Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Induksi Kalus dengan BAP (Benzylaminopurin) dan IAA (Indoleacetic acid) pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) Lokal Genotipe Lotanbar Sumatera Barat Sihotang, Saipul; Renfiyeni, Renfiyeni; Suliansyah, Irfan; Jamsari, Jamsari
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian Vol 3, No 2 (2019): Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, Juni
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agr.v3i2.2547

Abstract

This study was aimed to obtain the method in the study of callus induction of in vitro.  The research activities were carried out at Laboratory of Biotechnology, Faculty of Agrotechnology, Andalas University. This research used decriptive and experimental methods. One-way ANOVA analysis followed by Duncan’s test was used to determine significant differences (P ≤ 0.05). All statistical analysis were performed using the SPSS Ver. 23 statistical software package. The results showed that medium of callus induction is 4,0 mg/L BAP + 0,5 mg/L IAA with formation of callus (days), and average of callus formed, namely 4,33 days,  and 9,67 callus.
RESPON DIFERENSIAL FISIOLOGIS TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum) PADA KONDISI CEKAMAN KEKURANGAN AIR Jamsari Jamsari; Rhenly Danis; Ishak Manti; Renfiyeni Renfiyeni
Jurnal Agrista Vol 23, No 2 (2019): Volume 23 Nomor 2 Agustus 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.528 KB)

Abstract

Abstrak, Tebu adalah pabrik penghasil gula utama di dunia dan juga memainkan peran penting sebagai bahan baku untuk produksi bioetanol. Peningkatan produktivitas tanaman terkena tekanan lingkungan yaitu: kekurangan air yang saat ini merupakan masalah serius yang terkait dengan fenomena perubahan iklim global. Memahami respons tanaman terhadap tekanan lingkungan adalah salah satu kunci untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. Dalam hal ini, studi mendasar terkait dengan respons tanaman tebu terhadap tekanan air sangat penting. Penelitian ini terdiri dari kombinasi dua faktor, yaitu jenis klon yang terdiri dari PS.864, PSJT.941, dan VMC.76-16, 851 sebagai klon kelompok toleran, PS.862, PS.882 dan PS.851 sebagai non. kelompok klon toleran dan kurangnya penanganan tekanan air selama 5 hari. Data dianalisis lebih lanjut menggunakan DNMRT pada tingkat signifikansi 5%. Pengamatan menunjukkan bahwa klon toleran serta klon non-toleran PS.862 menunjukkan respons resistensi yang lebih baik daripada kelompok yang tidak toleran. Indikasinya ditunjukkan oleh nilai Relative Water Content (RWC), area daun spesifik (SLA) dan Nilai Defisit Air (WDV). Total protein profil tebu yang tumbuh di bawah defisit air dan mitranya dibedakan secara berbeda oleh penekanan ekspresi protein sekitar 35 kDa di semua klon. Sementara dalam kondisi defisit air ekspresi protein dengan ukuran 25 kDa sangat luar biasa diekspresikan. Physiological Differential Response of Sugarcane on Under Stress Conditions Lacking WaterAbstract, Sugarcane is the main sugar-producing plant in the world and also plays an important role as a raw material for bioethanol production. Productivity improvement of the plant is exposed to environmental stress ie: water shortage which is currently a serious problem associated with the global climate change phenomenon. Understanding of plant responses to environmental stress is one of the keys to be able to resolve the issue. In this regard, the fundamental studies related to the sugarcane plant responses to water stress is very important. This study consists of a combination of two factors, namely the type of clones consisting of PS.864, PSJT.941, and VMC.76-16, 851 as tolerant group clones, PS.862, PS.882 and PS.851as non tolerant clones group and lack of water stress treatment for 5 days. The data were analyzed further using DNMRT at 5% significance level. Observations showed that tolerant clones as well as non-tolerant clones PS.862 showed better resistance response than non tolerant groups. The indication was shown by the value of the Relative Water Content (RWC), Specific leaf area (SLA) and Water Deficit Value (WDV). Total protein profiling of sugarcane grown under water deficit and its counterpart differentially distinguished by suppression of protein expression of about 35 kDa in all clones. While in the water deficit condition expression of a protein with a size of 25 kDa is remarkable expressed.
PKMS CABE MERAH UNGGUL DI JORONG JOPANG NAGARI JOPANG MANGANTI KECAMATAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT Helti Andraini; Dara Surtina; Harissatria Harissatria; Renfiyeni Renfiyeni; Friza Elinda; John Hendri; Mahmud Mahmud; Mardianto Mardianto
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2020): Volume 1 Nomor 3 Tahun 2020
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v1i3.1195

