari M. Arief Bustomi M. Diantoro Malik Anjelh Baqiya Masyitatus Daris S Meladia Elok Purbarani mochamad zainul Asrori Mochamad Zainuri Mohammad Herman Eko Santoso Mubarok, Fahmi Muhammad Zainul Asrori Musyarofah Musyarofah Muthmainnah, Melania Suweni Muntini Nurma Sari Nurma Sari, Nurma Nurul Amalia T Nurul Amalia Triyuliana Nurul Hidayat Retno Asih Retno Asih, Retno Riyan Angela S. Bahtiar Saifuddin Santi Puspitasari Simon Sadok Siregar, Simon Sadok Sistin A. Ani Sri Cahyo Wahyono Sriyani Purwaningsih Suasmoro Suasmoro Suasmoro Suasmoro, S. Sudarsono Sudarsono Sudarsono Sukamto, Heru Sunaryono Sunaryono Totok Wianto Triwikantoro Triwikantoro Triwikantoro Umi Maslakah Widya Utama Widya Utama Yanurita Dwihapsari, Yanurita Zaenal Arifin Zainal Arifin Zainuri (DOI: 10.12962/j24604682.v12i2.1331), Mochamad