Abstract

Usaha tani cabai merah yang ada pada kelompok tani Gonjong Merah yang berada di Nagari Jopang manganti Kecamatan Mungka merupakan kelompok tani cabe merah keriting semenjak tahun 2012. Permasalahan yang ada pada kelompok tani mira adalah 1. Kurangnya sosialisasi dan pelatihan dan edukasi yang didapat dari instansi terkait tentang sistem budidaya cabai merah. 2. Petani cabai merah tidak pernah mengukur pH dari tanah saat penanaman. Setiap petani terus menanan cabai merah di lahan secara berulang-ulang tanpa mempertimbangkan kondisi tingkat keasaman dari tanah. 3. Tidak pernah menerapakan teknologi mulsa plastik. 4. Petani mitra ini tidak tahu bagaimana teknik dan cara pemupukan yang baik pada tanaman cabai. 5. Permasalahan lain yang dirasakan oleh mitra ini adalah sulitnya mendapatkan bibit cabai merah yang baik dan unggul. Metode kegiatan adalah dalam bentuk pelatihan dan pembinaan yang dilakukan selama delapan bulan. Hasil dari kegiatan adalah menyediakan bibit unggul cabe merah keriting varitas kencana, obat-obatan, fungisida, desinfektam, perbaikan pemupukan, mulsa plastik dan pH meter.
PENERAPAN TEKNOLOGI SPERMATOZOA HASIL SEXING UNTUK KETERSEDIAN SAPI POTONG DI KELOMPOK TANI GARPONDO KABUPATEN SOLOK Dara Surtina; Harissatria Harissatria; Delsi Afrini; John Hendri; Mahmud Mahmud; Mardianto Mardianto; Renfiyeni Renfiyeni; Friza Elinda; Alfian Asri
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): Volume 2 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i3.2689

Abstract

Kelompok tani Garpondo merupakan kelompok tani yang bergerak dalam pembibitan dan penggemukan sapi potong unggul jenis Simmental. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra selama ini adalah rendahnya tingkat kelahiran anak sapi denis kelamin jantan yang bisa dijadikan sebagai bakalan untuk penggemukan. Selanjutnya, hasil sampingan dari feses dan urin sapi tidak termanfaatkan untuk diolah menjadi sumber energi alternatif seperti gas bio. Solusi yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah mitra ini adalah melakukan aplikasi inseminasi buatan dengan spermatozoa hasil sexing (jantan). Dengan ketersedian spermatozoa hasil sexing jantan dari tim pengabdian, maka aplikasi penerapan teknologi dengan inseminasi buatan akan menghasilkan kelahiran anak sapi jantan yang di inginkan oleh mitra karena nilai jual yang tinggi dan penggemukan dengan mudah. Selanjutnya melakukan pengolahan limbah peternakan seperti feses dan urin untuk pembuatan gas bio sebagai energi alternatif bagi kelompok mitra. Pembuatan gas bio ini menggunakan drum air kapasitas 1.100 liter/unit sebagai biodegester dan bisa menghasilkan gas bio yang siap dipakai oleh mitra. Ampas feses hasil fermentasi gas bio tersebut selanjutnya diolah lagi menjadi pupuk kompos yang bisa di jual kepada petani untuk tanaman pertanian dengan harga Rp. 25.000/karung. Metode yang dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah dengan penyuluhan dan praktek langsung ke lokasi mitra. Peternak juga akan dilatih dan diterapkan pembuatan fermentasi limbah pertanian sebagai alternatif pakan ternak.
The Effect of Pollination Models on Yield of Red Pitaya (Hylocereus polyrhizus) Renfiyeni Renfiyeni
JERAMI : Indonesian Journal of Crop Science Vol 1 No 1 (2018): JIJCS
Publisher : Department of Crop Science, Faculty of Agriculture, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.481 KB) | DOI: 10.25077/jijcs.1.1.19-24.2018

Abstract

Red pitaya is getting more popular in Indonesia recently as one of high antioxidant sources with a promising economic value. However, the production of this CAM plant is restricted by low success percentage of its natural pollination and self incompatibility problems. Therefore, artificial pollination is required to overcome these problems and increase its yield. This study was aimed to evaluate the effect of pollination models towards the yield of red pitaya. This study was conducted using randomized block design with three pollination models applied into nine groups. Pollination models used were open pollination (P1), hand-self-pollination (P2) and hand-cross pollination (P3). Several floral-related parameters, including the elongation of flower bud, diameter of blooming flower, length of stigma, number and length of anthers, were assessed. Effect of different pollination models was also observed through some yield-related parameters, such as fruit weight, fruit diameter, fruit length, harvesting age and number of fruit sets. This study revealed that hand cross pollination produced the best yield performance showing 541.1 gram of fruit with 11.5 in length and 8.66 cm in diameter. Harvesting age and number of fruit sets showed no significant difference among those three pollination models. Keywords: Pollination, red pitaya, yields, fruits, flowers
The Physiological Differential Response Of Sugar Cane (Saccharum Officinaruml.) On Water Deficit Condition Renfiyeni Renfiyeni; Rhenly Danis; Dila Febria; Ishak Manti
JERAMI : Indonesian Journal of Crop Science Vol 2 No 1 (2019): JIJCS
Publisher : Department of Crop Science, Faculty of Agriculture, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.205 KB) | DOI: 10.25077/jijcs.2.1.1-13.2019

Abstract

Abstract Sugarcane is the main sugar-producing plant in the world and also plays an important role as a raw material for bioethanol production. Productivity improvement of the plant is exposed to environmental stress ie: water shortage which is currently a serious problem associated with the global climate change phenomenon. Understanding of plant responses to environmental stress is one of the keys to be able to resolve the issue. In this regard, the fundamental studies related to the sugarcane plant responses to water stress is very important. This study consists of a combination of two factors, namely the type of clones consisting of PS.864, PSJT.941, and VMC.76-16, 851 as tolerant group clones, PS.862, PS.882 and PS.851as non tolerant clones group and lack of water stress treatment for 5 days. The data were analyzed further using DNMRT at 5% significance level. Observations showed that tolerant clones as well as non-tolerant clones PS.862 showed better resistance response than non tolerant groups. The indication was shown by the value of the Relative Water Content (RWC), Specific leaf area (SLA) and Water Deficit Value (WDV). Total protein profiling of sugarcane grown under water deficit and its counterpart differentially distinguished by suppression of protein expression of about 35 kDa in all clones. While in the water deficit condition expression of a protein with a size of 25 kDa is remarkable expressed.
The The Effect of Doses Quail Manure on The Growth and Yield of Shallot (Allium ascalonicum L.) Friza Elinda; Renfiyeni Renfiyeni; Muharama Yora; Metri Angga Putra; Firsta Ninda Rosadi
JERAMI : Indonesian Journal of Crop Science Vol 4 No 2 (2022): JIJCS
Publisher : Department of Crop Science, Faculty of Agriculture, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jijcs.4.2.41-43.2022

Abstract

Research on the effect of Quail Manure on the Growth and Yield of Shallots (Allium ascalonicum L.), has been carried out in Jorong Lima Ninik, X Koto Singkarak District, Solok Regency with an altitude of ± 400 m above sea level. This study aims to obtain the best dose of quail manure for the growth and yield of shallots. The method used was a Randomized Block Design (RAK) with 6 treatments, 4 groups. The treatment given was the dose of quail manure namely, as follows: P1=0 g/polybag, P2=30 g/polybag, P3=60 g/polybag, P4=90 g/polybag, P5=120 g/polybag, P6=150 g/polybag. The research data were analyzed for variance if the calculated F was greater than F table 5%, followed by Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) at a 5% significance level. Parameters observed were plant height (cm), number of leaves (strands), number of tubers (fruit), wet weight (g), dry weight (g). The results showed that the application of quail manure had a very significant effect on plant height, the number of leaves, wet weight, and dry weight of shallot bulbs. The best results were obtained from the P5 treatment (120 g/polybag) with a production of 78.25 g/plant.
PEMANFAATAN LIMBAH URINE SAPI, SAMPAH ORGANIK DAN GULMA SEBAGAI PUPUK ORGANIK DAN PESTISIDA NABATI DI KELOMPOK TANI TERNAK SAPAKEK BASAMO Muharama Yora; Friza Elinda; Renfiyeni Renfiyeni; Aulia Meyuliana; Chrisnawati Chrisnawati; Dewi Jayagma Ilham
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i2.5623

Abstract

Kelompok tani ternak Sapakek Basamo merupakan kelompok tani ternak yang bergerak di peternakan dan budidaya tanaman pembibitan, dan sayuran. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra selama ini adalah budidaya tanaman masih menggunakan pupuk anorganik dan masih minim dalam penggunaan bahan organik untuk budidaya tanaman. Selanjutnya, urine sapi, sampah organik dan gulma yang tumbuh liar tidak termanfaatkan untuk diolah menjadi sumber energi alternatif pupuk organik. Solusi yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah mitra ini adalah melakukan aplikasi pupuk organik cair dari gulma babadotan dan paitan diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair dan kompos. Tingginya ketersediaan urine sapi, sampah organik serta gulma babadotan dan paitan ini, maka kami dari tim pengabdian melakukan penerapan pupuk organik cair dari ketiga bahan utama ini sehingga dapat menurunkan pengunaan pupuk anorganik dalam meningkatkan kecukupan hara dan bahan organik pada tanaman sesuai dengan kebutuhan mitra. Dalam pelaksanaan pengabdian ini, kami menggunakan metode penyuluhan tentang pemanfaatan urine sapi, sampah organik dan gulma dan praktek pembuatan pupuk organik cair yang bersumber dari gulma babadotan langsung ke lokasi mitra. Kelompok tani akan dilatih dalam pembuatan pupuk organik cair dari gulma babadotan sebagai alternatif pupuk untuk peningkatan pertumbuhan tanaman pada tanaman pekarangan.
INFLUENCE OF COW MANURE IN PLANTING MEDIA AGAINST THE GROWTH OF BANANA CORM OF BANANA KEPOK (Musa paradisiaca L.) Renfiyeni - Renfiyeni; Helti Andraini; Friza Elinda
JERAMI : Indonesian Journal of Crop Science Vol 5 No 1 (2022): JIJCS
Publisher : Department of Crop Science, Faculty of Agriculture, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jijcs.5.1.1-5.2022

Abstract

This study aims to obtain the composition of soil and cow dung that provides the best growth for kepok banana seedlings using banana corm.. This research was conducted in Sijunjung Regency. Efforts to provide banana seeds are carried out by utilizing banana corm which will produce 3 and 4 tillers per tuber and the production time is much faster than seeds from tillers. To get the best banana corm growth, a study was conducted using a mixed planting medium of soil and cow manure with five comparisons. The treatments were: A. Soil with cow manure 1:1 ratio, B. Soil with cow manure 2:1 ratio, C. Soil with cow manure 3:1 ratio, D. Soil with cow manure 4:1 ratio, E .Soil only. The treatment was repeated 5 times. The design used was a randomized block design and continued with DNMRT (Duncan New Multiple Range Test). Parameters observed were when shoots appeared, percentage of growth, shoot height, stem diameter, number of leaves, leaf length, root length and number of roots. The results showed that the best planting medium for planting banana kepok from corm was a medium consisting of soil and cow manure with a ratio of 1:1. This treatment gives the best results for all parameters.
PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUKSI CABAI TAHAN PENYAKIT KUNING KERITING DI NAGARI PANINGGAHAN KECAMATAN JUNJUNG SIRIH, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT Renfiyeni Renfiyeni; Mahmud Mahmud; Muharama Yora; Aulia Meyuliana; Dewi Jayagma Ilham
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i3.7739

Abstract

Kegiatan PKM (Program Kemitraan Masyarakat) telah dilaksanakan dengan lancar di Kelompok Tani Malereng Indah dan Kelompok Tani Batu Tonggok yang terletak di jorong Gando. Kelompok Tani sudah cukup lama membudidayakan tanaman cabai namun ditemukan banyak permasalah yang menyebabkan redahnya produktivitas tanaman cabai, diataranya : 1) Kurangnya pengetahuan tentang teknik budidaya cabai yang benar diantaranya pengendalian penyakit dan pemupukan. Penyakit yang sangat merugikan petani adalah penyakit kuning keriting yang menyebabkan turunnya produksi cabai secara signifikan. 2) Kurangnya pengetahuan tentang penerapan teknologi sederhana pada budidaya cabai, seperti pemanfaatan asam salisilat, penggunaan mulsa, pembuatan dan penggunaan pupuk organik cair, penggunaan Eco Enzym. 3) Kurangnya pengetahuan tentang manajemen usaha tani dan pemasaran. Kegiatan PKM dilaksanakan dengan metode sosialisasi dan pelatihan serta pembinaan. Di kebun percontohan diterapkan aplikasi asam salisilat, pupuk organik cair, Eco Enzym, dan pemanfaatan mulsa organik dan mulsa plastik hitam perak. Dari kegiatan yang dilakukan diperoleh peningkatan keterampilan petani dalam budidaya cabai dan di dalam manajemen usahatani cabai. Dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman cabai yang lebih baik, karena labih tahan terhadap penyakit kuning keriting. Dari pengamatan di lokasi, diketahui bahwa tanaman yang telah terserang penyakit kuning keriting dapat kembali pulih dan tumbuh normal dengan penyemprotan asam salisilat. POC yang diberikan juga meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai. Secara umum kegiatan PKM memberikan pengaruh positif terhadap usahatani cabai petani mitra.